Selasa, 14 Agustus 2018

Memulai untuk Mencintai


Tahun ajaran baru ini dimulai dengan galau dan harap-harap cemas. 
Ketika harapan masih dipelihara berdasarkan janji yang diungkap dalam pertanyaan obrolan. Mendadak seperti dijatuhkan dari gedung bertingkat tanpa ada persiapan apapun. 
Bertanya dan mempertanyakan. Dan kembali harus menelan kekecewaan seakan-akan tak pernah terjadi dialog yang mengingatkan.
Mencoba bernegosiasi dan jawaban mengagetkan terucap dari " sang pelatih bola " kewenangan untuk pembagian tugas menjadi hak prerogatif nya. 
Hingga mencoba berargumen seperti iklan " buat anak kok coba-coba".
Dan iklan sekedar iklan tak juga mampu mendongkrak penjualan ketika terjadi negosiasi
Meski harapan untuk tetap menjadi pembimbing di jenjang atas masih ada. 
Sebagai aparatur sipil berusaha bertanggung jawab dengan jadwal pembagian tugas yang ditetapkan. Jadwal layanan klasikal, konseling dan mengarahkan kelas tetap dilakukan. 
Dan belajar membuka hati untuk kembali mencintai calon-calon pemimpin masa depan ini.
 
Tak mungkin pula sekeras itu hati tercipta mana kala melihat tatapan antusias saat layanan klasikal dilakukan . Atau pertanyaan kepo yang terucap ," bu , kita hari ini belajar apa?" 
Memulai untuk mencintai adalah satu harapan yang kembali dilakukan. Dengan harapan yang tertanam juga " jangan buat kebijakan yang berniat untuk memutus mata rantai kedekatan".  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar