Kamis, 25 Februari 2010

Kaleng biskuit

Beredar kaleng biskuit dengan tempelan tulisan yang berbunyi
Infaq harian untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW

Ya Rosul aku adalah bagian dari umatmu dengan banyak pertanyaan dalam benakku
Bagaimanakah ya Rosul caraku untuk memperingati hari kelahiranmu?
Dengan cara mengedarkan kaleng biskuit itukah atau dengan cara berinfaq yang banyak....?

Aku ingin meneladani perilakumu ya Rosul
Aku ingin menjadi umatmu yang akan mendapat syafaatmu di hari akhir nanti

Tapi mungkin baru sebatas itu bentuk penghargaanku padamu Ya Rosul.

Sabtu, 20 Februari 2010

Nikmat Allah

Tergugah kesadaranku akan nikmat Allah bagi hambanya..."Fa bi ayyi aalaa-i rabbikumaa tukadzibaan,Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan" ( Q.S AR Rahman 13)

Berdiri seorang bocah lelaki kecil disampingku berseragam batik SD,dan aku tergelitik untuk bertanya " sekolah dimana dek?. Di pasar minggu jawabnya dan kemudian dia bercerita ,dia tertinggal kereta yang paling pagidan kemungkinan dia akan terlambat sampai di sekolah karena perjalan dari stasiun menuju sekolahnya masih harus naik angkot lagi . Setiap hari dia berangkat sekolah sendiri karena bapaknya sudah meninggal dan ongkos yang diberi ibunya hanya tiga ribu rupiah setiap harinya.

Di sudut lain aku melihat satu keluarga tuna netra terlihat begitu bahagia bercerita antara anak,ibu dan bapaknya....dan sesekali terlihat anaknya yang tidak buta meletakkan kepalanya dipundak ayahnya kemudian ayahnya yang tuna netra membelai rambut anaknya.

Aku memandangi diriku dalam bayanganku...apa yang kurang dengan aku?
Aku sehat,punya mata,telinga,tangan dan kaki...aku punya pekerjaan,keluarga dan lingkungan yang menyayangiku.

Kenapa aku tidak dapat mensyukuri nikmat Allah ini?

Sabtu, 06 Februari 2010

Hati nurani

Kemana hati nurani...
Ada dimana hati nurani...
Lagi apa hati nurani......?
Beliau baru saja berbicara tentang ikhlas,mensyukuri nikmat dan azab kubur...juga banyak hal yang berkaitan dengan " PENGORBANAN"

Ibu.." siswa di kelas saya tidak mampu untuk menyediakan tempat sampah sebanyak itu...dan memang ada yang bersedia menjadi donatur dengan mengambil uang tabungannya yang berjumlah Rp 25.000,tapi ternyata tidak cukup untuk membeli satu pun juga barang yang diinginkan....

Apabila dia ikhlas ambil saja uang itu....itu jawaban dari Beliau....
Hah....Lagi apa hati nuraninya,kemana dan ada dimana.....?

Padahal siswaku bersedia menjadi donatur dengan mengorbankan uang tabungannya yang berjumlah Rp 25.000 itu karena capek hati mendengar ucapan Beliau yang terhormat terus-menerus menjelek-jelekkan kelasnya...

Dan saat istirahat siswaku datang padaku dengan berurai airmata....
Ibu...saya gak punya uang untuk membeli tempat sampah sebanyak itu...
Harganya sangat mahal....
Bahkan untuk membeli satu juga uang tabungan saya tidak cukup...
Apa yang harus saya lakukan bu....
Apa saya bekerja saja untuk beberapa hari ini agar uangnya bisa cukup....

Kerja apa nak....? Tanyaku
Menjadi tukang cuci bu....
Allahu Akbar....mulia sekali hati siswaku ini...dia mau ber " korban untuk sesuatu yang seharusnya bukan hanya dia yang memikulnya.

Dan rasanya mungkin pertanyaanku mulai terjawab
Hati nurani Beliau mungkin saat itu sedang ada di tempat "sampah"