Minggu, 27 Maret 2016

Ada Apa dengan mu nak ?

Ada apa dengan mu nak ?
Ketika dahulu begitu semangat bercerita tentang beberapa informasi saat pulang sekolah .
Semua diceritakan dengan ekspresi antusias dan mata berbinar-binar .
Berbeda ketika sejak memasuki masa abg ,
Rasa antusias mulai terkikis
Ungkapan tak tertarik dan bingung dengan yang dipelajari saat ini.
Tak terpikir olehku mengatakan anakku tak bisa menjawab soal-soal ujiannya .
Apabila meminjam kebiasaan para ibu-ibu yang aktif untuk pamer dengan prestasi anaknya. 
Anakku pun pernah mengalami masa gemilang dan membanggakanku sebagai orang tuanya.
Dengan nilai ujian akhirnya yang memperoleh nilai sempurna . 
Mencoba menggali informasi dengan dialog yang tak menggurui , terkuaklah misteri mengapa anak kebanggaan ku mengalami kemunduran dalam akademiknya saat memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi . Pengajar di kelas nya mengajar seperti seorang dirigen yang memukul-mukul meja dan berteriak nyaring. Terkadang bertindak seperti hakim yang suka memberi hukuman pada siswanya yang menjawab pertanyaan tak sesuai dengan buku paket yang digunakan. Amboi...mati gaya si pengajar menghadapi siswa/i yang kritis.



Rabu, 09 Maret 2016

Menguji Netralitas

Nasi telah menjadi bubur begitu bunyi pepatah yang bernada penyesalan , namun bukan berarti buburnya tidak bisa dibuat menjadi sedap kan ? 
Pepatah itu aku rasa cocok untuk menggambarkan kejadian yang dialami bersama dengan siswa/i ku. Rentetan kejadian yang berakhir dengan perselisihan.
Berawal dari foto angkatan kegiatan yang biasa digagas oleh siswa yang tergabung dalam angkatan tersebut. Semua ingin menunjukkan kebenarannya . 
Harapanku mereka akan punya cerita dengan teman sesama remajanya tak disambut baik dengan alasan sepele , "tak diajak, panas bu "
oh anakku dengan sedih tak berucap kututup koment dengan menarik nafas dalam dalam. Mencoba untuk menghormati keputusan mereka . 
Dan tak berselang lama rentetan pertanyaan ditujukan kepadaku kenapa anaknya gak ikut bu ,
gak mau bergabung dengan kami , kami gak sederajat ya bu ...
Tak mampu memberi jawaban yang memuaskan kusampaikan pernyataan maafku mewakili siswa bimbinganku yang aku sebagai wali kelasnya.
Jiwa remaja yang bergejolak masih tak puas dengan permohonan maafku dan berlanjut saling serang di sosial media.
Prihatin dan membuat migrenku kumat .
Menguji kesabaran dan netralitas profesi. Yang menolak bergabung adalah anak-anakku .
Sementara harapan besar sebagai pembimbing adalah memberi cerita indah di masa remaja dengan teman-teman seangkatannya .
Ujian besar bagiku untuk netral dan tak berpihak.
Benar katakan benar dan ketika melakukan kekeliruan beri arahan yang baik.
Ungkapan manja bernada kedekatan, walikelas kami gak nyuruh kok hmm anak bimbinganku yang luar biasa semua harus berdasarkan perintah dan arahan wali kelasnya .
Di satu sisi berperan sebagai wali kelas yang secara tak tertulis punya tugas membela siswa bimbingannya namun di sisi lain diriku miliksemua siswa yang punya hak juga mendapat pelayanan dan perhatian yang sama
Di awal Maret anak-anak hebat ku benar-benar mengajarkan kepadaku  tentang netralitas dalam bersikap, kebesaran hati untuk mengakui kekeliruan tetap berpikir positif menghadapi setiap masalah dan mengajarkan cara mengambil hikmah dari setiap kejadian . Terima kasih

Saat komunikasi terhambat

Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia .
Merujuk definisi komunikasi adalah saat mana seseorang atau beberapa orang menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan  atau orang lain. 
Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
Tak jarang kesalah pahaman terjadi sebagaimana persepsi yang dirasa oleh penerima dan penyampai pesan.
Berawal dari harapan menunjukkan identitas angkatan melalui foto bersama tak disambut baik karena hambatan komunikasi yang terjadi berdampak panjang dan melelahkan.
Harapan bisa menjadi bagian dalam cerita masa remaja ternyata tak semua remajaku berpikiran sama . Dengan argumen tak diajak tak diberi informasi sementara dari pihak yang mengajak mempunyai argumen berbeda .
Sedih dan kecewa karena berdampak perselisihan yang konyol . Semua anakku semua bimbinganku , namun ketika keegoisan yang berbicara semua merasa paling benar .
Niat awal untuk bikin kompak atau solid sesuai bahasa abg , mau gak mau harus direnungkan .
Berpikir keras untuk menyelesaikan dan mencari solusi terbaik agar semua belajar untuk saling memahami .
Bukan tugas mudah ketika persepsi masih berbeda tapi tetap harus dilakukan agar komunikasi berjalan efektif .
Proses pembelajaran yang amat mahal ketika komunikasi terhambat menyebabkan banyak efek negatif yang terjadi . 

Loyalitas dan Profesional ...???

Selalu terpikir dalam benak pikiran saat menanda tangani DP3 bagaimana sih kategori loyalitas dalam pekerjaan . 
Loyal ditujukan pada siapa ya ? 
Pada pejabat pemberi kebijakan atau kepada pekerjaan itu . 
Karena hampir setiap tahun ketika waktunya menanda tangani DP3 pertanyaan tersebut selalu berulang . Kejadian yang sama mempertanyakan penilaian pada aspek loyalitas , yang sekarang diganti menjadi aspek orientasi pelayanan . 
Dan saat bertahan untuk mempertanyakan tentang penilaiannya . 
Jawaban subjektif yang diperoleh . 
Oh ...ketika loyalitas dan profesional masih dinilai sebatas like and dislike.