Selasa, 30 April 2013

Semangat Pagi


Saat ini aku sedang berada di krl comuter tujuan Tanah Abang –Jatinegara. Untuk tugas mulia ‘Mencerdaskan kehidupan bangsa ‘ hmm mulia banget ya . Dan tumbennya aku dapat tempat duduk . Amazing ‘sesuatu ‘ kata Syahrini yang jarang kudapatkan kayak dapat undian deh ….hore. Jadi agak leluasa untuk membaca . Ketika membaca satu buku menarik “ kekuatan Pena “ yang ditulis Eko Prasetyo yang baru sempat membaca beberapa halaman . Menarik sekali memaparkan dengan ringan dan inspiratif mengajak untuk mau menuangkan pemikiran atau ide kedalam tulisan . Dan ada satu tulisan di buku tersebut yang membuat aku jadi teringat dengan siswa/i ku.Oh sebentar lagi mereka akan meninggalkan ku untuk melanjutkan langkah meraih cita-cita. ( Puitisnya)
Ada satu judul tulisan di buku tersebut 20 tahun lagi , aku kutip kalimat dari buku itu “ Jangan pernah menganggap murid-murid anda adalah anak-anak . Sebab kelak merekalah yang menentukan maju tidaknya negara ini” Kalimat itu meluncur dari mulut Dahlan Iskan yang sekarang menjadi mentri BUMN . Dilanjutkan dengan pernyataannya , Guru saat ini ikut menentukan masa depan Indonesia 20 tahun mendatang . Jika siswa yang kita bimbing saat ini berusia sekitar 13-16 tahun , 20 tahun mendatang para siswa kita akan menginjak usia 33-36 tahun . Dan masih menurut Dahlan usia itulah yang paling produktif bagi manusia. Dan guru lah yang menentukan produktif tidaknya siswa yang kita bimbing saat ini untuk masa depannya kelak. Walau pun agak pesimis karena sistem pendidikan kita yang tak mengajarkan siswa untuk mandiri . Bagaimana mau produktif ? Mandiri saja …..???
Oke terlepas dari pesimitis dengan sistem pendidikan di negri tercintaku , paling tidak sebagai guru aku pun mencoba membangkitkan semangat produktifitas kepada siswa/i yang kubimbing. Dengan kegiatan bimbingan yang mengobarkan semangat toleransi , kerjasama dan saling menghargai perbedaan . Memang tak  bisa langsung mengatakan sukses dengan yang sudah kelakukan . Namun ternyata dari arahan dan wejangan di kelas saat tatap muka atau curhat di ruang BK . Semangat untuk produktif ternyata mulai tertular dalam diri para siswaku. ( moga2 gak rusak dengan sistem pendidikan yang hanya mengandalkan nilai saja ) Mereka begitu antusias saat aku memberi tugas untuk membuat pementasan drama. Dan sampai pada pementasan aku katakan kepada siswaku: “Dalam kehidupan kalian ke depan yang dibutuhkan  adalah kerjasama . Tidak akan sukses  seorang camat, walikota, gubernur hingga presiden  apabila dia tidak bisa bekerjasama dengan lingkungannya. Sebagus apapun program yang kalian tawarkan kepada masyarakat.Bersyukur sekali sejak awal aku membimbing mereka dari kelas 7 hingga kelas 9 SMP selama 3 tahun bersama . Aku selalu dengungkan kerjasama , toleransi dan saling menghargai . Dapat mereka buktikan mereka mampu menunjukkan kerjasama dan saling menghargai saat pementasan drama dan proses pembuatan majalah kelas. Walau bukan tak pernah terdengar sindiran tak mengenakkan yang ditujukan pada diriku , apaan sih belajar kok begitu, biarlah anjing menggonggong kafilah berlalu . Yang jelas aku menanam semangat dari sekarang yang aku tak tau akan bisa memetik kapan yang kutanam sekarang . Tapi aku percaya pasti akan berbuah manis.

Sabtu, 27 April 2013

Menikmati Kebersamaan

Saat diselenggarakan UN tingkat SMP dari tanggal 22-25 April ada rasa terbebas dari rutinitas yang membosankan . Tak harus mengantar jempol di pagi hari sebelum jam 06.30 dan khawatir pintu gerbang telah terkunci . Ketika telah terkunci diteriakin para tukang ojek 'terlambat bu guru '. Atau terkantuk kantuk mengukur bangku di ruangan menunggu waktu jam 15.00 untuk kembali mengantar jempol . Waduh seakan -akan efektifitas kerja hanya di nilai dari jempol yang hadir dan pulang saja .
Dan selama 4 hari yang judulnya mengemban tugas dan rahasia negara , terbebas dari rutinitas kehadiran dan kepulangan jempol . 
Bisa bernostagia menikmati kebersamaan dengan putri tercinta . Seperti dahulu kala ketika belum terikat dengan  aturan jempol . Kuabaikan ajakan rekan-rekanku untuk menikmati jadwal pulang lebih awal . Menikmati menjemput putriku yang sudah beranjak remaja . Ingat saat -saat dulu harus berkejar-kejaran dengan kereta , terkantuk kantuk di pangkuan ketika tak mendapat tempat duduk . Demi mendapat tempat duduk merelakan duduk di bawah dengan beralaskan koran . Atau ikut kereta menuju kota agar bisa dapat tempat duduk . hehehe anakku kisah masa lalu . Belum lagi request dari putriku untuk selalu makan siang di restoran franchise. Bangkrut-bangkrut deh ortunya . Mengingat masa sulit kala itu karena tak setiap bulan bisa menerima gaji dari pekerjaan yang dilakukan . Harus di rapel / 3 bulan sekali . Meneydihkan dan kadang pengen marah karena kesal dengan permintaan putri ku yang setiap hari maunya makan jungefood . Semuanya seperti tayangan film hitam putih . Kini hampir 6 tahun masa itu terlewati , terkadang tak menyangka ternyata bisa juga melewati masa-masa sulit kala itu . 
Dan 4 hari bersama , kulalui jalan yang dulu pernah kelalui , meskipun ada beberapa bagian yang berubah . Dari diriku sebagai ibu yang bertambah usia sementara putriku semakin tinggi menyaingi tinggiku . Kutanya padanya mau kemana kita , mau makan apa kakak ? Mungkin bentuk penebusan dosa karena dulu memenuhi keinginannya dalam keadaan terpaksa sambil ngomel-ngomel . Kunikmati saat duduk berdua makan dan bercerita tentang keadaan teman-temannya di sekolah.Impiannya sebagai anak dan harapannya terhadap orang tuanya . Oh ya Allah nikmatnya kebersamaan . Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan

Yang kecil...boleh lah, yang besar sendiri aja ya....

Ada sedikit cerita yang membuatku tersenyum geli apabila mengingatnya. Saat sedang mengawasi UN di salah satu sekolah yang ditunjuk . Ketika aku sudah menyelesaikan tugasku untuk membagikan soal dan mengedarkan daftar hadir .
Aku mulai menulis dalam berita acara tentang pelaksanaan UN hari itu. Baru sekitar 20 menit pelaksanaan ujian berlangsung. Saat peserta ujian sedang sibuk mengerjakan soal UN , tiba-tiba di pojok kanan salah seorang siswa mengacungkan tangan . Aku agak was-was juga jangan-jangan lembaran soalnya ada yang kurang  atau...
Ternyata peserta meminta ujian kepada pengawas ruangan untuk diperbolehkan ke toilet karena mau buang air kecil ( BAK ).
Dan sesuai arahan sewaktu rapat , sebaiknya peserta ujian yang hendak ke toilet diantar oleh salah seorang pengawas ruang . Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan .Dan aku langsung menyanggupi untuk menemani ke toilet .
Memasuki satu jam waktu berlalu ,beberapa siswa mulai agak gelisah . Entah karena soal ujiannya yang teramat sukar atau karena hal lainaku tak begitu paham .Aku hanya bisa memberi kode peserta untuk tenang dengan menempelkan jari telunjuk di bibir.Agar berkonsentrasi lagi menjawab soal ujian . 90 lebih  menit waktu berlalu.Menjelang 20 menit waktu ujian berakhir salah seorang peserta yang sedari tadi memang gelisah mengacungkan tangan dan berkata " Bu, saya boleh ijin ke toilet "? Dan saya mengangguk seraya bertanya " mo buang air kecil " ?Sambil menahan rasa , peserta ujian menjawab , tidak bu BAB langsung berlari kencang. Sambil siswa berlalu saya berkomentar , okelah kalau yang kecil saya masih mau temenin tapi kalau yang besar....sendiri aja ya.

Sabtu, 20 April 2013

Dialog kegalauan menjelang UN

Siswa      : " ibu bener gak sih UN tahun ini 20 paket? "
Guru       : " informasi yang ibu terima seperti itu , kenapa nak ?"
siswa      : " Kenapa gak satu paket aja sih bu ?
                 kok kami dijadikan kelinci percobaan
                 dan penjagaan paket UN dijaga ketat aparat negara
                 seakan -akan kami teroris yang akan merusak lembaga negara
                 terus soalnya pake barcode lagi "
                 #edisi galau siswa
Guru      : " ya kenapa kalau jadi 20 paket "
               #edisi menggali informasi
Siswa     :" kenapa gak satu paket aja sih bu?'
Guru       : ( sambil nyengir dan geli meledek )
                " nah ketauan deh kalo satu paket biar bisa tukeran jawaban ya
Siswa      : " gak begitu bu , saya cuma kasian aja sama yang bikin soal .
                  karena dia harus buat 20 paket + 1 paket cadangan
                 #edisi berkelit
Guru       : ( mulai geli beneran )
                  " biarin nak itu memang tugas dia untuk buat soal banyak -banyak.           
                  dia memang dibayar untuk buat soal kok" .
Siswa      : " tapi saya kasian bu sama mereka "
                 # edisi berempati
Guru        : " wah , bangga banget ibu dengan kamu yang punya rasa empati seperti itu.
Siswa manggut-manggut bangga dipuji. Tapi tetap galau.
Guru        : berusaha menenangkan
                 " sudahlah tetap tenang saja UN bukan harga mati kok nak.
                 Dan gak usah terpengaruh dengan paket yang 20 .
                 Kamu hanya mengerjakan satu paket kok nak . Bukan 20 paket.

Proses Kehidupan

3 Tahun bersama , melalui hari yang tak selalu menyenangkan . Kembali seperti memutar film hitam putih .
Tak kuasa juga menahan derai air mata . Ketika hampir di penghujung harus menghantar mereka ke gerbang cita-cita yang masih panjang dan berliku .
Anak-anak hebatku banyak sekali kenangan yang kita lalui . Rela tak rela harus iklas melepas kalian . Kenangan lucu , sedih dan bahagia berputar seperti tayangan film jadul . Terbayang saat awal berkenalan dalam  tatap muka perdana di kelas . Bertanya -tanya siapakah mahluk di hadapan mereka yang memperkenalkan diri . Dan tak hanya mereka yang belajar , aku pun diajak untuk kembali belajar . Beradaptasi dengan kondisi remaja gahul masa kini. Walau kadang dan mungkin banyak harus mengurut dada dan geleng-geleng kepala . Tak jarang perilaku remaja yang dalam masa ingin tau membuat darah tinggi dan migren ketika mereka melakukan hal yang merugikan diri sendiri . Ikut deg-degan dan khawatir . Belum lagi keegoisan yang tak ingin dinasehatin dan sotoy.Oh .....abgku. 
Dan tak terasa menjelang akhir bersama. Tak kuasa menahan tangis ketika doa bersama menjelang UN dilakukan . Hingga terucap dari bibir-bibir mereka , " ibu jangan nagis dong , kami pasti akan kangen dengan ibu . " Aku pun pasti akan sama anak-anakku . Melepaskan kalian akan membuatku harus belajar tentang kehidupan . Ada yang datang dan pergi.........

Semakin Galau

Ternyata perputaran waktu semakin cepat berlalu. Tak terasa semakin dekat juga UN yang harus dihadapi . Kalau kemaren pernah menulis tentang galaunya orang dewasa menghadapi UN ( orang tua dan guru ) . Dan sekarang anak didikku terlihat semakin galau . Diakhir kbm untuk siswa kelas 9 selalu terucap , ibu saya takut tidak lulus.Walau tetap ada cerita-cerita lucu tentang galaunya mereka menjelang UN . Belum lagi tekanan yang katanya nasehat tapi dikemas dengan bungkusan intimidasi . Membuat semakin tertekanlah mereka menghadapi situasi menjelang UN yang membuat hati semakin galau tak menentu. . Kasihan untuk yang punya diri dan yang akan mengjadapi ujian . Tak punya pilihan untuk menentukan pilihan . Berwujud manusia yang secara kodrat ciptaan Allah dianugrahi perasaan dan keinginan untuk dirinya sendiri . Namun kenyataannya hanya memiliki fisik tapi tidak untuk jiwanya . Jiwa anak didik dimanapun mereka berada di seluruh Indonesia tak punya hal untuk memilih dan memutuskan akan keinginannya . Ketika di penghujung jenjang pendidikan tak ada pilihan yang bisa diambil . Yang ada keputusan mutlak sekolah " LULUS" . 
Tak mau tahu atau tak peduli dengan beban psikologis yang dirasakan siswa . Menganggap urusan psikologis urusan nomer akhir yang menjadi pembahasan manakala yang mengalami tekanan sudah masuk dalam kategori stres berat . Apabila yang terlihat secara fisik masih segar bugar , dianggap masih jauh dari stres#sambil nepuk jidat ....
Ibarat air yang dituang kedalam kedalam suatu wadah entah gelas atau mangkuk. Ketika terus menerus dituang ya pasti akan luber dan mungkin juga air pertama yang dituang ke wadah itupun akan berganti dengan air baru yang baru dituang .Tak ada bekas yang menempel lama. Begitu ironisnya pendidikan di negri tercinta ini. 
Setiap siswa pada jenjang akhir disekolah dituntut untuk belajar, belajar, belajar . Dan konsep belajar adalah belajar menghafal saja tepatnya. Duduk diam membaca buku, mengerjakan soal latihan . Itulah aktifitas belajar .Ketika siswa melakukan aktifitas psikomotorik itu tak termasuk dalam ranah belajar kali ya. (menurut pemahaman awam ) . Dan semakin menjadi-jadi ketika penilaian siswa hanya dilihat dari ekmampuannya menyelesaikan soal-soal yang berbentuk mungkin hafalan tadi. Terjadi pembiasaan dalam pengulangan menyelesaikan masalah . Apakah hal demikian bisa dikatakan peserta didiknya "smart"( jawab sendiri saja ) . Namun mankala siswa begitu aktif melakukan aktifitas dan mengalami kesulitan menghafal  label " bodoh " langsung terstempel .Oh kasihan . Dan UN adalah kegiatan menakutkan bagi siswa yang mendapat label negatif . Beban psikologis semakin beratlah bagi mereka . Seakan akan UN menjadi harga mati bagi mereka #edisi galau guru yang peduli psikologis siswa.

Sabtu, 13 April 2013

Tantangan Era Kini

Menjelang ujian nasional selalu ada gelisah yang dirasakan oleh para siswaku . Mulai dari kasak-kusuk mencari kunci jawaban . Walau akhirnya mencoba berpikir rasional . Tahun ini paket ujian ada 20 paket yang berbeda dan tiap paket soal ditandai dengan barcode . Dan aku tak tahu hasil akhir usaha para siswaku untuk jadi menggunakan kunci jawaban atau tidak . Yang pasti kegelisahan yang ditampakkan juga beragam . Ada yang serius membahas soal-soal ujian yang pernah diujikan .Ada pula yang terlihat masa bodo dengan gimana nanti tapi tetap berucap bu saya takut gak lulus . Miris juga melihat kegelisahan mereka . 
Dan rasanya tugas semakin berat , tugas pendidik di negeri ini. Tak hanya sekedar mentransfer dan membekali pengetahuan kepada siswa. Tapi juga menanamkan perilaku jujur. Yang karena berbagai arus globalisasi kejujuran dianggap sesuatu langka dan aneh. Karena ternyata mereka juga mengamati dan mengeluh ketika saya jujur bu, nilai saya tak lebih dari standar yang ditetapkan oleh sekolah dan itu merugikan saya untuk bisa mendapatkan sekolah pilihan saya. Tetapi saat saya curang dengan berbagai cara dan usaha saya . Semua pihak memuji saya . Tak pernah bertanya dari mana asalnya atau benarkah saya paham. Jadi saya harus bagaimana bu. 
Tak tahu harus menjawab apa. Atau apakah jawabanku akan menenangkan mereka. Aku hanya memberi pandangan kejujuran mungkin pahit diawal. Tapi akan indah pada saatnya. Seperti meminum obat pahit tapi untuk menyembuhkan. Dan hidup itu pilihan . Mau pilih yang mana, Jujur atau curang ??? 
Jadi teringat dengan lagu yang dinyanyikan oleh anakku .
 Lagu Belaian sayang .
Waktu hujan turun 
rintik perlahan 
bintangpun menyepi
awan menebal

Kutimang si buyung 
belaian sayang 
anakku seorang
tidurlah tidur

Ibu berdoa ayah menjaga
agar kau kelak jujur melangkah 
Jangan engkau lupa 
Tanah pusaka 
Tanah tumpah darah ....Indonesia.

Tantangan era kini , adalah kejujuran .

Tersenyum

Saat sedang ngawas Try out siswa terdengar alunan lagu lawas yang aku lupa penyanyi dan penciptanya . Tapi liriknya cukup menggelitik untuk mengingat masa -masa sulit yang pernah terjadi . " Tersenyum dianya padaku , manis, manis,manis . Lirik lagu lawas tersebut bercerita tentang seseorang yang sedang jatuh cinta dan bahagia sekali ketika pujaan hatinya mengajak tersenyum . Tapi bagiku lirik lagu tersebut tidak membuatku tersenyum mengingat masa gubrak cinta ( falling in love ) . Lirik lagu itu membuatku tersenyum karena mengingat masa sulit dengan pimpinan di tempatku bekerja yang arogan dan suka mengintimidasi . 
Ketika itu posisi karierku sangat tidak aman . Dan keadaan simbiosis mutualisma amat dibutuhkan . Aku butuh tanda tangannya untuk mencairkan gaji bulananku. Dan dia sebagai pimpinan butuh bukti fisik kerjaku untuk penilaian kinerjanya . Sama-sama butuhkan ??? Tetapi berhubung dia bertipe pimpinan arogan yang inginnya dihargai dan disanjung-sanjung . Bertemu dengan bawahan seperti aku yang tak hobi menjilat. Kloplah untuk saling membenci . Walau aku tetap melakukan kerja secara profesional tetap dalam pandangan subjektifnya , aku mengganggu dirinya
Ingat sekali menjelang waktu penanda tanganan berkas aku butuh dirinya untuk membubuhkan tanda tangannya . Dan dengan gaya arogannya dia menasehati aku . Tapi pandangan subjektifku dia sedang mengintimidasi bawahannya dengan kalimat yang diucapkannya " nasib ibu ada di tangan saya " .Hohoho kalau aku sebagai bawahan yang penakut mungkin aku tunduk dan patuh dengan ucapannya . Berhubung aku mbalelo ( istilah negetop di zaman orba ) aku malah berkomentar atasan saya kan bapak , makanya saya minta tanda tangan ke bapak , apabila atasan saya ( aku sebut nama salah satu sekuriti ) pasti saya minta tanda tangannya sama dia.jawabku dengan enteng. Dan ternyata jawaban spontanku tak membuatnya berkenan . Ya singkat cerita selalu terjadi perbedaan pendapat antara maunya dan mauku . Hingga pada suatu hari setelah liburan Idul fitri ketika bersalaman saat halal bi halal berucaplah dia , bu , sekarang kita 0-0 ya . ( kayak iklan pertamina kala itu ) . Sambil terdengar sayup-sayup suara rekanku yang menggoda dengan lagu tersenyum dianya padaku , kujawab tanpa basa -basi najis, najis, najis.

Guru Hebat

Benar banget ungkapan yang diucapkan oleh pak Dedi Dwitagama, "berapa banyak guru hebat di Indonesia? "dalam kegiatan Temu Guru Nasional dan Launching " Beta Guru sudah " . Tak gampang ternyata kita menyebut nama guru-guru hebat yang pernah kita kenal.. Padahal setelah berpuluh tahun meninggalkan bangku pendidikan formal dan ketika sudah menggeluti profesi tertentu . Rasanya tak mungkinlah kalau tanpa jasa guru -guru hebat.Kita bisa dalam posisi sekarang.Begitu sulitnya kita mengingat jasa-jasa baik mereka. Atau apakah memang jasa mereka tak pantas untuk diingat ? Sedih dan merenung . Mungkinkah budaya sekolah yang mengajarkan untuk memandang sesuatu dari sisi negatif . Saat ini aku sudah berprofesi sebagai guru, dan tak dipungkiri memang . Yang terjadi dalam situasi sekolah guru selalu mengingat siswa dengan predikat bandel , nakal dan yang selalu membuat onar . Pelabelan prilaku negatif yang disematkan pada siswa disekolah sedikit banyak disadari oleh yang melabelkan akan tersimpan dalam memori siswa yang diberi label . Dan ketika prediakt negatif yang melekat dalam ingatan siswa tak mungkinlah si siswa mengingat kehebatan gurunya . Tak mengerti juga siapa yang harus disalahkan dalam keadaan seperti ini .Sehingga untuk menyebutkan nama guru hebat di Indonesia susah sekali. Berdasarkan data jumlah guru keseluruhan guru di Indonesia ada sekitar 3 juta orang yang berprofesi menjadiguru. Sementara media cetak dan elektronik dengan sangat semangatnya selalu mengabarkan tentang perilaku guru yang melanggar etika dan norma kemasyarakatan . Semakin terpuruklah nama baik guru dan semakin sulit dicari guru-guru hebat. 
Beberapa minggu yang lalu bersyukur sekali saat bisa berkenalan dan berkumpul dengan para guru hebat yang mengabdi di seluruh Indonesia . Saat kegiatan Educare Trainer gaung semangat mereka masih terngianga hingga sekarang . Dan hal itu sangat memberi suntikan motivasi untuk menyadari betapa beruntungnya aku bisa berkenalan dengan mereka . Ketika mereka bercerita kisah hidup mereka dan hingga kini masih berjuang mewujudkan mimpi pribadi juga cita-cita mulia membenahi pendidikan di Indonesia . Acungan decak kagum dan 2 jempol aku persembahkan untuk mereka . Teman-teman educare 2. 
Lalu bertemu dan membaca kisah perjuangan guru-guru SGI yang rela meninggalkan segala kenyamanan di daerah asalnya untuk berbagi ilmu dengan calon generasi penerus masa depan . Ternyata banyak sekali guru-guru hebat disekelilingku. Hebat, hebat dan sangat hebat. Karena mampu menginspirasi.

Jumat, 05 April 2013

Kado Indah Perkawinan

12 Tahun bersama , melewati jalan panjang dalam kebersamaan . Suka duka riang gembira bahagia . Tak selalu tanpa konflik dan saling membisu . Belajar memahami dan saling mengenal . Tak hanya kenal nama , tapi lebih jauh dari itu . Menyatukan visi dan pandangan hidup untuk dapat bersama beriring berjalan  melewati jalan yang lebih panjang lagi . Karena tak  berharap hanya akan berhenti sampai disini . 
Melewati tahun ke 12 perkawinan mendapat kado indah ketika bersama mengikuti educare trainer, 3 hari bersama dan berkumpul dengan teman-teman baru dari berbagai penjuru Indonesia. Menyenangkan dan seperti disadarkan dengan ucapan atau mungkin tepatnya tantangan untuk berani mengambil resiko melakukan duet maut menjadi pasangan trainer ( Makasih Pak Is ) 
Tak pernah terbayang apalagi merencanakan menunjukkan pada lingkungan tentang keharmonisan pasangan layaknya pasangan artis dalam infotainment . Melewati seperti aliran air , akan tertawa ketika harus tertawa .Marah ketika harus marah . Kebersamaan dilalui tanpa rekayasa. Dan mungkin memang indah pada saatnya ketika lingkungan memberi penilaian pasangan yang saling bersinergi .
Perjalanan panjang dan sangat panjang masih tetap akan dihadapi , berharap dan berdoa untuk selalu dapat bersinergi mewujudkan mimpi indah seperti saat ucapan komitmen untuk selalu bersama dalam suka dan duka . Tak semudah hanya dengan bermimpi tapi meyakini Penciptaku tak akan tinggal diam dengan doa dan usaha tulus yang selalu kami lakukan untuk dapat mewujudkan mimpi indah kami.
Terimakasih  telah percaya memilih aku,  

I am Roker but not Atapers

I am Rokers but not atapers. Roker sebutan untuk para pengguna kereta . Rombongan kereta disingkat Roker. Keren kan . Sementara Atapers adalah sebutan untuk pengguna kereta yang biasa naik diatas atap. Semriwing deh dan memacu adrenalin. Tapi hari ini saat mulai diberlakukan jadwal baru dan pengurangan kereta ekonomi membuat pemandangan atapers jadi tak terlihat . Bahkan mungkin bisa dikatakan belum melihatnya lagi. Yang biasa terlihat saat baru tiba di stadela di jalur 4 adalah comuter tujuan Bogor yang berangkat dari diponya. Sementara di jalur 1 pemandangan tak manusiawi di krl ekonomi. Tanpa penerangan dalam kereta , jangankan berbicara dingin atau sejuk. Tak terukar antara kaki saja cukup bagus. Itu gambaran dalam gerbongnya sementara gambaran di luar gerbong lebih tak manusiawi lagi , para atapers dengan lihainya naik di atas atap kereta duduk manis terkadang sambil tiduran . Beralaskan atap kereta dan beratap langit yang luas. Padahal salah bergerak sedikit nyawa taruhannya. Antara jatuh atau kesetrum tegangan listrik tingkat tinggi . Atau para spiderman dadakan yang bergelantungan pada pintu dan kaca jendela.Hebat dan luar biasa perjuangan hidup untuk sampai ke tempat tugas demi sesuap nasi. Cie sahdu banget ya. Kalau segenggam berlian itu pasti jatahnya cukong-cukong berdasi dengan kondisi kendaraan seujuk lo ....kayak di iklan. Nah tadi pagi pas tgl 1 April jam 5 lewat, ketika KAI menerapkan jadwal baru . 
Pemandangan atapers tak terlihat , krl ekonomi kosong melompong untuk tujuan melawan arah . Tidak berlaku untuk jalur berbeda menuju stasiun Jakarta Kota atau Jatinegara. Naik Comuter di pagi subuh biasanya kedinginan karena AC yang memang masih dingin ditambah dengan kipas angis yang juga menyala . Menikmati pagi di awal bulan APril dengan beberapa kebingungan . Jadwal kereta yang biasanya kutumpangi menjadi berubah dan bersiap-siap untuk menunggu di depan gerbang sekolah karena terlambat . Maklum lagi penyesuaian jadwal. Yang jelas I'm Roker but not Atapers.