Sabtu, 03 Juni 2017

Exention Story ...7.2



Awal kelas 7-2 terbentuk adalah pada tanggal 15 Juli 2016. Pada saat itu kami tidak langsung saling akrab dan saling mengeal, kami hanya mengikuti kegiatan MPLS atau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah bersama. MPLS kami dibantu salah satu kakak anggota OSIS yaitu Kak Desmi.

3 hari berjalannya MPLS membuat kami murid 7-2 perlahan mulai akrab dan saling mengenal. Selain itu, kami juga menjadi lebih mengenal guru – guru, karyawan staf, dan lingkungan di SMPN 40. MPLS paling mengesankan adalah MPLS hari kedua dan ketiga. Dimana kami sempat di uji kekompakkannya dengan membuat iyel – iyel dengan masing – masing kelompok tertentu. Selain itu kami juga ada pemilihan suara untuk pengurus kelas, seperti ketua kelas, wakil ketua kelas, sekertaris, dan bendahara.

Waktu berjalan, di awal hingga pertengahan masa semester satu, kelas kami bisa dibilang salah satu kelas yang cukup solid. Setiap hari jika bel istirahat pertama berbunyi, biasanya semua murid anak perempuan akan makan bersama di tempat biasa, tepat nya di lantai 1. Ada yang membawa bekal ataupun jajan di kantin. Selagi kami makan bersama, selalu saja ada topik yang menjadi bahan pembicaraan.

Selain banyak topik pembicaraan disaat berkumpul secara langsung di wilayah sekolah, kami juga suka mempunyai banyak topik di grup LINE kelas kami. Contohnya kami akan membuat Trending Topic Harian, bisa bertema apa saja. Kebanyakan kami ambil dari kejadian yang berlangsung pada hari itu juga di lingkungan sekolah dengan mendeskripsikannya menggunakan tanda pagar (Contoh : #Kelas72AkurLagi).

Ke-solidan kami tidak hanya itu saja, kami biasanya suka bermain abc 5 dasar jika ada jam kelas kosong bila guru tidak masuk. Atau kami yang suka menjahili satu sama lain di waktu luang.

Selain itu kami sempat membuat video berjudulkan ‘Manequinn Challenge’ sekelas. Yaitu kita harus diam dengan posisi unik layaknya manekin dan akan direkam oleh salah satu murid kelas dan akan diedit dengan diiringi lagu yang cocok dengan tema videonya.

Semester 1 menjadi semester yang kebanyakan kebahagiaan. Namun bukan berarti kami tidak mengalami kesedihan atau momen kurang bahagia. Contohnya beberapa murid kelas kami sempat kehilangan handphone dan uang yang tidak bisa dibilang sedikit.

Namun kejadian itu sempat terselidiki karena solidaritas kami yang sama – sama ingin membantu. Pengurus kelas semuanya berkumpul untuk membantu dan menyelidiki siapa pelaku nya, dan tentu saja seluruh murid kelas 7-2 dengan senang hati ikut berpatisipasi dalam membantu.

Ada banyak kejadian yang tidak mengenakkan untuk kelas 7-2 sendiri, mulai dari masalah kelas, muridnya, dan lain – lain.

Hingga dari pertengahan sampai akhir masa semester satu, sepertinya kelas kami sudah mulai tidak ada masalah lagi dan malah menjadi kelas yang semakin solid. Canda tawa dan senyuman selalu menghiasi kejadian – kejadian setiap hari di kelas kami.


Namun ternyata waktu berjalan sangat cepat sampai tidak terasa, hingga dimulainya masa semester 2. Masa dimana murid kelas kami terbagi menjadi beberapa kelompok yang berbeda – beda. Semacam kelompok pertemanan.

Perlahan kesolidan kami yang dulu hilang dan tidak muncul lagi. Justru yang muncul di grup LINE ataupun percakapan disekolah hanyalah sindiran dan perselisihan satu sama lain. Sindiran inilah yang membuat kami memilih untuk membuat kelompok dengan orang – orang tertentu. Membuat kesolidaritasan kami hilang, lenyap begitu saja.

Terbentuknya kelompok – kelompok ini membuat kami menjadi tidak suka satu sama lain, hingga terjadinya pertengkaran diantara kami. Keseringan perkelahian terjadi hanya karena emosi dan hal – hal sepele, dan ini sering terjadi dengan anak perempuan dibandingkan anak laki – laki.

Terjadinya perselisihan ini membuat kami melupakan seluruh kesolidaritasan kami. Seperti trending topic, makan bersama, membahas topik di sekolah maupun di grup LINE, masa MPLS, dan masa – masa solid kami yang lainnya.

Kejadian seperti ini kerap terjadi sepanjang semester 2. Puncak permusuhan kami adalah akhir semester 2, dimana kami terbagi menjadi dua kelompok disitulah kami semakin tidak suka satu sama lain.

Namun saat menjelang bulan Ramadhan, entah bagaimana caranya Allah SWT menakdirkan kami untuk saling memaafkan dan memaklumi kesalahan kami. Dari situlah, kelas kami mulai kembali berkumpul dan mulai menjadi kelas yang seperti dulu, walaupun kemungkinan kami akan berpisah di kelas 8.

Inilah kisah EXENTION STORY, kisah ini benar – benar apa yang terjadi selama kami menduduki bangku kelas 7 – 2. Kami mengucapkan mohon maaf apabila ada kesalahan kata – kata, mohon dibukakan pintu maafnya juga untuk kelas 7 – 2. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar