My stupid bos
Awalnya mo tobat untuk menulis tentang ketidak becusan pemimpin dalam berperilaku dan mengambil kebijakan.
Kok
ya akhirnya jemari ini kembali menekan tuts ketika terngiang ucapan -
ucapan bodoh dari seseorang yang seharusnya mampu memotivasi generasi
milenial agar tak picik dalam berpikir.
Sangatlah
disayangkan ketika ucapan yang terlontar bukan berbentuk memotivasi.
Justru terkesan meremehkan bidang profesi yang berbeda dari nya.
Walaupun tetap bisa mengambil satu pelajaran berharga dari ucapan yang terlontar.
Pelajaran
berharga nya yaitu , ciri-ciri orang munafik dalam bahasa agama nya .
Atau TKB ( teman kalo butuh) dalam bahasa gaul kids zaman now.
Bagaimana tidak disebut sebagai TKB versi ku , apabila kalimat yang
terucap adalah " tanpa ada guru BK pun sekolah tetap bisa berjalan.
Ups...
Tapi ketika kinerja nya yang akan dinilai
yang menjadi tumpuan untuk mendapatkan nilai yang besar adalah BK. Aneh
bin ajaib kan. Dihina , diejek, disepelekan tapi dibutuhkan.
Pelajaran
berharga kedua adalah kebanggaan ketika generasi milenia yang pernah
menjadi bimbingan ku mampu berpikir kritis .
Bahwa pekerjaan masa depan
tak melulu soal IQ saja .
Harus tetap ada sentuhan EQ dan SQ dalam
berinteraksi dan membangun kerjasama.
Kehidupan masa depan tak melulu
tentang gelar yang panjang namun tak memiliki kepekaan sosial.
Pelajaran
berharga ketiga adalah tentang hiduplah untuk masa depan ketika
menemukan pribadi-pribadi yang suka meremehkan. Anggap saja mereka
sebagai batu loncatan yang sedang mengajarkan untuk melompat ke tempat
yang lebih tinggi.
Mengajarkan tentang fitrah untuk saling menghormati
ciptaan Tuhan dengan banyak keragaman nya.