Jumat, 04 Desember 2009

Hari ini dan 8 tahun yang lalu

Anakku Alya hari ini dan 8 tahun yang lalu kamu baru saja lahir ke dunia setelah melalui perjalanan yang panjang. Malam sebelum kelahiranmu bunda dan ayah baru saja menjemput om kiki yang baru keluar dari rumah sakit di Tangerang. Sampai di tempat kos sudah menjelang jam 12 malam,dengan badan yang sudah letih bunda membersihkan diri dan hendak tidur.Baru merasa tidur sebentar tiba-tiba dirasa ingin pipis tapi tak tertahankan dan akhirnya seperti ngompol tapi semua sudah basah.Ternyata air ketuban sudah pecah.Dengan terburu-buru segera dibawa ke rumah sakit. saat itu sudah jam 2 malam.periksa dan diperiksa oleh berapa tangan yang ingin mendeteksi sudah bukaan berapa bunda sama sekali tidak merasa mulas ataupun kesakitan malah bunda heran melihat ibu-ibu lain disebelah bunda yang menjerit-jerit kesakitan.sekitar jam 4.30WIB sehabis sholat subuh dokter yang biasa memeriksa kandungan bunda datang dan akhirnya dia bilang harus operasi.....oh ...anakku bunda tak pernah tau ataupun membayangkan akan dioperasi untuk mengeluarkanmu dari dalam perut bunda.Tapi semua harus dilakukan dengan cepat karena sudah hampir 6 jam kamu berada dalam perut bunda tanpa air ketuban lagi dan itu dapat membahayakanmu dan bunda.Bunda disodori surat yang berisi pernyataan untuk menjalani operasi...semua bunda yang menulis dan tanda tangan.bunda dibawa menuju ruang operasi dan sebelum itu bunda harus membuka semua benda yang menempel termasuk anting-anting dan cincin...tapi bunda masih sempat juga membawa buku bacaan "Panduan melahirkan norma...." haha lucu ya.Operasi berjalan sukses berkat doa dari semua dan di pagi hari jam 5.30 WIB engkau lahir anakku.
Hari ini anakku berulang tahun yang ke 8...permohonan bunda sebagai orang tua adalah semoga Alya Rachmadianty anakku menjadi anak yang sholeha,pintar dan berbakti pada orang tua,guru ,agama dan bangsa.Amin

Minggu, 22 November 2009

Konseli

Ibu saya gak suka dilihat dengan tatapan kayak gitu,saya kakak kelas.Gak sopan banget tuh orang.Itu adalah ucapan yang keluar dari mulut konseli yang merasa tidak dihargai keberadaannya oleh lingkungan terutama oleh adik kelasnya.Konselor tidak bertanya banyak hanya mengangguk dan berpikir untuk menganalisa apa kira-kira masalah yang dihadapi oleh konselinya ini.
Dulu waktu saya jadi adik kelas,mana berani saya menatap kakak kelas saya kayak gitu, malah saya pernah disamperin oleh kakak kelas karena saya gak senyum,muka saya ditunjuk-tunjuk.
Yang kamu inginkan apa terhadap adik kelasmu itu? akhirnya konselor buka suara setelah menganalisa keluhan kliennya?
Beberapa hal yang dapat dianalisa oleh konselor atas keluhan dari klien yang datang padanya adalah:
1. Klien pernah mengalami keadaan menjadi korban bullying.dan sekarang dia ingin membalas hal tersebut karena dia sudah menjadi kakak kelas
2. Klien mengatakan jangan suruh saya sabar,konselor berusaha tidak cepat untuk memberi nasehat atas keluhan kliennya.
3. konselor membiarkan klien untuk katarsis dengan cara mengeluarkan kata-kata yang menggambarkan suasana hatinya saat itu

Namun demikian ketrampilan konselor untuk terus menggali akar permasalahan yang terjadi tetap dilakukan oleh konselor .konselor tetap menggunakan beberapa tahapan yang harus dilalui saat proses konseling seperti halnya probe,paraprase,clarification,reflection of feeling,content,summarization dsb.
Sampai akhirnya klien mengatakan beberapa hari kemudian,ibu saya sudah datangi adik kelas saya itu dan saya katakan padanya hal-hal yang membuat saya tidak nyaman saat harus berpapasan dengannya dan saya juga meminta maaf atas sikap saya kemarin terhadapnya sambil tetap mengingatkan hargai saya sebagai kakak kelas.

Konselor menemukan satu hal lagi proses pembelajaran yang baik yang terjadi dalam proses konseling.Selama konseling berlangsung konselor banyak bertanya hal-hal apa yang akan dilakukakannya kepada adik kelasnya dan konselor juga klien mendiskusikan bersama-sama tentang rencana-rencananya apabila dia melakukan sesuatu hal misalnya mencelakakan adik kelasnya itu.Klien sendirilah yang mengambil kesimpulan dan keputusan atas perilaku apa yang akan diambilnya terhadap adik kelasnya itu.
Subhanallah karena Allah juga lah yang mencairkankan kekerasan hati seseorang yang tengah emosi sehingga dapat memilih untuk mengambil keputusan yang terbaik.

Rabu, 11 November 2009

Arogansi Pimpinan

Kekuasaan yang diperoleh oleh seseorang berdasarkan jenjang karier yang dilaluinya seringkali ternyata membutakan sifat-sifat mulia dari individu bahkan tak jarang menjadi lupa dengan profesi utamanya. satu contoh yang dialami oleh penulis dalam periode yang tidak berjangka jauh jaraknya.Pimpinan di tempatnya bekerja dengan power yang dimiliki oleh si pemimpin dengan lantangnya mengatakan" nasib anda di tangan saya" wuih...sudah jadi fir'aun dalam waktu singkat.Apakah semua pimpinan memang dibekali dengan ilmu untuk mengintimidasi bawahannya? Padahal kalo mengutip bahasanya Arvan Pradiansyah dari bukunya Life is beautiful....."Pimpinan yang berhasil adalah apabila dia mampu membuat bawahannya melaksanakan tugasnya dengan baik tanpa harus ditakut-takuti.... "Karena tugas utama dari pimpinan adalah mengkoordinasi tugas-tugas bawahannya dan mengefektifkan waktu kerja yang ada sehingga tidak menjadi rancu antara tugas 1 dengan yang lainnya.Namun pada kenyataannya masih jarang terlihat di jaman sekarang ini pemimpin yang bisa disebut pemimpin karena yang diandalkan hanya menampilkan kekuasaan yang dimilikinya.Dengan berbekal kekuasaanya si pemimpin akan dengan mudahnya mengatakan "saya akan pertimbangkan nilai DP3 anda"," anda tidak loyal dengan tugas"?Loyalitas kerja yang seperti apa yang diharapkan oleh para pemimpin...?
Sementara tidak jarang pemimpin lupa juga dengan tugas pokoknya dengan profesi awalnya sehingga dia dapat berada pada posisi menjadi pemimpin.Jabatan adalah tugas tambahan profesi utamanya seperti awal perjalanan kariernya menjadi guru,dokter,perawat dll.Dan jangan pernah lupakan profesi utama karena saat jabatan berakhir mungkin akan hilang juga sebutan PIMPINAN.

Rabu, 04 November 2009

Tanggung Jawab profesional

Konselor di sekolah dengan beban kerja yang banyak dituntut untuk profesional dalam menjalankan tugasnya.Tapi benturan yang terjadi adalah manakala senioritas masih berbicara dalam budaya di lingkungan dunia pendidikan.Sekreatif apapun si junior akan terseok-seok jalannya saat si senior tidak melakukan apapun.Hirarki jabatan tetap dipercayakan kepada si senior dengan alasan si junior dianggap belum mampu dan berpengalaman.sampai kapan ini akan berlangsung terus...sementara si junior pun beranjak tua dan mungkin saja kehilangan semangat untuk melakukan hal -hal kreatif dan inovatif. Untuk beberapa hal yang sedikit menguras pemikiran si junior dibebankan dengan tugas yang sama dengan para seniornya namun yang berkaitan dengan kesejahteraan si junior harus patuh -patuh saja mendapatkan rejeki yang terkadang tidak sesuai dengan beban tugas yang sama dengan seniornya.Pertanyaan yang kemudian timbul adalah apakah tanggung jawab profesional berbanding lurus dengan kesejahteraan?

Senin, 02 November 2009

Keteladanan tanpa ucapan

Anak-anakku yang kucintai,sebaiknya kalian dapat menggunakan masa mudamu dengan baik,rajinlah belajar,jangan terlalu banyak bermain ,jangan melupakan sholat lima waktu,patuh pada orang tua,mengerjakan tugas yang diperintahkan guru dll,dsb.Hal itu yang sering kali selalu didengungkan oleh para pembina upacara saat upacara di hari Senin sedang dilakukan.Tanpa mengurangi rasa hormat kepada pembina upacara namun hal tersebut berulang kali di ucapkan.Dan seperti menjadi rutinitas keseharian yang tanpa bermakna.Padahal apabila sang pembina upacara dapat mengemasnya dengan baik walaupun tidak dalam konteks upacara bendera mungkin para peserta upacara lebih akan dapat merasakan makna dari bukan sekedar ucapan yang berbentuk perintah tetapi tidak memiliki kekuatan untuk memberi kesadaran pada peserta upacara.Tidak pernah terbayangkan oleh penulis,sikap yang ditunjukkan oleh penulis ternyata dapat menjadi contoh oleh siswa-siswiku di sekolah.Semua dikembalikan pada tanggung jawab para siswa untuk menjalani hidupnya.Entah sebagai siswa yang sedang menuntut ilmu di kelas ,sebagai peserta upacara,sebagai anak dirumah,sebagai insan beragama dll.Bukan berarti penulis tidak pernah berucap dan memberi nasehat.Tapi sebisa mungkin tidak menjadi kaset rusak yang sering mengucapkan hal itu dan itu terus.Di Jam terakhir pelajaran bimbingan konseling di kelas 9.4 tadi...bertepatan dengan waktu sholat dhuhur dan selesainya penulis belajar bersama dengan siswa/i di kelas tersebut penulis ingin melakukan ibadah sholat dan tanpa pernah diduga sebelumnya berbondong-bondong para siswa ikut mengambil air wudhu juga dan akhirnya kami bersama-sama melakukan sholat berjamaah yang diimamin oleh salah seorang murid yang selama ini penulis menganggap siswa tersebut anak yang biasa-biasa saja .Tapi ternyata Alhamdulillah penulis justru mendapat pembelajaran yang sangat berarti bahwa seseorang yang kita pikir biasa-biasa saja ternyata memiliki keberanian yang luar biasa untuk menjadi imam pada sholat berjamaah dengan gurunya.Subhanallah.Keteladanan dari guru yang tidak dengan cara memaksa untuk meminta siswanya melakukan sholat....dan keteladan dari siswa yang dianggap oleh gurunya biasa-biasa saja tetapi memiliki keberanian luar biasa untuk menjadi imam....SELALU YA ALLAH BERILAH KAMI PETUNJUK JALAN TERBAIK YANG ENGKAU RIDHOI.AMIN

Sabtu, 31 Oktober 2009

Aturan dan kreatifitas

Ini terjadi pada buah hati saya...Alya dan Bian.Saat keemasan otaknya sedang terjadi di usia 3-5 tahun,saya mengamati kedua anak saya begitu kreatif dengan celotehan-celotehan yang sering diucapkan saat mereka sedang bermain...dan hal tersebut sering kali membuat saya terkaget-kaget dengan bahasa yang diucapkan atau melalui permainan yang sedang mereka lakukan.Tapi seiring berjalannya waktu dan mereka memasuki masa sekolah kreatifitas mereka dalam bentuk obrolan melalui permainan mulai berkurang.Dan tergantikan oleh kepatuhan untuk mengikuti aturan.Disatu sisi ada kebahagian karena anak-anakku adalah anak yang patuh mengikuti aturan tapi disisi lain saya mengamati kepatuhan terhadap aturan membuat anak-anakku tidak dapat mengambil keputusan-keputusan kecil .Dan akhirnya lebih memilih tidak berbuat apa-apa dari pada disalahkan.Padahal kreatifitas bisa muncul apabila lingkungan memberi dukungan penuh dan tidak menyalahkan si kreator.Kreasi-kreasi baru akan muncul melalui proses trial error.Dan saat sekarang yang sangat disayangkan dalam dunia pendidikan dengan beragam informasi yang diperoleh siswa dari berbagai sumber...tetapi saat memasuki ruangan kelas...terkadang siswa dipaksa untuk patuh dengan aturan yang ada sehingga kreatifitas yang diharapkan bisa muncul malah menjadi kepasifan dari siswa.Untuk saya pribadi sebagai guru kepasifan yang ditunjukkan siswa karena patuh dengan aturan malah membuat saya menjadi kewalahan karena mereka menjadi takut melakukan sesuatu,takut disalahkan,takut diledekin,takut dicemooh...dan takut-takut yang lain lagi.Dan pada situasi saya sebagai orang tua dari kedua buah hati saya,saya juga merasakan anak-anak saya takut melakukan hal-hal yang berbeda dengan perintah gurunya.Jadi apakah aturan akan membatasi kreatifitas?

Rabu, 21 Oktober 2009

Konselor-konseling

Kegiatan konseling yang dilakukan oleh seorang konselor membutuhkan ketrampilan yang tidak hanya sebatas pemberian nasehat. Respon yang dilakukan oleh konselor dalam proses konseling akan sangat mengarahkan klien untuk dapat mengatasi masalah yang dihadapinya secara mandiri.Dimulai dari membina hubungan dengan klien,ketrampilan attending dilakukan oleh konselor dengan cara :

  1. Pertanyaan terbuka ( probe) untuk tujuan agar klien memahami masalah yang dihadapinya
  2. Verbal Clarification adalah respon yang dilakukan oleh konselor untuk mengembalikan seluruh pesan yang disampaikan oleh klien

  3. Minimal Encourage adalah respon non verbal yang dilakukan oleh konselor seperti menganggukkan kepala,tersenyum,menyentuh pundak atau tangan klien.

  4. Verbal paraphrase adalah respon verbal konselor terhadap isi pesan ( pemikiran )yang disampaikan klien

  5. Reflection of feeling adalah respon verbal konselor terhadap perasaan klien.Tidak diucapkan oleh klien tetapi konselor melihat perasaan tersebut sedang dirasakan oleh klien

  6. Verbal Attending summarization adalah kesimpulan respon yang dilakukan oleh konselor terhadap isi pesan ataupun perasaan yang dialami oleh klien

Didalam ketrampilan attending konselor dituntut untuk dapat mengarahkan klien paham akan masalah yang dihadapinya.

Tahapan selanjutnya yang dapat dilakukan oleh konselor dalam proses konseling adalah menggunakan respon verbal influencing yang terdiri dari:

  1. Verbal Probe konselor membuat pertanyaan lanjutan

  2. Ability potensial merangsang kesadaran klien akan potensinya

  3. Direction mengarahkan klien untuk melakukan sesuatu

  4. Ekspretion of feeling memancing klien utntuk mengungkapkan masalahnya

  5. Ekspretion of content memberi arahan,pendapat dan saran kepada klien berupa penguatan

  6. Interpretation memberi makna tersirat antara pesan dan perilaku klien
  7. Confrontation mengungkapkan ketidakserasian antara keluhan dan tindakan klien dalam pesan verbal maupun non verbal yang ditampilkan klien

  8. Self Disclosure respon konselor dalam bentuk verbal sharing dan memberi solusi

  9. Information giving respon konselor dalam bentuk verbal untuk memberi informasi tentang data dll

  10. Influencing sumarization respon yang dilakukan oleh konselor untuk menyimpulkandan merumuskan keterkaitan respon verbal dalam menelaah pikiran klien.

Ketrampilan tersebut sangat mutlak dipahami oleh konselor agar proses konseling yang dilakukan tidak hanya berbentuk pemberian nasehat.Dan konselor harus memiliki pandangan bahwa klien adalah individu yang sebenarnya mampu menyelesaikan masalahnya tetapi karena keterbatasan pemahaman atau pengalamannya maka klien membutuhkan individu lain yang bersedia mendengar dan memberi arahan dari masalah yang dihadapinya.Tidaklah mudah untuk menjadi konselor yang bersedia mendengar aktif karena konselor tetap manusia biasa yang ingin didengar juga. Tapi kita harus mencoba!!!


Selasa, 20 Oktober 2009

Nasehat kecil untuk siswa-siswi ku.

Selagi muda keinginan untuk dihargai,diakui dianggap keberadaannya pasti begitu bergelora.Manakala ada seorang yang menatap dengan tatapan sedikit menyelidik bisa menjadi hal yang menggemparkan bagi orang yang ditatap padahal yang ditatap sedikitpun tidak mengalami kerugian karena sudah ditatap.Bermula dari tatapan sinis dan berakhir dengan perkelahian.....Anak-anakku gak gampang memang menjadi orang yang bisa berpikir jernih tidak melulu mengikuti emosi tapi gak ada salahnya untuk dicoba kan!Memang para ahli psikologi sudah memberi tahu bahwa masa remaja adalah masa pemberontakan,ingin dihargai,ingin mendapat tempat dalam kelompoknya,masa penuh pertentangan dengan aturan yang ada...dan itu semua memang harus dilalui,karena hal itu merupakan tugas perkembangan yang akan mengantarkan remaja menjadi pribadi yang lebih tangguh dan bijak apabila si remaja berhasil melaluinya dengan baik...namun akan menjadi bencana apabila remaja hanya mengikuti kemauannya sendiri dan tidak mau mendengar masukan dari orang dewasa yang bijaksana.Babak kehidupan baru sudah dimulai...dan butuh waktu yang sangat panjang untuk memahami diri sendiri. Kemauan,keinginan harapan ,emosi dan masih banyak hal lagi.Lebih mudah mungkin untuk memahami perubahan yang terjadi secara fisik.Dimana mulai terjadi perubahan pada beberapa bagian tubuhnya termasuk juga untuk menerima dengan ikhlas apa adanya perubuhan fisiknya. Sementara pada perubahan psikis akan terus menerus terjadi perubahan dan proses untuk lebih mengenal perubahan itu sendiri.Emosi yang sering berubah-ubah pada remaja akan membuat si remaja mengalami kebingungan..ada apa dengan diriku?Pesan dari penulis adalah tetap jadi diri sendiri dan jangan pernah berhenti untuk belajar...... belajar mendengar,belajar menerima masukan dan saran yang membangun,belajar untuk menghargai orang-orang disekeliling yang berbeda pandangan...banyak sekali yang harus dipelajari anakku...dan untuk itu proses pembelajarannya mungkin akan berlangung seumur hidup.Jadi nikmati hidup...untuk dapat menjadi pribadi yang mengasyikan karena mau belajar!

Minggu, 18 Oktober 2009

Siapa yang akan menjadi mentri pendidikan di kabinet mendatang?

Sebagai orang yang bekerja dalam dunia pendidikan saya agak deg-degan juga menunggu keputusan dari presiden terpilih bapak SBY,siapa yang akan menduduki jabatan sebagai mentri pendidikan,karena bagaimanapun juga saya berharap sekali mentri pendidikan yang baru adalah orang yang benar-benar tepat dan mengerti tentang dunia pendidikan.Segala kebijakan yang akan diambil oleh mentri itu akan sangat berdampak pada kami guru-guru di sekolah bukan hanya untuk urusan kesejahteraan tapi berbagai kebijakan yang akan dirasakan langsung oleh peserta didik di sekolah.Rasanya miris sekali apabila mengacu pada UU pendidikan dimana peserta didik diharapkan sebagai pihak yang paling diperhatikan tapi kenyataannya malah menjadi pihak yang paling tidak berdaya untuk mengungkapkan keinginannya yang menjadi kebutuhan mereka...

Penyerahan sertifikasi pendidikan dan pelantikan konselor

PENYERAHAN SERTIFIKAT PENDIDIK DAN PELANTIKAN KONSELOR Posted on Thursday, 30 July 2009
Humas UNJ. 30/07/09. Bertempat di Lobi Rektorat UNJ, Selasa 28 Juli 2009 telah diselenggarakan acara penyerahan sertifikat pendidik dan pelantikan konselor kepada 19 guru Bimbingan Konseling dan sertifikat pendidik untuk 19 guru IPS peserta program sertifikasi guru dalam jabatan melalui jalur pendidikan (SGJJP) tahun 2008. Acara penyerahan dan pelantikan ini dihadiri Pembantu Rektor I (PR I), Dekan FIP (Dr. Karnadi, MSi), Dekan FIS (Drs. Komarudin, MSi), Kajur BK dan undangan lainnya.PR I, Prof. Dr. Zainal Rafli, M.Pd, dalam sambutannya menyampaikan selamat kepada para peserta yang pada hari ini Selasa - 28 Juli 2009, mendapatkan sertifikat sebagai pendidik sekaligus konselor. Semoga selama menempuh pendidikan kemarin di UNJ, pengalaman yang didapat sebagai pendidik dapat diimplementasikan sebaik-baiknya di sekolah asal.Dalam kesempatan ini, selain penyerahan sertifikat pendidik juga dilantik 19 guru Bimbingan Konseling sebagai konselor, yang lulus program ini oleh Sekjen ABKIN, Drs. Muh. Fahrozin, MPd, mewakili Ketua ABKIN. Drs. Buana, M.Pd, sebagai salah satu peserta, dalam kesannya menyampaikan bahwa secara umum beliau telah memperoleh banyak pengetahuan, pengalaman dan membangun kesadaran sebagai guru dan konselor untuk memberikan pembelajaran dan bimbingan yang benar kepada siswa-siswa di sekolah. Beliau juga berpesan agar dapat dibentuk sebuah wadah bagi para guru dan konselor untuk pusat informasi dan tempat saling berbagi pengalaman.(rr)

Jumat, 16 Oktober 2009

Dapatkah aku menjadi konselor yang baik

Selesainya pendidikan sertifikasi yang dijalani,ternyata tugas yang harus dijalani lumayan banyak.Untuk menjadi profesional banyak syarat yang harus dipenuhi.Janji konselor yang diucapkan menjadi tanggung jawab besar untuk menunjukan keprofesionalan kita .Sering kali masih banyak hal-hal yang bertentangan dengan etika profesi konselor dengan kenyataan yang terjadi di dunia kerja yang sesungguhnya.seperti yang dialami oleh para peserta didik di sekolah yang tidak diberi kesempatan untuk dapat menyampaikan pendapatnya,seandainya pun bisa sang peserta didik akan dihadapkan dengan peraturan yang tidak berpihak padanya,disinilah letak dilemanya bagi konselor yang secara etika profesi ingin berdiri di posisi siswa dengan harapan siswa dapat mengembangkan potensi dirinya tetapi yang terjadi malah membuat si konselor dianggap sebagi pihak yang selalu ingin melindungi siswa.

Padahal apabila menelaah dari janji konselor yang diucapkan oleh penulis pada tanggal 28 Juli 2009 yang berisi:

  1. Menjalankan ajaran agama yang dianut
  2. Meyakini bahwa konseli unik,dinamik dan berpotensi untuk berkembang
  3. Mengutamakan layanan bersifat membantu untuk kemandirian konseli
  4. Melaksanakan tugas secara profesional untuk kemaslahatan konseli
  5. Menaati dan melaksanakan kode etik profesi bimbingan konseling
  6. Menjunjung tinggi dan menyebarluaskan profesi bimbingan konseling
  7. Menjalin hubungan kesejawatan yang saling membantu
  8. Menjalin hubungan profesional dengan profesi lain
  9. Mengembangkan kualitas pribadi sebagai konselor secara berkelanjutan
  10. Loyal kepada organisasi profesi,Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN).

Menurut penulis bukan tugas mudah untuk melaksanakan janji konselor tersebut dengan baik tapi hal itu harus dilakukan dengan sungguh-sungguh.