Sabtu, 04 November 2017

No Follower No Life

Ungkapan yg selalu muncul tentang kids zaman now terkadang memang membuat geleng2 kepala. Meski gak sepenuhnya salah namun bisa membuat merinding disco krn perilaku mereka.
Sedikit yg ringan2 saja tentang kids zaman now ...
" Bu, aku mau bikin blog . Nulis ky ibu.
" Ok ,silahkan buat dan mulailah menulis .
Berlalu beberapa minggu kembali menemuiku dan bilang mo bikin blog.
Loh bukannya sudah bikin kataku .
"Memang sudah bu " ungkapnya santai
"Terus , udah posting apa?"tanyaku
" Belum,bu " jawabnya santai . " Gak berani posting apa2 krn takut g ada yg baca dan g ada follower nya .
Hanya mampu mengernyitkan dahi mencoba berpikir keras. Demikian hebat pengaruh follower terhadap kehidupan anak zaman now. Seakan-akan hidup berakhir ketika follower tak ada .
Hingga akhirnya harus mengeluarkan jurus pamungkas dalam sesi konseling " memberi nasehat"
Anak zaman now yg menjadi pengamatan ku seringkali tak memiliki kepercayaan diri untuk menunjukkan potensi positif diri mereka. Dan berdasarkan analisa dangkal yg bisa kulakukan sebagai konselor remaja ketidakmampuan mereka meningkatkan rasa percaya diri berawal dari kehidupan masa lalu ketika masih kanak2 . Tak boleh berbeda dari arahan sang guru .
Jadi ingat saat bungsu kinestetikku menjalani ujian praktek tingkat SD untuk mapel seni budaya. Ketika saat itu yg lagi digemari adalah kartun Spongebob dengan kehidupan bawah lautnya. Menggambar lah ia seperti yg biasa dilihat dalam tontonan di TV namun apa yg terjadi ketika hasil gambar dikumpulkan ....
Bungsuku di komentari oleh guru nya ,
" kenapa gak gambar pemandangan saja "
Ups ternyata perubahan zaman hanya menjangkau sedikit paradigma berpikir tenaga pendidik. Satu contoh kecil yg ternyata berdampak panjang ke masa depan generasi milenia yg tak siap menerima kritik
Dan bagi kids zaman now gadget , media sosial dan follower menjadi harga mati yang wajib ada dalam kehidupan nya .
Dan tugas parents dan teacher jaman old suka tidak suka harus mengubah paradigma berpikir bahwa yg dihadapi adalah kids zaman now dgn beragam tantangan kehidupannya.   
Mempersiapkan kids zaman now secara mental untuk menjadi pribadi yg kuat, jujur ,tangguh dan bertanggung jawab adalah lebih bijak dibandingkan hanya membandingkan " enak zaman ku toh"
 







Jumat, 03 November 2017

Saat Mereka Menjadi Ahli

Selalu membahagiakan melihat tatapan antusias dari siswaku yg bertanya "hari ini tantangannya apa bu?". Minggu terakhir di bulan October harus super ngebut untuk bisa menuntaskan materi tentang " Pola hidup sehat". 3 minggu tanpa pertemuan tatap muka krn harus memenuhi kewajiban yg lain dan mengganti kegiatan tatap muka dgn layanan menggunakan teknologi. Tak menyadari bahwa yg dibimbing adalah generasi digital hingga belum waktu untuk mengerjakan tugas melalui jaringan internet mereka sudah menyelesaikan tugas tersebut dgn baik. 
Hingga aku harus berucap 'tugas yg saya posting di edmodo masih untuk minggu depan kenapa sudah selesai saja'. 
Kalo semua nya rajin saya keteteran membuat tugas dan tantangan baru , sambungku menyampaikan di medsos . 
Dan ketika tantangan yg kuberikan adalah dengan menyuruh mereka untuk menjadi ahli dalam bidang kesehatan tatapan mata penuh kebingungan tampak jelas. 
Mengawali dengan berkata silahkan mencari teman dengan membuat kelompok yang terdiri dari 5 orang . Ketika 7 kelompok terbentuk mulai aku memberi tiap kelompok sub tema yang berbeda untuk dibahas mulai dari menu sehat,sehat pribadi,perilaku sehat,pikiran sehat,gaya hidup sehat,sehat sosial dan spiritual sehat. 
Selesai mereka melakukan pencarian dengan browsing di internet dan membahas dengan kelompoknya tentang sub tema yang menjadi pembahasan. 
Secara bergilir salah satu dari mereka akan menjadi " ahli" untuk memaparkan sub temanya. 
Ada binar bangga , ragu dan khawatir ketika harus berbicara untuk mempresentasikan sub tema nya. 
Namun semua harus dilatih untuk berproses menjadi ahli yang sesungguhnya.
saat mereka menjadi ahli

Rabu, 18 Oktober 2017

Mengubah "Kepo" menjadi Kepo

 
Buletin SHAHAFA 40
Mencari arti kepo dalam kamus besar bahasa Indonesia mengandung beberapa arti dan makna. 
Kepo dalam akronim bisa diartikan sebagai knowing every particular objek dianggap sebagai orang yg serba tahu berbagai hal. 
Namun dalam berbagai hal serba tahu berubah menjadi serba ingin tau. 
Kepo dalam kondisi kekinian yg biasa terjadi dalam lingkungan remaja memiliki kecenderungan mencari tau dan terkadang menjadi ajang gosip dalam pergaulan remaja 
Berangkat dari kepo yang terkesan berkonotasi negatif. 
Secara kebetulan mendapat informasi tentang lomba jurnalis bagi siswa. 
Menjadi tantangan mengubah " kepo " negatif menjadi kepo positif 
Mengumpulkan beberapa siswa yg tertarik dalam dunia tulis menulis 
Dan memancing kepo mereka " Kepo " negatif menjadi satu tulisan yang bisa dibaca secara positif dalam struktur kalimat yang baik . 
Kepo karya team jurnalis menghasilkan "Shahafa " dengan personil kreatif,aktif dan kritis.Fauji ,Iban , Fasya,Sasa dan Tiara. 
Dengan semangat untuk menyampaikan informasi secara aktual . 
Team jurnalis secara aktif dan bersemangat mencari berbagai sumber sumber berita untuk diolah  menjadi artikel menarik. 

Team Jurnalis Shahafa

Presentasi team jurnalis Shahafa dalam LKJS 2017

Minggu, 01 Oktober 2017

FULL APRESIASI UNTUK SCARVANGER

Spesial moment di tanggal 28 September 2017 adalah ketika salah satu kelas yang menjadi kelas bimbingan ku akhirnya berhasil menyelesaikan tantangan yang kuberikan untuk membuat suatu kegiatan drama. 
Ketika kelas yang lain tak memiliki keberanian untuk tampil atau karena akupun tak merekomendasikan tampil disaksikan 800 pasang mata dengan alasan belum terlihat kekompakan di kelas tersebut 
Scavanger dengan penuh keyakinan menyampaikan "kami dramanya sekelas bu".
Saat tantangan untuk membuat suatu drama dengan tema 'persahabatan' ku berikan . 
Tak ada kesulitan untuk bermufakat . 
Walau ku sampai kan kemungkinan hambatan yang akan ditemui selama proses latihan hingga tiba saat pementasan. 
Kebulatan tekad dan komitmen untuk memenuhi kesepakatan patut diacungkan jempol. 
Drama yang disutradarai Alifa Irviani dan Lutfyah Ahmad Alkaff dengan penulis skenarionya dibuat oleh Catherine Marina .Bercerita tentang perilaku anak baru pindahan dari pesantren yang menarik perhatian dengan sikapnya yang sering membuat keributan diperankan oleh Ali Chalid Sanad . Peran sebagai anak baru sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.Terjadi beberapa konflik yang membuat Ali dimusuhi oleh teman sekelasnya . Dan ternyata hal itu malah menyadarkan Ali untuk tidak bersikap arogan, sombong dan mengadu domba. Ternyata tidak menyenangkan ketika tak memiliki teman tidak ada yang ngajak ngobrol bahkan tak ada yang ngajak bermain .

Dan ketika semua mampu menahan ego pribadi dan menerima tanpa syarat keberadaan teman -temannya. Disitulah makna persahabatan terbukti . 
Saat tangan terluka mata menangis 
Saat mata menangis tangan menghapusnya
Saling melengkapi saling membutuhkan 


saat konflik mulai terjadi















Dengan semua pendukung drama

Sabtu, 30 September 2017

Ketika Mereka Memaknai Persahabatan

September bulan cinta menurut infotainment yg kutonton karena banyak artis dan seleb yg menikah di bulan ini. 
Dan aku memaknai dengan mengambil moment dengan cinta " persahabatan" 
Memulai materi Persahabatan dengan mengutip satu kalimat bijak 
' Persahabatan itu seperti tangan dan mata. 
Saat tangan terluka mata menangis 
Saat mata menangis tangan menghapusnya" 
Memancing pemahaman dan argumen siswa/i ku untuk mengungkapkan pendapatnya . 
Dan beragam pendapat mereka  tentang makna kalimat itu. 
Persahabatan saling melengkapi, persahabatan tak ada prasyarat, persahabatan saling mengerti dan banyak lagi pendapat mereka tentang persahabatan. 
Hingga kemudian kuberikan tantangan untuk menguji makna persahabatan seperti ungkapan mereka. 
Kutantang siswa/i ku untuk membuat drama dengan tema " Persahabatan" .
Mereka kuminta untuk membuat skenario, menjadi sutradara dan artis. 
Tawaran untuk membangun komunikasi kubuka dengan membuat kelompok kecil drama yang hanya terdiri dari 5-6 orang atau Kelompok besar yang melibatkan satu kelas yg berjumlah kurang lebih 36 orang. Terjadi dialog riuh saling bersahutan. Ada yang menyampaikan dengan lantang memilih kelompok besar dengan pertimbangan melibatkan satu kelas " biar kompak bu" 
Atau ada pula yg berargumen apabila kelompok kecil akan banyak cerita yg bisa ditonton. Selain itu beberapa siswa yang terbiasa berpikir memahami proses dapat membayangkan rumitnya mengatur 35 kepala dgn sikap perilaku beragam .
Mengajarkan demokrasi melalui musyawarah kelas untuk mencapai mufakat . Dengan saling menghargai perbedaan pendapat dan tak memaksakan keinginan pribadi. 
Usia remaja yang memiliki ciri2 ingin menjadi pusat perhatian dan ingin tampil beda merupakan salah satu alasan ku di sekolah untuk mengajarkan cara mengelola emosi pribadi,  menghargai perbedaan pemikiran dengan membiasakan musyawarah untuk pemecahan masalah. 
Dan ketika diantara salah satu kls yg berani menaklukkan tantangan dgn tampil di dpn 800 pasang mata lebih,terucap ungkapan seru juga ya bu walau suara saya  habis karena harus teriak ngatur saat latihan dan jadi belajar sabar menghadapi temen-temen . 
Juga ungkapan apresiasi dari rekan kerja dan siswa yg menonton berkata mau coba juga untuk tampil . 


Aksi SCARVANGER 8.3 dalam drama " PERSAHABATAN"


Rabu, 06 September 2017

Belajar Mendengar

Kegiatan konsultasi dengan orang tua yang rutin dilakukan untuk menjalin komunikasi dengan pihak sekolah terkadang banyak meninggalkan cerita beragam .
Latar belakang sosial ekonomi , pendidikan berdampak pada komunikasi yang tercipta.
Tak jarang harus mengetuk pulpen seperti menghitung waktu kala mendengar jawaban " biasa-biasa saja bu " tentang bagaimana kebiasaan anaknya di rumah.
Wah jawabannya seperti jawaban keluarga presiden dalam salah satu acara talk show.
Atau jawaban berapi-api disertai volume suara tinggi seolah-olah ingin menunjukkan " ini loh saya".
Jangan macem-macem dengan keluarga saya.
Walau yang terucap tetap jawaban standar yang masih belum bisa menyebutkan keunikan anaknya .
Alih-alih menyebutkan justru menantang balik konselornya untuk bisa menggali kemampuan anaknya disertai embel-embel kalimat bermakna tersirat " Ibu tenang saja , saya pasti gak akan melupakan jasa ibu ".
Beragam cara untuk bisa mendapatkan hikmah dari hubungan interaksi dengan lingkungan selama perjalanan hidup.

Rabu, 30 Agustus 2017

Refleksi Pendidikan abad 21


Hampir 20 tahun bergelut dalam dunia pendidikan. 
Begitu banyak yg terjadi. 
Ketika tertatih-tatih mencari bentuk sebagai guru.
Seperti dibangunkan dari mimpi panjang yg melenakan. 
Membaca satu tulisan dari seorang dosen dan guru besar UI Prof Rhenald Kasali tentang 2 jenis guru. 
Pilihan ada padaku. 
Mau jadi guru kognitif  yg sangat pintar dan hafal semua materi pelajaran ( itu bukan passion ku) 
atau guru kreatif yg menghargai keberagaman bahwa tak semua siswa dilahirkan dgn minat yg sama untuk berprestasi dalam akademiknya.
Dimulailah transformasi mengubah paradigma pola berpikir  
Saya dilahirkan dengan nama di akte adalah Ninik Febriani. Lahir di kota Medan 1 Februari 1975
Saat ini bekerja sebagai konselor ( guru bimbingan konseling ) di SMP Negeri 40 Jakarta .                                      
Mulai bekerja dari thn 1999 - sekarang.
Lulus S1 dengan gelar sarjana pendidikan .
Jurusan Bimbingan Konseling
Dan menyelesaikan pendidikan profesi konselor di tahun 2009 dengan gelar Konselor
Hampir 20 tahun mengajar dan membimbing siswa dari berbagai latar belakang dan karakter membuat harus belajar juga berbagai metode pembelajaran krn setiap anak adalah unik .
Mulai merancang berbagai materi yg disesuaikan dengan metode mengajar adalah tantangan yg mengasyikkan .
Berikut adalah beberapa materi layanan dgn metode yg tak biasa ( menurut ku)
1. Materi BPC ( baca, pahami, ceritakan) dimateri layanan ini aku meminta siswa untuk membaca satu cerita tentang tokoh dunia. Memahami cerita kehidupan tokoh tersebut dan kembali menceritakan apa yang dibacanya . 
http://bloggernyani2k.blogspot.co.id/2015/03/sisi-lain-yang-mengagumkan.html
2.Materi tentang Multiple Intellegence . Dimateri ini aku melakukan suatu inovasi dengan membuat games ular tangga multiple intellegence untuk menggali kecerdasan majemuk siswa.
http://bloggernyani2k.blogspot.co.id/2014/11/ketika-mereka-tersenyum-games-ular.html
http://bloggernyani2k.blogspot.co.id/2014/12/tak-pernah-habis-tentang-multiple.html
3. Materi layanan yang lain yang menarik lainnya adalah ketika aku mengajak siswa/i ku untuk menjadi peneliti . Membuktikan tentang penelitian yang dilakukan oleh prof Masaru Emoto. 
http://bloggernyani2k.blogspot.co.id/2017/03/mencari-pembuktian.html
\
1. Siswa bercerita untuk materi BPC









2.Hasil karya siswa berkaitan dengan materi games ular tangga multiple intellegence

 

Games Ular tangga multiple intellegence

Ketika siswa bermain games ular tangga multiple intellegence

3.Testimoni siswa dalam materi truth of the word

Selasa, 08 Agustus 2017

IKHTIAR DAN DOA

Inspirasi tak selalu harus dari orang yang bener-benar udah sukses. 
Inspirasiku kali ini aku ambil dari siswaku angkatan lama yang sangat istiqomah dalam meraih harapan akan cita-cita nya. 
IB begitu teman-temannya memanggil . 
Aku mengenalnya saat dia memasuki usia remaja. 
Santun , terkadang malu-malu , peduli, supel dan punya banyak teman. 
Modal yang sangat bermanfaat dalam meraih cita-citanya. 
Memasuki masa remaja akhir harapan dan cita-cita nya untuk bisa mengabdi dan bermanfaat bagi nusa bangsa semakin berkembang . 
Menempa diri dengan ikhtiar dan doa yang tak kunjung putus .disiplin diri dan meyakinkan keluarga akan cita-citanya patut diacungi jempol. 
Mengutip salah satu ayat dalam Al . Baqarah 153 
" hai orang2 yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. 
Sesungguhnya Allah bersama orang2 yang sabar " 
IB...perjalananmu masih teramat panjang , tapi cukup mampu menggugah pena ini menuliskan tentang proses perjalanan meraih cita-cita. 
Doa ibu untuk kesuksesanmu ya nak

Jumat, 28 Juli 2017

LONG LIFE EDUCATION

Pemahaman sempit yg bertahun2 mengendap dalam pemikiran masyarakat kita adalah belajar selalu berada dalam ruang persegi panjang. Duduk manis di kursi dan diatas meja terletak buku cetak yg terbuka.       Akan terdengar keluhan ketika ada beberapa siswa yg memiliki energi berlebih dan beraktifitas melebihi aktifitas teman-temannya. Guru terkadang lupa bahwa yg diajak untuk belajar adalah ciptaan Tuhan yg memiliki rasa ingin tau dan kemampuan untuk beraktifitas. 
Anak2 milenium adalah anak2 yg dilahirkan di era gadget berkembang pesat. Segala informasi tanpa sensor sangat mudah diperoleh. Jari2 mungil akan lincah untuk mencari fitur2 yg dibutuhkan. 
Gaya hidup kekinian dengan selalu mengupload berbagai aktifitas memudahkan dunia mengetahui yg terjadi di sudut terkecil Indonesia. 
Ketika anak milenium dengan kebanggaan semunya yg berhasil meng upload aktifitas "negatif" mereka. Mereka tak paham berapa juta orang tua yg prihatin , kecewa, menangis akan prilaku arogan yg dilakukan .
Namun tak pernah dicari solusi yg terbaik akan permasalahan pergaulan yg dilakukan oleh anak-anak milenium ini. 
Apa dan mengapa hingga sampai terjadi hal seperti itu. 
Bagaimana fungsi dan peran orang tua dalam mendidik dan memberi teladan terhadap kehidupan yg mulai mengalami pergeseran nilai-nilai. 
Ketika tampak dan terlihat nyata perilaku negatif yg dilakukan anak milenium dgn perilaku bullynya selalu yg
mudah untuk dijadikan kambing hitam adalah pihak sekolah (guru) .
Kemana orang tuanya? Mana tanggung jawab orang tuanya? Kapan orang tuanya terakhir belajar untuk mendengar kegaulan yg dialami anak2 nya.
Galau anak milenium tak selalu  berhubungan dgn hal2 akademis yg katanya sebagai tanggung jawab siswa.
Anak milenium akan merasa sangat kuno ketika tak paham dgn info2 kekinian. Stalking, upload dan berbagai kata2 yg akan terasa asing terdengar di telinga orang dewasa.
Kesenjangan pemikiran antara orang dewasa dan anak milenium semakin menambah cerita2 miring ttg dunia pergaulan mereka.
Pemikiran orang dewasa yang teramat mengkhawatirkan hal-hal kognitif yang tak mampu diraih dengan tuntas dalam rapot akademiknya sehingga mengabaikan aspek psikologis yang dirasakan oleh anak milenium. Bahwa mereka ingin dikenal, didengar dan dipahami dengan apa adanya mereka. 
Belajar memang sepanjang hayat tak hanya harus berada dalam ruang persegi panjang dengan diawasi oleh guru yang sedang memegang penggaris panjang . Orang dewasa belajar anak-anak juga belajar. 
Terus belajar sepanjang hayat. LONG LIFE EDUCATION 

Senin, 05 Juni 2017

Ceritaku bersama mereka...


Hampir tiga ratus enam puluh lima hari bersama dalam perputaran waktu. Mengamati tingkah pola perilaku yang terjadi. Mengganti warna seragam dan memantaskan dengan perubahan postur tubuh secara fisik bukan hal yg mudah. Tak hanya perubahan secara fisik yg terjadi pada mereka perubahan psikis dari masa anak menuju remaja pun mempengaruhi perilaku keseharian mereka. Tak jarang ketika awal bertemu masih terkesan malu2 dan berubah menjadi ceria dan sangat ekspresif saat memasuki masa remaja. Terlihat jelas munculnya sikap penasaran dengan lawan jenis yg mulai disenangi. Beramai ramai datang ke ruang bk dan bercerita tanpa ada titik dan koma. Semua ingin di dengar.Namun kupingku hanya 2 sahutku.
Setiap pribadi yg kutemui punya keunikan apalagi ketika mereka berkumpul dalam satu kelas. Keunikan setiap individu menjadi karakter kelas yg berbeda.
Membimbing 280 lebih pribadi dari latar belakang yg berbeda membuatku juga harus terus belajar. Belajar sabar , belajar bijak , belajar memahami keunikan setiap individu , belajar menghargai perbedaan dan belajar untuk tidak membanding- bandingkan.
Mulai dari yg paling awal 7.1 dgn banyak cerita. Pun kebetulan aku diminta menjadi wali kelas mereka. Dilema dan tantangan bagiku . Disatu sisi sebagai wali kelas ingin memperlihatkan yg berbeda dgn kls yg lain  Berusaha untuk menampilkan yg terbaik. Namun di " Panik " ini pula aku diingatkan akan kodrat manusia yg jauh dari kesempurnaan . Gengsi dan ego sebagai wali kelas harus diletakkan di urutan bawah demi belajar memahami keunikan panik. Panik adalah sebutan kls 7.1 dgn menyingkat sebutan " pasukan bu Ninik ." Cerita indah ttg panik dgn segenap personilnya yg terkadang membuatku harus menangis dan ditenangkan oleh rekanku yg lain ketika menyadari kehidupan pribadi mereka . Atau marah dan jengkel sekali ketika mereka ngerjain aku saat pergantian usiaku. Dengan tingkah marah2 sambil berantem membuatku panik. Luar biasa dan penuh memory indah ketika sudah melaluinya.
Kelas 7.2 adalah kelas yg cukup antusias saat kami bersama , tapi bukan berarti aku tak pernah baper dgn kls ini. Seingatku beberapa kali kutinggalkan mereka di kls karena saat itu moodku juga sedang tidak baik. Namun apresiasi dan penghargaan mereka kepada ku punya tempat tersendiri di hatiku. Tak berbeda dgn kls tetangganya panik 7.2 juga punya nama untuk klsnya yaitu Exention . Terukir dalam memory ku saat diskusi ttg pro kontra rokok , antusias dan semangat untuk beragumen meyakinkan ku  paham ttg keberagaman. Ada siswa yg memiliki kemampuan yg baik dalam linguistik dan interpersonalnya sementara siswa yg lain dgn kemampuan kinestetik dan musicalnya
Juthrebz 7.3 susah ya nama kls nya ...semoga gak sesusah itu aku memahami kls ini . Kesan pertama begitu menggoda selanjutnya terserah anda . Pertama bertemu dg kls ini saat MPLS menyenangkan melihat keaktifan dan antusias mrk . Selanjutnya terserah anda...
Ketupat sebutan kelasnya membuat bayangan akan makanan khas lebaran . sama khas dgn personil kls nya yg sering berseberangan antar satu kelompok dgn kelompok yg lain. Prilaku khas remaja yg sedang mencari jati diri tampak jelas di kelas tujuh empat " ketupat".
Adidas seperti merk sepatu bola yang biasa dipakai oleh pemain bola dunia. Identik dgn kebiasaan personil klsnya yg sangat kinestetik . gelengan kepala berulang sambil mengurut dada untuk tetep sabar ketika ada jam layanan klasikal di kelas 7.5. Namun tetap menyenangkan.
Papaya buah yang punya khasiat luar biasa. Tapi tidak dgn papaya yg dimaksud ini. Papaya adalah sebutan kls 7.6. Menyingkat dari nama wali kelasnya pasukan pa suryana. Cukup kreatif. Selalu ada rasa kangen untuk masuk ke kelas ini. Apalagi dgn materi yg berbentuk diskusi. Ide- ide cemerlang disertai dgn keberanian personil kls yg aktif membuat situasi kls selalu hidup.
Di semester genap  kegiatan layanan klasikal di kelas ini dilakukan di hari jumat. Hari terakhir dalam seminggu. Sehingga tak jarang beberapa kali tatap muka tak bisa dilakukan karena berbenturan dgn kegiatan sekolah .
Semangat dan saling menghargai di kelas ini patut diacungkan jempol.Mengingatkan ketika ada salah satu pihak yg mekakukan perbuatan negatif demi menjaga ketertiban di kelas. Savarent mereka memberi nama untuk klsnya.
Eistanaticx VII sulit sekali mengeja hurup demi dari nama kls 7.8   semoga tak sesulit aku mengenal nama prilaku mereka dalam keseharian . Perselihan dalam rangka beraadaptasi selalu mereka lakukan .sangat kuapresiasi semamgat mereka yg berusaha menjaga kekompakan kls.
Tepatnya 283 siswa yg menjadi bimbinganku yg di kelompokkan dalam kelas2 tersebut . Mengalirkan semangat dan energi untuk terus belajar mengenal dan memahami mereka. Semoga diberi kekuatan dan kemampuan untuk dapat menggali potensi mereka semua. Cinta ibu untuk kalian semua .

Sabtu, 03 Juni 2017

EISTANATICX VII






Pagi yang masih agak gelap. Matahari masih belum memunculkan dirinya. Beberapa dari kami melaksanakan shalat Shubuh di rumah masing – masing. Saat matahari agak naik, masing – masing dari kami berangkat menuju suatu tempat yang nampak baru bagi kami. Langkah kaki pertama kami, yang mengubah segalanya. Tempat itu, SMP Negeri 40 Jakarta. Kami semua berasal dari penjuru Ibukota. Bahkan, ada beberapa anak yang berasal dari luar Kota Jakarta. Kemudian, seorang guru menyebutkan nama kami satu per satu sesuai kelas masing – masing yang telah dibagi. Dengan senang hati dan sedikit kegugupan dan keraguan yang menguasai diri kami, kami berbaris sesuai kelas kami, VII – 8. Kelas yang telah memecahkan keraguan kami akan sebuah SMP.
Saat perkenalan, kami masih merasa canggung satu sama lain. Apalagi kami yang duduk bersebelahan dengan orang yang bahkan tak pernah kami lihat sebelumnya. Memang terasa asing di sekolah baru, bahkan dengan semua orang yang tak dikenal, tetapi kami cepat saling mengenal. Hari demi hari kami lewati bersama orang – orang asing ini, beberapa dari kami sudah ada yang sangat dekat. Kami pun makin mengenal sifat satu sama lain. Lama kelamaan, kami mulai merasakan “kekeluargaan” muncul dari diri kami. Rasanya, sudah seperti keluarga kedua. Kami saling menyayangi, saling berbagi, saling tolong menolong, dan rasa – rasa yang tidak dapat diungkapkan hanya dengan kata – kata. Mungkin kami pernah bermasalah satu sama lain, tapi teman – teman yang lain menolong agar permasalahan nya selesai. Dan kami pun pernah membuat keributan dengan kelas lain, namun masalah itu pun juga dapat diatasi. Bermacam – macam guru pun juga kami jumpai, ada yang memberi kesan baik maupun buruk terhadap kami, tetapi itu semua yang membuat kami mengubah sikap kami agar menjadi diri yang lebih baik lagi. Maafkan kami, Pak, Bu, atas segala sifat kami. Kalianlah yang telah membuat kami bisa memecahkan rumus, mencintai Indonesia, mengingat sejarah, menjadi kreatif, saling toleran antar agama, dan masih banyak lagi.
Sebentar lagi akan diadakan Penilaian Akhir Tahun. Ini yang menentukan kami naik kelas atau tidak. Kami senang, juga sedih. Kami senang akan melanjutkan ke jenjang kelas berikutnya. Namun, itu berarti juga kami harus berpisah. Teman, jangan lupakan teman – temanmu yang pernah jadi keluargamu yang pernah mengisi hari – harimu. Jangan lupakan cerita yang pernah kita buat bersama. Simpan memori kita didalam otakmu, jangan hilangkan rasa sayangmu kepada kami. Kenangan yang baik simpanlah elok – elok. Perbaiki pula kenangan burukmu, sebagai pedoman hidupmu di masa depan nanti.

Exention Story ...7.2



Awal kelas 7-2 terbentuk adalah pada tanggal 15 Juli 2016. Pada saat itu kami tidak langsung saling akrab dan saling mengeal, kami hanya mengikuti kegiatan MPLS atau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah bersama. MPLS kami dibantu salah satu kakak anggota OSIS yaitu Kak Desmi.

3 hari berjalannya MPLS membuat kami murid 7-2 perlahan mulai akrab dan saling mengenal. Selain itu, kami juga menjadi lebih mengenal guru – guru, karyawan staf, dan lingkungan di SMPN 40. MPLS paling mengesankan adalah MPLS hari kedua dan ketiga. Dimana kami sempat di uji kekompakkannya dengan membuat iyel – iyel dengan masing – masing kelompok tertentu. Selain itu kami juga ada pemilihan suara untuk pengurus kelas, seperti ketua kelas, wakil ketua kelas, sekertaris, dan bendahara.

Waktu berjalan, di awal hingga pertengahan masa semester satu, kelas kami bisa dibilang salah satu kelas yang cukup solid. Setiap hari jika bel istirahat pertama berbunyi, biasanya semua murid anak perempuan akan makan bersama di tempat biasa, tepat nya di lantai 1. Ada yang membawa bekal ataupun jajan di kantin. Selagi kami makan bersama, selalu saja ada topik yang menjadi bahan pembicaraan.

Selain banyak topik pembicaraan disaat berkumpul secara langsung di wilayah sekolah, kami juga suka mempunyai banyak topik di grup LINE kelas kami. Contohnya kami akan membuat Trending Topic Harian, bisa bertema apa saja. Kebanyakan kami ambil dari kejadian yang berlangsung pada hari itu juga di lingkungan sekolah dengan mendeskripsikannya menggunakan tanda pagar (Contoh : #Kelas72AkurLagi).

Ke-solidan kami tidak hanya itu saja, kami biasanya suka bermain abc 5 dasar jika ada jam kelas kosong bila guru tidak masuk. Atau kami yang suka menjahili satu sama lain di waktu luang.

Selain itu kami sempat membuat video berjudulkan ‘Manequinn Challenge’ sekelas. Yaitu kita harus diam dengan posisi unik layaknya manekin dan akan direkam oleh salah satu murid kelas dan akan diedit dengan diiringi lagu yang cocok dengan tema videonya.

Semester 1 menjadi semester yang kebanyakan kebahagiaan. Namun bukan berarti kami tidak mengalami kesedihan atau momen kurang bahagia. Contohnya beberapa murid kelas kami sempat kehilangan handphone dan uang yang tidak bisa dibilang sedikit.

Namun kejadian itu sempat terselidiki karena solidaritas kami yang sama – sama ingin membantu. Pengurus kelas semuanya berkumpul untuk membantu dan menyelidiki siapa pelaku nya, dan tentu saja seluruh murid kelas 7-2 dengan senang hati ikut berpatisipasi dalam membantu.

Ada banyak kejadian yang tidak mengenakkan untuk kelas 7-2 sendiri, mulai dari masalah kelas, muridnya, dan lain – lain.

Hingga dari pertengahan sampai akhir masa semester satu, sepertinya kelas kami sudah mulai tidak ada masalah lagi dan malah menjadi kelas yang semakin solid. Canda tawa dan senyuman selalu menghiasi kejadian – kejadian setiap hari di kelas kami.


Namun ternyata waktu berjalan sangat cepat sampai tidak terasa, hingga dimulainya masa semester 2. Masa dimana murid kelas kami terbagi menjadi beberapa kelompok yang berbeda – beda. Semacam kelompok pertemanan.

Perlahan kesolidan kami yang dulu hilang dan tidak muncul lagi. Justru yang muncul di grup LINE ataupun percakapan disekolah hanyalah sindiran dan perselisihan satu sama lain. Sindiran inilah yang membuat kami memilih untuk membuat kelompok dengan orang – orang tertentu. Membuat kesolidaritasan kami hilang, lenyap begitu saja.

Terbentuknya kelompok – kelompok ini membuat kami menjadi tidak suka satu sama lain, hingga terjadinya pertengkaran diantara kami. Keseringan perkelahian terjadi hanya karena emosi dan hal – hal sepele, dan ini sering terjadi dengan anak perempuan dibandingkan anak laki – laki.

Terjadinya perselisihan ini membuat kami melupakan seluruh kesolidaritasan kami. Seperti trending topic, makan bersama, membahas topik di sekolah maupun di grup LINE, masa MPLS, dan masa – masa solid kami yang lainnya.

Kejadian seperti ini kerap terjadi sepanjang semester 2. Puncak permusuhan kami adalah akhir semester 2, dimana kami terbagi menjadi dua kelompok disitulah kami semakin tidak suka satu sama lain.

Namun saat menjelang bulan Ramadhan, entah bagaimana caranya Allah SWT menakdirkan kami untuk saling memaafkan dan memaklumi kesalahan kami. Dari situlah, kelas kami mulai kembali berkumpul dan mulai menjadi kelas yang seperti dulu, walaupun kemungkinan kami akan berpisah di kelas 8.

Inilah kisah EXENTION STORY, kisah ini benar – benar apa yang terjadi selama kami menduduki bangku kelas 7 – 2. Kami mengucapkan mohon maaf apabila ada kesalahan kata – kata, mohon dibukakan pintu maafnya juga untuk kelas 7 – 2. 

DI DALAM PAPAYA


Kami semua berkumpul di dalam Papaya.Bersatu,belajar dan bekerja sama.
Di dalam Papaya aku bertemu dengan teman temanku.
Dan di dalam Papaya aku menimba ilmu.
Kok belajar di dalam Papaya?
Maksudnya di dalam pepaya?    BUKAN! 
Papaya adalah singkatan dari Pasukan Pak Suryana.Pasukan yang selalu siap belajar bersama jendralnya.Pasukan kami,pasukan kelas 76!
Takdir telah mempertemukan kita.Menyatukan kita,dan membuat kita menjadi keluarga.Tidak ada yang dapat menolak.Semua ini adalah rencana Tuhan.Aku bersyukur dapat berada disini.Bertemu dengan teman yang beragam.Berbeda suku,agama,watak dan karakter.
Dan aku bangga,karena perbedaanyang ada tidak menghambat pertemanan kita.
Dan justru perbedaan inilah yang menyatukan kita.Itulah mengapa Tuhan menciptakan perbedaan.Agar kita dapat mempunyai rasa saling menghargai.
Dan membuat kita menjadi satu kesatuan yang kokoh berdiri tegak.
Keluargaku Papaya,kami telah mengukir nama itu di hati kami.
Banyak sekali peristiwa yang telah kami lewati.Suka duka sudah kami rasakan bersama.
Hidup kami dipenuhi beribu kisah,yang tidak dapat semua aku ceritakan.
Dan kelas kami,penuh dengan masalah dan perdebatan.
Baru pertama kali masuk saja,sudah ada perdebatan di kelas kami.Ada yang bilang,wali kelas kami adalah Pak Sukisman.Lalu yang lainnya bilang bahwa wali kelas kami adalah Pak Suryana.
Pada akhirnya,seorang guru laki-laki masuk ke kelas kami.
Dan menyatakan bahwa beliau lah wali kelas kami Pak Suryana.
Perdebatan pertama kami sudah usai.
Namun,itu bukan menjadi perdebatan terakhir kami.
Perdebatan pertama itu bagaikan induk yang melahirkan masalah-masalah baru.
Tapi,entah kapan dan karena siapa beribu maslah kami dapat selesai.
Kami pun dapat bersatu kembali.Walau mungkin rasa tidak suka satu sama lain masih ada.
Tapi aku bangga dengan kekompakan kami.
Walau sering berdebat,kami juga bisa bersatu.
Buktinya,keluarga Papaya dapat merayakan hari guru dan hari ulang tahun Pak Suryana bersama.
Di dalam Papaya,sudah banyak warna-warni cerita yang kami rasakan.
Di dalam Papaya juga,aku belajar banyak hal.
Dan karena Papaya,aku dapat mengenal berbagai karakter dan belajar menghargai perbedaan.
Terima kasih Papaya,sudah mengisi hariku selama 1 tahun  ini.
Dan terima kasih Tuhan,yang telah mempertemukanku dengan mereka.
Aku akan senantiasa berdoa,agar Tuhan selalu menyatukan kita dan menjaga pertemanan kita.
Sekali lagi,terima kasih untuk segalanya teman-teman.

JUTHREBZ...7.3




Kami dari kelas 7-3 membuat kisah tentang senang sedih di kelas kami :
Mulai dari mpls kami di antar oleh orang tua kami ke sekolah , saat
pembagian kelas kami berbaris di papan nama tertuliskan 7-3. Saat
sampai di kelas kami semua tidak saling mengenal ,kita mulai saling
mengenal , kami tidak langsung kenal dengan semua nama yang ada di
kelas , sampai saat itu kami di suruh berkenalan dengan menyebutkan
nama , asal sekolah , alamat rumah , semua menyebutkan dengan baik .
sampai itu kami mulai saling mengenal. Beberapa hari kemudian kami
mulai kenal dan bercanda tawa ,sampai suatu saat kami baru menyadari
kalau kami belum mengetahui siapa wali kelas kami , sampai ada rapat
di adakan orang tua kami dipanggil.setelah pulang dari rapat orang tua kami masing masing , orang tua
kami langsung menyampaikan kalau wali kelas kami adalah Bapak Rikardo
Hutapea , tapi kami tidak tahu siapa pak Ricardo itu siapa?, apa dia
baik ? atau galak?. Saat  guru guru masuk ke kelas kami , semua
bertanya apa itu pak rikardo? Setiap guru laki laki kami tanyakan tapi
suatu hari ada seorang guru  masuk ke kelas kami ia pun menyebutkan
namanya dan ia bernama pak Rikardo , dan ia mengajarkan mata pelajaran
matematika . pak Rikardo guru yang seru sekali , ia kadang kadang
mengucapkan kata kata dengan bahasa inggris itu membuat kami tertawa ,
ia juga sabar dengan murid murid yang susah di nasihati , setelah kami
mengenal wali kelas kami , kami mulai belajar yang kami bingungkan
adalah mengapa 1 mata pelajaran beda guru ? , berbeda dengan sd hampir
semua mata pelajaran di ajarkan dengan wali kelas,
selain itu kami mempunyai ketua kelas yang kadang kadang menyebalkan ,
kadang kadang membuat kita tertawa yaitu M.Fahmi.S , ia ketua kelas
yang tergokil dan ada  juga wakil kelas yaitu Biya.Z, sekretaris yaitu
M.Haikal ,sekretaris yaitu Syafira .P
saat istirahat bermacam macam kami lakukan ada yang main permainan ,
ada yang bermain, ada yang mendengarkan musik, ada yang makan di
kantin , main ke kelas lain. Kami semua memang kelas yang heboh,
kadang kadang kami tertawa bareng tapi kadang kadang kami bersedih
bersama,dan juga kami pernah berjualan bersama dan kami juga banyak
kenangan bersama. Sampai akhirnya kami tidak menyadari kami ingin
berpisah karena kami ingin naik kelas ke kelas 8 dan teman teman akan
di acak kembali. Kami tidak akan merasakan keseruan kehebohan yang
kita lakukan dulu lagi, kami akan rindu dengan masa masa yang di
lakukan dulu .

JIKA KAMI BOLEH MEMILIH KAMI INGIN BERSAMA KEMBALI