Jumat, 24 Juni 2011

Harapan baru

Kemarin aku dan beberapa rekanku sesama guru pembimbing dipanggil untuk menghadap ke kepala sekolah yang baru. Untuk berdiskusi tentang banyak hal yang berkaitan dengan perkembangan siswa. Rasanya cukup lama kurang lebih hampir 5 tahun tak merasakan diperlakukan sebagai rekan kerja oleh atasan. 2 pemimpin sebelum yang saat ini dengan gelar yang begitu banyak melekat pada namanya sampai-sampai kami agak khawatir juga saat harus berbicara karena takut salah mengucapkan sesuatu hal. Dan juga merasakan ada jarak yang terbentang cukup dalam antara harapan sang pemimpin dan harapan sang bawahan...Sering kali suatu program yang baik dari seorang pemimpin dengan gelar yang panjang tak mampu juga dilaksanakan dengan baik karena tak terjadi komunikasi yang baik antara bawahan dan atasan. Sang atasan dengan konsep berpikirnya , harapan juga visi masa depan yang belum tentu juga untuk kepentingan bersama....mungkin lebih kepada pencitraan diri sang pemimpin. Dan itulah yang kurasakan selama hampir 5 tahun terakhir ini. Tak merasakan ada regenerasi bahkan mungkin lebih bisa disebut dengan penghambatan karier seseorang manakala tak sesuai dengan kemauan atasan . Ada unsur senang dan tidak senang di dalamnya.Padahal kami para bawahannya juga mengalami penambahan usia. Saat berpikir positif penghambatan karier mungkin bertujuan mematangkan pribadi bawahannya. Agar dapat berpikir jernih, tak temperamen dan lebih bijak saat mengambil keputusan. Tapi manakala berpikir negatif yang terlintas dalam pikiran adalah like n' dislike terhadap nasib karier seseorang.Seperti bahasa iklan Kalo bisa dibuat susah...kenapa dibuat mudah.... Dan manakala hadir pemimpin yang tak bergelar panjang dengan pendekatan yang berbeda, tiba-tiba ada harapan baru akan dimanusiakan sebagai rekan kerja. Yang akan mendukung program yang dibuat berdasarkan kesepakatan bersama. Yang akan menjalani kegiatan dengan keiklasan sebagai pekerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar