Selasa, 31 Mei 2011

Kisah Bahrun dan es budeg

Selalu ada cerita menarik yang menjadi perbincangan saat makan siang bersama dengan teman-teman kerja. Bercerita tentang nostalgia masa lalu. Dan saat siang tadi bercerita lah rekanku pengalamannya menjadi anak kost bersama kakaknya. Diceritakan ( Kayak OVJ) , saat dia menjadi anak kost di asrama kakaknya dia sering disuruh mengambil nasi beserta lauk hasil masakan si Bahrun yang saat memasak untuk mahasiswa di asrama tidak pernah memakai baju, bisa dibayangkan bagaimana rasa masakan untuk para mahasiswa tersebut. campuran garam dan aroma yang khas ....( bayangkan sendiri ya) dan ternyata si Bahrun itu juga panuan lo....nambah lagi deh bumbunya. Kemudian rekan itu bercerita juga yang cukup membuatku dan rekan yang lain tertawa terbahak-bahak, manakala sang kakak terlambat pulang ke asrama dan jatah sayur untuk dimakan tinggal kuahnya saja, sayur yang dimasak adalah sayur kangkung dengan kuah sepanci besar. Mulailah si Bahrun menunjukkan keahliannya mengaduk panci besar searah putaran jarum jam dua kali dia mengaduk searah putaran jarum jam, dan setelah itu berbalik arah putaran jarum jam dan....akhirnya dapatlah sayur kangkung berjumlah 2 helai...pengorbanan dari seorang Bahrun untuk memberi makan anak asrama.
Sementara aku juga punya cerita menarik tentang nasib anak kost, saat itu masih mahasiswa yang mengandalkan uang kiriman untuk kelangsungan hidup. Saat awal bulan dan kiriman baru datang, aku bersama dengan teman-teman yang senasib langsung menyerbu kantin untuk makan siang dengan menu wajib mie ayam atau gado-gado, sementara untuk minumnya tergantung keuangan kiriman. Awal bulan biasanya menu minumannya adalah jus atau es campur...wah gaya ya dan pesanannya selalu datang lebih cepat sebelum makanannya datang terhidang di meja kami. Tetapi yang membuatku tak habis pikir manakala sudah menjelang tengah bulan menu makan tetap sama hanya minumnya yang berbeda. Dan aku bersama 3 temanku hanya memesan" air putih saja", tetapi untuk mendapatkan air putih tersebut di tengah bulan ternyata seperti mencari air di gurun pasir ( lebay deh) pesanan air putih itu lamaaaaaaaaaaa banget datangnya. Akhirnya aku dan teman-teman sepakat mengatakan menu tengah bulan adalah mie ayam /gado-gado beserta es budeg.....Penjualnya budeg kalo hanya menerima pesanan air putih saja....ah nasib anak kost....

Belajar Organisasi

Kenangan yang didapat dari kegiatan Pensi di sekolahku, melihat kepuasan siswa. Mereka senang dan puas dengan acara yang terselenggara . Alhamdulillah , tetapi ada hal-hal yang tersisa untuk jadi bahan renungan dan pembelajaran bagi semua pihak yang melaksanakan kegiatan tersebut. Sebagai guru yang membimbing acara kegiatan itu,cukup stress dan was-was karena banyak pr yang harus diselesaikan . Mencoba mengevaluasi, dan analisa dari kegiatan itu berdasarkan job kerja yang telah dilakukan . Dari pembuatan proposal kegiatan yang tidak sesuai dengan susunan kepanitiaan , Job kerja yang harus dilakukan tiap seksi yang tidak sesuai dengan tugasnya dan etika mengundang guru-guru yang diluar ingatan mereka. Bagi siswa mungkin hal itu tidak menjadi hal-hal yang meresahkan mereka, tetapi bagi guru-guru hal tersebut dapat menjadi masalah besar.Karena merasa tidak dianggap dan diperdulikan, diacuhkan sementara ada hal lain lagi yang harusnya menjadi bahan renungan untuk diperbaiki. Kedekatan antara guru yang membimbing kegiatan tersebut dengan panitia dari siswa sangat tidak terjalin, dan akhirnya berjalan sendiri-sendiri mereka-reka harus seperti apa dan sudah sampai dimana kerja masing-masing seksi. Belum lagi cerita yang lain tentang kekecewaan beberapa guru atas undangan yang serba mendadak tanpa disertai dengan waktu acaranya. Itu dibuat dan diserahkan setelah ada pertanyaan guru diundang gak…? Sebagai salah satu panitia dari kegiatan tersebut dan sering menjadi pengamat atas berbagai hal yang terjadi di lingkungan sekitar. Aku berpikir hal ini terjadi karena tidak adanya komunikasi dan koordinasi antara guru dan siswa. Ketegasan yang kurang dari guru untuk memberi arahan yang jelas kepada siswa, koordinasi yang tidak berjalan juga antara guru dan guru, etika menghargai guru atau orang yang lebih tua. Begitu juga sosok pimpinan yang ternyata tidak mampu menjadi pemimpin, hanya mencari nama dan kesenangan untuk diri dan kepentingannya sendiri. Mengkhawatirkan keadaan seperti ini dalam lingkungan kecil sudah seperti ini bagaimana dalam lingkup yang lebih luas? Tidak pernah ada kebesaran jiwa dari orang-orang yang menjalani kehidupan untuk menerima kelebihan orang lain. Cerita lain lagi sewaktu ada kegiatan LDKS dan terpilih susunan pengurus ketua dan wakil dan sekretaris beserta seksi-seksi. Seorang siswa yang berasal dari jenjang kelas yang lebih tinggi tidak siap mental saat mendapati dirinya hanya terpilih sebagai wakil ketua. Dan berkonsultasilah dia dengan orang tua dan beberapa guru yang dia percayai, jawaban yang cukup membuatku tercengang adalah hasil konsultasi dia dengan beberapa guru tersebut memanas-manasi perasaannya untuk tidak menjadi hanya wakil ketua. Kenapa ya kita orang dewasa ( guru & orang tua ) tak pernah mempersiapkan mental anak-anak kita untuk bisa menjadi orang yang mau menerima kelebihan orang, dan tidak merasa terhina saat harus dipimpin oleh orang yang lebih muda . Senioritas masih ada dan akan terus ada di negara ini sepertinya.

Senin, 30 Mei 2011

Mengajar apa ?

Memulai dengan istilah pekerjaan dan profesi . Dua hal yang sering menjadi kebingungan orang untuk menempatkan pada situasi yang mana. Pekerjaan adalah kegiatan manusia yang mempergunakan tenaga , pikiran , peralatan dan waktu untuk membuat sesuatu, mengerjakan sesuatu, atau menyelesaikan sesuatu.Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu.Karena itulah profesi berbeda dengan pekerjaan , pada profesi ada tehnik dan prosedural yang bertumpu pada landasan intelektual yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian secara langsung dapat diabadikan bagi kemaslahatan orang banyak.
Guru adalah profesi , yang berlatar belakang ketrampilan dan ilmu tertentu. Pekerjaan ini hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang memiliki kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikasi pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan.Pengaturan yang sangat baik untuk suatu profesi apabila benar-benar dijalankan sesuai dengan prosedur yang tepat.Tetapi pada kenyataannya profesi yang dilakukan oleh guru sering tak sesuai dengan kualifikasi pendidikan, kompetensi kepribadian yang diharapkan dari seorang guru saat melaksanakan tugasnya mengajar. Walau bisa dikatakan sebagai kasus tapi cukup menggangguku yang juga berprofesi sebagai guru. Yang memiliki beban tanggung jawab moral yang amat berat sebagai orang yang patut di gugu dan ditiru. Kejadian yang terjadi ketika menghadapi ujian nasional tingkat SD. Seorang anak yang tidak bersedia menerima jawaban soal dari guru malah dianggap sebagai anak yang tak patuh kemudian diintimidasi dengan membuat pernyataan tertulis.Hingga akhirnya dia bersama orang tuanya mengadu kepada Komnas perlindungaan anak.Guru yang harusnya dapat memberi ajaran yang baik kepada semua murid-muridnya apabila belum mampu untuk menjadi teladan ya paling tidak , tidak malah memperlakukan muridnya dengan perlakuan yang akan membuat si murid jadi bingung. Mengajar kan kejujuran saat dalam kelas tapi ternyata gurunya juga tak berani jujur, atau tak bisa jujur. Mengajar kan bukan hanya memberi informasi membuka cakrawala iberpikir anak didiknya tetapi juga mengarahkan perilaku terpuji kepada anak didik sehingga saat mereka telah mampu menjadi dewasa mereka akan menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan smart. Pekerjaan yang cukup berat dan agak lama untuk dapat menikmati hasil jerih payahnya. Jadi untuk guru pertanyaannya adalah "MENGAJAR APA"...?

Minggu, 29 Mei 2011

Keterampilan Konseling I

Jadi tertarik untuk menulis tentang tehnik konseling, karena beberapa waktu yang lalu membimbing mahasiswa PPl dari salah satu universitas swasta dekat sekolahku,untuk mata kuliah tehnik konseling. Yang membuat aku sedikit heran tapi ya sudahlah apabila memang sebatas itu kebutuhannya. Para mahasiswa PPl tersebut sama sekali tidak meminta data berkaitan dengan klien yang sedang mereka tangani. Data pribadi, nilai rapot, data sosiometri , data minat dan bakat atau data hasil tes IQ.Mereka datang dan meminta ijin untuk dapat melakukan proses konseling dengan siswa/i ku yang aku rujuk untuk dibantu menangani masalahnya. sebagai tuan rumah ya, aku dengan beberapa rekan guru pembimbing mencoba membantu mereka, memberikan beberapa nama siswa untuk dialihtangankan walau hanya untuk beberapa saat kepada calon psikolog yang sedang magang untuk menguji tehnik konseling mereka. Saat aku memberi rujukan salah satu nama siswaku dengan permasalahan sering ngobrol di kelas .Sebelumnya aku katakan kepada siswaku tentang kegiatan yang akan dijalaninya bersama dengan kakak mahasiswa dan meminta kesediaan siswaku. Saat aku mempertemukan antara salah satu calon psikolog dengan siswaku itu, siswaku menarik diri, mogok dan tidak mau berbicara bahkan malah menangis . Sang calon psikolog akhirnya menghentikan kegiatan pra konseling ( tahap perkenalan dan membuka hubungan) , kemudian melaporkan kepada ku sebagai guru pamongnya bahwa dia mengalami kesulitan dengan klien yang aku berikan . "saya bingung bu, dia sudah nangis duluan" kata calon psikolog , dan saya jawab ya itulah tantangannya sebagai calon psikolog tidak selalu kita akan menemui klien yang dengan terbuka membicarakan masalah yang dihadapinya. Nah sekarang saya akan mencoba mengkaitkan antara kejadian yang baru saya alami bersama dengan mahasiswa PPl tersebut dengan teori ketrampilan konseling yang pernah saya pelajari. Bukan bermaksud sok tau, sekedar ingin bebagi saja.
Dalam sesion konseling ada tahapan yang harus dilalui oleh psikolog ataupun konselor. Tidak bisa langsung bertanya tentang masalah selalu harus dimulai dengan beberapa tahapan yaitu:
1. Tahap pembinaan hubungan
2. Tahap pembahasan masalah
3. Tahap pembentukan tujuan dan strategi
4. Tahap penilaian dan tindak lanjut

Pada tahap pembinaan hubungan saja, tak akan gampang bagi konseli atau klien membuka diri dengan orang yang baru dikenalnya. Apalagi tanpa kesadaran dari klien untuk datang dengan permasalahan yang dialaminya. Sering kali konseli atau klien tak menyadari akan masalah yang dihadapinya. Dan dengan sangat terburu-buru seakan akan sudah mampu menyimpulkan masalah yang dihadapi oleh konseli atau klien, konselor atau psikolog langsung memberi nasehat. Kedekatan belum terjalin dan langsung memberi penilaian. Tahap pembinaan hubungan ini dilakukan dengan sungguh -sungguh karena awal kerjasama dan kepercayaan antara klien dan konselor terjalin akan memudahkan klien dibantu untuk menyelesaikan masalahnya.Dan ada tehnik yang dapat dilakukan oleh konselor untuk dapat membuka hubungan dengan klien dengan komunikasi tertentu.Mendengarkan adalah tehnik yang paling penting dalam proses konseling. Respon dalam tehnik ini disebut juga dengan Attending. Attending adalah sikap memberi perhatian dengan beberapa bagian yang harus dilalui seperti:
1. Respon verbal clarification: konselor mampu mengembalikan seluruh pesan dari klien
2. Respon verbal Probe:Pertanyaan awal untuk mengarahkan klien memahami masalahnya
3.Minimal encourage: respon non verbal konselor , menatap, tersenyum ,menganggukkan kepala
4.Verbal Parafrase:respon verbal konselor terhadap isi pesan atau pemikiran klien
5.Verbal reflection of feeling:konselor merefleksi perasaan klien yang tak diucapkannya.
6.Verbal attending summarization:konselor menyimpulkan informasi dari klien tentang isi dan perasaannya.
Pada tahap Attending ini tugas konselor mengajak klien / konseli memahami akan masalah yang dihadapinya. Memberi kesadaran bahwa klien patut dibantu untuk menyelesaikan masalahnya.
Untuk tahap awal pembahasan tentang keterampilan konseling seperti ini dahulu.

Sabtu, 28 Mei 2011

Krisis Kasih sayang

Cukup kaget mendengar jawaban seseorang saat aku bertanya tentang sesuatu. " Krisis kasih sayang " katanya . Waduh salah dong. Padahal perasaan merupakan anugrah dari Allah yang maha memiliki rasa. Nah apabila perasaan sudah mengalami krisis kasih sayang. Dimana ya letak kesalahannya. Di pe'rasa'annya atau pada yang menjalani nya karena tidak sesuai dengan waktu ? Padahal hidup dengan berbagai perasaan itu indah dan menjadi berwarna. Tidak hanya berwarna hitam dan putih yang monoton. Walau warna hitam dan putih itu juga baik kok. Karena lebih jelas aturannya "Salah" dan " Benar" Menjadi pertanyaan besarku kenapa harus terjadi krisis kasih sayang ya. Apabila yang menciptakan kita untuk hidup di dunia ini menciptakan aneka ragam perasaan.Perasaan yang berkaitan dengan kasih sayang aja ada bermacam-macam , seperti senang, bahagia, gembira, sayang, suka, kagum, wah...banyak lagi kali ya.Sekarang gimana kalau sampai kita mengalami krisis kasih sayang...?Untuk menjadi renungan yang menarik bagi ku.

Ujian kesabaran

Hari ini cukup melelahkan dengan berbagai aktifitas yang menguras energi dan pikiran juga mengajak perasaan. Kegiatan ku hari ini adalah mengikuti dan mendampingi Pensi yang menjadi gawenya siswa/i di sekolah ku. Aku dan beberapa rekan kerjaku yang menjadi panitia benar -benar di uji kesabarannya agar dapat menjadi guru yang lebih bijaksana.Meskipun harus sering-sering menarik nafas panjang melihat perilaku mereka yang menjadi panitia . Dengan gaya khas remaja yang sok tau, tak mau bertanya , ngeyel, gaya-gayaan dan berbagai perilaku menjengkelkan lainnya. Dan herannya, perilaku tersebut merata ke hampir semua panitia Pensi. Pernah ada pendapat yang dikemukakan oleh salah satu rekan guru senior yang mengatakan bahwa angkatan saat ini shio mereka berdasarkan tahun kelahirannya adalah shio tikus , dan sifat tikus ya seperti itu. Agak menggeneralisasikan tapi apabila seperti itu kenyataannya ya merinding juga apabila suatu saat nanti mereka yang akan memimpin negeri ini dan aku adalah orang yang menjadi rakyatnya . Dengan kata lain aku juga telah mengajarkan perilaku menetap seperti yang saat ini mereka lakukan . Kembali ke soal cerita kegiatan Pensi yang jauh dari sempurna karena meninggalkan banyak pr yang harus diselesaikan . Aku katakan kepada mereka , kalian yang punya gawe saya yang gak bisa tidur dan jerawatan. Kalo mo egois ya mungkin bisa tetapi tetap saja sebagai orang tua pasti tak akan tega. Dan akhirnya itulah yang menjadi tameng mereka pasti nanti juga dibantu kok. Wah berarti gagal nih pengajaran tentang tanggung jawab . Tidak gampang ternyata mengajarkan siswa untuk memiliki kebiasaan bertanggung jawab , mau bekerja dan perilaku-perilaku baik lainnya. Mungkin yang harus diajarkan secara konsisten dalam lembaga pendidikan adalah perilaku konatif-volutif . Perilaku yang mendorong para siswa untuk mengenal diri mereka , menyadari potensi mereka dan bisa menerima keterbatasan yang mereka miliki, serta menghidupkan keinginan untuk mengaktualisasikan segenap potensi yang mereka miliki . Berkaitan dengan kegiatan yang ada di sekolah ku hari ini bukan kemudian mereka ( siswa /i ) tidak boleh memiliki keinginan . Boleh -boleh saja bahkan memang harus memiliki keinginan karena keinginan itu merupakan motivasi yang berasal dari dalam diri dan harus dipenuhi tetapi tetap harus diingat dong bahwa sebagai manusia selain memiliki potensi kita juga diciptakan dengan segala keterbatasan .Karena dengan keterbatasan tersebutlah kita akan menghargai kelebihan di luar diri kita. Untuk siswa/i ku belajarlah untuk membuka komunikasi dan menerima saran dari orang-orang dewasa yang perduli dengan potensi diri kalian. Bukan berpikir membuka komunikasi adalah merupakan awal menghambat potensi, justru dengan komunikasi akan mengarahkan kalian menjadi pribadi yang lebih baik.Kegiatan hari ini penuh makna untuk sama-sama belajar tentang menghargai, komunikasi, dan kesabaran.

Jumat, 27 Mei 2011

Bawah...Menengah..Atas

Bukan sedang ingin mengkastakan manusia, tetapi secara tak sengaja aku merasa memang ada perbedaan yang sangat terasa antara kelas bawah, menengah dan atas.Ini kualami setelah tak lagi menjadi penumpang kereta kelas ekonomi. Dahulu saat status dalam pekerjaan masih sebagai tenaga honorer, ya pilihan terbaik untuk kelangsungan hidup ke depan ya menjadi penumpang kereta ekonomi. Dilihat dari sudut pandang ekonomi . Karena apabila aku memilih menjadi penumpang kereta expres, mungkin nasib keuanganku setelah gajian hanya berlangsung 1 minggu, selebihnya gali lobang lupa nutup,hehehe. Dan sekarang aku mungkin sudah naik kelas sedikit, aku menjadi penumpang kereta kelas ekonomi ac saat ini. Dan tadi pagi aku agak kaget saat aku harus berganti kereta dari kereta ekonomi ac ke kereta ekonomi,. Luar biasa ramainya. Segala celotehan ada. Dari mulai bisik-bisik tetangga sampai aliran rock yang teriak-teriak. Seru walau agak kaget. Karena sudah mulai jarang mendengar celotehan seperti itu, belum lagi dengan penuh sesaknya.Beraneka ragam bau ada di situ.Berbeda dengan penumpang kereta kelas ekonomi ac, yang sudah agak lebih santun. Walau tetap berebutan untuk mendapatkan tempat duduk tetapi saat sudah ada dalam kereta semua menjadi autis dan individual. Memakai headphone, menutup mulut dengan masker , membaca koran, atau tidur. Dan sepanjang perjalanan sampai tempat tujuan sunyi senyap yang terdengar hanya bunyi kereta saja. Untuk kereta expres aku mungkin tak banyak bisa bercerita tapi sedikit banyak tidak begitu berbeda jauh dengan kereta ac ekonomi. Ya seperti itu juga mungkin perilaku masyarakat kelas bawah yang banyak bersuara , kelas menengah yang terkadang bicara terkadang diam tergantung suasana hati sementara kelas atas dengan caranya yang aku belum begitu paham maklum belum naik kelas jadi kelas atas.

Dalam lingkungan baik dan buruk

Manusia diciptakan Allah untuk bisa bersosialisasi dengan lingkungannya . Saling membutuhkan dan membantu. Tetapi pasti ada saja perilaku dan sifat manusia yang beraliran merusak lingkungan dan mencari keuntungan untuk diri dan kelompoknya. Sebagai pembimbing di sekolah , aku menjumpai entah rekan kerja atau siswa, atau mungkin diriku sendiri terkadang berperilaku baik tetapi menjadi tercemar karena ada dalam lingkungan yang kurang baik. Makanya sering aku menemukan orang tua yang terkaget-kaget apabila aku menginformasikan mengenai perilaku anaknya( siswaku di sekolah ) yang tidak sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku. Orang tua pasti akan mengatakan anak saya di rumah baik-baik saja kok bu, bahkan cenderung pendiam. Lingkungan memang berpengaruh besar bagi perilaku seseorang. Yang baik bisa menjadi tercemar saat berada dalam lingkungan yang merusak diri dan pemikirannya. Sementara seseorang yang telah tercemar dalam lingkungan yang kurang baik dapat menjadi baik kembali saat berada dalam lingkungan baik. Tetapi aku tetap berharap orang-orang yang tanpa kemauannya ada dalam lingkungan kurang baik, dapat menjaga diri, pemikiran dan perasaannya untuk tetap mau berbuat dan menjadi orang baik. Karena semakin langka orang-orang baik dan “ benar “ saat ini.Mengutip tulisan yang pernah aku baca di salah satu buku pengembangan diri karya Arvan Pradiansyah” Bersikap jujur ditengah masyarakat yang tidak jujur, tidak akan mencelakakan . Justru kita akan menjadi orang yang special dan berbeda dari yang lain. So…jangan takut menjadi orang baik karena justru disitulah letak bedanya kita dengan orang-orang yang berperilaku kurang baik…

Kepentingan

Ada pernyataan yang pernah aku dengar biasanya menjelang pemilu. Tidak ada musuh abadi yang ada kepentingan . Karena biasanya para elit politik jauh sebelum pemilu saling bertikai menjatuhkan lawannya. Tetapi akan menjadi lain cerita saat sudah menjalin hubungan berdasarkan kepentingan. Perilaku yang kurang patut untuk dijadikan panutan. Ya bukan berarti juga pertentangan pendapat dengan latar belakang berbeda kepentingan harus menjadi permusuhan yang abadi. Membingungkan ya… Mungkin begitulah perilaku manusia yang memiliki ambisi akan kekuasaan. Yang ada dalam pemikirannya adalah mencari pemenuhan dari kebutuhannya.Dan kemudian perilaku yang ditampilkan adalah menghalalkan segala cara tak memperdulikan etika dan norma yang dilanggar. Indonesia dalam lingkup luas sering tergambar dalam berbagai pertunjukan keseharian entah melalui media elektronik maupun dalam media cetak . Berbagai perilaku aneh bin ajaib di ramu menjadi satu perilaku yang mencengangkan penontonnya. Dan yang menyedihkan lagi perilaku memenuhi kebutuhan untuk kepentingannya juga terjadi di berbagai aspek kehidupan rakyat Indonesia. Sepertinya hampir semua warga negara telah terjangkit ambisi untuk mencari keuntungan dengan menghalalkan segala cara. Budaya malu sudah mulai terkikis. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan justru malah malu saat tak memiliki sesuatu seperti orang lain di lingkungannya.Manusia diciptakan Allah memang untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus berjuang dan berusaha, dan proses itu terkadang menghalalkan segala cara. Hal –hal tersebut tidak hanya terjadi pada elit politik tingkat tinggi tetapi menyebar juga pada segala lapisan masyarakat.Dalam semua aspek selalu ada keinginan setiap orang yang memiliki ambisi untuk memenuhi kebutuhan dan menggunakan kesempatan yang ada. Kepentingan akan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan menghalalkan segala cara. Dan itu juga berlaku dalam lingkungan tempatku bekerja. Menjelang mutasi kepala sekolah , bergeraklah orang-orang yang memiliki ambisi untuk menduduki posisi penting di sekolah . Tak memperdulikan etika dalam mencapai kepentingan tersebut.Lucu dan membingungkan

Tak Berdaya

Manusia diberi Allah kemampuan untuk berpikir dan kesempatan untuk bertindak memutuskan apa yang menjadi pilihannya.Tetapi entah karena apa banyak faktor yang mempengaruhi akhirnya banyak manusia yang tidak mempergunakan kemampuannya untuk berpikir dan kesempatan untuk memutuskan tindakannya. Berada dalam ketakutan yang tak beralasan yang sebenarnya dapat dicegah bukan malah dianggap sebagai hal yang wajar.Ada satu kejadian yang terjadi dengan rekan kerjaku dari lembaga lain, dia bertanya apakah aku juga diminta uang untuk pengmbilan surat keputusan pencairan uang, dengan alasan untuk mengikuti penataran . Apakah ada hubungannya antara surat keputusan dan kegiatan penataran?Dan saat informasi tersebut aku teruskan lagi kepada instansi yang berkaitan . Jawaban dari rekanku ini agak diluar dugaanku, nanti gimana dengan nasib ku. Jangan aku deh. Wah kan ternyata kita sebagai manusia masih lebih takut dan khawatir dengan aturan yang mengada-ada yang dibuat oleh atasan daripada aturan yang telah ditetapkan Allah melalui Rosul yang menjadi utusannya.Ketakberdayaan kita sebagai manusia mungkin bisa dikatakan sebagai bentuk ketakmerdekaan kita terhadap diri kita sendiri. Karena ciri dari kemerdekaan adalah lepas dari ketergantungan pada apapun yang ada diluar dan bergantung pada diri kita sendiri. Mungkin kita mandiri atau merdeka secara fisik tetapi belum tentu secara mental dan emosional.Ya seperti contoh cerita rekan saya tadi. Merdeka dan mandiri secara fisik tapi tidak secara mental masih terlintas dalam benaknya kekhawatiran akan nasib masa depannya di kemudian hari saat melakukan suatu tindakan . Benar setiap orang harus memikirkan secara matang akan tindakan yang akan diambilnya

Amar Ma'ruf Nahi Mungkar

Adalah sebuah frase dalam bahasa Arab yang maksudnya sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat.Dalil amar ma’ruf nahi mungkar adalah: Hai anakku dirikanlah sholat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu adalah termasuk hal-hal yang diwajibkan ( oleh Allah) ( Luqman 17) . Jika tidak mau melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar , maka Allah akan menyiksa kita dengan pemimpin yang zhalim dan menindas kita tidak mengabulkan segala doa kita. Hendaklah kamu beramar ma’ruf ( menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar ( melarang berbuat jahat).Kalau tidak maka Allah akan mengusahakan atasmu orang-orang paling jahat diantara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik diantara kamu berdoa dan tidak dikabulkan ( doa mereka) ( HR. Abu Zar). Amar ma’ruf nahi mungkar dilakukan sesuai dengan kemampuan . Yaitu dengan tangan / kekuasaan jika dia pengusaha / punya jabatan. Dengan lisan/tulisan jika dia jurnalis atau intelektual. Atau minimal membencinya dalam hati atas kemungkaran yang ada . Ini adalah selemah-lemahnya iman. ( Wikipedia )