Sabtu, 26 Januari 2013

Imajinasi

Teringat dengan kata-kata bijak yang diungkapkan oleh Albert Einstein " semua berawal dari Imajinasi " Pas banget rasanya dengan materi yang kuberikan diawal semester genap ini . Mungkin agak keluar dari lesson plan yang kubuat tentang pembuatan iklan untuk mengembangkan sikap hemat yang harus mereka kerjakan . Tapi ada hal menarik yang bisa didapat dari cara siswaku kala mempresentasikan produknya . Saat memberi tugas untuk membuat iklan produk yang mengutamakan sikap hemat. Tak pernah kupikirkan bahwa siswaku memiliki imajinasi yang bisa membuat aku tersenyum dan geleng-geleng kepala .
Bagaimana tidak , ketika ada kelompok dari suatu kelas mempromosikan produk ac dengan nama yang diplesetkan menjadi shaaraf berikut keunggulan produk ac tersebut yang hemat listrik , ramah lingkungan dan motif acnya yang sangat Indonesia " Batik " . Serta inovasi dari tenaga pembangkit acnya yang menggunakan energi batere seperti batere yang digunakan untuk laptop kata siswaku .
Produk inovasi lain adalah produk noddle sejenis mie instan yang sangat ramah lingkungan karena air rebusan dari mie tersebut dapat digunakan menjadi bahan bakar kendaraan ( hebat ya imajinasinya ....walau entah kapan inovasi mie instan ramah lingkungan ini dapat terwujud )
Selain itu terjadi dialog menarik kala marketing yang menawarkan produknya berusaha mempertahankan argumen atas keunggulan produknya . 
Juga penawaran produk pulpen serba guna . Yang multi fungsi pupen yang berguna untuk menulis , bisa jadi senter alat penerang , gunting alat memotong dan disertai dengan bunyi alarm anti maling ketika pulpen tersebut berpindah tangan yang bukan pemiliknya . Karena seringkali pulpen milik mereka berpindah ke tangan temannya dan tak bisa membuktikan lagi bahwa itu miliknya.Menarik....menarik dan menarik 
Tak bosan kuingat kan bahwa aku menghargai argumen yang mereka tawarkan saat menawarkan produknya. Paling tidak biarkan mereka berimajinasi dan tugasku adalah memotivasi mereka untuk bisa mewujudkan imajinasinya . Entah kapan tapi semua berawal dari imajinasi....semoga

Menjadi Marketing

Di awal semester genap, memasuki kelas yang luar biasa. Semangatku meletup-letup. Saat membuka pelajaran dan memberi materi baru . Kelasnya si "pitung langsung tanggap dan menunjukkan kreatifitasnya kala aku mengatakan tugas yang akan kuberikan adalah tugas kelompok . Aku mengatakan kehidupan masa depan yang dibutuhkan adalah saling kerjasama . Tak akan bisa sukses seseorang apabila dia kerja sendiri , merasa paling jago ( kaya ayam aja) . Gak zaman lagi deh menjadi superior dan paling hebat. Manusia hidup dalam lingkungan sosial dan akan selalu membutuhkan bantuan dari lingkungannya . 
Sebagai guru pembimbing mereka dari kelas 7 aku tak membiasakan mereka untuk kerja individu karena tantangan masa depan mereka adalah membangun bangsa bersama.  Seperti karakter bangsa yang selalu bergotong royong tapi mulai luntur tergerus zaman yang serba individualis . Juga tuntutan sistem pendidikan yang mengajarkan cara berkompetisi . Tak sejalan dengan slogan kementrian pendidikan yang mendengungkan tentang pendidikan karakter sebatas mengisi modul atau lks ( emang bisa ya ....???) Bisakah tercapai atau tuntas apabila penilaian sebatas lembar kerja ? 
Kembali lagi ke ceritaku pernyataan tadi cuma curhat seorang warga negara yang jadi ujung tombak ( katanya ) dalam dunia pendidikan .Agak berubah konsep kerjasama team untuk kelas bilingual yang kubimbing . Berhubung kelas ini kelas kecil tugas yang kuberikan pada mereka adalah tugas individu dan tetap ada kerjasama juga. Dibuktikan walau sibuk mengerjakan tugas sendiri-sendiri tapi saling membantu memberi masukan untuk memberi nama produk yang akan mereka iklankan . juga saling memberi huruf-huruf yang dibutuhkan oleh teman-temannya . Menyenangkan membimbing seperti ini . Aku hanya memberi contoh dan perumpamaan bahwa aku adalah seorang produsen yang membutuhkan bantuan agen iklan untuk membuat produk ku. 
Ada cerita lucu selama kegiatan berlangsung , siswa yang membuat iklan vitamin penambah nafsu makan untuk anak-anak dan mengganti merknya menjadi "curut" sambil gak gitu yakin mengatakan "aneh gak bu , vitamin namanya curut " . ? Aku kuatkan dengan pernyataan bahwa curut adalah binatang sejenis tikus yang memiliki keunggulan larinya kencang dan lincah . Jadi gak rugi beli vitamin curut karena akan membuat anak menjadi lebih berenergi . Dan dijawab dengan anggukan kepala menyetujui argumenku . 
Dan saat memulai presentasi adalah kegiatan yang menghibur bagiku karena mereka akan menyampaikan ide pemikiran yang kreatif . Contoh menarik saat salah satu dari mereka menyampaikan slogan produknya dengan kata-kata yng menghibur. Dari pada naik angkot mending naik mikrolet. memplesetkan merk mobil tertentu 

Sabtu, 12 Januari 2013

Gebrakan Jokowi

Kepemimpinan Jokowi sebagai gubernur DKI Jakarta membuat banyak gebrakan . Salah satunya yang membuat para PNS geger adalah himbauan memakai kebaya encim untuk semua pegawai di lingkungan pemda DKI Jakarta. Ada 2 hal yang bisa disorot , positifnya gubernur Jokowi ingin menggalakkan budaya betawi . Tapi dia mungkin lupa DKI bukan Solo yang pegawainya berdomisili memang di wilayah tersebut . Alat transportasi dari rumah ke kantor tak begitu membuat pusing karena harus berlari-lari mengejar kereta atau bergelantungan di bis berjam-jam lamanya karena macet.Para pegawai di DKI jarang yang benar-benar tinggal di wilayah ini . Lebih banyak apabila dilihat tinggal di daerah pinggiran Jakarta. Dengan moda transportasi umum yang tidak membuat nyaman untuk mengejar kereta memakai selop tinggi atau bergelantungan di bis . Belum lagi begitu tiba di tempat kerja yang namanya sekolah . Tak ada sekolah yang menggunakan fasilitas seperti lift seperti di kantor pemerintah . Harus berjuang lagi menjinjing kain agak tinggi agar bisa lebih mudah naik tangga. Oh…pak Jokowi bukan saya tak cinta dengan budaya bangsa atau tak punya jiwa nasionalis .Tapi agak repot kali yeee…untuk kami sebagai guru harus mengejar kereta memakai kebaya untuk kemudian masih ditambah lagi naik turun tangga untuk mengajar di lantai 3 . Yang terjadi malahan kami akan terlalu sibuk mematut-matut diri di depan cermin untuk mempercantik penampilan dan agak melalaikan tupoksi sebagai guru.

Biar Kere asal Gaya


Ungkapan apa ya yang cocok menggambarkan situasi di lembagaku yang membuatku geleng-geleng kepala dan akhirnya berkomentar cukup pedas. Ingin menunjukkan gaungnya pada dunia tapi tak memperhatikan hal-hal kecil . Satu contoh ketika pagi tiba di sekolah dengan terburu-buru menuju kamar mandi , ampun deh kalender sudah diganti dengan edisi yang baru tetapi slot kamar mandi masih tetap seperti tahun 2012 saat kutinggalkan karena memasuki liburan panjang . Dan herannya saat memasuki 2013 awal semester, keadaan kamar mandi masih seperti era yang lalu . Tanpa slot penutup pintu . Jangankan berbicara tentang kebersihannya . Kebersihan hanya menjadi focus perhatian manakala pejabat berminat mengikuti lomba tingkat tertentu yang akan menguras tenaga, waktu , dana dan pemikiran panjang . Untuk membuat senang dan kagum orang-orang yang diberi tugas untuk “menilai”. Dan ternyata sekarang fokusnya bukan lagi soal kebersihan  yang begitu sulit untuk diraih namun mudah untuk diabaikan . Terdengar informasi tentang pemasangan cctv di tiap pojok tangga , yang nantinya akan mudah memantau kondisi sekolah ( niatnya gitu ) mangajarkan takut karena ada yang mengawasi bukan karena kesadaran . Sama seperti orang berlalu lintas . Mematuhi aturan lalu lintas karena tau sudut tertentu ada polisi yang menjaga namun akan ugal-ugalan begitu polisinya berlalu . Dan ada cerita lucu juga yang dilakukan rekanku saking sopannya saat sedang mengendarai sepeda motor begitu akan melewati polisi tidur dia pun turun dari kendaraannya hehhehhe….ini beneran terjadi lo….
Kembali ke kisah cctv dan slot pintu kamar mandi . Sebagai orang awam berapa mahal sih harga slot pintu kamar apabila dibandingkan dengan biaya pemasanan cctv. Karena saat pulang sekolah bertemu dengan rekan lama yang sekarang sudah jadi ka TU di sekolah lain, menurutnya cctv itu memang bantuan alat yang diberikan kepada sekolah apabila ada permintaan jadi bukan karena usul dari staf sarana prasarana ( huh pede banget ya, seakan – akan karena usulnya gitu lo ) . Sementara gak cukup 1 kali , berulang kali saat briefing ataupun raker selalu ada usul untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan bilik kecil tersebut . Tetapi sepertinya bebal atau memang tak perduli dengan hal-hal kecil . Seperti ungkapan biar kere asal gaya .  Mungkin itu yang paling tepat kuberikan untuk kebijakan yang diterapkan