Jumat, 28 Juli 2017

LONG LIFE EDUCATION

Pemahaman sempit yg bertahun2 mengendap dalam pemikiran masyarakat kita adalah belajar selalu berada dalam ruang persegi panjang. Duduk manis di kursi dan diatas meja terletak buku cetak yg terbuka.       Akan terdengar keluhan ketika ada beberapa siswa yg memiliki energi berlebih dan beraktifitas melebihi aktifitas teman-temannya. Guru terkadang lupa bahwa yg diajak untuk belajar adalah ciptaan Tuhan yg memiliki rasa ingin tau dan kemampuan untuk beraktifitas. 
Anak2 milenium adalah anak2 yg dilahirkan di era gadget berkembang pesat. Segala informasi tanpa sensor sangat mudah diperoleh. Jari2 mungil akan lincah untuk mencari fitur2 yg dibutuhkan. 
Gaya hidup kekinian dengan selalu mengupload berbagai aktifitas memudahkan dunia mengetahui yg terjadi di sudut terkecil Indonesia. 
Ketika anak milenium dengan kebanggaan semunya yg berhasil meng upload aktifitas "negatif" mereka. Mereka tak paham berapa juta orang tua yg prihatin , kecewa, menangis akan prilaku arogan yg dilakukan .
Namun tak pernah dicari solusi yg terbaik akan permasalahan pergaulan yg dilakukan oleh anak-anak milenium ini. 
Apa dan mengapa hingga sampai terjadi hal seperti itu. 
Bagaimana fungsi dan peran orang tua dalam mendidik dan memberi teladan terhadap kehidupan yg mulai mengalami pergeseran nilai-nilai. 
Ketika tampak dan terlihat nyata perilaku negatif yg dilakukan anak milenium dgn perilaku bullynya selalu yg
mudah untuk dijadikan kambing hitam adalah pihak sekolah (guru) .
Kemana orang tuanya? Mana tanggung jawab orang tuanya? Kapan orang tuanya terakhir belajar untuk mendengar kegaulan yg dialami anak2 nya.
Galau anak milenium tak selalu  berhubungan dgn hal2 akademis yg katanya sebagai tanggung jawab siswa.
Anak milenium akan merasa sangat kuno ketika tak paham dgn info2 kekinian. Stalking, upload dan berbagai kata2 yg akan terasa asing terdengar di telinga orang dewasa.
Kesenjangan pemikiran antara orang dewasa dan anak milenium semakin menambah cerita2 miring ttg dunia pergaulan mereka.
Pemikiran orang dewasa yang teramat mengkhawatirkan hal-hal kognitif yang tak mampu diraih dengan tuntas dalam rapot akademiknya sehingga mengabaikan aspek psikologis yang dirasakan oleh anak milenium. Bahwa mereka ingin dikenal, didengar dan dipahami dengan apa adanya mereka. 
Belajar memang sepanjang hayat tak hanya harus berada dalam ruang persegi panjang dengan diawasi oleh guru yang sedang memegang penggaris panjang . Orang dewasa belajar anak-anak juga belajar. 
Terus belajar sepanjang hayat. LONG LIFE EDUCATION