Sabtu, 04 November 2017

No Follower No Life

Ungkapan yg selalu muncul tentang kids zaman now terkadang memang membuat geleng2 kepala. Meski gak sepenuhnya salah namun bisa membuat merinding disco krn perilaku mereka.
Sedikit yg ringan2 saja tentang kids zaman now ...
" Bu, aku mau bikin blog . Nulis ky ibu.
" Ok ,silahkan buat dan mulailah menulis .
Berlalu beberapa minggu kembali menemuiku dan bilang mo bikin blog.
Loh bukannya sudah bikin kataku .
"Memang sudah bu " ungkapnya santai
"Terus , udah posting apa?"tanyaku
" Belum,bu " jawabnya santai . " Gak berani posting apa2 krn takut g ada yg baca dan g ada follower nya .
Hanya mampu mengernyitkan dahi mencoba berpikir keras. Demikian hebat pengaruh follower terhadap kehidupan anak zaman now. Seakan-akan hidup berakhir ketika follower tak ada .
Hingga akhirnya harus mengeluarkan jurus pamungkas dalam sesi konseling " memberi nasehat"
Anak zaman now yg menjadi pengamatan ku seringkali tak memiliki kepercayaan diri untuk menunjukkan potensi positif diri mereka. Dan berdasarkan analisa dangkal yg bisa kulakukan sebagai konselor remaja ketidakmampuan mereka meningkatkan rasa percaya diri berawal dari kehidupan masa lalu ketika masih kanak2 . Tak boleh berbeda dari arahan sang guru .
Jadi ingat saat bungsu kinestetikku menjalani ujian praktek tingkat SD untuk mapel seni budaya. Ketika saat itu yg lagi digemari adalah kartun Spongebob dengan kehidupan bawah lautnya. Menggambar lah ia seperti yg biasa dilihat dalam tontonan di TV namun apa yg terjadi ketika hasil gambar dikumpulkan ....
Bungsuku di komentari oleh guru nya ,
" kenapa gak gambar pemandangan saja "
Ups ternyata perubahan zaman hanya menjangkau sedikit paradigma berpikir tenaga pendidik. Satu contoh kecil yg ternyata berdampak panjang ke masa depan generasi milenia yg tak siap menerima kritik
Dan bagi kids zaman now gadget , media sosial dan follower menjadi harga mati yang wajib ada dalam kehidupan nya .
Dan tugas parents dan teacher jaman old suka tidak suka harus mengubah paradigma berpikir bahwa yg dihadapi adalah kids zaman now dgn beragam tantangan kehidupannya.   
Mempersiapkan kids zaman now secara mental untuk menjadi pribadi yg kuat, jujur ,tangguh dan bertanggung jawab adalah lebih bijak dibandingkan hanya membandingkan " enak zaman ku toh"
 







Jumat, 03 November 2017

Saat Mereka Menjadi Ahli

Selalu membahagiakan melihat tatapan antusias dari siswaku yg bertanya "hari ini tantangannya apa bu?". Minggu terakhir di bulan October harus super ngebut untuk bisa menuntaskan materi tentang " Pola hidup sehat". 3 minggu tanpa pertemuan tatap muka krn harus memenuhi kewajiban yg lain dan mengganti kegiatan tatap muka dgn layanan menggunakan teknologi. Tak menyadari bahwa yg dibimbing adalah generasi digital hingga belum waktu untuk mengerjakan tugas melalui jaringan internet mereka sudah menyelesaikan tugas tersebut dgn baik. 
Hingga aku harus berucap 'tugas yg saya posting di edmodo masih untuk minggu depan kenapa sudah selesai saja'. 
Kalo semua nya rajin saya keteteran membuat tugas dan tantangan baru , sambungku menyampaikan di medsos . 
Dan ketika tantangan yg kuberikan adalah dengan menyuruh mereka untuk menjadi ahli dalam bidang kesehatan tatapan mata penuh kebingungan tampak jelas. 
Mengawali dengan berkata silahkan mencari teman dengan membuat kelompok yang terdiri dari 5 orang . Ketika 7 kelompok terbentuk mulai aku memberi tiap kelompok sub tema yang berbeda untuk dibahas mulai dari menu sehat,sehat pribadi,perilaku sehat,pikiran sehat,gaya hidup sehat,sehat sosial dan spiritual sehat. 
Selesai mereka melakukan pencarian dengan browsing di internet dan membahas dengan kelompoknya tentang sub tema yang menjadi pembahasan. 
Secara bergilir salah satu dari mereka akan menjadi " ahli" untuk memaparkan sub temanya. 
Ada binar bangga , ragu dan khawatir ketika harus berbicara untuk mempresentasikan sub tema nya. 
Namun semua harus dilatih untuk berproses menjadi ahli yang sesungguhnya.
saat mereka menjadi ahli