Jumat, 27 Mei 2011

Tak Berdaya

Manusia diberi Allah kemampuan untuk berpikir dan kesempatan untuk bertindak memutuskan apa yang menjadi pilihannya.Tetapi entah karena apa banyak faktor yang mempengaruhi akhirnya banyak manusia yang tidak mempergunakan kemampuannya untuk berpikir dan kesempatan untuk memutuskan tindakannya. Berada dalam ketakutan yang tak beralasan yang sebenarnya dapat dicegah bukan malah dianggap sebagai hal yang wajar.Ada satu kejadian yang terjadi dengan rekan kerjaku dari lembaga lain, dia bertanya apakah aku juga diminta uang untuk pengmbilan surat keputusan pencairan uang, dengan alasan untuk mengikuti penataran . Apakah ada hubungannya antara surat keputusan dan kegiatan penataran?Dan saat informasi tersebut aku teruskan lagi kepada instansi yang berkaitan . Jawaban dari rekanku ini agak diluar dugaanku, nanti gimana dengan nasib ku. Jangan aku deh. Wah kan ternyata kita sebagai manusia masih lebih takut dan khawatir dengan aturan yang mengada-ada yang dibuat oleh atasan daripada aturan yang telah ditetapkan Allah melalui Rosul yang menjadi utusannya.Ketakberdayaan kita sebagai manusia mungkin bisa dikatakan sebagai bentuk ketakmerdekaan kita terhadap diri kita sendiri. Karena ciri dari kemerdekaan adalah lepas dari ketergantungan pada apapun yang ada diluar dan bergantung pada diri kita sendiri. Mungkin kita mandiri atau merdeka secara fisik tetapi belum tentu secara mental dan emosional.Ya seperti contoh cerita rekan saya tadi. Merdeka dan mandiri secara fisik tapi tidak secara mental masih terlintas dalam benaknya kekhawatiran akan nasib masa depannya di kemudian hari saat melakukan suatu tindakan . Benar setiap orang harus memikirkan secara matang akan tindakan yang akan diambilnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar