Minggu, 22 Februari 2015

Takluknya si Arogan

Cerita bermula dari galaunya orang dewasa. Sebentar bilang A sebentar bilang B. Saat dikonfirmasi saling lempar-lemparan yang terjadi . Dalihnya banyak kerjaan tak diijinkan . Ketika diijinkan dan memastikan masih tetap dengan saling lempar A saja ...ah B saja . Hingga bukan hanya A atau B yang galau karena ada rasa tak enak hati padahal terucap diawal A dan B sama-sama mau , sama-sama ingin dan sama-sama ngotot . Tetapi budaya tak enak hati dan tepaselira dengan perasaan orang lain membuat harus ada pihak yang dikorbankan . Dan yang harus menjadi korban konspirasi adalah si arogan. 
Si arogan juga jadi ikut-ikutan bingung dan memutuskan tak bertanya lagi . Ternyata sikap si arogan yang membisu malah jadi  bumerang. Si arogan menyakiti si lembut hati , si arogan yang judes kembali mencari musuh dengan sikapnya yang menghindari pertentangan .
Semua telunjuk menunjuk ke arahnya disertai tatapan mata sinis . Kok tega banget sih ....tak pernah ada yang bertanya dan perduli bahwa si arogan juga mengalami kekecewaan . Semua berkata berubahlah arogan demi kebaikan mu . Tak ingat sebelum si arogan bereaksi judes dia pun berkata tentang kekecewaannya . Tapi karena si arogan tak mampu menangis meraung-raung memperlihatkan pada dunia maka si arogan harus takluk menjadi korban dari raungan . 

Sabtu, 21 Februari 2015

BPC

Hari ini mengajak siswa/i ku mengunjungi perpustakaan. Mencari buku bacaan yang berkaitan dengan tentang tokoh. Pada materi yang lalu aku sudah memberi pancingan untuk mencari quote tokoh dan meminta mereka mengusut dengan lebih teliti alasan tokoh tersebut dengan quotenya . Dan jawaban siswa di generasi digital ini adalah " susah bu " gubrak deh. padahal aku sudah mengijinkan untuk browsing internet tapi tetap saja jawaban singkat, tuntas dan menjengkelkan yang terdengar susaaaaaaah bu . aiiiiih aku mengajar siswa yang tingkat semangatnya sangat minim ternyata.
Masih berkaitan dengan quote kuputuskan untuk melanjutkan materi tokoh dunia. Kugiring mereka belajar di perpustakaan. Mencari buku seri tokoh dunia , membacanya dan kemudian akan menceritakannya kepada teman-teman sekelasnya .
5 menit pertama suasana rusuh di perpustakaan , untungnya aku sudah ijin dengan petugas perpustakaan untuk bedol kelas . Bu , buku ini boleh gak ...mencari bukunya bukan dibagian novel , kalau sudah menemukan silahkan duduk dan membaca dengan tenang ....itulah beberapa kata-kata yang terucap nyaring di 5 menit kedua . Memasuki menit ke 20 suasana perpustakaan suasana perpustakaan sudah mulai tenang dan sunyi senyap kembali . 
Tugas menanti keliling ke semua untuk bertanya buku apa yang dibaca. Ada yang mengambil buku tentang Benjamin Franklin si penemu penangkal petir , Alexander Volta penemu batu batere, Mahatma Gandhi dengan ajaran swadesinya .Alexander Ferguson si pelatih Manchester United klub Inggris yang mendunia dan banyak juga cerita pahlawan Indonesia yang mereka baca. Menyenangkan suasana bedol kelas seperti ini . 
Memasuki menit ke 50 kegelisahan mulai tampak pada generasi digital yang kubimbing ini . Geser-geser bangku , colak-colek teman disebelahnya hingga pelototan mataku tak juga membuat mereka tenang. Hingga akhirnya aku harus bersuara , tetap dengan bacaannya , pahami yang dibaca dan kalian akan menceritakan seakan -akan kalian adalah teman si tokoh tersebut

Menggugah dengan caraku

Terlontar kata-kata dari rekan kerjaku wall fb ku sekarang penuh terus dengan postingan statusnya bu ninik loh . Tak begitu paham maksudnya menyindir atau berterimakasih . Yang jelas aku memang sering membagi postingan yang aku kutip dari tweetnya @anak juga manusia . Ku share kalimat inspiratif yang mengingatkan tentang keberadaaan anak . Anak yang bukan sekedar objek yang hanya punya hak untuk dituntut dan disalahkan . Aku sendiri mulai memperbaiki sikap , perilaku dan ucapan ketika membaca tulisan-tulisan yang menggugah tersebut . 
Mengutip tulisan Arvan Pradiansyah dari  bukunya Cherish Every Moment, :" Anda bergantung pada makanan yang anda masukkan ke dalam pikiran anda " . Ya saya setuju itu setiap anggota tubuh kita butuh makanan bergizi yang mengandung vitamin . Mulai dari ujung atas kepala yaitu rambut hingga ujung jari kaki . semua butuh perawatan dan vitamin . Untuk rambut dapat dilakukan dengan cara creambath , memberi vitamin penyubur rambut dll. Tiba di ujung kaki dapat dilakukan perawatan dengan pedicure , manicure , memberi lotion dll. Dan bukan semata anggota tubuh yang tampak dari luar saja yang butuh perawatan . Organ-organ vital yang tersembunyi pun butuh perawatan . Termasuk didalamnya otak manusia. Otakpun butuh vitamin informasi positif.
Dan di era digital sekarang ini memberi vitamin atau racun ke dalam otak sangat mudah . Tak perlu waktu lama karena sudah ada dalam genggaman . Hanya butuh quota dan pulsa . 
Jadi menurutku aku pun ingin memberi sumbangan untuk vitamin di otak dengan cara membagi postingan inspiratif dari @ anak juga manusia:
* Bangun kedekatan lahir batin dengan anak , buat ia nyaman saat ia butuh bercerita tentang apapun . Berhentilah hakimi curhatan anak dengarkan saja
* Saat anak melakukan kesalahan maka omelan ,amarah ,  bentakan tidak akan memberinya pelajaran . wujud tanggung jawab membuat anak belajar
* Saat kita tak tau ingin berkata apa pada anak , maka pelukan tatapan cinta sentuhan lembut di tangan bisa lebih bermakna ketimbang 1000 kata. 
* Anak-anak butuh dipercaya , percayalah pada mereka . Bagaimana anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang bisa dipercaya apabila kita tak memberi kesempatan 
* Orang tua cenderung ingin merasa hebat di depan orang lain tapi jarang memberi kesan hebat di mata anakmya

Kamis, 19 Februari 2015

Peraturan Ambigu

Secara tak segaja saat mengantar putraku tes masuk sekolah . Membaca satu stiker lalu lintas tanda parkir yang diberi tanda silang dan dilanjutkan dengan tulisan dibawahnya "kecuali tamu" hmmm berpikir.....
Begitu banyak tempelan stiker yang berkaitan dengan peraturan namun tak disertai dengan ketegasan sanksi. Ketika aturan yang dibuat tak dibarengin dengan sanksi tegas maka yang terjadi adalah pola perilaku mencari pembenaran . Dan hal itu selalu dilakukan masyarakat dengan sangat sering oelh masyarakat kita . Ketika tertangkap basah menyeberang tak melalui jembatan penyeberangan alasan yang dilakukan adalah jembatan penyeberangannya terlalu jauh , capek dan sedang terburu-buru dan anehnya alasan seperti itu dianggap wajar sehingga aturan menyeberang tidak dijembatan penyeberangan dapat ditoleransi ketika sedang terburu-buru . Kira-kira apalagi ya peraturan yang bersifat ambigu.....ada yang mau kasih masukan ?

Minggu, 15 Februari 2015

Tak semudah membalikkan telapak tangan...

Kerja keras bertahun-tahun untuk mengubah mind set tentang BK ternyata tak semudah seperti membalikkan telapak tangan . Ketika saat pulang sekolah memanggil siswa untuk melakukan sesi konsultasi . Masih tergambar dalam bayangannya masuk ke ruang BK adalah siswa bermasalah . Padahal siswa tersebut terbilang cukup dekat denganku . Belum lagi tanggapan beberapa rekan pengajar yang juga berperan sebagai wali kelas yang berusaha menutupi permasalahan siswanya karena khawatir dianggap sebagai kelas bermasalah . Dan ketika tak mampu mengatasi dan sudah demikian rumit barulah mengalihkannya ke ruang BK . Seakan - akan ruang BK dan guru BK memang tempatnya masalah saja. Padahal apabila komunikasi dilakukan sejak awal keyakinanku tak perlulah dengan pemikiran lama BK sebagai ruang bermasalah . Berbeda ketika ada beberapa mahasiswa dari jurusan psikologi yang sedang PPL ramai-ramailah rekan pengajar meminta anak didiknya untuk ditangani. Hingga aku harus mengerutkan alis dan berucap , kenapa selama ini tak mau bekerja sama dengan BK . Begitu tak percaya kah dengan kinerja kami sebagai guru BK? tanyaku 
Kembali ke cerita beberapa siswaku yang masih khawatir untuk masuk ke ruang BK , tak sadar air mataku meleleh , kupikir aku cukup dekat dengan mereka , kupikir mereka tak takut dengan ku ...kupikir...kupikir.Dengan berbagai kegeeran yang selama ini kurasakan .
Kembali teringat dengan film hitam putih di kepalaku . Saat dengan segenap daya dan energi idealisku untuk mengubah image BK = polisi sekolah . 10 tahun lebih berjuang dengan kemampuan yang dimiliki untuk mengubah pemahaman tentang Bimbingan Konseling sebagai tempatnya siswa bermasalah . Kelelahan karena ternyata sistem dan doktrin cukup kuat . Ternyata perjuangan dan kerja keras belum berakhir....GANBATE!!!

Minggu, 08 Februari 2015

Mengerti dan pahami aku....

Aku butuh dimengerti
Bukan dimusuhi

Aku butuh dipahami
Bukan dihakimi

Kemana aku harus mencari
yang mengerti
yang memahami...

Sedikit bait puisi yang bisa kutulis tentang salah satu siswaku yang butuh dipahami dan dimengerti . Pikiran dan perasaannya mengatakan tak ada yang paham diriku . Semua menyalahkan aku . Bahkan ketika aku bertemu teman yang mengerti aku , aku tetap dicurigai . Tetap tak dipahami . Dijauhkan dari orang-orang yang memahami aku . Begitu tak adilnyakah hidup ini sehingga aku harus mengalami hal ini jerit siswaku
Ungkapan kegundahannya meski tak disampaikan secara langsung cukup membuatku tersadar . 
Banyak sekali remaja-remaja yang merasa sendiri dalam keramaian bersama temannya...kehilangan kebermaknaan dalam menjalani kehidupan .Miris sekali . Ya mereka harus dibantu batinku . Mulai mencari-cari model bantuan apa yang paling tepat untuk bisa mengatasi masalahnya . Rasanya tak bijak ketika mengetahui kegundahannya yang kulakukan hanya mengingatkan tentang aturan sekolah yang harus dipatuhi . Tak akan menyelesaikan permasalahan yang dirasakannya. Walaupun harus mengerahkan energi dan kesabaran untuk membantunya akan kulakukan dan kucoba

Perubahan....

Perubahan satu kata yang bermakna besar , penuh semangat dan energi . Sering terdengar kalimat yang menyertai kata "perubahan " . "Negara ini butuh perubahan, Perubahan tak hanya sekedar dalam lingkup global , Setiap individu pun butuh perubahan " . Perubahan..Perubahan...dan perubahan . 
Bahkan ketika mengundang orang tua untuk melaksanakan sesi konseling pun , selalu ada kata perubahan . Begitu mudahnya mengucapkan kata perubahan , tapi mudahkah melakukannya ??? Dibutuhkan energi , kesiapan mental dan pikiran terbuka untuk dapat menerima dan melakukan perubahan secara maksimal . Saat sesi konseling orang tua sering mengatakan anaknya mulai berubah dan tak siap menerima perubahan yang dialami anaknya.Kok anak saya jadi begini ya bu,pasti ini pengaruh lingkungan begitu ucap orang tua.Pendidik dan pengajar yang terbiasa memberi nasehat kepada siswa yang bermasalah untuk berubah tak juga siap dengan perubahan kurikulum . Bergantinya kebijakan secara cepat mengikuti arus globalisasi membuat terkaget-kaget dan berujar seperti bernafas dalam lumpur....ahaaa seperti liat aktingnya Eva Arnaz di era 80' an dong. Seakan -akan perubahan itu sendiri tak ada tuntunannya . Tak punya tujuan dan arah yang jelas . Jadi ingin ada perubahan atau tidak .....???

Minggu, 01 Februari 2015

Belajar juga loh......

Seingatku sudah kali kedua aku harus berani merubah metode mengajar di satu kelas yang kubimbing . Perangkat pembelajaran yang berisi tujuan , metode dan penilaian juga jadi ikut-ikutan menyesuaikan diri dengan kondisi kelas . Sangat paham aku bahwa kelas yang berisi individu-individu yang unik dan beragam tak mungkin bisa disamakan dengan kelas yang lain . 
Berawal dari materi harapan remaja (harapan remaja dan harapan remaja ....harapanku ) bayanganku siswa di kelas akan berpartisipasi aktif untuk mengungkapkan harapannya . Seperti kelas-kelas sebelumnya . Lagi-lagi ternyata aku harus menelan ludah dan hampir mati gaya ketika sambutan mereka sangat tidak memotivasiku untuk mengajar . Seperti dihipnotis dengan perilaku mereka yang tak antusias . 
Aku pun memilih duduk dan menatap mereka satu persatu . Dan mereka mulai paham dengan kebisuanku . Hingga ada yang memberanikan diri untuk bertanya , bu belajar dong jangan diam aja . ucap salah satu dari mereka dengan sangat hati-hati . Kutatap lagi mereka dengan tatapan sendu , mau belajar yang gimana ? Tadi saya semangat kalian diam saja . Lama membisu ketika ada yang menjawab, sambil games bu....
Oke ada ide games yang gimana tanyaku sambil berusaha memeras otak . Kembali sunyi , lalu kudengar bisik-bisik tetangga yang mereka lakukan . Menyebutkan angka kelipatan jawab salah seorang siswa . 
Ahaa..... ide brilian pikirku langsung berdiri di depan kelas . Kusampaikan seperti keinginan salah satu dari mereka. Bermain kelipatan 7dan yang ada angka 7nya . Beberapa masih belum paham dan meminta penjelasan . Kujelaskan menyebutkan angka 1, 2, 3..dst hingga 7 atau menemukan kelipatan 7 atau yang ada angka 7nya siswa harus mengungkapkan harapannya sebagai remaja . Permainan dimulai dengan bergantian . Akhirnya ....materiku tuntas dan paham dengan harapan mereka sebagai remaja . Aku belajar tentang kesabaran dari siswaku dan siswaku belajar untuk berani mengungkapkan harapannya.....