Senin, 30 Desember 2013

Kartini Modern

Kartini Modern itu status yang di tuliskan teman di fesbukku . Mengomentari kegiatan yang kuikuti TWC       ( Teacher Writing Camp ) 3 . Kartini dahulu berjuang untuk mendobrak kekakuan gender yang tidak mengijinkan anak wanita untuk bersekolah melalui surat yang dikirimkannya pada sahabatnya di Belanda. 
Kartini modern tak lagi berkirim surat . Zaman surat menyurat sudah mulai ditinggalkan . 
Yang dilakukan Kartini modern menuliskan dalam dunia digital .Menembus batas antar negara . Seperti yang diungkapkan oleh Ahmad Fuadi ketika menjadi nara sumber di kegiatan TWC 3. " Tulisan lebih tajam dari senjata . Sasarannya bisa menembus batas peradaban" . Dahsyat ....
Apa jadinya ya , apabila kala itu Kartini tak suka menulis dan menuangkan kegundahannya . Mungkin tak akan ada kesempatan untuk mengenyam pendidikan bagi para wanita  Melalui tulisan di surat-suratnya Kartini menuangkan harapan dan pemikirannya . Yang kemudian dibukukan " Habis Gelap Terbitlah Terang "
Melalui tulisan akan banyak hal-hal yang bisa kita bagikan pada banyak orang di era digital sekarang ini. Ungkapan untuk menulis juga disampaikan oleh Guru Gaul Dedi Dwitagama " Menulislah maka kau akan meninggalkan jejak warna dalam kehidupan ". 
Ketika banyak nama Kartini terlahir di zaman itu ada satu Kartini yang berbeda karena tulisannya. 
Dan Kartini era kini pun dapat juga berbeda , bermanfaat dan memberi warna dalam kehidupan.

Sabtu, 21 Desember 2013

Celebrasi yang dihargai

Begitu aku turun angkot dan melihat senyum putraku yang menungguku bersama suamiku .Langsung tak putus dia bercerita tentang kebahagiannya hari rabu ini . Bunda kelas adek juara futsal loh. Oh ya kataku antusias sambil mencium pipinya . Hebat adek puji ku bangga. Ya kami bisa ngalahin anak kls 6 , kembali dia lanjutkan cerita . Berapa-berapa tanyaku lagi ? 5-0 jawabnya bangga . Adek ikut main juga tanyaku ? Iya adek jadi kiper dan kata pak Iwan dia menyebut nama salah satu gurunya yang bertugas menjadi komentator di kegiatan class meeting . Adek lincah banget walau badan adek paling kecil .Semangat bangga antusias dia bercerita . Waktu kelas adek bisa menggolkan ke gawang lawan pake celebrasi gak tanyaku lagi ? .Karena aku ingat dikala dia menonton pertandingan sepakbola dari tim favoritnya selain permainan para pemain yang diamati . Ada bagian yang direkam dalam memory otaknya . Kegiatan celebrasi yang dilakukan team yang berhasil menggolkan gawang lawan . Kembali dengan antusias dia bercerita , iya dong . Gimana celebrasinnya tanyaku penasaran ? Diperagakan gaya cowboy , ambil pistol tembak lawan . Trus temen-temen adek yang lain melakukan adegan pura-pura jatuh kena tembakan .Menarik kreatif dan memang patut dirayakan . Sampai di rumah cerita masih berlanjut tapi bukan cerita tentang celebrasi kemenangan adeknya. 
Kali ini sang kakak juga antusias menyampaikan kabar bangganya. Bunda tau gak kakak menang juara 1 lomba poster untuk memperingati hari ibu .Wow luar biasa hebat , aku kecup pipinya dan kutanya mana foto posternya ? Kan kakak gak boleh bawa HP jadi mana bisa kakak foto . Dan kulanjutkan pertanyaan untuk sang kakak . Gimana kakak bisa menang lomba poster . Apa bedanya posternya kakak dan poster yang lain tanyaku lagi . tanyaku lagi . Menurut juri yang menilai poster kakak lucu , unik dan kreatif . Alhamdulillah ternyata hari Rabu tak selalu buruk . Makasih anak-anakkku semua yang kalian lakukan membuat bunda bangga dan semoga bisa bermanfaat untuk kehidupan kelak .

Belanja Ide

Hari ketiga perkuliahan GA di bulan Desember , aku beri judul untuk tulisanku adalah belanja ide . Sesuai metode perkenalan yang dilakukan oleh salah satu pengajar di perkuliahan GA ini Pak Ismoyo . Orang luar biasa yang punya kemampuan hebat untuk menyihir audience melalui motivasinya ketika memberi ceramah . Hebat banget pak Is . Semua terucap dalam susunan kalimat yang menggelitik untuk untuk dipahami dan direnungkan . Energinya untuk berbagi juga luar biasa . Ketika sesi kegiatan dimulai diminta untuk promosi hebatnya sekolahku dalam kelompok kecil yang berjumlah 5 orang bergantian bercerita . huhu ...serasa jadi marketing handal bisa bercerita di depan orang hebat di kelompok ku . 
Ternyata kegiatan tak berhenti , masih dilanjutkan . Salah satu anggota kelompok diminta untuk kembali mempromosikan hebatnya sekolah nya. 
Penasaran aku bertanya pada pak Is . Metode apa yang digunakan dalam kegiatan tadi . Dijawab lugas oleh pak IS " Belanja Ide , bunda " Wow menarik ya .Banyak hal yang bisa dipelajari dari metode ini . Belajar untuk menjadi pendengar yang baik. Memahami ide yang ditawarkan . Dan untuk yang sedang promosi adalah belajar untuk menghargai bahwa dia juga berharga . Siapa lagi yang akan mengahrgai kita kalo bukan kita sendiri . Hebat....HEBAT ....

Kamis, 19 Desember 2013

Galuh Sukmara

Galuh Sukmara namanya, inspiratif banget .
Membuka mata dan hatiku tentang pemahaman anak-anak yang dilahirkan atau dibesarkan dalam keadaan tuli . Kebesaran jiwanya untuk bangkit dari keterpurukan dan mencari hal positif yang bisa dibagi dengan kepada lingkungannya itu yang membuatnya berbeda . Banyak belajar dari seorang Galuh yang mempunyai semangat dan daya juang yang besar untuk mengangkat anak-anak deaf . 
Pada hari kedua perkuliahan GA Galuh Sukmara yang menjadi nara sumber . Berbagi cerita kisah hidupnya yang tak semulus saat dia sudah mempunyai keberanian untuk berdiri di depan banyak orang. Hikmah kehidupan yang bisa dipetik dari seorang Galuh yang menderita deaf . 
" Tidak ada produk Tuhan yang gagal " itu kata bijak yang diucapkan pak Munif Chatib yang memberi pengantar tentang materi Multiple Intelegence dalam pertemuan GA .Dan Galuh membuktikan itu . Besar dengan keterbatasan pendengaran bukan berati tak bisa bermanfaat untuk lingkungan . Galuh menyelesaikan S1 Psikologinya dengan terseok -seok tak putus asa dan mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2 di Australia . Pulang ke Indonesia dengan niat mulianya membuka sekolah untuk anak-anak deaf dan gratis. Subhanallah ......Luar Biasa.


Kembali bertemu dengan seorang Galuh Sukmara ketika lama tak bersua hampir setahun , selalu mengharu biru dengan kalimat yang terucap dari bibirnya . Sepi nya dunia ketika dia tak mendengar apapun , pencariannya akan makna religuis untuk mencari rahmat Allah yang maha pengasih .
Mencari dan terus mencari .....
Tak akan pernah ada rasa syukur yang berkurang karena pernah bertemu dengan seorang Galuh yang kuat dan selalu memberi inspirasi dalam menjalani hidup yang bermanfaat

Guardian Angel 1

Yang diidam-idamkan terlaksana juga . Berawal tak sengaja membaca buku Sekolahnya Manusia dan Gurunya Manusia buah karya pemikiran pak Munif Chatib . Seperti terjawab tentang kegalauan mengenai cara menjadi guru yang manusiawi . Walau harus merenung dan melakukan refleksi diri . Sudah mampukah aku menjadi gurunya manusia ?
Ternyata memang harus terus belajar . seperti kehausan yang tak pernah kering semakin dijelaskan , semakin membaca tentang Multiple Intelegence semakin banyak yang harus dibenahi .
Membenahi cara mengajar , membenahi  pemikiran tentang manusia ciptaan Allah dengan berbagai keragamannya untuk dijelajahi hal positifnya .
Perjalanan mengikuti perkuliahan GA tak semulus niat untuk menambah ilmu . Berhadapan dengan rutinitas di lembaga tempat bekerja yang sedikit keberatan memberi ijin . Yang akhirnya memicu untuk bernego kepada beberapa pejabat untuk meminta masukan . Ijin untuk mengikuti perkuliahan terlaksana .
Sesi perkenalan diselingi cerita -cerita penghantar yang hebat . Berbagi cerita pengalaman , memotivasi dan mendoakan . Saling menguatkan .
Tak berani untuk mimpi yang muluk . Memulai bermimpi dari yang kecil dan dari diri sendiri dahulu seperti kutipan kata bijak yang diucapkan salah satu rekan GA " Bahkan bermimpi pun butuh ilmu untuk mewujudkannya " . Setuju dan bener banget . 
Bagaimana mau menjadi gurunya manusia kalo ilmu memahami tentang manusia saja masih ala kadarnya. Bagaimana mau bikin pendidikan yang ideal yang menghargai  keberagaman manusia apabila ilmunya juga masih sesuai petunjuk aturan yang buat aturan .

Senin, 16 Desember 2013

ABKIN dan diriku



Mengenal Abkin pertama kali saat kuliah S1 Bimbingan Konseling . Tak tahu banyak , hanya sekedar tahu Abkin wadah berkumpulnya sarjana Bimbingan Konseling .
Berlalu beberapa tahun dan kembali berhubungan dan memakai jasa Abkin ketika idealisme profesi berbenturan dengan birokrasi pekerjaan . Patuhi aturan , loyalitas terhadap pimpinan adalah suatu yang harus dijunjung tinggi . Bahkan terkadang mengalahkan sisi kemanusiaan . Menyampaikan kepada organisasi profesi Abkin menurutku kala itu adalah suatu prosedur yang paling tepat karena merasa hak sebagai pembimbing dan konselor di lembaga pendidikan terzolimi ( bahasa infotainmentnya ) . Dilakukan proses mediasi untuk menjembatani 2 pemikiran yang berbeda . Mencapai titik temu ??? Semua butuh proses . Proses belajar untuk sabar menjalani sesuai prosedur . Proses belajar untuk mencapai kesepakatan dengan saling menghargai banyak kepentingan .
Kembali beberapa tahun berlalu , secara tak sengaja menghadiri konferda Abkin DKI . Seperti diingatkan akan perjuangan masa lalu . Ketika diberi amanah untuk bergabung berjuang bersama Abkin terbayang banyak rekan –rekan sesama pembimbing dan konselor yang bisa disinergikan kemampuannya untuk kemajuan organisasi dan kesejahteraan anggota.

Sabtu, 07 Desember 2013

Mengajar ...Mendidik

Dalam dunia pendidikan kata-kata mengajar dan mendidik sangat familiar terdengar . dalam setiap kesempatan selalu ada pesan sponsor mengingatkan ' tugas guru tak sekedar mengajar ' . Artinya dari mengajar itu hanya transfer ilmu yang dilakukan . Sementara dalam kegiatan mendidik mengandung makna yang lebih dalam . Mendidik ada kedekatan batin antara yang mendidik dan yang dididik .
Apabila seperti itu idealnya si pendidik juga mau membuka hatinya tak hanya sekedar tranfer ilmu seperti yang dilakukan pengajar . Dalam mendidik ada contoh dan keteladanan yang kita tunjukkan kepada yang dididik . Tak hanya menuntut, menuntut dan menuntut . Dengan embel-embel kewajiban pelajar adalah " belajar . Mengindahkan belajar adalah proses tak bisa menjadi bisa , tak tahu menjadi tahu . Dituntut kesabaran untuk mendidik agar menjadi bisa , agar menjadi tau , agar menjadi lebih positif. Dan kita tau sekali apabila sudah dengan urusan kewajiban banyak sekali yang menjadi alergi . 
Mengapa tak diubah " hak pelajar adalah mendapatkan pengajaran dan pendidikan yang terbaik sesuai dengan potensinya sebagai individu "
Si Pendidik belajar untuk menjadi pendidik yang baik yang perilakunya tak hanya menuntut namun bisa menjadi panutan .Yang dididik juga akan merasa senang karena dipahami sebagai individu yang sedang memenuhi haknya untuk belajar

Jumat, 06 Desember 2013

Kamus Perasaan

Di minggu terakhir semester ganjil di tahun 2013 memasuki kelas yang minggu sebelumnya kuberi tugas dengan membuat tulisan " Apa yang kalian rasakan ".(Bloggernya ni2k Menunggu ) . 
Ada beberapa tugas yang dikumpulkan dan kukoreksi dengan apresiasi positif. Gaya menulis yang beda , bercerita secara runtut dan sistematis tentang yang dirasakan . Bercerita juga dengan menumpahkan uneg-unegnya karena kecewa tak belajar dan melanjutkan diskusi ( gaya orang ngomel-ngomel ) . Dan ada pula yang menurutku sangat menarik , tulisan tentang uneg-uneg perasaannya yang tak ada juntrungannya . Hampir 1 halaman penuh .Sisi positif yang bisa kuhargai kemampuan salah satu siswaku ini yang ternyata memiliki banyak kosakata perasaan . Tak sekedar marah , benci , sedih . 
Ketika memasuki sesi diskusi ada argumen yang disertai celetukan mengejek cie-cie . Kuminta siswa yang memiliki kosakata perasaaanuntuk mengamati temannya yang tersipu -sipu dengan wajah memerah . Kataku "coba amati si ' Y' perasaan apa yang dirasakan saat ini . Lugas dia menjawab , malu bu karena di cie-cie . 
Alhamdulillah 3 materi tatap muka bisa dijadikan satu. Memahami perasaan , berani mengugkapkan pendapat dan mencapai kesepakatan . 
Makasih anak-anak hebatku . Dari kalian ibu bisa belajar banyak 

Selasa, 03 Desember 2013

Bongkar

Judulnya kuambil dari judul lagunya Iwan Fals . Liriknya begitu menggugah untuk direnungkan pada reff kedua .
Di jalanan kami sandarkan cita-cita

Sebab di rumah tak ada lagi yang bisa dipercaya

Orang tua pandanglah kami sebagai manusia

Kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta .

Lirik lagu lawas ini ditulis pada era pemerintahan presiden Suharto . Tapi pada reff kedua gambaran keadaan sama dengan keadaan saat ini . Dalam berbagai media selalu diberitakan tentang kenakalan remaja . Perilaku menyimpang yang tak taat aturan . Membuat orang dewasa miris .Selesaikah masalah ketika para orang dewasa hanya khawatir dan prihatin . Mungkinkah kita lupa memandang para remaja yang melakukan perilaku menyimpang sebagai manusia . Kita lupa menjawab dengan cinta ketika mereka bertanya .
Menjadi orang tua bukan hal mudah dan harus dilalui dengan banyak pengorbanan . Tetap semangat untuk belajar menjadi orang dewasa yang bijak . Dan menjadi remaja juga bukan hal yang terlalu sulit sehingga selalu menunjukkan kegalauan . Ingatlah remaja waktu terus berjalan usia bertambah . Tak selamanya akan menjadi remaja . Persiapkan diri untuk menjadi dewasa yang bijak.

Memahami dengan Hati

Pagi hari yang sejuk di awal minggu dan bulan Desember dimulai dengan kesenduan dan tangis pilu nam  sedih ibu dan siswaku . Tak pernah ada yang ingin dilahirkan dengan keterbatasan fisik maupun ekonomi . Meski tak semua juga yang dilahirkan dengan kesempurnaan fisik akan kuat dan tangguh secara mental sehingga kehidupan sosial ekonominya akan mantap . Bahasa bijaknya disitulah letak ujiannya . Si miskin diuji dengan kekurangannya secara ekonomi . Hingga mampu memporak-porandakan mental dan rasa percaya dirinya . 
Seperti dialami oleh siswaku yang begitu tersedu-sedu ketika kutanya ada apa nak , sambil membelai rambutnya berusaha untuk berempati atas kesedihan yang dirasakannnya. Kembali mengucur air mata sedihnya dengan terbata-bata bercerita akan kejadian sedih yang dirasakannya . Saya memang miskin bu , saya selalu gak mampu kalo harus patungan untuk tugas kelompok . Bles rasanya ikut merasakan apa yang dialami oleh siswaku . Ikut menangis tak selalu menyelesaikan masalah . Kutanya ibunya dan berceritalah orang tua yang tangguh itu tentang perjuangannya untuk membesarkan anak-anaknya dalam keterbatasan ekonomi yang dialaminya . Saya bu yang salah karena tak mampu mencukupi kebutuhan anak-anak saya . Anak saya jadi minder dan memilih tak mau sekolah lagi . Jeger kayak ditabok dengan amanat UU . 
Tujuan mulia sekolah mencerdaskan anak bangsa tapi tapi ternyata ujung tombak pendidikan ( guru ) masih harus berhadapan dengan kondisi mendasar tak punya ongkos untuk sekolah , bahkan untuk makan saja sulit. Ujian untuk menguji ketangguhan umatnya dari Allah beragam , sambil berdoa semoga siswaku cukup tangguh untuk mau masuk sekolah lagi . Kukatakan anjing menggonggong kafilah berlalu , tunjukkan kamu bisa melewati ujian ini . Dan tak lari dari masalah yang sedang menghadang.

Menuntut Dituntut

Tak bisa dipungkiri semua mahluk ciptaan Tuhan butuh pengakuan dihargai , dipahami , dimengerti dengan segala kelebihan dan kekurangannya . Menuntut dipahami dan tak mau memahami pihak yang lain sering dilakukan oleh manusia . Banyak belajar dan merenung kalo tak mau dituntut ya jangan banyak nuntut .
Week end kemarin ngobrol dengan sohib masa kuliah tentang galaunya dia melihat putranya yang tak mandiri dan belum punya tanggung jawab untuk belajar. Kutanya apakah kita sebagai orang tua juga telah mengajarkan juga cara bertanggung jawab ? Apabila belum ya jangan menuntut ....
Setidaknya percaya dengan kemampuan buah hati kita . Menuntut anak-anak untuk belajar, belajar dan belajar tapi tak percaya dengan usaha yang dilakukan oleh anak-anak kita bahkan mungkin cenderung meremehkan ketika hasil usahanya tak sesuai dengan harapan orang tuanya . Sebagai orang tua kita sering menuntut sesuai dengan harapan kita (memakai kebahagian dengan menggunakan kacamata orang tua) . Namun ketika kita sebagai orang tua dituntut untuk menjadi sesuai harapan atau keinginan sang anak , 
MAU kah kita ??? adilkah itu ??? Bukan kah kita juga ingin dimaklumi dan dipahami 
Sejujurnya aku sendiri pun tak sempurna sebagai orang tua hanya ingin berbagi . Kepada 2 buah hatiku tak pernah kutuntut untuk mendapatkan nilai yang tinggi. Kuajarkan untuk bertanggung jawab dengan pilihannya. Saat tak mau belajar ya harus terima resiko tak akan paham . Urusan  " nilai " bagian dari usaha yang dilakukan . Yang kutuntut dari kedua buah hatiku. Lakukan usaha dengan baik dan JUJUR. 


Kamis, 28 November 2013

Menunggu

Menunggu memang pekerjaan yang membosankan . Setiap menit yang berlalu terasa lama . Kurasakan sekali saat kuberi hukuman kepada siswa/i ku . Yang masih saja berisik cekikikan tak menentu . Padahal sudah sepakat untuk memulai diskusi . Tapi tetap saja kegaduhan masih terjadi . Kutunggu dari jam 3 dini hari saat terjaga dari tidur malam ku . Khawatir kesiangan bangunnya . Mempersiapkan diri untuk menunaikan tugas mencerdaskan generasi penerus setelah menunaikan sholat subuh Go to Stasiun . Dan baru bertemu bertemu dengan siswa dalam kegiatan tatap muka di kelas saat selesai sholat zuhur .Lamanya menunggu ...Meski ada hal -hal lain yang bisa dikerjakan . Tetap bosan menunggu selama itu . Dan ketika waktunya jam tayang tatap muka kebosenan menumpuk . Dimulai dengan ketidak siapan siswa memulai diskusi . Tak kumulai pelajaran menunggu hingga mereka tenang . Kubiarkan dengan menatap mereka satu persatu .Ternyata risih juga mereka karena aku tak marah-marah seperti umumnya rekan -rekan pengajar. 
Waktu berlalu 40 menit . Kuubah strategi tetap tanpa suara keluar dari mulutku . Ku tulis di papan tulis tugas untuk mereka " Tuliskan apa yang kalian rasakan " terinspirasi dari tagline di jejaring sosial . Pikirku toh mereka terbiasa untuk mengungkapkan apa yang dirasa dan dipikirkan dalam akun sosial media mereka . Tetap tanpa suara . Dengan kepatuhan dibungkus kebingungan akan tugas yang kuberikan . Karena tetap tak kuijinkan bersuara . Tugas tetap dikerjakan . Jam pelajaran diakhiri dengan bunyi bel panjang . Ku tulis kembali di papan tulis " kumpulkan " Kubawa tugas mereka ke ruangan untuk di koreksi . Lega dan bersyukur juga mereka mau menuliskan apa yang dirasakan selama 2 jam belajar dalam keheningan . Tulisan menarik di tulis dengan gaya mereka bercerita .

Kamis, 21 November 2013

Imad yang tak biasa

Kreatif memang tak harus patuh . Dan biasanya orang kreatif akan berbeda dengan yang lain . Terkadang nyeleneh karena tak biasa . Tapi justru idenya terkadang bisa bermanfaat saat dicoba . Salah satu ciri kreatifitas memang harus berani berinovasi . Tak harus baru , memadukan berbagai hal yang sudah ada , kreatifitas dapat terwujud.Syaratnya memang harus berani berbeda . Hal seperti itu yang sedikit sulit diwujudkan kepada anak didikku. Kebiasaan mereka berpikir sesuai aturan baku seringkali menghambat kreatifitas . Tak berani keluar dari kotak ( out of the box) . Bukan tugas yang mudah bagiku untuk memancing kreatifitas siswaku. Setidaknya untuk kreatifitas berpikir. Keraguan yang selalu diungkapkan adalah 'takut salah bu' #waduh sampe tepok jidat nih .Salah dalam belajar hal yang wajar nak. Justru kalo tidak pernah salah , berarti kita gak sedang belajar nak. Mengubah mind set takut salah dan menjadi kreatif itu tantangannya untukku . Tapi selalu ada cahayanya yang bersinar dalam kegelapan . Diantara sekian banyak ide , saran yang diungkapkan ketika kulakukan diskusi kelompok . Dengan pembahasan beberapa kasus yang hampir mirip . Sebelumnya telah kuinformasikan aku tak suka pendapat yang biasa-biasa saja seperti janji kampanye para caleg menjelang pemilu. Berbeda dan harus berbeda dikemas dalam bahasa remaja yang lugas  , tegas dan apa adanya . diskusi mulai hangat dengan argumen standar bahasa ideal " seharusnya dan sebaiknya " Kukatakan aku butuh  caranya bukan idealnya . Pendapat satu ditimpali oleh pendapat yang lain. Hingga akhirnya dengan sedikit ragu ada yang menunjuk tangan dan berkata saya mau berpendapat bu, silahkan kataku. Mulailah dia berucap bla...bla...bla...Terkesima aku dengan pernyataannya Pendapat Imad yang tak biasa biasa saja., lugas , tegas, apa adanya . Seisi kelas mendengarkan baik-baik pendapat Imad hening lalu beberapa kepala mengangguk-angguk tanda paham dan setuju . Tanpa dikomando selebrasi tepuk tangan dilakukan . Tak biasa tapi bermanfaat ya Mad 

Selasa, 19 November 2013

P M P

Bukan mata pelajaran di zaman  orde baru Pendidikan Moral Pancasila . Atau plesetan anak abg 'Pren makan pren ' . Aku memaknai singkatan PMP dengan Posisi Menentukan Prestasi . Istilah plesetan PMP aku dengar pertama kali saat kuliah . Ketika mo uts berbondong -bondong mencari posisi kursi yang nyaman agar bisa leluasa. Leluasa macem-macem .Berpikir dan berusaha saat ujian berlangsung .Ketika posisi leluasa telah didapat biasanya walau tak selalu keberuntungan mengikuti prestasi. kembali aku garis bawahi tak selalu . Tapi paling tidak lebih pede dan tak terbebani dengan  kekhawatiran nilai dan harus  ngulang semester depan.
Namun manakala posisi kurang menentukan mendapat kursi pas berhadapan dengan dosen . 
Alamak kesiapan seperti apa pun tetap saja ada rasa grogi . Dan setelah melewati status mahasiswa ada pergeseran pemahaman tentang PMP . 
Kuamati ada rekan kerjaku yang menghayati PMP dengan sangat baiknya . Saat sebelum diberi amanah untuk menjadi pejabat terbiasa aku dan dia guyon saling meledek . Dan ketika amanah untuk menjadi 'pejabat diemban 'lain pula sikap yang ditampilkan .Pembicaraan dilakukan dengan sangat teratur sesuai aturan birokrasi . Apalagi apabila sedang duduk di kursi kekuasaannya akan berbeda sikapnya . Herannya begitu ia berdiri dan melangkah menjauhi kursi kekuasaannya teriakan tarzan pun dilakukan ketika melihatku berjalan di tengah lapangan sambil bertepuk tangan .Di kiranya aku burung dara kali ya...oh PMP...PMP ...

Narsis apa Geer ya…???



Narsis apa geer ya namanya , beberapa kali terjadi pada diriku . Dicegat oleh siswa yang maaf bukan aku pembimbingnya .” Ibu kapan ngajar di kelas kami ?” Padahal pembimbing di lembaga ini bukan hanya aku . Dan kebetulan kami memang memegang tanggung jawab pembimbingan mengikuti tingkatan siswa . Saat ini aku kebagian membimbing kelas 7 karena di tahun ajaran sebelumnya aku sudah menuntaskan tugasku menghantarkan siswa kelas 9 lulus dan memilih sekolah lanjutan sesuai dengan keinginan mereka
Walau tetap melalui proses seleksi dan di tahun ajaran ini aku kembali membimbing siswa kelas 7 . Akan berubah saat mereka harus naik ke kelas 8 dan berlanjut ke kelas berikutnya. Hingga nanti pada akhir di tingkat sekolah ini harus rela dan iklas menghantarkan mereka ke tingkat lanjutan yang lebih tinggi . Begitulah proses yang terjadi . Dan akan selalu ada hal –hal menarik yang diperoleh ketika berinteraksi dengan calon pemimpin bangsa masa depan . Belajar tentang kesabaran dan kebijakan dari siswa/i. Belajar mengingat dan memahami bahwa ketika dulu pun aku di posisi mereka mengeluh dan tak suka juga ketika diperlakukan tak adil tak dipahami oleh orang dewasa . yang sulitnya sebagai orang dewasa sering lupa dan mengabaikan perasaan siswanya . Menganggap hal tersebut hal yang wajar ketika sudah demikian yang terjadi tak menutup peluang akan terjadi bullying terselubung . Yang berkuasa menekan yang lemah . Mungkin dengan cara yang paling halus atau terang-terangan melawan Tak bisa dipungkiri ketika para siswaku datang dan meminta agar aku mau mengajar mereka . Yang dibutuhkan mereka adalah dipahami bukan dihakimi . Dan seringkali kita lupa untuk memahami tapi ingin dipahami .  

Manusia mahluk sosial



Judul diatas bukan untuk membahas teori sosial . Manusia sebagai homo sapiens. Tapi mencoba mengkaitkan individu dengan saling ketergantungan dengan lingkungannya.
Sebagai guru pembimbing di suatu lembaga pendidikan aku tak ingin hanya melakukan yang bersifat rutinitas kerja. Kurencanakan suatu kegiatan yang kurancang diawal tahun ajaran.Silaturahmi dengan orang tua murid. Bukan silaturahmi biasa seperti yang dilakukan umumnya sekolah di awal tahun ajaran . Yang isinya biasanya informasi tentang program sekolah . Tapi lebih kepada pendekatan personal kepada orang tua siswa yang mempercayakan buah hatinya di lembaga pendidikan tempatku bertugas .Ada hal-hal yang mengesankan , menyenangkan juga memprihatinkan ketika para orang tua siswa itu hadir memenuhi undanganku satu persatu agar informasi yang kudapat akurat juga menghargai karakteristik siswa/iku . Aku berbincang hanya 4 mata dengan para orang tua tersebut . Banyak informasi yang bisa kudapat meski tak kupingkiri bertemu juga dengan orang tua yang hanya mengatakan
“ anak saya biasa saja bu”. O…o bagaimana memulai mengenai siswaku kalo orang tuanya sendiri tak kenal baik anaknya. Untuk bahan renungan bagi kita orang tua cukup kenalkah kita dengan anak-anak kita . Kulanjutkan perbincangan dengan mengatakan bahwa aku meyakini sekali setiap orang tua punya harapan besar kepada buah hatinya namun seringkali keduanya berjalan sendiri-sendiri.(harapan orang tua dan sekolah ) . Karena itulah aku mengundang orang tua untuk menyatukan satu visi antara anak , orang tua dan sekolah . Berharap besar dari kegiatan yang kulakukan ada pemahaman yang kuperoleh agar bisa mengarahkan dan memandirikan para siswaku sesuai dengan potensi yang dimilikinya . Jadi semua mahluk ciptaan Tuhan tak akan mungkin dapat hidup sendiri sedikitnya tetap butuh informasi dari pihak yang lain .

Jumat, 15 November 2013

Tentang Ahok...

Begitu menjabat sebagai wakil gubernur DKI keberadaan pribadi yang pernah menjabat sebagai bupati Belitung ini begitu menarik perhatian . Berduet dengan seseorang yang santun seperti Jokowi . Ahok sosok yang berbeda dan sangat ekspresif menyampaikan apa yang dirasakannya . 
Kontroversi sikapnya yang berseberangan dalam menanggapi pernyataan atasannya mendagri sangat luar biasa berani. . Belum pernah ada dalam sejarah Indonesia yang merdeka 68 tahun . Bawahan terang-terangan membantah atasannya.Padahal sejujurnya si bawahan juga tak sepenuhnya setuju dengan kebijakan atau pernyataan atasannya karena kondisi kebiasaan masyarakat kita yang ewuh pakewuh . Akhirnya budaya blangkon yang dilakukan manggut-manggut ketika di depan dan mengepalkan tinju ketika berbalik  .Anehnya kita mungkin lebih suka dan nyaman ketika dibohongi dari pada berkata tentang kejujuran . Ketika bawahan membantah yang ada dipikiran atasan adalah bentuk rongrongan kekuasaannya . Era keterbukaan berpendapat mulai kita masuki . Silahkan kaget bagi yang tak siap perubahan.
Dan teringat dengan pernyataan sang wagub yang dilansir oleh media on line " Saya orang Indonesia bukan Cina" , kembali membuat kagum . Pernyataan yang menggambarkan seorang yang berjiwa nasionalis .Tak hanya di bibir saja. Biasanya masyarakat kita akan suka bertanya ketika bertemu dengan seseorang , " orang mana"? Atau pernyataan bernada miring " oh orang ini ya ...???" sambil menyebut suku tertentu dibarengi dengan mimik wajah yang berbeda . Dan akan berbeda ketika bertemu dengan yang sesuku...
Indonesia dengan kemajemukannya di kotak-kotak dengan sukuisme . Tak salah adanya suku atau agama yang berbeda . Justru itu sebagai bagian untuk memperkaya diri kehidupan bernegara . 
Dan aku termasuk orang yang sangat tak suka saat ditanya orang mana ,Waktu SMP pernah guruku bertanya saat mengabsen dan perkenalan di awal pelajaran . Memanggil nama siswanya dan siswa menyebutkan daerah asalnya . Ketika tiba giliranku yang dipanggil lantang aku menjawab , Saya orang Indonesia ,. Saat itu terdengar gemuruh tawa teman sekelasku dan aku diledek sebagai orang Indonesia . Setelah kejadian itu aku tetap berkata apa yang salah dengan pernyataan ku . Aku orang Indonesia dan aku bangga akan Indonesia . Walau pedih dengan keadaan Indonesia karena oknum . Mirip ahok gak sikapku ??Ya pasti beda ya , siapa yang mo dengar pernyataan anak SMP kala itu . Saat ahok ngomong kan sudah jadi pejabat....

Serasa Selebriti

Judul diatas adalah topik kegiatan yang kulakukan bersama dengan siswaku di minggu ketiga bulan september . Seperti biasa kuawali dengan bertanya keadaan para siswa/i ku . Menghargai keberadaan mereka . Kukondisikan ruangan kelas adalah panggung selebriti. Kuajak mereka membayangkan saat berjalan diatas red carpet di tengah -tengah para penggemar mereka sembari melambaikan tangan . Ada yang melakukan dengan sangat percaya diri .Layaknya selebriti papan atas melambaikan tangan kepada para teman-temannya.Namun ada pula yang dengan malu-malu bahkan tak percaya diri berjalan menunduk seperti mencari sesuatu yang jatuh di lantai. Beraneka ragam pola dan gaya yang ditampilkan . Yang begitu PD bisa dikategorikan dalam golongan siswa yang telah mampu beradaptasi dengan situasi yang selalu berbeda.Secara mental dan tugas perkembangannya baik. Sementara untuk siswa yang masih ragu-ragu dan tak percaya diri , inilah siswa yang harus diberi perhatian dan motivasi agar mulai berani menunjukkan kemampuannya . Proses menuju dewasa masih sangat panjang . Don't worry be happy anak didikku . Tetaplah menjadi siswa yang positif menatap masa depan

Kamis, 14 November 2013

Memaknai Sumpah Pemuda

Memasuki kelas dengan kurang bersemangat . Manusiawi terkadang butuh juga suntikan semangat .
Bertepatan denagan moment Sumpah Pemuda . Kukatakan di depan kelas hari saya kurang semangat dan tugas para siswaku adalah membuat membuat saya bersemangat . Teriakan rame bergema dalam kelas , Games bu , games bu . Tak langsung kupatahkan usulan mereka . Kujawab kutampung dulu . Masih dalam keriuhan suara mereka , ada yang nyeletuk " bikin drama singkat tentang sumpah pemuda bu ". Oho....pucuk dicinta ulam tiba . Awalnya aku ingin mengambil moment sumpah pemuda , tapi sedikit bingung metode apa yang pas ya . Ide kreatif dari mereka dan sebagai guru tak selalu harus menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi . Lebih baik menggali kemampuan siswa dan bertindak fasilitator . asyik deh .
Dengan penuh antusias mereka berkumpul di satu meja untuk mendiskusikan dan berusaha mencapai kata sepakat . Sesekali ada yang menghampiri mejaku dan meminta saran . It's Oke cukup matang ternyata mereka. Walau diawal bingung dengan kelompoknya . Kukatakan aku beri kebebasan untuk berkreasi . Mau satu kelas atau dibagi 2. Secara tak langsung aku mengajarkan utuk bertanggung jawab . Tetap aku menunggu mereka berdiskusi sambil mngamati tingkah pola lucu mereka .Mengamati mereka berargumen , mendengarkan pendapat temannya . Beradaptasi untuk beberapa siswa yang cenderung menarik diri . Alhamdulillah satu jam berlalu , terpotong waktu istirahat . Kukatakan istirahat saja dulu . selesai istirahat kita mulai drama singkat " Sumpah Pemuda " 
Bel istirahat berakhir bergegas masuk kelas dan kutanyakan siap untuk tampil ? Beberapa menjawab dengan berkata , bu saya deg-degan . Wuih tetap tenang nak.. 
Sebelum tampil kuminta mereka menggeser bangku ke belakang biar " panggungnya lebih luas" sementara yang lain menghafal dialog . Beberapa siswa putra menggeser meja dan bangku . Kupersilahkan untuk duduk dilantai , aku sedikit memberi pengarahan sambil duduk dilantai bersama dengan mereka . Semangat mereka memberi suntikan energi bagiku padahal awalnya aku begitu ngantuk . 
Drama singkat dimulai aku sibuk mendokumentasikan akting mereka. Drama ditutup dengan bersama-sama mereka membaca ikrar sumpah pemuda juga pekik "MERDEKA " Mantap deh. 
Tugas akhir ku mengevalusi kegiatan yang mereka lakukan sambil duduk bersila di lantai . Hening mereka menunggu aku berbicara . Ku acungkan 2 jempol untuk kegiatan mereka . Tanpa di komando mereka langsung bertepuk tangan . Kulanjutkan dengan memberi informasi pesan sponsor makna sumpah pemuda 1928, kala itu para pemuda mengorbankan keegoisan sukuisme demi Indonesia . Dan pesan sponsor dari ku adalah tantangan untuk 1 minggu ke depan " Menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia . Tak menggunakan kata akhiran OH, LOL dan GO . Juga tak menyimpan kebun binatang dalam rongga mulutnya .Sedikit ragu menerima tantangan itu tapi kukatakan di coba ya .
Akhir pelajaran kuucapkan terimakasih untuk mereka yang telah memberi suntikan semangat kepadaku hari ini

Kangen ....Menulis

Lama tak posting tulisan dan membaca tulisan inspiratif membuat tergoda juga untuk menuangkan berbagai pemikiran . Selama tak menulis bukan lantas tak ada sesuatu hal yang bisa dijadikan bahan tulisan . Justru banyak dan banyak sekali . Dari mulai kejadian rutin yang sering dialami saat menjadi Sandra Bullock di Comuter Line atau atau kejadian di lingkungan kerja yang terkadang membuat geram dengan aturan SOP yang mencla-mencle . Belum lagi kejadian di dunia pendidikan yang membuat merinding dan beristigfar . Begitu jauh perilaku  yang dilakukan generasi setelahku melewati batas nalar pemikiran orang dewasa . 
Tak terpikir mereka akan berani melakukan itu tapi ternyata dilakukan juga . 
Kemana etika sopan santun yang aku yakin pernah diajarkan oleh lingkungannya . Orang tua , sekolah dan lain lain . Apakah kami sebagai orang dewasa begitu tak pantas untuk dijadikan panutan ???? Sehingga perilaku yang ditampakkan oleh remaja begitu mencengangkan kami ......

Rabu, 13 November 2013

Bodoh santun atau “pintar minterin “ ?



Kalimat mirip-mirip seperti itu beberapa kali kudengar dari pejabat yang mengingatkan bawahannya untuk berhati –hati ketika berhadapan dengan siswa-siswa yang pintar .Kurang lebih pernyataannya seperti ini” anak-anak sekarang pintar-pintar tapi kita tetap  harus jeli karena terkadang kepintaran mereka digunakan untuk ngakalin gurunya. Oh ….begitu ya ? Pinternya untuk minterin orang . Tapi saat tertentu terdengar juga keluhan “ anak-anak tuh gimana sih dikasih tau berulang kali gak ngerti juga . Loh jadi sebenarnya mereka pintar atau tidak ya ???. Lanjut dengan pernyataan pejabat tersebut, Lebih baik mengajar anak bodoh tapi santun dibanding pinter tapi licik …..Nah lo ???? Ketika tak pintar dan tak mencapai standar kkm apa yang akan terjadi dengan si anak “ bodoh “ ? Maaf silahkan mencari tempat yang sesuai dengan kemampuan anda #sambil tepok jidat .