Sabtu, 21 Januari 2017

Lunturnya beberapa nilai

Bukan makna sebenarnya lebih kepada makna konotasi.Melalui dan mengamati karena hampir 15 tahun bergelut dalam dunia pendidikan banyak hal yang terjadi dan berubah pada siswa-siswaku setiap tahunnya. 
Ada kalanya perubahan kearah positif tak jarang arah perubahan negatif.
Harus diakui anak didikku di zaman ini sangat pintar bahkan bisa dikatakan jago dalam bidang teknologi. Sering kali aku pun harus memanggil salah satu dari mereka meminta bantuan ketika mengalami kesulitan dengan program di laptop atau aplikasi di hp.
Namun ada pula hal yang membuat miris ketika beberapa hal yang berkaitan dengan etika dan sopan santun mulai luntur dari siswa/i ku era ini. 
Hari ini saat mengisi materi dalam kegiatan LDKS OSIS terkaget dengan ketidaksiapan panitia siswa dalam menjadi moderator. Dan perilaku senioritas yang tak layak ditiru oleh peserta calon pengurus OSIS. 
Sempat kusampaikan kekhawatiranku kepada beberapa rekan tentang hal ini. Apa jadinya ketika mereka peserta ldks 10 -20 tahun yang akan datang akan menjadi pemimpin-pemimpin di negri ini. Etika dan tata cara berorganisasi yang diharapkan dapat menjadi bekal yang berguna untuk mereka menghadapi kehidupan masa depan mulai luntur seakan-akan hal tersebut kurang bermanfaat. 
Menjadi kegelisahanku ketika siswaku era ini mulai luntur nilai kesopanan dan etikanya. 
Dan 10 -20 tahun mendatang aku akan hidup dan bergantung pada siswa-siswa era ini. Apabila nilai kesopanan dan etika tak ditanamkan dari sekarang apa jadinya ketika mereka akan menjadi pemimpin masa depan. Atau mungkin aku pun punya andil tak mengajarkan tentang etika dan kesopanan pada mereka???

Kesan Pertama begitu menggoda..

Kesan pertama begitu menggoda selanjutnya terserah anda...
Ingat tagline iklan jadul " kesan pertama begitu menggoda selanjutnya terserah anda . Ini terjadi pada ku . 
Di minggu awal semester genap ketika mendapat amanah menggantikan jadwal mengajar rekan yang purna tugas . Memulai dengan perkenalan yang tak biasa. Selama lebih dari 10 tahun menjadi pengajar tetap merasa kurang nyaman saat 36 pasang mata menatapku . Kuganti bentuk perkenalan dengan 'tatap saya, 'pelototin saya ' setelah itu bertanyalah tentang segala hal yang ingin diketahui dari saya . Ucapku di depan kelas sambil berusaha tetap tenang mengatasi grogi. Menunggu 3-5 menit beberapa mengacungkan jari untuk bertanya latar belakang pendidikan , domisili, keluarga dll. Dan berhenti sejenak menjawab ketika pertanyaan berganti menjadi pertanyan tahun kelahiran ( usia ) . Kujawab lantang 17 tahun ...ups semua wajah langsung berubah dan koor kalimat tak percaya langsung berkumandang. Senyum mulai berkembang di beberapa wajah yang tadi memelototin ku dengan sangat serius. Tahap pertama sudah dimulai pencairan suasana sudah terjadi . Pelototan tak lagi dengan tatapan menyelidik namun menjadi tatapan bersahabat . 
Ketika menyampaikan materi kuberi prolog panjang lebar tentang kehidupan . Layaknya guru yang selalu memberi motivasi tambahannya adalah meramu nasehat seperti yang dilakukan seorang motivator agar optimis menghadapi masa depan .
Dan hampir lewat seminggu dari tatap muka pertama bertemulah dengan beberapa siswa yang menunggu jadwal ekskul . Berbondong bondong mereka menghampiri untuk salam sambil mengatakan , " bu saya udah dapat quote yang tepat untuk diri saya" . Senyumku mengembang dan berpikir ingat akan tagline iklan " kesan pertama begitu menggoda selanjutnya terserah anda ........"

Jumat, 13 Januari 2017

Empat Puluh Delapan...Luar Biasa

Perjalanan panjang disertai memulai sikap profesional dengan menunjukkan Peraturan Mentri (Permen) berbuah hasil . Sebelum ada permintaan dari siswa yang berharap mendapat keadilan seperti kakak tingkatnya dalam layanan klasikal . 
Mulai gusar saat kurikulum di lembagaku mengurangi jam tatap muka layanan klasikal . 
Diskusi dan perdebatan berlangsung lama dan cukup menguras energi . 
Berusaha meyakinkan dengan dasar Permen tetap tak membuat perancang jadwal mapel bergeming. Mencoba berpikir positif dengan tantangan 1 jam layanan klasikal dan merancang metode yang efektif adalah cara yang paling baik menurutku saat itu. Untuk bereaksi menolak dan tak menjalani jadwal yang sudah dibuat akan merugikan siswa. Hal itu yang sangat kuhindari.
Sambil tetap melakukan negosiasi dengan pihak tertentu ( kepsek dan wk kurikulum )untuk meyakinkan pentingnya memberi amanah 2 jam layanan klasikal kepada guru BK sesuai Permen yang ada. 
Ketika siswa meminta untuk tambahan jam dalam layanan klasikal kembali kutantang siswa untuk berani menyampaikan keinginannya kepada kepsek . Pertanyaan mereka kala itu , boleh bu ? Ya boleh kenapa kok gak boleh , tanyaku balik . 
Sambil merancang susunan kalimat untuk disampaikan pada kepsek, aku pun tak diam saja tetap bergerilya meyakinkan pengambil keputusan untuk bersedia memberi amanah 2 jam layanan klasikal .
Dan ketika di semester genap tahun ajaran 2016 -2017 dimulai . Saat rekan guru yang lain dikurangi jam mengajarnya . Tidak dengan aku dan rekan sesama guru BK kami berdua panen jam . dengan rombel sebanyak 24 rombongan belajar . Masing-masing dari kami mendapat tugas mulia melayani siswa sebanyak 861 orqng dengan hitungan 48 jam perminggu. 
Luar biasa disertai dengan tatapan takjub dan permintaan maaf dari wakil kurkulum. kucoba mengingatkan bahwa tatap muka 2 jam layanan klasikal pada setiap kelas sesuai dengan permintaan dan Permen yang ada. Hanya permohonan ku pada pihak sekolah dan juga siswa doakan saya sehat tetap sehat dan selalu bersemangat . 
Hari ini diawal semester genap aku menyelesaikan 48 jam pertama minggu ini

Selasa, 10 Januari 2017

Tentang Remaja


Bercerita tentang remaja selalu menyenangkan . satu masa dalam fase kehidupan manusia yang sering diperbincangkan . Dalam kegiatan seminar atau buku oleh ahli psikologi disebut sebagai suatu masa yang sangat membingungkan . Bahasa abgnya galau . Gimana gak galau secara fisik ada yang berubah dari postur tubuh individu di masa remaja .
Perubahan tinggi dan berat badan akan berdampak pada penampilan fisik remaja .
Sebagai konselor tak jarang menjumpai masalah klien remaja yang mendamba postur tubuh ideal .
Untuk remaja putra mulai mendamba tubuh yang tinggi atletis dan memiliki dada bidang akan berteriak panik saat mulai berjerawat . Begitu pun dengan remaja putri postur tubuh semampai , langsing , berkulit putih adalah dambaan remaja putri.
Perubahan fisik yang begitu pesat yang terjadi pada remaja putra dan putri berdampak pada perubahan psikis yan tidak dissadari dan terkadang menimbulkan berbagai konflik .
Sangat berkaitan dengan perubahan fisik , psikis remaja juga sering mengalami masa -masa membingungkan . bahasa gaulnya gaje ( ga jelas)  Emosi yang tak terkendali terkadang bisa sangat manis dan menyenangkan tak jarang amat sangat menjengkelkan dengan pemberontakan dan pembangkangan yang dilakukan . Remaja ingin terlihat wow dipandangan lingkungannya . Dan tak jarang yang dilakukan adalah perilaku wow...pula yang mengarah pada perilaku negatif panik dan tergesa-gesa dalam memutuskan sesuatu adalah ciri-ciri lain remaja. Akan menjadi hal tak menyenangkan bagi remaja apabila terlihat berbeda dengan lingkungan sebayanya.
Apabila hal ini terjadi bersiaplah melihat ekspresei wajah yang akan memancing emosi orang dewasa . Wajah ditekuk sedemikian rupa , bibir yang maju mendahului hidung dan ketika berbicara akan terdengar kata-kata 'tau' ( maksudnya ga tau ).
Beberapa pakar psikologi sepakat menyebut fase yang dihadapi di usia remaja adalah fase yang berat . Berat bagi si remaja berat pula bagi lingkungannya , masa mencari identitas diri, masa memberontak , masa penuh gejolak.
Dalam setiap layanan tatap muka atau layanan klasikal tak pernah bosan untuk mnegingatkan secara umum dalam setiap fase kehidupan ada tugas perkembangan yang harus dituntaskan apabila tak selesai akan menjadi pr di masa selanjutnya.
Dengan memberi contoh pada tugas perkembangan perilaku remaja yang terburu-buru dalam mengambil keputusan saat memasuki masa dewasa akan menjadi hambatan yang akan berpengaruh bagi karir dan kehidupan pribadinya .
Sebagai konselor ada beberapa yang menjadi fokus perhatian ketika remaja tak tak berani mengungkap hal-hal positif tentang dirinya . Hingga harus berulang kali menyampaikan informasikan pada dunia tentang sifat dan perilaku baik dan positif kalian . Yang muncul adalah keraguan dan tak percaya benarkah aku sebaik itu , hal itulah yang diungkapkan siswaku di ruang konseling .
Percaya diri yang kurang dimiliki oleh remaja sering kali malah membuat remaja lebih merasa nyaman dengan predikat negatif. Dan hal ini mengkhawatirkan ku sebagai pendidik saat menyampaikan salah satu materi yang berkaitan dengan pemahaman diri . Kumulai untuk membahas hal-hal positif yang dimiliki oleh remaja
(siswa) jawaban remaja yang membuatku miris kalo yang negatif saya banyak bu . Oh remajaku ketika kami orang dewasa berharap bahwa kalian akan bangga dengan perilaku posistif mengapa kalian malah lebih kenal dan bangga dengan hal-hal negatif ???