Selasa, 26 April 2011

Flat sampai akhir

Biasanya kata-kata itu di promosikan oleh bank yang sedang menawarkan produk KPRnya...flat sampai akhir...Dan membuat tergoda para calon nasabahnya dengan bunga kecil yang ditawarkan. Tetapi saya tidak sedang membahas tentang bunga KPR ataupun jangka waktu pembayarannya. Flat sampai akhir saya kaitkan dengan penyesuaian diri. Proses penyesuaian diri atau bahasa kerennya adaptasi seringkali tidak bisa digunakan untuk kehidupan sehari-hari dalam bentuk flat sampai akhir tadi. Dari semenjak pertemuan 2 anak manusia yang sedang memadu kasih , saling bertemu dalam suka dan duka, bercerita, berbagi , mengasihi sampai akhirnya memutuskan untuk memasuki jenjang kehidupan yang lebih bertanggung jawab sebagai suami juga ayah dari anak-anaknya dan sebagai istri juga ibu dari anak-anak yang dilahirkannya. Proses penyesuaian diri ternyata berlangsung terus , sebelum memasuki jenjang kehidupan perkawinan berpikir telah dan amat sangat saling mengenal , memahami secara mendalam namun memasuki tahun-tahun perkawinan yang angkanya semakin bertambah mulailah ujian demi ujian harus dilewati...tantangan untuk belajar kembali tentang menyesuaikan diri dengan tujuan suci dari pernikahan. Terkadang terlena merasa telah melakukan yang terbaik...padahal belum tentu itu yang menjadi kebutuhan . Dan menjadi tersadar manakala berada di titik persimpangan masih bisakah flat sampai akhir tanpa belajar memperbaiki komunikasi . Merefresh kembali tujuan suci tersebut.

Konseling di Era Digital

Sebenarnya saya gak begitu yakin bahwa yang saya lakukan ini adalah proses konseling. Selama kuliah dan melanjutkan pendidikan menjadi konselor , selalu yang dibahas bahwa proses konseling adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh konselor dan konseli yang memiliki masalah. Dan proses konseling itu selalu dilakukan dengan cara tatap muka , agar konselor benar-benar mengamati verbal dan non verbal yang dilakukan oleh konseli nya begitu juga dengan konseli dapat melihat langsung apakah sikap dan perilaku konselornya benar-benar tulus ingin membantu konseli untuk menyelesaikan masalahnya. Memasuki abad 21 banyak hal yang berubah , dalam komunikasi tidak lagi harus dilakukan dengan tatap muka . Apabila masih berpikir secara konvensional ya memang komunikasi tanpa tatap muka tidak akan mungkin dapat dilakukan dengan efektif,dengan tatap muka saja terkadang komunikasi tidak menyentuh permasalahannya apalagi tanpa tatap muka.
Dalam hal ini saya ingin berbagi cerita tentang konseling ( sekali lagi saya gak begitu yakin yang saya lakukan ini adalah konseling)
Beberapa waktu yang lalu dan sampai hari ini saya sedang menangani suatu permasalahan yang dihadapi oleh salah satu siswaku , cukup menjadi perhatianku dan cukup menguras emosi dan energi ku, aku sangat berempati terhadap konseli ku yang satu ini . Aku merasa ada satu tantangan yang harus aku selesaikan dengan menangani masalah siswaku ini . Saat berada di sekolah , konseli ku ini agak dengan terpaksa apabila aku mengatakan ingin berbincang dengan dirinya, walau akhirnya dia datang juga bertemu aku diruangan ku . Tetapi aku bisa mengamati dari sikap tubuhnya ( non verbal ) dia kurang nyaman saat berbicara face to face dengan aku. Dan tantangan yang aku rasakan sebagai konselor adalah aku harus berpikir keras untuk bisa membuat konseliku ini percaya padaku , karena dalam pengamatan ku dia memiliki sikap curiga dan tidak percaya kepada orang dewasa . Meminjam pendekatan RET , untuk konseli ku ini dia menanamkan ( tanpa disadarinya karena latar belakang yang terjadi ) pemikiran irrasional kepada orang dewasa . Pemikiran irrasionalnya ditujukan kepada kedua orang tuanya yang menurut pemikirannya memiliki perilaku yang tak dapat dicontoh. Dengan dasar itulah , akhirnya pada semua orang dewasa yang dia temui dia memperlihatkan sikap acuh, menentang dan menarik diri . Sebagai konselornya aku selalu terbayang dengan sikapnya yang acuh saat kuajak bicara , walau dilain kesempatan dia sering menatapku lama seolah-olah ingin banyak berbicara .Singkat cerita aku mendapat ide untuk membuat satu tulisan lebih tepatnya puisi untuk konseli ku ini . Aku tulis dan terbitkan di note FB ku , setelah itu aku kirim sms kepadanya untuk memintanya membaca tulisan di noteku itu. Tidak berapa lama dia menjawab melalui sms ke HP ku yang mengatakan dia terharu dengan tulisan puisiku itu dan dia berterimakasih karena merasa diperhatikan. Dan beberapa hari kemudian mulailah terjalin komunikasi yang cukup baik antara aku sebagai konselornya dan dia sebagai konseli ku , melalui sms atau chating di jejaring sosial. Dengan latar belakang kegiatan ini aku mengatakan ini mungkin bukan proses konseling tetapi merupakan kegiatan konseling. Secara tehnik kegiatan ini tidak memenuhi kegiatan kriteria konseling tetapi secara tujuan aku sebagai konselor merasa proses yang kulakuan dengan memanfaatkan fasilitas tehnologi merupakan kegiatan konseling. Tujuan dari konseling kan adalah untuk membantu konseli menemukan, memahami ,mengembangkan potensi dirinya agar konseli mampu menyelasikan masalahnya dengan baik.Dan dari kegiatan yang kulakukan dengan konseli ini aku sebagai konselor berharap banyak ada hal-hal yang dapat membantu konseli ku untuk menyelesaikan masalahnya dengan potensi yang dimilikinya. Konselor hanya membantu konseli memahami masalahnya agar dapat menyelesaikan masalah dengan kesadaran dan tanggung jawab penuh .

Ibuku

Sosok wanita yang disebut ibu ini luar biasa memberi energi kepada orang-orang di sekitarnya Tidak selalu ibu adalah orang yang melahirkan kita , seorang rekan bercerita begitu banyak anak asuh yang harus dibiayainya tetapi ternyata tidak selalu berbalas dengan kebaikan pula. Sementara begitu terpukulnya seorang anak yang harus kehilangan ibunya . Aku rasa semua orang tidak akan siap saat harus ditinggal oleh orang yang paling berarti dalam hidupnya. Meskipun pernah berkata seandainya aku sudah membahagiakannya pada saat harus berpisah tetap akan merasa terpukul. Dan akan bertanya kenapa harus aku Tuhan…? Dalam pandanganku ibuku adalah sosok wanita yang luar biasa supernya...Tabah, Setia, kuat dengan segala plus minus yang dimilikinya sebagai mahluk ciptaan Tuhan . Sementara seorang anak yang lain bercerita bagaimana ia memandang sosok ibunya yang kuat dan tak pernah mengeluh dan tanpa kesiapan yang pernah dimiliki oleh seorang anak manusia ciptaan Tuhan dia bertanya kenapa harus secepat itu ya Allah ibuku harus Kau ambil, aku belum mampu membahagiakannya, dengan berlari seperti orang kesetanan mengendarai motornya untuk secepatnya melihat jasad ibunya, aku tak percaya ya Allah, tak percaya….pasti aku salah dengar, pasti bukan ibuku.Dan jadi terinspirasi dengan tulisan yang pernah dibuat oleh salah satu muridku tentang ibu Bila dahaga, yang susukan aku.....IBU Bila lapar, yang menyuapi aku....IBU Bila sendirian, yang selalu di sampingku.. .. IBU Kata ibu, perkataan pertama yang aku sebut.... IBU Bila bangun tidur, aku cari.... IBU Bila nangis, orang pertama yang datang .... IBU Bila ingin bermanja, aku dekati.... IBU Bila ingin bersandar, aku duduk sebelah.... IBU Bila sedih, yang dapat menghiburku hanya.... IBU Bila nakal, yang memarahi aku.... IBU Bila merajuk, yang membujukku cuma.... IBU Bila melakukan kesalahan, yang paling cepat marah.... IBU Bila takut, yang menenangkan aku.... IBU Bila ingin peluk, yang aku suka peluk.... IBU Aku selalu teringatkan .... IBU Bila sedih, aku mesti telepon.... IBU Bila senang, orang pertama aku ingin beritahu.... . IBU Bila marah.. aku suka meluahkannya pada.. IBU Bila takut, aku selalu panggil... " IBUUUUUUU! " Bila sakit, orang paling risau adalah....IBU Bila aku ingin bepergian, orang paling sibuk juga.... IBU Bila buat masalah, yang lebih dulu memarahi aku.... IBU Bila aku ada masalah, yang paling risau.... IBU Yang masih peluk dan cium aku sampai hari ni.. IBU Yang selalu masak makanan kegemaranku. ... IBU Kalau pulang ke kampung, yang selalu member bekal..... IBU Yang selalu menyimpan dan merapihkan barang-barang aku.... IBU Yang selalu berkirim surat dengan aku... IBU Yang selalu memuji aku.... IBU Yang selalu menasihati aku.... IBU Bila ingin menikah..Orang pertama aku datangi dan minta persetujuan. .... IBU

Aku ada pasangan hidup sendiri.... Bila senang, aku cari....pasanganku

Bila sedih, aku cari.... IBU Bila mendapat keberhasilan, aku ceritakan pada....pasanganku Bila gagal, aku ceritakan pada.... IBU

Bila bahagia, aku peluk erat.....pasanganku Bila berduka, aku peluk erat..... IBU ku

Bila ingin berlibur, aku bawa....pasanganku Bila sibuk, aku antar anak ke rumah.... IBU

Bila sambut valentine.. Aku beri hadiah pada pasanganku Bila sambut hari ibu...aku cuma dapat ucapkan "Selamat Hari IBU"

Selalu.. aku ingat pasanganku Selalu.. IBU ingat aku

Setiap saat... aku akan telepon pasanganku Entah kapan... aku ingin telepon IBU

Selalu...aku belikan hadiah untuk pasanganku Entah kapan... aku ingin belikan hadiah untuk IBU

"Kalau kau sudah selesai belajar dan berkerja.... masih ingatkah kau pada IBU? Tidak banyak yang IBU inginkan... hanya dengan menyapa IBU-pun cukuplah". Berderai air mata jika kita mendengarnya. .......

Tapi kalau IBU sudah tiada....... ...

IBUUUU...RINDU IBU.... RINDU SEKALI....

Berapa banyak yang sanggup menyuapi IBU-nya.... Berapa banyak yang sanggup mencuci muntah IBU-nya..... Berapa banyak yang sanggup menggantikan alas tidur IBU-nya..... Berapa banyak yang sanggup membersihkan najis IBU-nya...... Berapa banyak yang sanggup berhenti kerja untuk menjaga IBU-nya....

I LOVE MY MOM

Minggu, 24 April 2011

Patuh dan Kreatif

Seperti nya dua hal ini tidak bisa digabungkan, patuh dan kreatif. Patuh adalah suatu perilaku yang cenderung menurut dengan aturan yang ada, Sementara kreatif adalah perilaku yang cenderung keluar dari aturan-aturan baku.Ingat dengan pernyataannya Marisa Haque yang mengatakan orang kreatif adalah orang yang berani berpikir out of the box. Dan aku mengalami keadaan yang tidak menyenangkan dengan kata-kata patuh dan kreatif ini. Tadi pagi saat aku ingin mengajari anakku untuk menyelesaikan tugas sekolahnya , putraku yang kecil dengan agak ngotot mengatakan bukan begitu bunda yang diajarin bu guru. Bukan kali ini saja dia berperilaku seperti itu seringkali setiap aku harus membantu mengajari untuk menyelesaikan tugas sekolahnya pasti aku harus bersitegang karena yang kuajarkan seringkali tak sesuai dengan petunjuk gurunya . Serasa masuk ke zaman orde baru lagi deh...menurut petunjuk bapak presiden...hahah itu kata-kata yang sering diucapkan oleh mentri penerangan di kala itu. Dan di zaman reformasi sekarang ini aku menemukan kembali kata-kata itu oleh orang terdekatku, anakku sendiri...capek deh.Pernah aku ingat putraku ini ngotot nya luar biasa saat bertanya untuk jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh gurunya , gurunya memberi empat titik untuk jawaban yang harus diisi sementara jawaban yang harus dijawab ada lima huruf. Dan untuk hal ini saja aku bisa bersitegang dengannya....cukup menguji kesabaran juga mudah-mudahan aku gak darah tinggi saja.Dan dia juga pernah tanya waktu aku menyerah suatu hari gak mau ngajarin dia belajar aku bilang bunda darah tinggi kalau ngajarin adek dan dengan santai dia jawab makanya jangan kebanyakan makan daging nanti darah tinggi dan tambah gendut...halah...Menurut aku sebagai orang tua ke " patuh "an mungkin menyenangkan .Orang tua mana yang tidak senang dan bahagia melihat anak-anaknya patuh, tetapi aku khawatir juga apabila ke " patuh"an berakibat anak -anakku ( termasuk juga siswa/i ku) hanya akan menjadi generasi penurut . Apa jadinya kalau semua harus bertindak sesuai dengan petunjuk, bisa-bisa generasi ini hanya akan menjadi generasi yang pengekor bukan generasi pencipta. Wah sedih dan prihatin deh

Sabtu, 23 April 2011

Hidup adalah Tanggung Jawab

<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE

Membaca kembali buku Konseling dan Psikoterapi pada pendekatan terapi realitas William Glasser dan terapi rational emotif nya Albert Ellis .Ada beberapa persamaan yang dibahas berkaitan dengan terapi Rational Emotif nya Albert Ellis sama –sama mengajak individu untuk berpikir dan bertanggung jawab atas hidupnya. Dalam Pendekatan RET filsafat dasar yang dikemukakan adalah manusia dilahirkan dengan potensi untuk berpikir rasional meskipun begitu manusia juga memiliki kecenderungan untuk berpikir ke arah curang atau irrasional . Dan dari kecenderungan berpikir irrasional itulah yang mendoktrin individu untuk meyakini bahwa yang dipikirkan adalah benar.Dengan pengalaman yang pernah dialami. Sering konselor menemui seorang konseli yang berkeyakinan irrasional tentang suatu hal yang mengatakan bahwa dia sudah tidak lagi diperdulikan oleh orang tuanya.Dia bercerita tentang betapa tidak menyenangkan hidupnya karena selalu disalahkan dan tidak pernah diperhatikan oleh orang tuanya. Dan pikiran irrasionalnya itu berdampak pada perilaku yang ditampilkannya , menjadi pembangkan atau pemalu…tetapi yang paling jelas terlihat adalah pada proses berpikirnya yang selalu irrasional karena pemikirannya irrasionalnya itu telah menjadi keyakinannya. Untuk itulah proses konseling yang dilakukan adalah dengan diajak berpikir, menganalisa, menilai, melakukan dan memutuskan ulang. Terapi dilihat sebagai proses reedukasi. Konseli ditantang untuk menguji keyakinan irrasionalnya. Sementara untuk terapi Realitas manusia dipandang sebagai mahluk yang membutuhkan identitas dan mampu untuk mengembangkan “ identitas keberhasilan” maupun “identitas kegagalan”. Pada pendekatan terapi realitas menolak pemahaman bahwa kegagalan individu disebabkan karena konsep penyakit mental seperti menyalahkan masa lalu konseli . Terapi realitas mengajak konseli untuk bertanggung jawab pada kehidupannya di masa kini . Dengan cara membimbing konseli ke arah mempelajari tingkah laku yang realistis dan bertanggung jawab , konseli diajak untuk membuat pertimbangan nilai tentang tingkah lakunya sendiri dan merencanakan tindakan bagi perubahan menuju keberhasilan. Kedua pendekatan yang dapat digabungkan dalam penyelesaian masalah konseli.Karena sering kali konselor mendapati konseli yang mengalami permasalahan dan memerlukan bantuan berawal dari pemikiran irrasioanalnya kemudian tidak mau bertanggung jawab terhadap keberhasilan hidupnya . Untuk itu konselor harus memiliki suatu ketrampilan yang baik yang tidak hanya menasehati . Menggali, menguji pemikiran konseli ,menganalisa dan memberi pemahaman kepada konseli akan nilai kehidupan yang berhasil . Konseli diajarkan untuk bertanggung jawab terhadap kehidupannya

Selasa, 19 April 2011

Kartini adalah IBU

Merayakan hari Kartini setiap tgl 21 April selalu dikaitkan dengan emansipasi wanita. Bagaimana dengan perjuangannya Kartini membuka kesempatan bagi kaum wanita di Indonesia mendapatkan kesempatan menikmati sekolah. Melalui surat-surat yang ditulis oleh Kartini kepada sahabatnya di Belanda yang akhirnya menjadi buku HABIS GELAP TERBITLAH TERANG menunjukkan begitu besar harapan seorang Kartini kepada nasib kaum wanita. Pada zaman itu kesempatan sekolah dan mengenyam pendidikan hanya untuk kaum lelaki. Dan harapan Kartini Alhamdulillah dapat juga terwujud menjadi kenyataan sehingga saya adalah salah satu orang yang akan mengucapkan rasa syukur dan terimakasih kepada Kartini akan jasa besarnya. Sekarang saya ingin menulis tentang “Kartini” sebagai seorang ibu . Ibu sebenarnya juga adalah seorang Kartini untuk keluarga. Sosok ibu selalu memberi inspirasi bagi orang –orang disekitarnya.Terutama bagi anak-anaknya. Saya pernah mengamati suatu pemandangan yang sangat mengharukan bagaimana seorang ibu sejati rela mengorbankan dirinya untuk anak-anaknya.Hal itu juga merupakan cerminan jiwa kartini. Dan beberapa hari yang lalu saya menangis sedih saat selesai kegiatan konseling dengan anak didik saya yang dalam beberapa pendapat rekan kerja saya dianggap “ bermasalah “ karena jarang hadir di sekolah juga selalu tidak menyelesaikan tugas dengan baik . Untuk kemudian saya mencari tahu ada apa dengan anakku ini. Beberapa data terkumpul dan saya mengambil satu kesimpulan dia kehilangan ibunya yang baru saja meninggal. Ibunya yang selama ini selalu menyayanginya , memperhatikan dan mengurus segala keperluannya , karena sakit yang diderita akhirnya harus pergi meninggalkannya. Dan dimulailah babak baru dalam kehidupannya sebagai anak manusia yang kehilangan arah, kehilangan pegangan . Kartini dalam kehidupannya telah pergi saat dia belum siap untuk menatap masa depan . Kartini siapapun dan dimana pun kau berada akan selalu memberi semangat dan inspirasi . Terimakasih R.A Kartini……

Perjalanan Rezeki

Aku ingat pernah mendengar dari suatu khotbah tentang perjalanan rezeki. Allah SWT memberi rezeki dari tempat yang tidak disangka-sangka. Cicak yang diciptakan Allah yang selalu merayap di dinding apabila di pikir dengan logika kapan ya cicak mendapat makanan akan tetapi ternyata ada saja serangga kecil yang terbang di dekat cicak dan hap…lalu ditangkap. Sementara saya agak heran dengan perilaku orang-orang yang sudah diberi dengan kesempurnaan fisik tetapi tidak mau menggunakan otaknya untuk berpikir mengasah dirinya agar memiliki keahlian.Saya terkagum-kagum dengan orang-orang yang memiliki keterbelakangan fisik tetapi mampu menunjukkan kemampuannya . LUAR BIASA……Dan beberapa hari belakangan ini di salah satu stasiun tv berulang kali ditayangkan seorang anak yang begitu berbaktinya mengurus ibunya yang sedang sakit dan lumpuh padahal anak itu masih dibawah umur..Dan sekarang Alhamdulillah sang ibu yang lumpuh tersebut sudah dibawa ke rumah sakit sementara anak itu di bawa ke suatu panti sosial untuk menampung anak-anak yang membutuhkan bantuan dibawah pengawasan dinas sosial agar anak itu tetap bisa bersekolah. Mungkin perjalan rezekinya melalui tayangan di stasiun televisi yang mengetuk hati pemirsa yang melihat tayangan itu dan kemudian memberi bantuan . Begitu erat kaitan antara rezeki dan silaturahmi. Dalam salah satu hadist disebutkan hal-hal yang dapat mendatangkan rezeki adalah dengan cara menyambung silaturahmi. Aku coba menguraikannya Allah selalu memberi jalan terhadap masalah ataupun kejadian-kejadian yang ditemui dengan caranya karena Allah juga memberi hambanya suatu anugrah yang luar biasa berupa otak dan hati untuk berpikir dan merasakan. Kita selalu bertemu dengan banyak orang, kita akan membuka komunikasi dan mengungkapkan tentang hal-hal yang kita butuhkan dan secara tidak langsung dari silaturahmi tersebut akan membuka peluang bagi kita untuk menjalin suatu kerjasama. Sangat menarik yang telah Allah berikan jalan bagi kita hambanya untuk memperoleh rezeki.Yang pasti semua membutuhkan usaha,kerja keras serta memohon kepada Allah untuk diberi rezeki yang akan mendatangkan keberkahan bagi kehidupannya.

SAYANG DAN CINTA

Dua kata sakti yang semua orang membutuhkannya. Tak perduli usia , pangkat, jabatan ,status sosial, penampilan dll.Ada satu cerita menarik yang baru saja aku dengar dari salah satu anak didikku, tentang perasaannya yang sedang berbahagia..Kata siswaku saya ditembak sama teman saya dan nembaknya romantis banget masa...dia bilang, kalo sayang ungkapin nggak?,kalo kangen gimana?panggil pacar apa?saya jawab emang kenapa?kalo gitu mau nggak jd kangen2an gue,sayang2an gue,dan jadi beb2 gue?ya,saya jawab boleh tapi,dengan catatan harus setia,dan jangan sakiti hati gue.gitu,bu!malu,hehehehehehehe!!! Menyenangkan mendengar kata saying dan cinta dari orang yang kita sayangi dengan sepenuh hati membuat yang mendengar awalnya mungkin akan tertawa tetapi setelah itu akan merasa tersanjung. Luar biasa dahsyatnya Allah memberi anugrah rasa sayang dan cinta untuk mahluk yang diciptakannya. Sementara di lain kesempatan aku sering menggoda rekan kerjaku dengan lagu Jatuh Cinta nya Titik Puspa sambil tersenyum malu-malu ia mengatakan aku sudah tua nik,gak pantas lagi ngomongin cinta. Waduh kenapa harus pesimis dengan usia. Sejak lahir hingga memasuki usia senja setiap manusia butuh disayang dan dicinta. Karena sayang dan cinta adalah suatu energi yang luar biasa akan membuat manusia memiliki semangat untuk hidup.Orang yang sedang sakit parah akan memiliki semangat untuk sembuh manakala dikelilingi orang-orang yang mencintainya karena dia akan merasakan sebagai orang yang masih dibutuhkan. Sementara ada orang yang sehat tetapi memiliki keinginan mengakhiri hidupnya karena merasa tidak ada lagi orang-orang yang mencintainya. Cukup membingungkan juga sayang dan cinta itu harus ditujukan pada siapa dan saat kapan. Semoga saja Allah selalu memberi petunjuk kepada hambanya untuk menempatkan rasa sayang dan cinta pada saat dan waktu yang tepat. Dan apabila saat dan waktunya tak tepat jangan pernah menyalahkan Allah karena pernah memberi anugrah rasa sayang dan cinta itu. Tetapi buatlah rasa sayang dan cinta itu menjadi energy positif penyemangat hidup