Gerungan tangis yg kencang
membuat heboh ruangan yg awalnya sepi.
Bel pergantian jam baru berbunyi.
Ngobrol pelan dengan volume suara sangat minim ternyata mampu menyentuh
hatinya.
Menangis terisak- isak dan tak terbendung air mata yg mengalir.
Hingga harus keluar dari bilik konseling untuk mengambil tissue .
Dan
tatapan bingung siswa dan rekanku yg sedang duduk di ruang tamu , "
diapain " . menjawab dengan senyuman saja. Menyerahkan tisue dan segera
menghapus air matanya walau tetap dengan isak tangis tersengal-sengal
disertai ucapan penyesalan dalam karena tak bisa mengontrol emosi.
Kulanjutkan dengan pernyataan mau dibantu untuk masalah kontrol emosi.
Mengangguk cepat ," mau bu"
Sip...awal penyadaran klien terhadap
permasalahan yg dihadapi terucap dari klien.
Proses konseling dan
bayangan pendekatan menari- nari dalam pikiran . Siap untuk membantu
anak2 hebat calon pemimpin masa depan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar