Sabtu, 30 Agustus 2014

10 menit yang berdampak....

Jumat terakhir di Agustus , harusnya senang karena bayangan week end menari di depan mata . Ternyata jadi sesuatu yang menjengkelkan dan bikin bete . Gimana tidak ketika mendapat laporan tentang perilaku beberapa siswaku yang melakukan hal negatif . Ku sesali yang yang dilakukan oleh siswa-siswaku adalah perbuatan yang merusak fasilitas sekolah dan mereka harus bertanggung jawab untuk menggantinya. 
Tetapi pernahkah guru berpikir untuk bertanya karena alasan apa siswa melakukan perilaku negatif . Yang sering terjadi adalah intimidasi dan ancaman kepada siswa dan dilakukan oleh semua guru yang mengetahui kejadian tersebut . Dan hal itulah yang membuat aku jengkel .Hingga aku bertanya kepada siswa terssebut , karena alasan apa kok sampai berani merusak fasilitas sekolah ? Dan jawaban khas anak-anak yang tak mampu melawan kekuasaan . Sebel bu , kan kami masih punya waktu 10 menit untuk olah raga tapi langsung disuruh ganti baju . Oooooooo teriangatlah aku dengan bungsu kinestetik ku yang marah besar sesampainya di rumah ketika halaman sekolahnya mendadak dibuat taman untuk nilai tambah akreditasi keindahan sekolahnya .Dimana adek mau main bola , disuruh belajar terus . Saling pandanglah aku dan ayahnya . Untuk menyalurkan energi kinestetiknya bungsuku kudaftarkan di sekolah bola . Karena sekolah formalnya tak memberi fasilitas dan dukungan kepada kecerdasan kinestetiknya . 
10 menit bagi anak kinestetik adalah 10 menit yang berharga. Karena tak menutup kemungkinan di 10 menit itulah puncak energinya . Hal tersebut kerap luput dari pengamatan guru . 10 menit yang disimpan dan tak disalurkan dengan kegiatan positif ternyata bisa berdampak negatif dan berkepanjangan . Perusakan fasilitas umum, tawuran , genk motor dll
Pendidik pahamilah yang kita temui disekolah tak hanya siswa dengan tipe pemikir dan siap UN . Banyak juga siswa-siswa yang punya energi berlebih dan berhak juga untuk menikmati 10 menit aktifitas fisik yang terarah

Kamis, 28 Agustus 2014

Butuh BK juga kan

Flashback kisah masa lalu memang menyenangkan , lucu , bikin geregetan , terkadang masih terselip amarah dan berbagai perasaan yang berkecamuk . Berawal dari sharing dengan teman semasa kuliah di lembaganya . Bercerita ngalor ngidul . Hingga terbuka cerita masa lalu yang mencekam dan menegangkan di masa itu . Tersebutlah seorang pemimpin yang arogan yang memimpin di lembagaku . Yang dikemudian berpindah ke lembaga rekan kuliahku ini . Kuingat sekali berapa ember ( yg ini sedikit lebay ) air mataku harus tumpah , jeritan tertahan selama dia menjabat di tempatku. Bukan hanya sekali terjadi pergesekan pemikiran antara aku dan dirinya . Yang membuat aku bingung kenapa dia harus memilih aku untuk menjadi sasaran tembaknya . Dari beberapa rekanku yang lain yang senasib denganku . Setiap bulan harus menghiba padanya agar dapat memperoleh tanda tangannya untuk menyambung hidup kami . Aku tak makan gaji buta kataku memberi perlawanan , aku kerja , aku mengajar, aku membimbing siswaku , aku melakukan konseling . Semua tupoksi ku sebagai guru BK aku lakukan . Bukan hanya terlihat di depan matanya saja . Maklum kusadari ternyata pimpinanku yang arogan ini termasuk tipe abs . Dan lingkungan kerjaku berisi orang -orang yang suka menjilat dan dijilat . Klop deh saling melengkapi ....11-12 . 
Kembali menari -nari memory tentang kearoganan yang dilakukan penjahat ups salah " pejabat " tersebut . Bagaimana aku menangis , menjerit , terisak saat dia berkeras tak bersedia membubuhkan tanda tangannya pada rekomendasi kerjaku untuk menjadi abdi negara . Dan kulihat bagaimana rekan-rekanku juga ikut-ikutan menyalahkan sikapku yang menurut mereka aku tak loyal terhadap atasan .Bergelayut pertanyaan dalam kepalaku . Loyal bagi abdi negara itu ditujukan pada siapa sih ? Pada atasannya atau pada pekerjaannya ? Kalo loyal pada atasan yang arogan dan korupsi bagaimana negara ini bisa menjadi baik . Akan tersingkirlah orang -orang seperti aku yang sering menyuarakan tentang keadilan . Sepanjang kepemimpinannya sebagai "pejabat "di lembagaku pernah kuingat aku harus berteriak nyaring karena profesiku sebagai guru BK dianggap sebagai halangan untuk niatnya yang tersembunyi . Jam tatap muka BK yang dihilangkan tiba-tiba karena dianggap tak masuk dalam sistem pendidikan yang terintegrasi . Ruangan BK yang secara tiba -tiba dipindahkan ke lokasi yang tak layak secara standar sekolah nasional . Reaksi marah tak terima kuperlihatkan tanda aku ingin dia bisa menghargai profesional profesiku . Tak putus asa kuundang ABKIN sebagai organisasi profesiku ( selain PGRI) karena aku merasa keberadaanku sebagai guru BK di lembaga pendidikan ini terancam dan diperlakukan sewenang-wenang . Boro-boro berani bertemu dengan pengurus ABKIN ...kabuuuuur tak ijin untuk urusan apa keluar sekolah .
Roda kehidupan berputar , dahulu aku yang dihina dina papa mama ...dianggap sok tau , tak patuh aturan . Berubag 180 drajat si penjahat ...ups salah lagi si mantan pejabat arogan terkena periodesasi jabatan kepala sekolah . Kembali ke profesinya sebagai GURU.Dia lupa profesinya guru bukan kepala sekolah
Hari ini aku dengar dia menelepon rekanku untuk meminta dibuatkan program BK untuknya . 
Berkaitan dengan profesinya sebagai guru "profesional " khawatir tunjangan profesinya hilang . Berdiri di atas aturan yang mana ya , pejabat dan mantan pejabat di lembaga pendidikan . Menghiba-hiba untuk minta jam tatap muka walau tak sesuai dengan kompetensi keahliannya . Dan aku merasa hal ini bukan sesuatu yang baik untuk dijadikan " aturan " melakukan rekayasa jam tatap muka . 
Cerita masa lalu dan masa kini masih bisa membangkitkan emosi kekecewaan . Harus diam sajakah menganggap hal seperti ini sebagai kewajaran ?

Senin, 25 Agustus 2014

Hebohnya Penonton

Ayo dek....gocek bolanya ...kejar sundul. Tendang yang keras. Ivan oper ke Gilar . Jangan dibawa sendiri . Itu Zaki sama Fais ngapain berdiri aja . Lari dong kejar bolanya . Lirikan tak senang dari putri sulungku , Bunda berisik banget sih . YA Zaki sama Fais kan memang jaga pertahanan di belakang .Tetap ngotot ku katakan dia kan lagi main bola bukan main catur kataku jengkel ....Teriakan kencang dan membahana selalu kuteriakkan memberi semangat kepada anak kinestetikku yang dengan bangganya saat bisa menggetarkan gawang lawan dengan tendangannya . Aku tak begitu paham apakah itu tendangan sudut, pinalti ,atau apalah namanya . Yang jelas gawang lawan kebobolan 5-0 tanpa perlawanan yang berarti . Dan 3 gol dipersembahkan oleh bungsu kinestetikku ini . Dengan melakukan selebrasi goyangan pinggang bersama teman-temannya . Sangat menghibur . Tontonan seru di sore menjelang maghrib untuk merayakan 17 Agustus antar RW .Dan emak-emak rempong yang berteriak di pinggir lapangan menjadi pemandangan yang tak kalah menarik . Seakan -akan paling jago , paling ahli untuk bermain di lapangan . Hingga tersadar ketika teriakan semakin melengking tak jelas apa yang diucapkan . Gimana besok ngajar ya kalo suara serak begini ...

Sabtu, 23 Agustus 2014

Master...Masjid samping terminal.

Master terkenal sebutannya . Kepanjangan masjid samping terminal. Lokasinya tepat disamping terminal Depok . Bisa dibayangkan situasi sekolah ketika berada dekat dengan terminal . Bukan rahasia lagi bagaimana kondisi lingkungan dan psikologis masyarakat terminal . Lingkungan kerja yang keras mungkin jauh dari kesan ramah . Tapi amanat UU tetap harus dilaksanakan . Kaum marginal pun berhak untuk sekolah . Dan bukan hal yang mudah mengajak dan menumbuhkan kesadaran generasi penerus bangsa yang kurang beruntung secara status sosial ekonomi untuk bersekolah . 
Sekolah Master yang didirikan tahun 2000 . Bermula dari beberapa anak muda yang biasa nongkrong di sekitar masjid terminal diskusi dan ngobrol tentang nasib masa depan mereka . Pertemanan yang terdiri dari beberapa orang lambat laun berkembang menjadi besar dengan kegiatan yang lebih terarah . Hingga di tahun 2014 sekolah Master sudah membuka pendidikan dari jenjang PAUD, TK,SD,SMP,SMA dan khusus diperuntukkan bagi kaum marginal . Dengan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didiknya. Selalu terbersit kagum dengan kegigihan semangat kepedulian untuk kaum marginal anak jalanan . Hingga terlontar ucapan bolehkah saya berbagi disini untuk menjadi relawan ? Selalu ada semangat dan kekaguman yang menjalar di hati dan pikiranku ketika bertemu dan berkenalan dengan orang-orang hebat yang memiliki kepedulian terhadap sesama

Jumat, 22 Agustus 2014

17 Agustus ...

Perayaan 17 Agustus baru saja dilakukan dengan dibalut rekayasa dan keprihatinan . Berawal dari kalimat sakti khas birokrasi zaman orba . Jangan kotori semangat pengabdian untuk melaksanakan upacara bendera dengan mengharapkan transpot . Mangut -mangut tak berarti setuju , seperti blangkon perlengkapan baju adat jawa di depan tersenyum dan ketika berbalik kepalan tinju yang diperlihatkan .Begitulah kira -kira yang kulakukan . Dan terbiasa menonton infotainment investigasi . Melakukan investigasi dengan cara membuka jaringan obrolan adalah cara yang ampuh dilakukan saat ini . say hello bertanya tentang kegiatan yang dilakukan di sekolah saat 17 Agustus . Berlanjut dengan pertanyaan menyelidik . Ada transpot gak untuk upacara ? Sebenarnya miris dan malu juga mengungkapkan pertanyaan tentang hal itu . Namun bahasa yang digunakan oleh birokrat adalah para jadi kita berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan dengan cara mengorbankan hidup mereka , " nah kita hanya diminta upacara saja sudah minta bayaran . Pernyataan itu benar manakala hal konsumtif tak menjadi budaya sebagian besar masyarakat Indonesia . Dan kenyatan yang terjadi di lembaagaku adalah tak usah bertanya tentang transpot karena dana menguap entah kemana ??? sementara beberapa lembaga yang lain tetap menyediakan transpot bagi peserta upacara yang hadir . 
Kok bisa ya beda ? ketika yang didengungkan adalah tentang pengabdian dan kepatuhan terhadap aturan kenapa malah tak bisa mengabdi dan patuh dengan aturan?
Bagiku 17 Agustusan tahun ini berisi seremonial kegiatan yang membungkam kekritisan . Berbalut pengabdian busuk . Mesake rakyat bangsaku ...dijajah bangsa sendiri ...:(