Rabu, 15 Desember 2010

Wikileaks = Julian Assange

Assanged adalah orang yang lagi meghebohkan dunia dengan situsnyayang membuat Amerika sebagai negara adi daya ngeper juga ...wah apabila informasi tentang rahasia Amerika sampai bocor ke negara lain mau ditaru dimana tuh muka Amerika mungki lebih tepatnya ya agen rahasia Amerika (CIA) .
Saya pribadi gak bisa memprediksi apa kira-kira dampak yang akan terjadi terhadap dunia internasional paska terbongkarnya rahasia negara masing .
Hanya saya sebagai konselor tergelitik juga untuk memberi pendapat setelah mendengar wawancara jarak jauh di salah satu stasiun radio swasta " Post card from Melbourn yang membahas tentang kehidupan masa lalu Assange .Saya memang pernah mempelajari satu teori psikologi tentang kemungkinan perilaku yang akan muncul akibat dari masa lalu yang tidak menyenangkan /tidak bahagia . Dan apabila dibayangkan serem juga lo...,gimana ya kelanjutan dari kehidupan didunia ini kalau generasi yang saat ini sedang saya ajar dan didik adalah generasi yang hidup dalam tekanan dan intimidasi .Sudah pasti dong individu yang hidup di bawah tekanan tidak bahagia ,tidak merdeka . Tekanan sosial ,tekanan bullying ,tekanan persaingan global waduh..waduh C spasi D Cape Deh kata anak sekarang. Tuntutan yang teramat berat yang harus ditanggung oleh generasi penerus setelah saya ,sementara kami orang -orang terdahulu yang lahir sebelum mereka adalah generasi yang tak pantas di contoh ,diteladani . Dengan keegoisan yang telah kami lakukan pastinya sedikit banyak berdampak pada perilaku generasi setelah saya.
Kembali lagi pada cerita Julian Assange mungkinkah Assange adalah sosok yang tidak bahagia masa lalunya ,hidup dalam tekanan ,pernah diperlakukan dengan bullyingsehingga saat sekarang dia berusia dewasa 39 tahun perilaku dan pemikiran yang ditunjukan menghebohkan dunia . Ataukah karena masyarakat dunia saja yang tidak mampu atau belum mampu memahami dan berbesar hati akan makna keterbukaan ? Selalu pasti ada dampak yang muncul dari suatu perubahan , dalam kasus Assange mungkin Amerika tidak memiliki kesiapan untuk menerima keterbukaan yang akan berdampak mempermalukan negaranya sendiri .
Sementara beberapa waktu belakangan ini di kota-kota besar di Indonesia lagi menjamur dengan analisa sidik jari yang digagas oleh salah satu merk susu terkenal yang katanya bisa memprediksi tentang kemungkinan karir seorang anak dilihat dari sidik jarinya yang telah dianalisa dari usia dini . Saya jadi berpikir wah kalau dianalisa berdasarkan sidik jari para koruptor ,penjahat dan teroris berarti sidik jari mereka dari lahir telah terpantau untuk menjadi orang-orang yang tak pantas ditiru perilakunya dong ? Ngapain ya mereka capek-capek sekolah atau sekolah dan keluarga capek -capek mendidik mereka kalau mereka telah dapat diprediksi sebagai koruptor ,teroris ,penjahat dll .Begitu pun dengan kasusnya Assange dengan lamannya Wikileaks , pasti tuh orang juga punya sidik jari berdasrkan hasil analisa sebagai orang yang akan menggemparkan dunia dengan perilakunya yang tak terpuji

Sabtu, 27 November 2010

HUT PGRI ke 65

Ada upacara bendera yang dilakukan saat hari ulang tahun PGRI ke 65 di sekolahku,untuk bahan pemikiran saja sudah setua itu umur organisasi guru di Indonesia ini tapi apa yang telah didapat oleh dunia pendidikan atas kiprah organisasi tersebut?
Saya tidak sedang ingin menganalisa organisasi PGRI nya tapi yang membuat saya tergelitik untuk menuliskan pemikiran saya adalah kegiatan upacara bendera yang dilakukan di sekolah saat ultah PGRI tanpa latihan apalagi kordinasi antara pimpinan dengan petugas yang saat itu sedang merayakan ultahnya ( guru-guru). Semua dilakukan serba mendadak dan terburu-buru. Upacara yang harusnya dilakukan dengan hidmat malah berkesan sedang menyaksikan komedi dengan pelakonnya "guru". Saat derigen memimpin untuk menyanyikan lagu Himne Guru ternyata sang derigen pun tidak hapal lagu tersebut.....( sambil menarik nafas antara malu atau....) dilanjutkan guru menyanyikan lagu " Bangun Pemuda-Pemudi " yang tujuannya memberi semangat pada siswa atas tugas berat yang harus mereka emban di masa depan, bait kedua lagu itu yang berisi lirik " tangan baju mu singsingkan untuk negara ,masa yang akan datang kewajibanmu lah menjadi tanggungan mu terhadap nusa...dst...dst apabila kita para guru benar-benar mau meresapi makna dari syair tersebut ah mungkin kita tak bisa berbangga hati dengan mengatakan kita telah memberi yang terbaik untuk anak didik kita saat itu aku tercekat dan meneteskan air mata haru karena berpikir apa yang telah kuberikan untuk anak didikku? sementara tantangan yang dihadapi siswa - siswa ku di masa depan lebih berat dan sangat komplek. Dan tangisku tidak hanya berhenti saat lagu itu berakhir. Upacara ditutup dengan pembacaan doa yang luar biasa menyentuh hati dan sanubari " Ya Allah Ya Tuhan kami jangan lah Kau ijinkan anak didik kami mencontoh perilaku kami yang tidak pantas untuk ditiru karena kami adalah generasi yang buruk ,koruptor, dan tercela . Ya Allah Y aTuhan kami kami belum dapat meneladani perilaku baik para pendahulu kami mulai dari Rasullulah Muhammad SAW, Isa Putra Maryam, Mahatma Gandhi,Bunda Theresa dan semua orang -orang mulia di mataMu. Tangis ku pecah saat itu sesak sekali dada ini mengingat berapa banyak "dosa" pemahaman yang telah aku cekokin dalam kepala dan sanubari anak didik ku, dengan pemaksaan kehendak dengan alasan tuntutan kurikulum padahal sering kali kurikulum yang dipaksa harus dipelajari oleh siswa dalam bentuk bahan ajar tidak sesuai dengan kebutuhan karakteristik pribadi mereka apalagi kalau harus dilihat dengan tantangan yang harus dihadapi siswa di masa depan, Padahal kata Khalil Gibran " Berikan mereka ( anak -anak didikmu ) kasih sayangmu tapi jangan sodorkan bentuk pikiran mu sebab pada mereka ada pikiran sendiri . " patut kau berikan rumah untuk raganya tapi tidak untuk jiwanya sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan yang tidak dapat kau kunjungi sekalipun dalam impian. Guru adalah satu profesi yang sangat mulia yang juga dilakoni oleh orang -orang mulia bukan hanya dalam kompetensi akademik yang dimliki oleh guru tapi perilaku dari guru yang juga harus terlihat berbeda sehingga dapat menjadi panutan bagi siswa-siswanya. Perilaku yang bisa diteladani itulah yang saat ini sudah mulai terkikis dari peran guru -guru yang ada saat ini. Siswa lebih mencari figur keteladan dari dunia maya yang lebih mudah dan gampang dikunjunginya tanpa harus " siswa merasa dinilai. Masih berbicara saat upacara hari guru saat itu setelah selesai dengan pembacaan doa yang sangat menyentuh ternyata masih juga disodori dengan tontonan yang berbau kemunafikan ( lagi2 harus mengurut dada) , pembagian piagam penghargaan yang diserahkan kepada guru yang rajin mengumpulkan laporan harian padahal belum tentu mengajar di kelas yang menjadi tanggung jawabnya . ah sedih,kecewa dan marahnya diriku karena aku ada dalam lingkungan yang luar biasa munafik nya.... dan doaku
" Ya Allah aku tahu didepan mataku ada yang salah
ada kemunafikan yang dilakukan mereka ...
mereka tertawa -tawa
seakan yang paling benar,paling tahu,paling hebat,
Ya Allah aku hanyalah hambamu yang lemah
yang tak mampu tanpa petunjuk dari Mu untuk menjadi teladan bagi anak didik ku
Bimbinglah aku Ya Allah agar dapat mengajarkan hal-hal baik sesuai aturan dariMu.
( inspirasi dari doa yang dibacakan Fajril Gois)

Minggu, 14 November 2010

Prinsip ekonomi berlakukah untuk pendidikan?

Judul yang saya tulis diatas berkaitan dengan yang terjadi di dunia pendidikan khususnya di institusi tempat saya bekerja . Baru-baru ini saya agak kaget juga( sebelumnya pernah juga terjadi tapi saya gak begitu perduli waktu itu ) institusi tempat saya bekerja mengadakan ujian tengah semester yang diperuntukkan bagi semua siswa dari kelas 7 -9 SMP. Dan yang membuat saya sebagai guru di sekolah itu bingung adalah kegiatan ujian tengah semester tersebut tidak dibuat jadwal pelaksanaannya dan yang akan dinilai adalah hasil murni dari kegiatan ujian tengah semester tersebut. Dan hal inilah yang membuat saya jadi tergelitik untuk bertanya saat pimpinan menyampaikan dalam kegiatan briefing mingguan kenapa tidak dibuat jadwal dan jawaban yang disampaikan benar-benar membuat saya tercengah ,nanti akan dipikirkan lagi untuk membuat jadwalnya...loh kok bisa ya baru mau dipikirin sementara kegiatan ujian tengah semester tersebut termasuk kegiatan rutin tahunan yang selalu dan akan selalu dilakukan.Banyak hal yang akhirnya bisa saya analisa tentang " keberatan pihak sekolah " untuk membuat jadwal ujian tengah semester adalah mungkin saja pihak sekolah tidak mau mengeluarkan dana untuk guru yang diberi tugas mengawas ujian karena hal itu merupakan pengeluaran tambahan dari anggaran BOS dan BOP ( mungkin) pihak sekolah berpikir dengan pengeluaran sekecil-kecilnya mendapat keuntungan sebesar-besarnya...wah kalau yang dipikirkan seperti itu menurut saya justru salah besar karena hasil dari mendidik kita hari ini mungkin baru bisa disemai 10 tahun yang akan datang . Sebagai guru pembimbing disekolah tersebut saya sering mendengar keluhan siswa yang curhat terlalu banyak tugas belum lagi saat ada kegiatan ujian tengah semester berlangsung siswa/i saya harus mempersiapkan diri untuk ujian pada pelajaran hari itu....apabila hari itu ada 5 mata pelajaran ya hari sebelumnya mereka harus siap untuk ujian esok hari dengan 5 pelajaran juga ( oh kasiannya nasib generasi penerus bangsa ini ) atau disituasi yang sama siswa juga dirugikan dengan tidak adanya jadwal ujian tersebut bagi siswa yang lebih dahulu ujian tidak mempunyai kesempatan bertanya pada kelas yang lain sementara untuk siswa yang belakangan untuk jadwal pelajarannya ada kesempatan untuk bertanya ( asyik dong...)pasti dong nilai ujiannya jadi lebih baik kan...padahal setelah hasilnya dikoreksi...ya sama aja gak ada pengaruhnya tuh....Nah kalau sudah begitu apa sih sebenarnya tujuan dari dilakukan kegiatan ujian tengah semester yang tanpa jadwal tersebut. Untuk evaluasi ya gak segampang itu dong karena yang dimaksud evaluasikan harus melihat dari berbagai aspek ....,untuk penghematan justru yang dilakukan tersebut merupakan bentuk kegiatan merugikan jangka panjang tanpa disadari oleh si pelaksana di dunia pendidikan.Pengen hemat dengan memakai prinsip ekonomi " dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk mendapat hasil sebesar-besarnya ...bisakah hal itu diberlakun untuk dunia pendidikan ?

Jumat, 03 September 2010

Kemerdekaan yang terpasung

Pagi tadi aku buka hp ku dan masuk beberapa sms yang isinya absen elektronik hari ini masih berlaku...dan aku sudah menjalani libur lebaran...Ada beberapa hal yang ingin kukomentari berkaitan dengan absen elektronik yang mulai diberlakukan secara on-line ( katanya) . Karena absen on-line itulah yang dilakukan oleh kami pegawai pemda akhirnya hanya datang untuk menghantarkan jempol kami pada mesin elektronik yang katanya lagi sudah on-line ke bkd. Tapi tetap saja aku bingung dan harus mencari makna on-line karena yg aku tahu kalau yang dimaksud on-line berarti aku bisa mengakses informasi apapun yang berkaitan dengan diriku dimana pun aku berada tidak hanya sekedar menghantar jempolku, seperti yang dimaksud on- line oleh pihak bank,tanpa harus ke bank tempat kita menabung kita bisa mengurus segala keperluan kita dari cabang manapun....oh...karena kata -kata online kemerdekaan kami jadi terpasung.
Apabila ditinjau ulang apakah efektif cara yang dilakukan pemda untuk meningkatkan kinerja para pegawainya dengan menerapkan absen elektronik tersebut? Sebagai pegawainya justru yang sering dilakukan adalah mencuri- curi kesempatan jam bekerja efektif dengan plesiran ke pusat perbelanjaan sambil menunggu jam pulang kerja yang masih lama . Apa memang benar ya ungkapan peraturan di buat untuk dilanggar?
Kekhawatiran yang dirasakan oleh pegawai kecil adalah takut tunjangannya dipotong dengan cuma-cuma sebesar 5% apabila dalam 1 hari tidak hadir untuk menghantarkan jempolnya...kasihan ya...tapi pernahkah terpikirkan oleh pemda yang notabenenya sebagai pembuat kebijakan untuk kedisiplinan para pegawainya bahwa peraturan tersebut sangat tidak efektif dan hanya membuang-buang waktu dan uang saja untuk bisa menghantar jempol.Dan begitu si pegawai tiba di tempat tugas nya yang dilakukan akhirnya hanya duduk -duduk saja atau malah merapatkan beberapa kursi untuk tempat merebahkan tubuhnya.keadaan seperti itukah yang memang diharapkan oleh si pembuat kebijakan???Padahal apabila seandainya si pegawai tidak hanya dituntut untuk menghantarkan jempol mungkin dia bisa melakukan suatu kegiatan yang lebih bermanfaat daripada sekedar datang dan kemudian menggerutu dengan keadaan yang tidak adil. Tidak adil ya sangat tidak adil karena pegawai kecil di "paksa" datang untuk menghantar jempol sebagai bentuk dari kepatuhan terhadap aturan pemda sementara pemda mengabaikan beberapa hak -hak pegawainya seperti belum memberi tunjangan nonsertifikasi dan sertifikasi yang harus nya sudah dapat dinikmati dari awal tahun 2010,namun hingga sekarang masih belum juga bisa dinikmati oleh kami.Lagi-lagi yang bisa diucapkan adalah kasihan deh lu...Dan kalau sudah seperti itu apakah sebanding antara hak dan kewajiban yang harus kami lakukan ....ataukah memang sudah menjadi takdir bahwa bawahan harus patuh terhadap aturan yang kaku.Dan akhirnya saya hanya bisa berkata kemerdekaan ku terpasung oleh aturan.

Minggu, 01 Agustus 2010

Hidup adalah belajar

Pada dasarnya Tuhan menciptakan manusia untuk saling belajar

Belajar tentang kehidupan

Si kaya belajar untuk menjadi individu yang mau berbagi,

Si miskin belajar dari kehidupan si kaya tentang keuletannya sehingga berhasil

Si cantik dan ganteng belajar tentang menghargai dan mensyukuri ciptaan Allah

Si jelek belajar untuk mengembangkan rasa percaya dirinya bahwa setiap manusia

memiliki potensi untuk dikembangkan

Si pintar belajar untuk menjadi arif dan bijaksana akan ilmunya

Si bodoh belajar untuk menjadi individu yang berpikir positif

bahwa kepintaran seseorang tidak hanya terletak dalam satu bidang yang sama

Si tua belajar untuk menjadi bijaksana menjalani kehidupan

Dan si muda belajar dari si tua untuk menyelesaikan tugas perkembangannya dengan baik

agar nantinya dapat menjadi orang dewasa yang bijaksana

Senin, 28 Juni 2010

Untuk siswa\i ku yang lulus tahun 2010

Terbayang kembali masa-masa bersama,saat dimana aku belum mengenal mereka dan mereka juga belum tahu aku.Aku tak tahu apa keinginan mereka mereka juga tak tahu apa mau ku.

Dengan berbagai keunikan dan karakteristik yang melekat pada diri mereka , aku ingat bagaimana pertama kali bertemu mereka,aku harus berpikir keras agar mereka tertarik padaku.Aku memulai pertemuan pertama dengan bercerita tentang suatu novel yang pernah kubaca dan memberiku inspirasi(terima kasih untuk Anderea Hirata dengan karyanya Laskar Pelangi).
Aku memancing inspirasi mereka untuk berani mengungkapkan siapa mereka ,dan aku lihat tatapan mata mereka yang berbinar-binar selesai aku bercerita dan membagikan batu permata.
Ada senyum,ada tawa,ada celetukan lucu,ada tatapan berbinar,ada kerutan kening,ada uap-an mengantuk dan bosan.Semua ada dan terlintas kembali seperti tayangan film.

Aku pernah dibuat panik saat menerima laporan tentang kenakalan mereka,pertengkaran mereka dengan sesama temannya atau informasi dari sesama rekan kerjaku tentang perilaku mereka di kelas saat KBM berlangsung.
Dan aku juga pernah dibuat bangga dengan kerjakeras dan semangat mereka untuk mencari dana dengan ngamen agar acara Reuni Akbar dapat terlaksana....Luar biasa
Tapi aku juga pernah menangis dan terharu saaat salah satu dari mereka datang padaku dan mengungkapkan ketidakmampuannya membeli tempat sampah guna memenuhi ambisi pimpinan.Atau dilain kesempatan,saat KBM telah selesai aku bersama dengan mereka melaksanakan sholat dzuhur berjamaah.Mungkin terlihat sepele hanya sholat berjamaah saja kok? Tapi tidak untukku...itu luar biasa Subhanallah karena Allah telah membuka hati mereka untuk melaksanakan perintahNYA ,Sebelumnya di pagi hari saat upacara bendera walikelas yang juga guru agama Islam bertindak sebagai pembina upacara menyampaikan amanat tentang kewajiban sholat bagi muslim yang telah baligh entah karena teringat dengan amanat saat upacara ,yang pasti selesai KBM pelajaran ku usai dan saat aku ingin melaksanakan sholat dzuhur mereka beramai-ramai juga dan bergegas mengambil air wudhu dan kamipun melaksanakan sholat berjamaah di imamin salah seorang dari mereka yang aku tidak pernah membayangkan ia memiliki keberanian untuk menjadi imam.

Sekarang mereka telah menyelesaikan segala hal yang berkaitan dengan pendidikannya di jenjang menengah.Dan mereka harus kembali berjuang untuk meraih mimpi agar bisa mewujudkan cita-cita mereka .

Aku akan selalu mengenang mereka karena telah memberiku warna dalam kehidupanku...
mereka telah mengajariku tentang menjadi dewasa,menjadi bijaksana dan menjadi teladan.

Terimakasih anak didikku ...doaku menyertai kesuksesan kalian...AMIN

Jumat, 25 Juni 2010

LIS

Umurnya belum dewasa

masih terbilang remaja

Fisiknya juga tidak sekuat Ade Rai atau secantik Nikita Willy

atau remaja lain yang sekarang sedang menjadi idola teman-temannya

Tapi aku banyak belajar darinya

Belajar tentang kesabarannya menghadapi kehidupannya yang kurang beruntung

Belajar tentang kelembutannya sikapnya

Dan belajar tentang sikapnya yang welas asih terhadap orang disekitarnya

Dia memohon pada pencitaNya yang maha kaya

untuk tetap menjadi pribadi yang selalu ingat akan kesulitan orang-orang disekitarnya

Tuhanku tetap lindungilah anakku ini,dan bimbinglah ia untuk menjadi pribadi yang baik.

Kamis, 24 Juni 2010

Banyak alasan

Alasannya mo paparan...

Alasannya dipanggil staf gubernur..

Tugas pokok dan fungsinya masih sebagai guru

yang masih harus bertanggung jawab terhadap anak bimbingannya saat rapat kenaikan kelas

Dan saat ditanya dia tak ada

Kemana dan benarkah sesuai dengan alasannya

Penilaian

Merasa bisa memberi penilaian

Seakan-akan sebagai orang yang paling tahu

Dia kan juga bisa dinilai....

Semua orang punya hak untuk menilai dan dinilai

Karena Allah memberi kita rasa untuk menilai sesuai apa yang kita rasa dan pikirkan

Jumat, 18 Juni 2010

Tanda Tangan

Dulu aku pernah menyampaikan keberatanku tentang laporan yang harusnya berisi tanda tangannya
Dia jawab saya percaya padanya
Dulu aku juga pernah berkata jangan gampang membubuhi setiap kertas dengan tanda tangan atas namanya
Dia hanya tersenyum dengan sombongnya
Sebagai mahluk ciptaan Tuhan aku sudah mengingatkan......
Sekarang dia panik dengan tanda tangannya yang dibubuhi di kertas yang memuji-muji karya sastra
Harus bagaimana aku?
Mengkasihani atau mentertawakan kecerobohannya....
HA...HA...HA...telanlah kecerobohan dan kesombonganmu
Benar kata pepatah terkadang orang dapat jatuh karena kesombongannya....

Selasa, 08 Juni 2010

Benarkah sekolah bisa membuat orang jadi pandai atau patuh

Saat ini penulis telah berprofesi sebagai guru,yang katanya guru adalah profesi yang mulia ,calon ahli surga.Karena apabila gurunya mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada murid-muridnya insya Allah pahalanya akan mengalir terus.
Tetapi tidak pernah disinggung bahwa guru juga bisa masuk neraka pinjam istilah teman "satu kaki di surga dan satu kaki di neraka apabila yang diajarkan tidak bermanfaat.
Pengamatan penulis selama menjadi guru dan memiliki anak yang saat ini sedang menimba ilmu di tempat yang namanya sekolah.
Sekolah yang ada dewasa ini " mungkin bisa " membuat anak jadi pandai atau pengamatan penulis,penulis memakai istilah patuh.
Karena sekolah membekali siswanya dengan pengetahuan,melakukan proses perubahan dari tidak bisa menjadi bisa,dari tidak tahu menjadi tahu dari yang perilakunya negatif menjadi positif.
Dan untuk membuat jadi pandai gurulah yang bertugas untuk mentrasfer ilmunya kepada anak didiknya.
Tetapi sayangnya banyak juga guru yang seperti kata teman saya satu kakinya di surga dan satu lagi di neraka karena menyampaikan informasi yang salah.
Penulis sering mendengar keluhan dari anak didik di sekolah tempat penulis bekerja."kenapa sih bu point kita dikurangi karena kelas kita kotor...gak tanggung-tanggung lagi 50 point bu.
Dan penulis balik menanyakan siswa kok kalian diam saja point dikurangi sampai begitu banyak ada aturannya gak di buku penghubungnya.serentak mereka menggeleng.kami gak berani bu.ya kami patuh saja lah bu daripada point kami dikurangi ,lebih banyak lagi karena kami membantah. Hal itu terjadi pada anak didik penulis,dan sebagai guru mereka saya pun ternyata tak berdaya dengan aturan yang luarbiasa dibuat-buat tanpa pertimbangan saat penulis meneruskan keluhan siswanya kepada pembuat kebijakan Berikan jawaban kepada anak-anak bahwa sekolah mengajarkan siswa untuk disiplin.waduh.....bagaimana ya apakah itu termasuk proses belajar juga.Mungkin iya belajar untuk patuh dengan aturan
Penulis juga pernah dibuat bingung dengan aturan yang katanya untuk meningkatkan kinerja dengan membuat laporan tatap muka dikelas setiap harinya.Saat ini penulis tidak memiliki kegiatan tatap muka lagi dengan siswanya karena mereka sudah lulus sementara siswa kelas dibawahnya penulis tidak mengajar mereka.Pembuat kebijakan di sekolah pernah bertanya kenapa tidak pernah lagi mengumpulkan laporan? Penulis menjawab saya kan tidak ada jam tatap muka lagi dengan siswa kalau laporan kegiatan yang lain ada. Pokoknya buat saja laporannya tadi datang jam berapa setelah itu apa saja yang dilakukan dst,dll.Dengan maksud apa supaya tunjangan penulis tidak berkurang karena tidak membuat laporan.Apakah memang harus demikian mengada-ada.
Di lembaga yang sama juga yang namanya sekolah lagi-lagi penulis berpikir,untuk gurunya saja diajarkan untuk patuh dengan pembuat kebijakan di sekolah ini,bagaimana penulis sebagai guru harus mengajarkan kepada siswa tentang tidak tahu menjadi tahu dll

Rabu, 28 April 2010

Alangkah lucunya negeri ini

Seperti judul film karya Dedy Mizwar yang sekaligus juga bertindak sebagai pemainnya. sebenarnya ini film kalo di amati dari jalan cerita yang biasa-biasa aja tapi tergelitik dengan judulnya yang mengangkat tema" KELUCUAN DI NEGERI INI"
Dan saya jadi ingin menuangkan sedikit pemikiran saya tentang kelucuan yang tejadi di negeri ini dalam bentuk tulisan singkat saya

Alangkah lucunya negeri ini.....?
Memang dalam semua aspek kehidupan
lucu dan lucu sekali
Ingin tertawa juga mentertawakan diri sendiri
Karena tejebak dalam situasi yang penuh dengan lelucon dan kepura-puraan

Yang tampil di depan seakan-akan menjelma menjadi pahlawan ....(kesiangan)
karena bisa bersuara
Yang duduk sebagai pendengar hanya bisa manggut-manggut terkantuk-kantuk
dan saat tersadar mengerutkan kening
karena hanya disuguhi "NATO "

Rabu, 07 April 2010

Mendengarkan memperkaya hati

Banyak hal dapat dipahami dari mendengarkan
Mendengarkan membuat jiwa lebih bijak
sehingga menjadi tau tentang latar belakang berbagai hal
Mendengarkan dibutuhkan perhatian untuk menjadi pendengar
dan melepaskan pendangan dan pendapat pribadi
Karena setiap orang ingin dimengerti ....
dan salah satu cara untuk dapat mengerti adalah rela dan bersedia mendengarkan

Inspirasi: in memoriam " Pak Anton"

Minggu, 04 April 2010

Hearing but not Listening

Manusia diberi Allah 2 telinga dan 1 mulut dengan perbandingan 2:1.
Dengan maksud telinga diberi Allah 2 adalah untuk mendengar ...
Mendengar membuat jiwa lebih bijak menghadapi keadaan
dan 1 mulut yang menginformasikan hal-hal yang baik setelah melalui proses pemahaman dan analisa yang tepat

Meluangkan waktu untuk mendengarkan berarti bersedia memberikan perhatian kepada orang lain,rela mendengarkannya dan membicarakan apa saja yang bermakna....

Setiap orang ingin dimengerti dan salah satu cara untuk dapat mengerti adalah rela dan bersedia mendengarkan......

Warna-warni kehidupan

Ternyata benar hidup itu berwarna
Tidak hanya ada warna putih dan
warna hitam saja
Ada warna yang lain,seperti
warna hijau
warna merah
warna jingga
Bahkan warna " Abu-abu"
Belajarlah tentang warna
Dan juga tentang warna-warni kehidupan

Inspirate : Ngawas UN 2010
31 Maret 2010

Rabu, 17 Maret 2010

Katanya bekerja adalah ibadah
Katanya ibadah butuh keiklasan
Katanya keiklasan ada dalam hati yang tenang

Lalu bagaimana caranya membuat hati tenang sehingga iklas dalam bekerja?
Pagi buta sebelum jamaah sholat shubuh kembali ke rumah,
aku sudah berangkat menuju tempat tugas setelah melakukan ibadah sholat shubuh dengan terburu-buru
Sampai di tempat kerja dengan waktu yang sangat sempit untuk langsung melakukan aktifitas
Dengan kegundahan-kegundahan karena aktifitas yang disertai dengan tekenan dan intimidasi
Khawatir dipotong tunjangannya

Apa yang kucari sebenarnya?
Mengejar dunia aku belum bisa jadi milyuner,tunjanganku sering dipotong karena tidak tepat sampai di tempat tugas
Mencari akhirat aku sering beribadah dengan terburu-buru dan kurang iklas bekerja karena berada dibawah tekanan

Tempat sampah

Apa kabarnya tempat sampah?
Diberi tempelan stiker berwajah model sekolah....
Tak ada satu jua sampah bekas makanan ada di dalamnya
Dibiarkan bersih dan tertata rapi di pojok kelas

Khawatir di beri nilai 70 oleh penilai
Karena sampah menumpuk sedikit....
Dan yang terlihat malah sampah berserakan dimana-mana....

Ironis atau ini kenyataan yang sebenarnya???

Hah....

Capek jadi orang Indonesia
Tanpa kepastian
Tanpa kejelasan
Semua harus di pahami
Segala hal bisa menjadi wajar
Bertanya dianggap banyak mau
Berargumen dianggap sok tau
Oh...negeriku...oh tanah airku...
Ajari aku untuk sabar dan bijak menjadi rakyatmu

Kamis, 25 Februari 2010

Kaleng biskuit

Beredar kaleng biskuit dengan tempelan tulisan yang berbunyi
Infaq harian untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Ya Rosul aku adalah bagian dari umatmu dengan banyak pertanyaan dalam benakku
Bagaimanakah ya Rosul caraku untuk memperingati hari kelahiranmu?
Dengan cara mengedarkan kaleng biskuit itukah atau dengan cara berinfaq yang banyak....?

Aku ingin meneladani perilakumu ya Rosul
Aku ingin menjadi umatmu yang akan mendapat syafaatmu di hari akhir nanti

Tapi mungkin baru sebatas itu bentuk penghargaanku padamu Ya Rosul.

Sabtu, 20 Februari 2010

Nikmat Allah

Tergugah kesadaranku akan nikmat Allah bagi hambanya..."Fa bi ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadzibaan,Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan" ( Q.S AR Rahman 13)

Berdiri seorang bocah lelaki kecil disampingku berseragam batik SD,dan aku tergelitik untuk bertanya " sekolah dimana dek?. Di pasar minggu jawabnya dan kemudian dia bercerita ,dia tertinggal kereta yang paling pagidan kemungkinan dia akan terlambat sampai di sekolah karena perjalan dari stasiun menuju sekolahnya masih harus naik angkot lagi . Setiap hari dia berangkat sekolah sendiri karena bapaknya sudah meninggal dan ongkos yang diberi ibunya hanya tiga ribu rupiah setiap harinya.

Di sudut lain aku melihat satu keluarga tuna netra terlihat begitu bahagia bercerita antara anak,ibu dan bapaknya....dan sesekali terlihat anaknya yang tidak buta meletakkan kepalanya dipundak ayahnya kemudian ayahnya yang tuna netra membelai rambut anaknya.

Aku memandangi diriku dalam bayanganku...apa yang kurang dengan aku?
Aku sehat,punya mata,telinga,tangan dan kaki...aku punya pekerjaan,keluarga dan lingkungan yang menyayangiku.

Kenapa aku tidak dapat mensyukuri nikmat Allah ini?

Sabtu, 06 Februari 2010

Hati nurani

Kemana hati nurani...
Ada dimana hati nurani...
Lagi apa hati nurani......?
Beliau baru saja berbicara tentang ikhlas,mensyukuri nikmat dan azab kubur...juga banyak hal yang berkaitan dengan " PENGORBANAN"

Ibu.." siswa di kelas saya tidak mampu untuk menyediakan tempat sampah sebanyak itu...dan memang ada yang bersedia menjadi donatur dengan mengambil uang tabungannya yang berjumlah Rp 25.000,tapi ternyata tidak cukup untuk membeli satu pun juga barang yang diinginkan....

Apabila dia ikhlas ambil saja uang itu....itu jawaban dari Beliau....
Hah....Lagi apa hati nuraninya,kemana dan ada dimana.....?

Padahal siswaku bersedia menjadi donatur dengan mengorbankan uang tabungannya yang berjumlah Rp 25.000 itu karena capek hati mendengar ucapan Beliau yang terhormat terus-menerus menjelek-jelekkan kelasnya...

Dan saat istirahat siswaku datang padaku dengan berurai airmata....
Ibu...saya gak punya uang untuk membeli tempat sampah sebanyak itu...
Harganya sangat mahal....
Bahkan untuk membeli satu juga uang tabungan saya tidak cukup...
Apa yang harus saya lakukan bu....
Apa saya bekerja saja untuk beberapa hari ini agar uangnya bisa cukup....

Kerja apa nak....? Tanyaku
Menjadi tukang cuci bu....
Allahu Akbar....mulia sekali hati siswaku ini...dia mau ber " korban untuk sesuatu yang seharusnya bukan hanya dia yang memikulnya.

Dan rasanya mungkin pertanyaanku mulai terjawab
Hati nurani Beliau mungkin saat itu sedang ada di tempat "sampah"

Minggu, 31 Januari 2010

Efektifitas tunjangan dan beban stres yang dihadapi

Wacana yang digulirkan oleh Pemda Dki Jakarta tentang tunjangan kinerja daerah berdampak pada kinerja para pegawai negeri di lingkungan Pemda tidak terkecuali pada kinerja guru di lingkungan pendidikan. Semua bertanya-tanya berapa besar tunjangan yang akan saya terima nantinya? Bagaimana perhitungannya? Bagaimana potongannya ? Namun ternyata tidak berdampak pada kinerja para pegawai secara profesional,yang terjadi hanyalah berhitung-hitung angka tapi tidak untuk berhitung meningkatkan profesional kerjanya . Para pegawai hanya khawatir apabila tunjangan yang akan diterima sedikit dan jadi malas untuk membuat inovasi terbaru dalam proses pengajarannya.
Dan wacana itu sekarang tidak lagi menjadi wacana tapi sudah menjadi kenyataan walaupun masih banyak hal-hal yang menjadi pertimbangan banyak pegawai tentang kok besar tunjangan yang diterima tidak sesuai dengan golongan ? kok jadi semakin dituntut untuk ini dan itu sementara tidak menuju kepada produktifitas kerja yang baik.
Apa memang benar istilah peraturan ada untuk dilanggar,karena tuntutan untuk ada di tempat kerja khusus bagi guru dari jam 6.30 pagi hingga siang menjelang sore jam 15.00 adalah cukup merepotkan dan yang terjadi adalah setelah selesai mengajar yang terlihat guru banyak yang bergelimpangan diantara kursi dan kursi di ruangannya sambil menunggu waktu pulang. Efektifkah peraturan itu dibuat dan setelah waktu pulang datang guru masih harus berjuang kembali di pinggir-pinggir jalan untuk menuju rumahnya yang mungkin saja perjalanan menuju rumahnya harus menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam di jalan,kapan guru-guru tersebut bisa mendidik anak-anaknya sendiri apabila waktu pertemuannya dengan keluarga yang sangat sempit.
Tapi apalah kemampuan kami para pegawai dan guru? Seperti benang kusut yang tidak tau harus mengurai darimana Peraturan dibuat untuk dipatuhi dan apabila tidak mematuhi maka konsekuensinya tunjangan yang akan diterima akan juga berkurang begitu tidak berdayanya kah para pegawai dan guru sehingga tidak juga memiliki keberanian untuk berbicara dan mengungkapkan pendapatnya.