Selasa, 28 Juni 2011

Jangan main-main dengan " Perasaan"

Perasaan adalah suatu bentuk rasa yang dimiliki oleh setiap insan yang dianugrahkan oleh Allah SWT . Berbagai rasa yang dimiliki oleh individu berupa rasa senang, bahagia , marah, kecewa,sedih, jatuh cinta, berdebar-debar, gelisah ,gemetar wah banyak lagi hal-hal yang berkaitan dengan perasaan . Dan kita tak akan pernah bisa memungkiri datangnya perasaan itu secara tiba-tiba. Ingat dari cerita teman ku yang mengatakan salah gak sih apabila saat ini saya masih memiliki perasaan berdebar saat orang masa laluku menghubungiku melalui chatingan di f b. Dan waktu itu aku hanya tersenyum saat temanku bertanya. Dan aku juga pernah bertanya juga mendiskusikan dengan beberapa rekan-rekanku yang pernah mengalami mungkin bisa dikatakan perilaku menyimpang ( sorry ya) tentang perasaan ini. Dan jawaban dari rekan ku berdasarkan hasil diskusi tersebut dikatakan selama masih berada dalam pemikiran ya tidak ada yang bisa menyalahkan . Aku tak membicarakan tentang dosa yang telah dilakukan berkaitan dengan main-main perasaan . Karena hal itu bukanlah kapasitasku. Tetapi apabila kita dengan begitu sakleknya menerapkan urusan main-main dengan perasaan ini menjadi suatu kesalahan maka akan banyak sekali kasus ‘perselingkuhan ‘ tingkat rendah yang harus segera diatasi. Menurut aku urusan berdebar –debar itu hal yang manusiawi karena dengan kita masih memiliki rasa itu berarti tidak tumpul rasa kita kepada individu lain. Tetapi mungkin yang tetap harus diingat dan dijaga dari perasaan yang ada dalam diri kita adalah tetap berada dalam jalur yang memang sah. Dan aku sendiri bingung membahas tentang perasaan ini. Karena urusan perasaan tidak seperti hitungan matematika yang langsung dapat terdeteksi satu ditambah satu sama dengan dua. Urusan perasaan berkaitan dengan rasa subjektif yang merasakan. Bisa saja menurutku etika dan norma di masyarakat tidak baik tetapi ternyata bersemayam dalam hati dan perasaan kita. Dan hanya kita yang memiliki perasan tersebutlah yang harus tau dan bisa menjaganya dengan baik. Sekali lagi jadi ingat dengan komentar temanku “ Jangan main-main dengan perasaan”

Beri kesempatan

Bu tolong beri kesempatan pada anak saya , Sekolah kan mempunyai tugas untuk membimbing siswa yang berprilaku kurang baik menjadi lebih santun. Apabila sekolah hanya menerima siswa yang baik-baik saja . Sama saja dong tidak ada tantangannya. Itu dialog yang diucapkan oleh orang tua siswa tentang putranya yang dengan berat hati harus disarankan pindah. Saya pribadi setuju dengan pendapat orang tua tersebut. Lembaga pendidikan memang mempunyai tugas membuat siswa menjadi lebih mandiri. Dan diharapkan sebagai pendidik pun siap menerima siswa dalam bentuk yang beraneka ragam. Aku mengatakan pada dasarnya saya siap untuk membimbing putra bapak hingga mereka lulus tetapi aku tak mungkin menjadi agen perubahan seorang diri .Dan putra bapak bukan diajar oleh seorang guru saja. Sambil berurai airmata orang tua tersebut mengatakan apabila putra saya tak di beri kesempatan belajar di lembaga ini , lebih baik tidak usah sekolah saja . Aku dihempas dalam kebimbangan lantas berkata ya tetapi lembaga ini pun mempunyai standar dan aturan yang harus di patuhi. Tidak mudah mengambil keputusan untuk permasalahan yang dihadapi oleh siswa ku ini. Sampai akhirnya aku mengatakan pada pengambil kebijakan saat mereka bertanya apa pendapatku apabila kita ingin menerapkan peraturan sesuai dengan aturan yang ada , abaikan saja sisi kemanusiaan . Namun apabila lembaga ini masih berbicara kemanusiaan beri kesempatan pada siswa itu pak. Proses mendidik tidak akan terlihat hasilnya dalam kurun waktu hari ini diajar besok sudah mengalami perubahan . Kata orang bijak filsuf China mengatakan jika ingin memetik hasilnya dalam setahun tanamlah sayuran.Jika ingin memetik hasilnya dalam 100 tahun tanamlah manusia. Mungkin saya pun tak akan dapat menikmati hasilnya jangka waktu sekarang ini tetapi paling tidak kita telah menanam kebaikan yang bisa diharapkan akan membuat anak didik menjadi manusia yang diterima dengan baik apa adanya dirinya.

Jumat, 24 Juni 2011

Harapan baru

Kemarin aku dan beberapa rekanku sesama guru pembimbing dipanggil untuk menghadap ke kepala sekolah yang baru. Untuk berdiskusi tentang banyak hal yang berkaitan dengan perkembangan siswa. Rasanya cukup lama kurang lebih hampir 5 tahun tak merasakan diperlakukan sebagai rekan kerja oleh atasan. 2 pemimpin sebelum yang saat ini dengan gelar yang begitu banyak melekat pada namanya sampai-sampai kami agak khawatir juga saat harus berbicara karena takut salah mengucapkan sesuatu hal. Dan juga merasakan ada jarak yang terbentang cukup dalam antara harapan sang pemimpin dan harapan sang bawahan...Sering kali suatu program yang baik dari seorang pemimpin dengan gelar yang panjang tak mampu juga dilaksanakan dengan baik karena tak terjadi komunikasi yang baik antara bawahan dan atasan. Sang atasan dengan konsep berpikirnya , harapan juga visi masa depan yang belum tentu juga untuk kepentingan bersama....mungkin lebih kepada pencitraan diri sang pemimpin. Dan itulah yang kurasakan selama hampir 5 tahun terakhir ini. Tak merasakan ada regenerasi bahkan mungkin lebih bisa disebut dengan penghambatan karier seseorang manakala tak sesuai dengan kemauan atasan . Ada unsur senang dan tidak senang di dalamnya.Padahal kami para bawahannya juga mengalami penambahan usia. Saat berpikir positif penghambatan karier mungkin bertujuan mematangkan pribadi bawahannya. Agar dapat berpikir jernih, tak temperamen dan lebih bijak saat mengambil keputusan. Tapi manakala berpikir negatif yang terlintas dalam pikiran adalah like n' dislike terhadap nasib karier seseorang.Seperti bahasa iklan Kalo bisa dibuat susah...kenapa dibuat mudah.... Dan manakala hadir pemimpin yang tak bergelar panjang dengan pendekatan yang berbeda, tiba-tiba ada harapan baru akan dimanusiakan sebagai rekan kerja. Yang akan mendukung program yang dibuat berdasarkan kesepakatan bersama. Yang akan menjalani kegiatan dengan keiklasan sebagai pekerja.

Rabu, 22 Juni 2011

Belajar memahami pendapat

Cukup alot rapat kenaikan kelas yang dilakukan tadi siang. Membahas tentang nilai-nilai akademis yang telah diperoleh oleh siswa/i selama 1 tahun pelajaran. Tarik ulur terjadi manakala mulai bersinggungan dengan perilaku budi pekerti siswa yang dalam pengamatan guru 'bermasalah'.Tak bermaksud menuduh bahwa ada unsur kepentingan yang terjadi di dalamnya . Yang pasti semua mengemukakan pendapat berdasarkan pemahaman yang dimilikinya. Agak sulit manakala pendapat yang dkemukakan disertai dengan argumen yang memaksakan kehendak. Dan saat pendapatnya tak diterima berbalik menjadi alasan pembenaran manakala di kemudian hari terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Jadi ingat iklan salah satu produk rokok dahulu "susah ya jadi manusia" yang diperankan oleh beberapa orang utan yang sedang duduk bersantai mengamati manusia yang ada di sekitar orang utan itu... Sekarang baru aku mulai berpikir pesan apa yang ada di balik iklan lucu itu. Mencoba sedikit menganalisa , analisa kasar berdasarkan pemahaman orang awam yang melihat dari satu sudut pandang saja. Bahwasanya si orang utan mengkasihani peran kita sebagai manusia yang tidak mau berusaha berbesar hati menerima perbedaan pendapat .

Selasa, 21 Juni 2011

Masih tentang Kejujuran

Mungkin tak akan pernah habis cerita tentang kejujuran . Setelah kasus ibu Siami dengan anaknya yang bernama Alif . Ternyata di tempatku bekerja pun aku menemukan cerita tentang kejujuran. Berawal dari selesai aku mengawas ujian dan beberapa siswaku bercerita tentang teman-temannya yang giat berusaha.Bagiku itu merupakan bagian dari perilaku siswa untuk mendapatkan nilai yang bagus. Tetapi sebagai pembimbing aku tetap mempunyai tanggung jawab moral untuk memberitahukan kepada siswaku bahwa perilaku tersebut bukanlah perilaku yang baik dan terpuji.Saat aku ngobrol dengan salah satu dari siswaku dan aku memulai dengan bertanya berbagai hal tentang ujian yang baru saja berlalu hingga akhirnya dia mengatakan tanpa pernah merasa aku pojokkan bahwa kemarin pun saat ujian ia juga mencontek dan dia sudah lihat hasil ujiannya mendapat nilai yang terbaik." Terbaik " dengan segala 'usaha ' yang telah dilakukannya tentu . Mulailah aku mengetuk hati nuraninya tentang bagaimana pendapatnya dengan hal-hal yang berbau kejujuran. Tanpa kuduga dia menangis dan menyatakan bahwa yg dilakukan adalah perilaku salah dan tidak membanggakan . Dan setelah itu ternyata cerita itu berlanjut . Siswaku yang mendapat nilai terbaik itu bercerita lagi kepadaku bagaimana seandainya dia diumumkan sebagai siswa yang terbaik untuk mata pelajaran tersebut...saya takut bu. Dan aku tersenyum juga bertanya " jadi menurut kamu banggakah kamu mendapat nilai yang bagus dengan cara yang tidak baik? Siswaku menggeleng dan berkata saya kan sebenarnya gak niat dapat nilai terbaik bu....HAHAHA....Ya sudahlah anakku pelajaran berharga bagi kita semua , aku sebagai guru pembimbing mereka yang harus sering-sering memberi pengarahan tentang nilai-nilai kehidupan agar mereka dapat menjadi penerus bangsa yang bertanggung jawab dengan perilaku yang baik tentunya. Dan untuk siswaku terus belajar tentang kehidupan agar menjadi penerus bangsa yang baik juga.

Minggu, 19 Juni 2011

Selalu bergetar...

Kemarin siang aku menghadiri gladi kotor pementasan putriku untuk acara pesta kelas dan perpisahan kakak kelasnya.Cukup menyenangkan manakala melihat putriku dan teman-temannya yang tergabung dalam ekskul teater menampilkan permainan mereka .Walau terlihat masih kaku tapi cukup bisa dimaklumi untuk anak usia SD yang telah memiliki keberanian untuk tampil di depan banyak orang. Ya semoga saat penampilan esok di TIM tak lagi gemetar dan demam panggung. Dan kemudian acara gladi kotor tersebut diakhiri dengan penampilan para siswa kelas 6 yang bernyanyi sambil membacakan puisi 'terimakasih guru' . Dan sekonyong-konyong tanpa pernah ku mau menetes air mata dari sudut mataku dan dadaku bergetar hebat saat lagu terimakasih guru di nyanyikan oleh paduan suara kelas 6 . Jadi ingat juga manakala waktu sekolah dan harus berpisah dengan guru-guru yang telah memberi banyak memberi bekal ilmu. Penuh perjuangan dan berbagai kompetisi dengan banyak teman untuk mendapatkan nilai dan prestasi yang terbaik . Lirik lagu terimakasih guru yang membuat bergetar kira-kira seperti ini:
Terimakasihku...ku ucapkan
pada guru ku yang tulus
Ilmu yang berguna selalu dilimpahkan
untuk bekalku nanti
Setiap hari ku di bimbingnya
Agar tumbuhlah bakatku
Kan kuingat selalu nasehat guruku
Terimakasihku guruku.....

Sabtu, 18 Juni 2011

Fenomena Gunung Es

Saat tadi menonton tayangan di TV One yang membahas tentang kejadian yang cukup menghebohkan di dunia pendidikan ' contek masal'. Cukup menyejukkan jawaban dari Mendiknas bapak Muhammad Nuh bahwa akhirnya beliau mengakui memang ada terjadi hal-hal yang melanggar prinsip kejujuran. Dan hal itu memprihatinkan. Walau diawal beliau sempat membantah tak terjadi hal-hal seperti itu. Aku yang berprofesi sebagai guru pun prihatin dengan kejadian itu . Terlepas apa pun motif nya tetapi cukup melukai hati nurani orang-orang yang masih memiliki hati nurani mungkin.Ya salah satunya aku mungkin.Benar apabila dikatakan perilaku nyontek ini seperti mendapati fenomena gunung es, yang terlihat hanya puncaknya saja. Seakan -akan hal yang tak mengapa . Atau bagian dari usaha yang harus dilakukan oleh siswa untuk mendapatkan nilai yang bagus tetapi ternyata di bawah gunung es tersebut sudah seperti akar yang menggerogoti sendi kehidupan berbangsa. Menggerogoti mental kita. Mungkin bisa dikatakan lebih jahat dari pengaruh narkoba. Karena yang di cuci adalah otak serta mental anak bangsa yang hanya diajarkan untuk bangga dengan hasil contekan. Kita orang tua sering kali hanya bangga dengan hasil yang di peroleh oleh putra-putri kita yang digambarkan berupa angka-angka pasti dan tak pernah bertanya apakah putra-putri kita yang saat ini sedang bersekolah benar-benar memahami ilmu-ilmu yang ditransfer oleh bapak dan ibu guru di sekolah ? Juga tak pernah sekalipun mungkin kita orang tua bertanya apakah putra-putri kita sudah memperolah kekayaan nurani. Kekayaan nurani berupa sikap jujur, toleransi, kasih sayang, sopan santun , menghargai perbedaan dan banyak lagi. Karena pada dasarnya keberhasilan pendidikan tidak hanya terletak pada keberhasilan akademik semata-mata . Keberhasilan akademik mungkin dapat dievaluasi dengan ujian yang bisa dilakukan saat materi pelajaran telah selesai tetapi yang jauh lebih rumit adalah memberi pengajaran dan pendidikan mental kepada generasi penerus bangsa ini.Tak semudah membalikkan telapak tangan hari ini diajarkan tentang materi kejujuran esok hari para siswa berubah menjadi orang jujur. Dan teringat kembali apa yang diucapkan oleh Mendiknas bahwa dalam dunia yang dihadapi oleh para guru adalah mahluk hidup ciptaan Allah yang berkembang rasa dan pemikirannya. Juga ilmu yang tak berhenti . Jadi akan selalu ada , dan ada masalah -masalah baru yang harus dihadapi dengan kesiapan mental dari para guru dan orang tua. Karena setiap masalah yang datang dan berhasil dihadapi akan membuat si penyelesai masalah akan lebih bijak menghadapi masalah baru nantinya. Tetapi pernah ada kalimat yang sangat tidak bijak pernah aku dengar dari pemimpin di lembagaku yang berkata ' sudah kita beri 6 jam /minggu tak boleh ada masalah lagi ya di sekolah ini... langsung tanpa berpikir panjang aku sahutin pemimpin itu dengan mengatakan yang bener saja bu, kalau bicara dipikir dulu . Yang kita hadapi adalah mahluk hidup bukan benda mati yang tak bisa dan perduli apa pun juga.

Rabu, 15 Juni 2011

Kisah sepatu butut

Saat makan siang bersama dengan rekan kerja selalu ada terselip cerita masa lalu yang menyenangkan maupun kisah yang memilukan. Mulai dari saling menggoda karena semaraknya acara reuni yang dilakukan oleh teman-teman saat masih bersekolah di jenjang SMP, SMA maupun kuliah. Hingga pernah suatu kali rekanku menerima telephone yang cukup lama dan begitu selesai dia bertelephone dan bercerita kepada kami, langsung komentar yang keluar dari mulut rekanku yang lain adalah "oh, teman SMP , akrab ya...."gemuruh lah tertawa kami berderai bersama-sama. Dan kemudian cerita berlanjut kepada cerita yang agak memilukan pada masa itu tetapi menjadi menggairahkan pada saat ini. Cerita tentang sepatu butut. Di ceritakan pada masa 2007-2008 saat kepemimpinan kepala sekolah yang cukup arogan sedang berkuasa. Sering terjadi tragedi di tempat ku bekerja. Karena ke arogan-an pemimpinnya terpecah belahlah kami. Karena ternyata sang pemimpin memang menganut paham devide et impera. Kisah sepatu butut berawal dari kejadian perpecahan yang mulai meruncing. Dan hari terakhir aku masih berada di sekolah waktu itu aku bersama dengan rekan-rekan kerjaku merayakan ulang tahunku dan dihadiri oleh rekan guru yang telah dipindah tugaskan karena sang pemimpin tak senang kepadanya. Saat aku mau pulang ternyata hujan deras dan Jakarta mengalami banjir dimana-mana . Demi menyelamatkan sepatu butut ku aku pulang dengan menggunakan sandal jepit. Dan betapa kagetnya aku saat hari Seninnya kembali ke sekolah kunci ruanganku sudah diganti. Ruang kerjaku sudah berubah bentuk . Dan yang membuatku khawatir bukan hanya itu. Aku mencari-cari sepatu butut ku...gak mungkin dong aku mengajar dan masuk kelas dengan menggunakan sandal jepit...??? Dan tanpa berpikir panjang langsung aku hampiri ruangan kerja sang pemimpin untuk bertanya :
1 .Mengapa ruang kerjaku jadi berubah posisi.
2. Harus berpindah kemana kami untuk bekerja.
3. Mengapa proses pemindahan barang -barang tak memberi informasi kepada kami yang menempati ruangan.
4. Aku juga ingin bertanya dimana sepatu butut ku disimpan ?
Pertanyaan -pertanyaan itu menjadi lelucon saat ini. Karena begitu aku berhasil menemukan sepatu butut ku yang diberikan oleh salah satu pejabat di tempatku bekerja...hehe kapan lagi atasan mengambilkan sepatu untuk bawahannya. Mungkin hanya terjadi di dunia dongeng saja. Saat sang pangeran mencari Cinderella untuk memberikan sepatu kacanya. Dan saat aku masuk kelas, benar saja siswa ku bertanya kok aku datang terlambat. Aku jawab saja saya gak mungkin dong saya masuk ke kelas menggunakan sandal jepit karena sepatu cinderella ku hilang diumpetin oleh penguasa sekolah. Serentak semua siswa ku berdiri ingin melihat yang mana sih sepatu Cinderellanya bu Ninik.....hehehe

Mandiri dan memandirikan

Sebagai guru pembimbing yang mengajar di suatu sekolah aku merasakan ikatan emosional tertentu dengan setiap siswa yang aku bimbing. Kebetulan system yang berlaku di sekolah ku adalah setiap guru pembimbing mengikuti perkembangan siswa yang menjadi asuhannya.Misal dari kelas 7 aku yang membimbing mereka dan saat mereka naik kelas aku pun mengikuti mereka ke jenjang yang lebih tinggi terus seperti itu hingga mereka menyelesaikan pendidikannya di jenjang ini. Karena itulah selama 3 tahun mendampingi mereka aku cukup tahu setiap perubahan yang terjadi dengan diri mereka . Dari yang awalnya pemalu karena masih sebagai anak yang baru lulus SD setelah beradaptasi kurang lebih 3 bulan di kelas 7 mulai memperlihatkan perilakunya yang jahil, iseng, ramai dll seperti perilaku khas anak remaja . Dan aku selalu mendapat semangat baru , energy suntikan yang luar biasa melihat kecerian dan keriangan mereka. Itu mungkin sebabnya ya guru bisa terlihat begitu awet muda dengan penampilannya karena yang dihadapi selalu mahluk ciptaan Allah dengan karakter yang unik dan menyenangkan . Guru TK misalnya berapa pun usianya selalu yang dihadapi adalah anak usia 4-6 thn dan mau tak mau si guru TK itu akan berperilaku mengikuti siswa yang menjadi asuhannya. Dan beberapa hari terakhir ini aku sering mendapat curhatan siswa bimbinganku dulu yang sudah lulus dari jenjang pendidikan menengah mengeluh karena mengalami kesulitan beradaptasi dalam lingkungan yang baru. Awalnya ya mereka bercerita seperti layaknya orang yang sedang beradaptasi , mengeluh…kangen dengan masa-masa sekolah yang lama.Menurut ku itu adalah hal yang wajar yang harus dialami setiap manusia. Tetapi kemudian ada beberapa yang bercerita tentang kesulitan mereka juga beradaptasi dengan suasana belajar yang penuh tuntutan. Bahkan sampai hampir divonis tidak naik kelas.Dan hal itu membuatku terhenyak sebagai guru pembimbing mereka selama 3 tahun di jenjang menengah pertama. Mengapa , apa yang terjadi dengan mereka.? Sebagai bahan renungan untukku apakah ini merupakan bentuk kegagalanku yang tidak memandirikan mereka saat aku melepas mereka menuju pendidikan yang lebih tinggi.Mereka begitu dekat dengan ku, mungkin juga begitu tergantung denganku sehingga mereka tak siap menghadapi kehidupan nyata di dunia. Satu sisi dalam diriku aku bahagia memiliki kedekatan emosional dengan mereka tapi di sisi lain tak baik juga kan sebagai pembimbing aku tak memandirikan mereka menghadapi kehidupan nyata yang sudah pasti tantangan yang harus mereka hadapi lebih berat.Dan kemarin aku ngobrol dengan rekan kerjaku sesama guru BK dan ada satu lagi teman yang mengajar mata pelajaran IPS. Aku katakan apa kita ya yang membuat siswa yang saat ini telah menjadi alumni mengalami kesulitan beradaptasi di tempat yang baru , kita terlalu menina bobokan mereka. Kita tak mempersiapkan mereka bahwa dunia di luar sangat rawan dan membekali mereka dengan peralatan yang cukup. Seperti ingin masuk hutan belantara tapi tak membawa parang , golok atau pun belati untuk menebas rumput-rumput liar.Menghadapi kehidupan yang lebih nyata kita para orang dewasa tak pernah mempersiapkan anak-anak kita life skill, seringkali kita hanya membekali mereka dengan hal-hal yang berhubungan dengan kognitif saja. Sementara ranah afektif yang berhubungan dengan perasaan mereka untuk menerima dan mengantisipasi situasi tersulit dalam menjalani kehidupan tak pernah kita persiapkan .

Selasa, 14 Juni 2011

Tragedi Kejujuran

Minggu ini berita yang sedang menjadi tranding topic adalah kasus yang terjadi pada seorang anak SD di Surabaya. Yang diminta kalau gak mau disebut sebagai dipaksa oleh oknum guru untuk memberi contekan kepada teman-temannya saat sedang melaksanakan ujian sekolah . Alih -alih memperoleh tanggapan yang baik dari pihak sekolah atas perilaku yang dilakukan oknum guru tersebut, orang tua murid itu malah mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari lingkungan tempat tinggalnya karena dianggap sebagai orang tua yang sok tau, sok pintar, mau jadi pahlawan kesiangan dll. Walah-walah repot juga hidup di zaman sekarang jujur malah kebujur. Padahal dari buku Arvan Pradiansyah yang pernah kubaca 'Life is beautiful' menjadi orang jujur di tengah masyarakat yang tidak jujur tak akan membuat kita kalah tapi akan tetap bersinar. Tapi bersinar yang seperti apa ya...? Dalam lingkungan pendidikan saja yang seharusnya nilai-nilai kejujuran ditanamkan dari sejak dini ternyata saat menghadapi akhir dari pendidikan di suatu jenjang urusan kejujuran adalah kriteria nomer sekian yang ditanyakan. Sering dalam soal pilihan ganda keluar pertanyaan tentang kejujuran tetapi hanya sekedar dalam pertanyaan tak menyentuh dalam perilaku kehidupan nyata. Buktinya saja oknum guru malah membolehkan nyontek bersama demi mendapatkan nilai yang mungkin bisa disebut dari seragam. Sedikit berbagi ,Aku pernah memberi satu materi tentang kejujuran pada siswa yang kubimbing.Dengan cara bercerita aku minta semua siswaku menyimak tentang suatu cerita bertema kejujuran dan keberanian. Dan selesai aku bercerita aku meminta kepada siswa/i ku untuk merenung tentang hal-hal yang berkaitan dengan kejujuran yang mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari. Apakah kejujuran itu masih tetap harus dipertahankan di zaman sekarang ini. Dan jawaban mereka dalam bentuk cerita-cerita yang ada kaitan dengan kejujuran cukup mencengangkan aku sebagai guru dan juga orang tua. Diantaranya mereka mengatakan 'saya ingin jujur kepada orang tua tentang suatu hal tetapi pasti orang tua saya akan marah kalau saya katakan yang sebenarnya, begitu juga kalau saya katakan kepada guru saat saya tidak masuk sekolah ( bolos) kalau saya katakan saya tidak suka dengan guru yang mengajar mata pelajaran itu pasti dia akan sangat marah pada saya.Ya udah biar saya aman saya katakan saja saya sakit atau terlambat bangun'atau ada jawaban lain yang mengatakan 'kalau saya jujur saya nanti diketawain teman-teman saya bu' dan pernah ada jawaban dari salah satu anakku sewaktu try out menjelang UN . Cukup khawatir karena hasil try outnya digembar-gemborkan pihak sekolah akan mengalami kegagalan . Dan aku ngobrol dengannya jawabannya adalah kalau saya jujur dengan jawaban saya bu, nanti saya dianggap gak pintar dan saya rugi juga dong bu, sementara teman-teman saya yang nyontek aman-aman saja tuh. Nah kalau sudah begini sebagai guru pembimbing dan sebagai orang tua juga aku bingung mengajarkan kejujuran di tengah masyarakat yang tidak jujur masihkah bisa tetap berlaku ??? Banyak nilai-nilai dalam kehidupan yang telah bergeser ,yang tak jujur bahkan dengan berani mengatakan telah menjadi korban keadaan.Ayo kita renungkan bersama makna kejujuran bagi kehidupan masa depan kita, masyarakat dan bangsa Indonesia yang lebih baik

Minggu, 12 Juni 2011

Ber jamah....???

Setahu aku istilah berjamaah selalu digunakan untuk konotasi yang baik, seperti sholat. Karena dalam sholat yang dilakukan dengan berjamaah kita akan memperoleh pahala yang berlipat ganda. Tapi dalam kenyataan hidup saat ini sepertinya istilah berjamaah tak lagi selalu berkonotasi positif.Satu contoh yang cukup mencengangkan terjadi dalam dunia pendidikan , di daerah Jawa guru sekolah dasar mengijinkan para siswanya melakukan praktek mencontek bersama. Dan yang terjadi di Jakarta juga cukup menghebohkan dengan oknum guru memberi contekan kepada siswa/i SD saat menjalani ujian dan membuat perjanjian dengan siswa untuk tidak mengadu kepada siapa pun. Waduh...sebegitu besarkah arti nilai yang ditulis dalam bentuk angka kelulusan sehingga para oknum guru harus kehilangan nuraninya untuk mengajarkan ketidakjujuran apalagi dilakukan secara berjamaah pula. Bukan berarti sebagai guru aku termasuk yang paling bener, apabila tak ingin dikatakan alim, tetapi aku berpendapat seandainya siswa/i ku sedang melakasanakan ujian dan mereka melakukan 'usaha' . Ya itu bagian dari mereka ( siswa/i ku ) mendapatkan nilai yang baik. Tetapi paling tidak bukan dari gurunya dong. Manusia memang berproses dan selalu ingin mendapat yang terbaik dan menurutku yang juga guru yang dilakukan siswa untuk berusaha adalah hal yang wajar. Tetapi peran guru dalam hal inikan juga masih diperlukan untuk memberi arahan tentang sesuatu hal-hal yang sesuai dengan norma yang sesuai dengan norma yang baik. Bukan mengikuti maunya kita walau tak sesuai dengan etika. Siapa lagi yang akan mengajarkan dan memberi teladan ke pada masyarakat tentang norma dan nilai-nilai kehidupan yang baik kalau bukan salah satunya ya pendidik. Jadi apakah praktek berjamaah akan tetap kita lestarikan untuk hal-hal yang kurang mendidik ???

Sabtu, 11 Juni 2011

Teman...sahabat...pacar....

Kata-kata itu pernah aku baca dari salah satu majalah remaja zaman ku masih remaja juga. Dan aku pernah merasakan metamorfosa ketiga tahap itu , tapi mungkin dibalik saja urutannya.Bagiku dia teman yang menyenangkan. Dan aku tak pernah membayangkan suatu hubungan yang rumit tapi mengasyikkan.Berawal dari teman berantem waktu masih sekolah , selalu membuatku ketakutan saat melewati kelasnya karena akan terdengar koor yang keras memanggil namaku dengan berteriak -teriak hingga membuatku salah tingkah dan berjanji dalam hati gak akan aku melewati kelas itu lagi. Selesai masa sekolah entah bagaimana caranya kok tiba-tiba bisa bertemu lagi dengan salah satu personil dari kelas luar biasa tersebut dan jreng-jreng tanpa terduga aku menerima pernyataan rasanya, waktu kebersaman berjalan selama tidak lebih dalam hitungan bulan, 6 bulan saja bersama. Bersama merajut hari dan tak lupa mengajakku untuk bertemu dengan personil-personil yang lain dan aku kembali mengalami perasaan trauma dengan kegaduhan masa lalu. Sampai akhirnya aku harus mengecewakannya dengan pernyataan perasaan ku yang jujur. Tak bertemu selama beberapa tahun, menghilang tanpa kabar berita. Dan kembali lagi tak tau bagaimana caranya saat aku sudah bertemu dengan calon suami ku waktu itu. Kembali menjalin hubungan komunikasi yang semakin menyenangkan walau tetap diselingi dengan pertengkaran dan saling mengejek...tapi menyenangkan dan membuat aku jadi berpikir inilah sahabat sejati. Yang tidak hanya mendampingi dalam kebersamaan walau terpisah jarak yang jauh tetap merasakan ikatan . Ada perasaan yang lain saat aku merasa ada sesuatu dengannya saat sudah lama tak berkomunikasi . Dan benar saja...memang ada apa-apa juga, begitu juga saat aku merasakan sesuatu hal...ada detak yang lain dan pasti menghubungiku. Indah , menyenangkan .Proses metamorfosa yang baik...dari teman ...beralih menjadi pacar...dan sekarang menjadi sahabat terbaik yang aku miliki.

Tergesa-gesa

Saya tunggu paling lambat hari Jumat sebelum jam 3, lewat dari jam 3 saya tidak akan terima tugas portofolionya, kataku kepada semua siswa yang aku bimbing.Di hari Jumat pagi aku memanggil semua ketua dari kelas yang aku bimbing untuk mengingatkan batas akhir pengumpulan tugas adalah hari ini.Dan saat mereka menemuiku , aku katakan saya tunggu sampai jam 3 ya.Yang aku lakukan sambil menunggu mereka mengumpulkan tugas tersebut adalah aku mencari wifi gratisan di ruang laboratorium komputer, sambil berkelana di dunia maya. Satu persatu datang untuk memberi tugas dan aku bertanya apa pengalaman yang mereka dapat saat mengerjakan tugas tersebut, dan mereka menjawab dengan jadi ingat lagi bu, saat lagi materi itu saya bagaimana dan membuat saya jadi bisa menulis. Mungkin untuk tahap awal tugas yang mereka kumpulkan baru sebatas memindahkan isi kepala mereka ke dalam kertas ukuran legal.Belum ada rangkaian tugas menganalisa dari tugas -tugas tersebut.Tapi lumayanlah melihat antusias mereka untuk mengerjakan dan mengumpulkan tugas tersebut. Dan ada sedikit cerita lucu saat mereka mencariku di ruangan BK tapi tak menemukan sosok ku disana, dan mereka bertanya pada rekan guru yang ada di sana , bu ...bu Ninik ada....di jawab oleh rekan-rekan guruku...lagi keramas... jelas saja siswaku mengerutkan keningnya dan bertanya...'keramas'? iya di ruang lab komputer...kembali siswaku bertanya kok lagi keramas bu...? ( seperti iklan...lupa ya...) kan gak boleh menyebut nama produk.Dan saat mataku mulai lelah berkelana di dunia maya dan kebetulan waktu sudah menunjukkan pukul 14.40, aku membereskan pekerjaanku dan kembali ke ruang BK . Sesampainya aku di ruangan ku aku langsung disambut oleh beberapa siswa lagi yang hendak mengumpulkan tugasnya... aku terima sambil bertanya kepada salah seorang yang ikut mengumpulkan tapi tidak membawa tugasnya...loh belum bu...td saya titip ke teman...saya katakan lagi cepat...sebelum jam 3...lewat jam 3 tidak saya terima....secepat kilat menghilang dan saat waktu menunjukkan jam 3 kurang 3 menit...siswa itu telah berada kembali di ruanganku , aku langsung melirik jam dinding yang ada di ruang BK , dengan wajah kecapean serta memelasnya dia berkata ...belum jam 3 bu...dan aku tersenyum melihat kegigihannya...oh..anakku...Aku hargai kegigihan kalian...dan aku merasa tersanjung karena kalian menghargai aku...Terimakasih dalam perjalanan setahun belajar bersama ...Belajar memahami kebutuhan kalian...belajar menjadi sosok guru yang dapat berbagi dengan kalian ...semoga perjalanan ini dapat berarti juga bagi semua siswa/i ku...

Jumat, 10 Juni 2011

No Body Perfect

Memang tidak ada manusia yang sempurna. Justru Allah menciptakan ketidaksempurnaan untuk saling melengkapi menjadi sempurna. Saling bahu membahu bersinergi menjadikan hidup lebih sempurna. Tetapi tak semudah mengucapkannya. Dalam hidup selalu ada hal-hal yang harus di penuhi berkaitan dengan target-target dan saat tak mampu memenuhinya kita dianggap tak sempurna. Judul tulisan yang kubuat berkaitan dengan ucapan yang disampaikan oleh pimpinanku saat perpisahan tadi pagi. Selesai senam pagi bersama berkumpul untuk menyampaikan sepatah dua patah kata . Mungkin berharap ada yang termehek-mehek dari acara perpisahan tersebut tetapi ternyata semua biasa aja. Dalam sambutannya pimpinan mengatakan permohonan maaf atas yang telah dilakukan selama ini . Semua diam membisu mungkin sambil mengingat-ingat kejadian yang telah dilalui selama 2 tahun dalam kebersamaan yang 'kurang menyenangkan'. Ya tidak ada manusia yang sempurna kata wakil pimpinan. Aku pun memahami hal itu .Tetapi bukan berarti ketidaksempurnaan harus di balut dengan ambisi untuk mencapai suatu tujuan dengan menghalalkan segala cara kan. Bahkan sebagai bawahan yang terbilang masih yunior aku pun pernah menghadap kepada pimpinanku dan mengungkapkan kegelisahanku karena diperlakukan tidak adil. Dengan sedikit emosi aku mengatakan manusia memiliki 2 telinga untuk mendengar dan 1 mulut untuk berbicara jadi aku memintanya dengarkan aku dulu yang berbicara. Pelajaran berharga yang kualami dari 2 pimpinan yang tak berpihak padaku , aku diajak ( atau dipaksa ) untuk menjadi lebih sabar( moga-moga bisa) dan bijak menghadapi berbagai gaya pimpinan. Belajar untuk memahami berbagai karakter manusia. Belajar untuk memahami ketidak sempurnaan manusia, 'No Body Perfect ' Agar bisa bersama-sama bersinergi menjadikan hidup lebih sempurna.

Kamis, 09 Juni 2011

Inspirasi dari siswaku

Beberapa hari ini kegiatan ku karena sudah tidak lagi mengajar tatap muka dalam kelas aku hanya menunggu siswaku yang mengumpulkan tugas akhir portofolio beberapa materi yang sudah aku berikan selama 2 semester belajar bersama. Tujuanku memberi tugas tersebut adalah untuk memberi pengalaman kepada siswa/i ku membuat atau menyimpulkan berbagai materi yang telah di terima dan dituangkan dalam bentuk tulisan tentang hal-hal yang mereka dapatkan selama belajar BK bersama ku. Pengetahuan yang bertambah, Keterampilan yang bertambah, Sikap dan perilaku yang berubah, minat yang berubah dan Pandangan hidup yang mungkin berubah setelah mendapat materi BK tentang berbagai hal. Aku berharap mereka akan terbiasa untuk menuangkan pemikiran mereka dalam bentuk tulisan dan kemudian dapat memberi masukan kepada ku tentang beberapa materi yang mungkin tidak berkenan dalam diri mereka. Mungkin karena cara penyampaian ku, atau karena itu bukan kebutuhan mereka. Aku kurang paham tetapi ada hal-hal yang membuat ku menjadi bergairah karena ternyata dari tugas yang sudah terkumpul ada inspirasi yang aku dapatkan dari kebutuhan mereka. Termotivasi untuk semakin menggali bakat mereka, mungkin suatu saat nanti dari kegiatan kecil seperti ini ada sesuatu karya besar yang bisa mereka hasilkan karena terbiasa dan terbiasa untuk menulis. Bukan hanya memindahkan tulisan yang ada di buku cetak ke dalam buku tulis mereka untuk kemudian dinilai. Sebagai pembimbing mereka yang jelas aku mengucapkan terimakasih karena dari tugas mereka yang telah di kumpulkan ada inspirasi baru yang dapat aku lakukan ya...untuk mereka juga nantinya.

Rabu, 08 Juni 2011

Dua anak manusia

Dua anak manusia dilanda cinta
sejalan dalam nada
selaras dalam rasa.
Dua anak manusia dilanda cinta
menangis dan tertawa
selalu berdua selalu bersama.....
Tuhan tuntunlah langkah mereka
dalam bimbang.... redakanlah gemuruh hati
dalam kesedihan ..
Oh Tuhan ...tunjukkanlah jalan agar mereka tetap abadi...
tiba-tiba saja saat mendengar lagu nya Vina Panduwinata yang berjudul Dua anak manusia jadi ingat saat ada beberapa siswaku yang datang untuk berkonsultasi bahasa gaulnya "curhat". Dengan penuh semangat mereka menceritakan hal-hal yang menjadi kegundahan hatinya, aku mendengarkan dengan seksama. Walau diselingi dengan canda tawa, tapi aku menangkap kegundahan di hati siswaku yang sedang kasmaran , tak terima diperlakukan tak menyenangkan oleh kita sebut sebagai rivalnya....sebel deh bu...kok saya yang di perlakukan begitu, sampai akhirnya aku bertanya waktu kamu putus dengan pacarmu yang lama selesai baik-baik gak tanyaku pada si remaja cowok dan dijawab dengan gelengan kepala. Kalau begitu kamu harus selesaikan dulu secara baik-baik...baru setelah itu membuka hubungan dengan yang lain itu baru lelaki kataku. Dan sambil mereka mendengarkan aku memberi nasehat. Mereka berdua berpegangan tangan...aku melongo...sambil tersenyum ...cinta memang indah...cinta tak pernah memandang usia...tetapi ada hal-hal yang harus dijaga dari kesucian cinta itu. Cinta dan nafsu hanya dibatasi oleh dinding yang sangat tipis dan mungkin tak terlihat oleh mata. Tapi terasa oleh hati.
Tuhan tuntunlah langkah mereka dalam bimbang...redakanlah gemuruh hati dalam kesedihan...agar mereka tetap abadi...paling tidak cinta...akan abadi...walau entah dengan siapa menjalanainya...

Selasa, 07 Juni 2011

Doa Mac Arthur untuk putranya

Doa yang ditulis Mac Arthur untuk putranya

Tuhan , buatkan bagi saya seorang putra yang cukup kuat untuk menyadari kalau ia lemah
dan cukup tabah menghadapi dirinya kalau ia takut
yang akan bangga dan tidak putus asa kalau ia kalah secara jujur,
dan rendah hati serta lembut dalam kemenangan
Buatkanlah bagi saya seorang putra yang yang bukan cuma bisa berharap ,
tetapi mampu berbuat
Putra yang akan mengenal Engkau
Jangan bawa ia ke jalan yang serba mudah dan serba enak
tetapi biarlah ia belajar berdiri di tengah badai
Biarlah ia belajar merasakan penderitaan orang-orang yang gagal
Buatlah bagi saya seorang putra yang dapat mengendalikan dirinya sendiri
sebelum mencoba mengendalikan orang lain
yang meraih masa depan tetapi tidak melupakan masa lalu
Dan kalau semua itu telah menjadi miliknya , saya mohon agar ia diberikan rasa humor
Berilah ia kerendahan hati supaya ia selalu ingat kesederhanaan dari keagungan sejati, keterbukaan dari kebijaksanaan sejati
dan kelembutan dari kekuatan sejati.

Senin, 06 Juni 2011

Aku dihatinya

Agak kaget dan surprise banget sewaktu pagi tadi secara tiba-tiba aku menerima telephone dari guru SD ku. Sebelumnya aku mengirim sms kepadanya bertanya apakah nomer yang kudapat masih nomernya. Cukup lama aku menunggu selama 2 hari aku menunggu kabar balasan smsnya . Dan ternyata selama 2 hari itu beliau masih berada di Kuala Lumpur. Dan tadi pagi saat aku sedang membuat deskripsi penilaian perilaku siswa .Tiba-tiba telp ku berdering dan yang muncul nama guru ku tersebut. Nomer itu memang sudah tersave.Oh ya Allah menyenangkan sekali dan membuat aku semakin kagum dan sayang pada guruku itu. Beliau guru SD yang memiliki kesan dalam diriku, luar biasa sangat berkesan . Begitu berartinya dia dalam perkembangan diriku menuju remaja. Aku ingat bagaimana saat aku menjadi siswa baru di sekolah itu , dan beliau membimbing aku untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru tersebut. Beliau memberi aku tanggung jawab untuk menyediakan minuman bagi guru itu setiap harinya. Dan bagi anak SD itu merupakan suatu kehormatan karena dipercaya oleh guru . Aku juga dipilih untuk mengikuti seleksi cerdas cermat.Saat naik ke kelas yang lebih tinggi , aku harus menghadapi situasi yang cukup sulit, di catur wulan ke 2 aku kehilangan ayahku . Ayahku meninggal karena sakit lever yang cukup akut. Dan guruku ini menemaniku dan keluarga untuk memberi penghiburan . Sampai akhirnya aku menyelesaikan pendidikan SD ku setelah aku bersama keluargaku pindah kota lain , hilanglah kontak hubungan dengan guruku tersayang ini. Kemarin saat aku bertemu dengan teman-teman SD ku yang ada di kota ini dan aku mendapatkan nomer guruku . Dan berceritalah dia tentang keadaannya saat ini sembari bertanya tentang diriku. Aku merasa sebagai muridnya yang telah lulus selama 25 tahun sangat senang karena dia masih cukup ingat akan diriku. Menjadi inspirasi bagiku akan kebaikan dan perhatiannya yang tak luntur kepadaku. Sampai dia ingat bagaimana aku cemberut apabila sedang kesal sembari melirik dari sudut mataku dan kemudian beliau datang menghampiri dan menepuk-nepuk pundakku memberi ketenangan. Oh ingatannya tentang diriku masih begitu lekat...AKU DI HATINYA, dan IA PUN SELALU ADA DI HATIKU. Terharu senang, bahagia , semua rasa bercampur menjadi satu dan ada harapan untuk bisa menemuinya.Memberi inspirasi bagiku untuk dapat menjadikan diri ini selalu ada di hati semua murid-muridku.Semoga ......Amin

Minggu, 05 Juni 2011

Garuda di dada , Pancasila dimana..???

Ingat waktu piala AFF tahun kemaren begitu bergemuruhnya dada ini mendengar lagunya Netral yang berjudul "Garuda di dadaku". Garuda di dadaku, garuda kebanggaanku kuyakin hari ini pasti menang.Semangat sekali. Semua tak terkecuali tua , muda , kaya , miskin menyanyikan lirik lagu tersebut. Untuk membagi semangat kebanggaan kepada timnas sepokbola yang sedang bertanding melawan tim dari Malaysia.Walau dikatakan serumpun tetap saja saat bertanding yang diharapkan adalah menjadi pemenang. Dengan segala usaha yang telah dilakukan oleh timnas saat itu akhirnya Indonesia hanya mampu menjadi juara ke dua untuk memperebutkan piala AFF. Tapi semangat kebangsaan masih sangat menggebu di dada seluruh rakyat Indonesia.
Dan pada tanggal 1 Juni 2011 , para petinggi pemerintah menghadiri acara kelahiran Pancasila. Para mantan Presiden dan Presiden yang masih menjabat memberi pidato yang cukup bagus.Bagus isinya tapi belum tentu dalam pelaksanaannya. Satu pidato yang cukup memukau adalah pidato yang di bacakan oleh presiden ke 3 bapak BJ . Habibie tentang Pancasila. Dan selesainya acara tersebut ada perilaku dari para petinggi tersebut yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan justru dilakukan oleh putri penggagas Pancasila.Oh ternyata Pancasila hanya sekedar slogan di bibir.Wajar saja kalau kemudian yang terjadi perilaku tak terpuji, tak mencerminkan Pancasila.Dan saat pagi tadi menonton acara dari salah satu stasiun tv yang membahas tentang Pancasila lagi, dan kejadian yang terjadi di salah satu sekolah negeri di Jakarta yang salah satu oknum gurunya memberi jawaban soal UN, dan sangat terencana karena sebelum kegiatan itu dilakukan para siswa telah diintimidasi dengan membuat pernyataan tertulis mengenai penyebaran jawaban UN tersebut. Apa sih sebenarnya yang ada dalam pikiran guru tersebut, sebagai sesama guru aku prihatin atas yang dilakukannya. Harusnya dapat memberi contoh yang baik, ini malah membuat perilaku yang tidak baik dan mencuci otak siswa dengan tindakannya mengintimidasi. Mungkin guru tersebut tidak sepenuhnya salah karena memang sebagai guru yang merupakan ujung tombak dari keberhasilan siswa sangat berharap agar semua siswanya berhasil dalam pelaksanaan UN sehingga dapat meningkatkan prestise sekolah dan secara tidak langsung prestise dia sebagai guru. Tetapi berpikirkah ia dalam jangka panjang akan diminta pula pertanggung jawaban atas perilaku, pemahaman kepada siswa/i nya. Kata temanku profesi guru sama juga dengan satu kaki di surga dan satu kaki di neraka . Di surga apabila sang guru mampu menularkan kebaikan pada siswa/inya. Namun satu kaki di neraka manakala yang kita ajarkan adalah hal-hal yang salah dan tidak baik. Dan untuk nilai -nilai Pancasila apabila kita semua mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari tak perduli apapun profesinya aku rasa kita telah menciptakan surga yang indah untuk kehidupan di dunia.

Jumat, 03 Juni 2011

Deg-degan

Jadi ingat setahun yang lalu saat menjelang pengumuman kelulusan SMP. Waktu itu selesai mengikuti kegiatan perpisahan siswa kelas 9, dan selesai acara perpisahan kami para guru langsung kembali ke sekolah untuk rapat kelulusan. Detik-detik menegangkan bagi kami para guru saat harus mendengar pengarahan dari kepala sekolah tentang kelulusan siswa. Mulai disebutkan tentang nilai terbaik dan kurang baik dari 4 mata pelajaran yang di UN kan, siswa yang berhasil menduduki posisi 10 besar. Untuk yang ini ada cerita agak mengagetkan walau mungkin itulah keberuntungannya. Dari 10 nama yang disebutkan sebagai 10 siswa terbaik ada sekitar 5 nama yang mencuat tiba-tiba yang aku cukup paham bagaimana cara belajar mereka serta hasil yang mereka dapat selama belajar, tapi ya itulah tadi keberuntungan sedang berpihak pada mereka , sementara aku hanya mengangap hal itu adalah bagian dari usaha mereka.Dan aku juga kembali di suguhi kekagetan manakala di sebutkan pula 10 siswa yang kurang berhasil, dan harus mengikuti ujian ulang, tersebut satu persatu dan aku sebagai pembimbing mereka, aku menangis.... Allah Akbar terlintas dalam pikiran ku wajah-wajah mereka, aku menangis...aku menangis untuk kesuksesan mereka yang tertunda. Tak adil sekali karena 4 mata pelajaran yang di UN kan mereka dianggap gagal.Walau ternyata pemerintah masih cukup berbaik hati memberi kesempatan kepada siswa yang kurang memenuhi syarat kelulusan untuk mengikuti kembali ujian ulang.Setelah rapat kelulusan selesai dilaksanakan, aku bergegas untuk pulang dan langsung dicegat oleh beberapa siswa, yang dalam pandangan beberapa guru cukup terkenal agak bermasalah tapi cukup dekat dengan aku. Sewaktu aku turun dari tangga menuju halaman sekolah mereka bertanya , bu saya lulus tidak? Dengan wajah teramat memelas mengharapkan keluar jawaban dari mulutku. Sementara aku belum berani menginformasikan kepada mereka bahwa mereka bukan termasuk siswa yang gagal dan harus mengulang, aku pandangi wajah mereka begitu juga mereka menatap mataku dalam-dalam dan setelah itu aku tersenyum sambil mengusap kepala mereka . Kedua siswaku yang masuk kategori bermasalah dalam pandangan beberapa guru langsung meloncat dan berteriak kegirangan. Tak keluar sepatah katapun dari mulutku, hanya tatapan dan senyuman untuk keberuntungan mereka. Dan benar saja saat pengumuman kelulusan esok harinya, tangisku pecah bersama mereka yang harus mengulang, menangis, menjerit, berteriak, menunduk haru semua ada pada wajah yang merasa gagal. Oh anakku kesedihan itu bukan hanya milikmu, aku pun merasakan dadaku juga terasa sesak saat aku mengikuti pengarahan kelulusan itu.Dari malam migren ku kumat memikirkan kesiapan mental kalian mendengar informasi itu.Beberapa hari kemudian ada kegiatan pendalaman materi untuk siswa yang mendapat kesempatan memperbaiki diri, mereka datang bersama dengan orang tua mereka. Rasanya waktu itu aku tak mampu menatap wajah sedih mereka, aku hampiri mereka satu persatu dan aku peluk mereka untuk memberi kekuatan bahwa aku juga merasakan apa yang mereka rasakan saat itu.Aku memberi sedikit arahan kepada siswa/i ku dan menguatkan orang tua untuk selalu mendukung mereka . Setelah itu aku keluar ruang kelas dan menangis sedih di ruang Bimbingan Konseling.Masih sesak dadaku. Tapi jangan perlihatkan depan mereka, mereka harus kuat ...itu yang kutanamkan . Hari ini kembali aku menghadiri rapat kelulusan, tapi entah kenapa ya...mungkin karena aku bukanlah pembimbing mereka, aku merasa kurang ada gregetnya, tak ada kedekatan emosional yang terjalin dengan mereka yang sekarang ini, khawatir akan kejadian seperti tahun lalu tetap ada tetapi ternyata semua berhasil...dan ucapan syukur Alhamdulillah aku ucapkan atas kerja keras semua pihak, siswa, guru dan orang tua.

Kamis, 02 Juni 2011

Flowers are Red

Flowers are Red

By Harry Chapin

The little boy went first day of school

He got some crayons and started to draw

He put colors all over the paper

For colors was what he saw

And the teacher said …what you doing young man

I’m painting flowers he said

She said …It’s not the time for art young man

And anyway flowers are green and red

There’s a time for everything young man

And a way it should be done

You’ve got to show corncern for everyone else

For you’re not the only one

And she said…

Flowers are red young man

Green leaves are green

There’s no need to see flowere any other way

Than they way they always have been seen

But the little boy said…

There are so many colors in the rainbow

So many colors in the flower and I see every one

Well the teacher said…You’re sassy

There’s ways that things should be

And you’ll paint flowers the way they are

So repeat after me…

And she said..

Flowers are red young man

Green leaves are green

There’s no need to see flowers any other way

Than they way they always have been seen

But the little boy said …

There are so many colors in the rainbow

So many colors in the morning sun

So many colors in the flower and I see every one

The teacher put him in a corner

She said …It’s for your own good…

And you won’t come out ‘til you get it right

And all responding like you should

Well finally he got lonely

Frightened thoughts filled his head

And he went up to the teacher

And this is what he said …and he said

Flowers are red, green leaves are green

There’s no need to see flowers any other way

Than the way they always have been seen

Time went by like it always does

And they moved to another town

And the little boy went to another school

And this is what he found

And this is what he found

The teacher there was smilin’

She said …Painting should be fun

And there are so many colors in a flower

So let use every one

But that little boy painted flowers

I neat rows of green and red

And when the teacher asked him why

This is what he said ..and he said

Flowers are red , green leaves are green

There’s no need to see flowers any other way

Than the way they always have been seen.

( untuk bahan renungan bagi guru )