Senin, 29 Mei 2017

Ketupat ....7.4





Kami kelas 74. Kelas yang paling sering di banding-bandingkan dengan kelas lain karena kebandelannya. Kami mungkin memang jelek di mata beberapa orang, mungkin mereka hanya menganggap kami semua sebagai kelas tak berguna, tapi di balik itu semua, terdapat kesolidaritas dari anak-anaknya.

Awalnya, ketika kami baru berkenalan ketika masa mpls, pasti ada sedikit rasa tidak nyaman. Huh, sekolah baru, teman baru juga. Bagaimanapun juga teman baru di smp berbeda dengan teman lama di sd, kan? Saat itu sedikit dari kami mengenal beberapa orang, dan banyak dari kami tidak mengenal siapapun ketika itu. Rasanya aneh saat kau sudah berada di satu sekolah selama enam tahun, tiba-tiba harus beradaptasi di lingkungan sekolah baru. 

Belum lagi dengan guru-guru. Dulu saat sd, kami hanya diajar dengan sedikit guru, paling banyak yang mengajar wali kelas. Dan ketika smp, kami diajar oleh guru yang berbeda tiap pelajarannya. Kami perlu beradaptasi lagi dengan cara mengajar tiap guru-guru. Jujur saja, bagi beberapa dari kami, itu berat. Karena kami tidak hanya perlu beradaptasi dengan tempat baru saja, tapi dengan teman juga guru baru. 

Kehidupan semasa kami sd juga tidak seribet sekarang. Maksudnya, saat sd dulu, kami tidak perlu memikirkan bagaimana tanggapan orang lain ketika melakukan sesuatu. Tapi sekarang sudah berbeda. Orang-orang bisa saja mengomentari sikap kita, seperti yang hampir seluruh siswa baru smp dapatkan, yaitu omongan kakak kelas. Tidak semua kakak kelas bisa langsung menerima diri kita. Kita semua punya aturan dalam melakukan segala sesuatu. 

Saat baru merasakan masa-masa smp, sejujurnya bagi kami terasa berat. Pelajaran yang baru, pergaulan yang berbeda dan peraturan baru juga. Kadang, kami masih tidak paham dengan cara pengajaran beberapa guru. Mereka mengajar dengan cara yang berbeda, dan pengajaran mereka seperti tak di sesuaikan dengan masing-masing kami.

Dan semakin berlalunya hari demi hari, pertengkaran semakin sering terjadi. Kami sadar jika kelas ini memang tidak harmonis, tapi bukankah di hubungan kakak dan adik saja bisa bertengkar? Kita bisa saja 'kan bertengkar dengan sahabat yang telah berteman dengan kita bertahun-tahun lamanya? Nothing impossible, everything could happen. Meski banyak pelajaran yang telah kami ambil, tapi tidak memungkinkan untuk kembali tidak ada tengkaran, kan? Terkadang bahkan rasanya terlalu hambar jika tidak ada suatu cobaan, akan membosankan juga jika kita tidak bertengkar.

Meskipun, ada beberapa yang terlihat dekat dan ada pula yang tidak, kami masih memiliki solidaritas. Banyak kenangan yang telah kami lalui. Orang memandang kami sebelah mata. Orang sering membicarakan kami dengan niatan merendahkan. Tapi mereka sebenarnya tidak tahu apa-apa tentang kami. They don't know about us. Ya walau kami memang terkenal jelek, buruk dan brengsek (kata beberapa guru), tapi tidak memperkecil fakta bahwa kami menyayangi satu sama lain. Dan jika mereka menjadi salah satu diantara kami, pasti mereka tahu keseruan apa yang telah kita jalani. Meski tidak sekeren kelas lain, tapi kami rasa kami cukup kompak.

Terserah apa kata mereka, kami juga tidak peduli. Toh, rasanya mustahil jika tidak ada orang yang bakal mencemooh sesuatu hal. Manusia pernah melakukan kesalahan, dan dilahirkan bukan untuk menjadi sempurna. Kami memiliki kekurangan. Tapi walau begitu, tidak membuat kami jadi minder. Orang-orang hanya akan membicarakan keburukan kami, jadi hanya kami sendiri yang akan tahu apa sebenarnya kenyataan dan apa yang sebenarnya bukan fakta tentang kami.

Namun, kami juga tidak enak hati dengan Pak Saring. Tentu jika muridnya jelek, past
i gurunya dianggap jelek juga. Padahal Pak Saring selalu mengajarkan hal baik pada kami, tapi karena memang dasarnya kami sedikit bandel, jadi beginilah. Intinya meski banyak cobaan yang menghadang kami semua, kami tetap mencoba untuk bersatu. Semua yang sudah berlalu biarlah berlalu. 
Dan memang beginilah " KETUPAT"



Tidak ada komentar:

Posting Komentar