Selasa, 06 Desember 2016

Subjek Tak Kuasa Memutuskan

Ujian akhir semester yang harusnya menjadi suatu bentuk evaluasi dari kegiatan belajar mengajar selama satu semeeter mendadak kacau balau di hari kedua . Tidak bermaksud mengevaluasi kinerja penyelenggara ujian tingkat kota tapi mau tak mau akhirnya menganalisis juga .
Hingga waktu yang tertera di jadwal sudah mendekati pelaksanaannya , soal ujian tak kunjung tiba dari sanggar . Gelisah pastinya .
Tetap harus diberi apresiasi kesiapan panitia lokal yang mengambil alih  peran dengan mempertimbangkan waktu dan kekosongan soal yang sesuai dengan jadwal yang dibuat.
Mengganti soal uas yang harusnya diujikan di hari kamis dengan kalimat terpaksa seakan -akan tak ada pilihan .
Dan ketika membagikan soal uas di ruang ujian sempat menyampaikan permintaan maaf dari panitia karena kekacauan pelaksanaan ujian hari ini sambil memberi pilihan apabila peserta ujian tak siap untuk ujian karena soal yang dibagikan tak sesuai dengan jadwal yang ada itu adalah hak mereka.
Tersirat mengajarkan kepada siswa-siswaku untuk berani menyuarakan haknya .
Semenit dua menit ditunggu jawaban yang keluar akhirnya "ujian sajalah bu" .
 " oke saya akan bagikan kalo semua merasa siap ".

Kamis, 17 November 2016

Spesial dan sangat spesial

Berjalan tertatih-tatih dengan mendorong troli kecil berisi beberapa tisu dagangan yang belum laku terjual . Dengan keterbatasan fisik wajah terbilang tak sedap dipandang namun tetap tersenyum setiap berpapasan dengan dengan orang -orang yang ditemuinya. Sesekali menyapa apabila merasa cukup kenal . 
Mendadak berhenti di dekat seorang pemuda ganteng berkulit putih tinggi semampai membawa map bertuliskan santunan yatim . 

Tak ada obrolan namun tetap dengan wajah riangnya . 
Mengambil dompet dari kantong celana membuka dompet dan mengeluarkan lembaran rupiah kemudian memasukkan dalam map  santunan yatim . 
Berlalu meninggalkan pemuda ganteng sambil tetap menyapa beberapa orang yang ditemuinya. 
Pemandangan hidup yang berlalu sangat cepat . 
Tak bisa berkata-kata hanya takjub menatap . 
Allah selalu memberi hadiah tak terduga untuk bisa selalu belajar . 
Belajar tentang kehidupan 
Belajar tentang ketulusan 
Belajar tentang menjadi bijak dan dermawan

Kamis, 10 November 2016

Bermental Tangguh




Hari ini bertepatan dengan hari pahlawan demi memperingati jasa para pahlawan diadakan upacara bendera. Peristiwa 10 November mempunyai sejarah untuk dikenang. Semangat dan mental tangguh para pahlawan yang berjuang untuk mendapatkan kemerdekaan Indonesia menjalar di degup jantung dan langkah tegap paskibraka di sekolah.
Salah satu ekskul andalan yang sering mengharumkan nama sekolah dengan prestasi yang membanggakan . Kebanggaan bisa menjadi pengibar bendera. 
Dengan kedisiplinan latihan rutin yang dilakukan setiap hari kamis dan sabtu. 
Ditambah dengan latihan ketika ada event lomba atau hari besar nasional yang harus diperingati.
10 November 2016 dalam moment hari pahlawan paskibraka kembali menunjukkan kemampuannya. Langkah derap kaki badan tegap dan senyum manis di wajah paskibraka putri sementara paskibraka putra dengan sikap badan tegap wajah penuh wibawa mengiringi bendera merah putih yang siap dikibarkan di tiang bendera sekolah . 
Semangat dan keseriusan paskibraka menularkan energi kepada  peserta untuk tekun memperhatikan dan mendengarkan derap langkah kaki penuh kekompakan. 
Pahlawan yang identik dengan mental tangguh, penuh semangat , tak mudah putus asa , jujur dan bertanggung jawab diuji saat paskibra menunjukkan kemampuannya . 
Menit-menit menjelang paskibraka mengibarkan bendera dengan suara lantang walau agak serak sang danton memberi aba-aba untuk membuka formasi barisan. 
Tak pernah ada yang tau apa yang akan terjadi . Peristiwa yang tak pernah diharapkan siapapun juga. 
Mendadak sol sepatu sang danton  terlepas . Kalo iklan pasti pengennya ditelan bumi deh ( good day ...) . 
Dibutuhkan mental tangguh demi menjaga komitmen untuk tetap melaksanakan tugas mengibarkan bendera merah putih. Iringan lagu Indonesia Raya berkumandang disertai bendera merah putih . 
Takjub dengan mental paskibra . Luar biasa . Tugas mengibarkan bendera merah putih tetap dilaksanakan dengan baik tak terpengaruh oleh sol sepatu  yang terlepas.Ya mental tangguh  yang akan mampu membuat generasi digital ini siap mengisi kemerdekaan Indonesia
 


Rabu, 09 November 2016

Suplemen Otak Penyakit Hati

Tiba-tiba terlintas kalimat seperti judul diatas saat berbincang di medsos dengan sahabat yang biasa berdiskusi tentang banyak hal . 
Maraknya berita tentang kasus petahana DKI . Semua mendadak punya argumen . 
Media on line pun kebanjiran pembaca yang ramai mengunjungi lamannya. 
Tak salah berpendapat juga tak salah membaca komentar .
Namun ketika argumen semakin meruncing membuat otak semakin terisi dengan berbagai informasi yang belum tentu benar. Apa jadinya???
Otak yang menerima informasi mengolahnya membuat si pembaca berpikir dan bernalar. 
Saat informasi yang didapat sesuai dengan harapan tentunya akan menyejukkan hati . 
Namun mana kala informasinya tak sesusi yang diharapkan akan berdampak pada penyakit hati . 
Informasi dapat diibaratkan seperti makanan yang masuk ke dalam pikiran. 
Ketika makanan pikiran berisi hal-hal yang menimbulkan perasaan, resah susah gelisah dan tidak bahagia akan menghasilkan hormon yang berbahaya bagi tubuh . 
Namun ketikan memberi suplemen otak dalam bentuk informasi yang menyenangkan akan menimbulkan perasaan gembira. Saat seseorang merasa gembira dapat menghasilkan reaksi yang sangat positif bagi tubuh . Dan akan terbiasa berpikir posistif serta optimis. 
Memberi suplemen otak atau yang biasa disebut dengan membaca memang sangat disarankan . 
Bahkan dalam Al Quran perintah yang turun pertama kali adalah Iqra . 
Pernahkah terpikir apabila hal yang tak sengaja dibaca bernada umpatan , sumpah serapah , informasi kebencian seperti memasukkan suplemen otak yang berdampak penyakit hati 

Kamis, 27 Oktober 2016

Belajar Santun dari seorang Anies Baswedan

Tulisan ini saya buat dengan berbagai pertimbangan . Ada kagum ada kritik ada kecewa.
Seorang Anies Baswedan yang memiliki visi membangun peradaban melalui jalur pendidikan dengan gagasan besarnya Indonesia Mengajar mengajak generasi muda untuk terlibat memberi sumbangsih mengajar di daerah terpencil Indonesia. Luar biasa dan mengaggumkan . 
Decak kagum dan harapan besar saat pembentukan kabinet di pemerintahan Jokowi -JK  seorang Anies dipercaya memimpin satu kementrian Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Harapan ditujukan kepada seorang Anies agar dapat memberi sentuhan humanis dalam lembaga pendidikan . 
Semua butuh proses untuk membenahi kurikulum, sistem pendidikan, managemen sdm , pendekatan interaktif kepada penyelenggara dan pelaksana pendidikan menjadi hal besar yang harus sudah mulai dikerjakan . 
Tak berlangsung lama amanah untuk tetap di kemendikbud diganti dalam resuffle kabinet. 
Kecewa, sedih dan tak percaya saat pengumuman  pergantian mentri . Apalah daya aku hanya rakyat biasa. Kalau pake bahasa Cita Citata 'aku mah apa atuh ' 
Protesku , sedihku dan kecewaku gak ngaruh apa-apa dalam kegiatan bernegara. 
Perjalanan hidup gak bisa diduga . Kaget saat pengumuman calon gubernur DKI diumumkan ...oh pak Anies kenapa mau jadi calon gubernur DKI . Pak Anies tuh milik Indonesia . Ide dan gagasannya untuk Indonesia bukan hanya untuk Jakarta . Apalagi terlontar komentar akan memperbaiki pendidikan di Jakarta pak Anies. Bagaimana dengan bagian Indonesia yang lain yang terhampar dari Sabang hingga Merauke ?
Tapi tetap harus diakui kesantunan dan kebesaran hati seorang Anies yang banyak mengajarkan kepada saya. 
Di pagi ini membaca ini membaca tweetnya pak Anies berkaitan dengan pertanyaan putra kecilnya untuk bolehkah bersalaman dengan pak ahok . Jawaban santun seorang ayah yang mengajarkan etika sopan santun mengijinkan dan mengantarkan sang putra bertemu dengan petahana. Terlihat sepele tapi mengajarkan makna kehidupan . 

Sabtu, 22 Oktober 2016

Krisis...

Minggu yang berat ketika harus menangani permasalahan siswa berkaitan dengan perselisihan . 
Semua pihak merasa yang dilakukan adalah yang paling benar. 
Masa remaja yang menurut istilah pakar merupakan masa penuh gejolak, pencarian identitas diri, ingin tampil beda,ingin jadi pusat perhatian dll. 
Mirisnya yang dilakukan agar diperhatikan terkadang melakukan perilaku negatif. 
Mulai lunturnya tentang etika dan kesopanan menambah panjang gelengan kepala orang dewasa ( guru dan orang tua ) karena perilaku yang mengejutkan yang dilakukan oleh remaja. 
Krisis identitas yang terjadi mungkin juga disebabkan oleh menipisnya keteladanan yang bisa ditunjukkan oleh orang dewasa.
Remaja era digital mengalami banyak loncatan dalam kehidupannya. 
Perubahan gaya hidup , status sosial ekonomi , pola komunikasi turut mempengaruhi pola asuh dalam keluarga. Sebelum era digital hubungan dalam keluarga biasa dilakukan dengan komunikasi tatap muka.
Dan di era digital sangat sulit mencari waktu yang pas untuk bertatap muka.
Jadilah remaja edisi kekinian yang selalu galau dan gusar dalam menghadapi masalah .
Ketika berhadapan dengan lingkungan yang tak nyaman perilaku yang ditampilkan adalah menyalahkan pihak lain , lari dari masalah dan tak bertanggung jawab . 
Terkadang faktor kecil pun dapat menggugah emosi menjadi perilaku agresif yang merusak . 
Dari saling lirik saat berpapasan , obrolan yang teramat berisik di transportasi umum, status di medsos yang memancing pemikiran tertentu dan banyak hal yang lain lagi . 
Untuk kemudian beralasan harga dirinya diinjak-injak . Oh remaja sudah demikian menipiskah rasa kasih sayangmu 
Solidaritas tak ditempatkan pada situasi yang tepat. 
Saat terjadi perselisihan dengan pihak lain yang bukan dari golongannya teramat mudah bersuara demi solidaritas

Minggu, 16 Oktober 2016

Membaca Mana Maknanya..

 Hari ini saat membaca satu tulisan di media cetak pagi hari sangat setuju dengan salah satu judul di media Jawa Pos Minggu 16 Oktober 2016 " Siswa bisa baca tapi tak tahu makna". 
Program belajar menuntaskan buta huruf yang dirancang oleh pemerintah berhasil . 
Begitupun dengan perintah dalam Al Quran dengan Iqra . Segala kegiatan harus diawali dengan membaca.
Sebagai pendidik sangat merasakan hal-hal tersebut. Siswa /i  ku kuyakini mampu membaca . 
Melek teknologi jago browsing dan lain lain. Dalam kbm yang berlangsung tak jarang kuminta siswaku membaca dan mencari referensi dari internet untuk melengkapi pemahaman . Namun apa yang terjadi ?
Pengalaman dari kbm yang selesai dilakukan , " Bangga jadi anak Indonesia " ku beri tugas siswa/i bimbinganku untuk ber opini . Mempersilahkan untuk mencari referensi dari pendapat berbagai sumber . 
Dan yang terjadi adalah ketika saat para siswa untuk menyampaikan opininya selalu yang diucapkan adalah "saya belum hafal bu ", ucapan memelas dari siswaku . 
" Pendapat mu sendiri apa nak?  tanyaku . Hanya menggeleng 
" Oke, yang kamu tulis apa, pendapatmu sendiri atau tulisan yang kamu ambil di internet?" tanyaku 
" Yang dari internet bu,"
Hmmm sabar ....beberapa kelas yang kuajar selalu dengan jawaban sama. Mencari dari referensi internet dan tak pernah memodifikasi dengan perkembangan yang terjadi . 
Membaca bisa tapi memaknai bacaan yang masih menjadi pr bagi kita semua .

Jumat, 07 Oktober 2016

Special Moment..

Special moment hari ini tidak terjadi di kelas namun di ruang konseling . 
Bilik kecil berukuran 1,5m x 1,5 m dalam ruangan besar berukuran 6x4 m terletak di pojok bersebelahan dengan tempat sholat. Banyak cerita yang terjadi di ruangan ini. Dari tangisan histeris, terisak-isak. 
Tawa ngakak atau tersenyum malu-malu. Diam seribu bahasa hingga celoteh yang saling bersahutan. 
Tak pernah bisa diduga dari waktu ke waktu , menit ke menit. 
Ada yang datang dengan sukarela dan langsung bercerita . 
Ada pula yang datang dengan langkah ragu-ragu masih dibayangi paradigma lalu 'masuk ruang BK berarti bermasalah'
Hari ini diawali dengan aktifitas rutin melanjutkan penyelesaian masalah episode kemarin yang belum tuntas. Memanggil beberapa nama yang sebelumnya meminta ijin dari guru yang mengajar di kelas tersebut.
Ruangan menjadi saksi bisu dari pembahasan masalah yang dihadapi . 
Dari nada suara lembut hingga harus sedikit mengencangkan volume lebih keras berharap paham dengan penjelasan panjang dan lebar. 
Ada proses tarik ulur untuk tak melanjutkan penyelesaian masalah dengan melibatkan orang tua . 
Seperti terkunci dalam ruangan satu selesai lanjut dengan tamu yang lain hingga waktu pun terus bergulir. 
Di waktu tugas hampir berakhir hari ini dengan sisa energi yang terkuras dan berharap cepat diisi asupan gizi. Masih harus menerima tamu orang tua yang bercerita dapat telepon dari putrinya yang menangis terisak-isak. Khawatir ..pasti dong. Putri tunggal yang terbilang belia dan sudah tak berbapak . Sang ibu cukup protektif tapi tak memanjakan. Ketika putrinya kutanya sambil terisak menjawab "saya diganggu kakak kelas dari pas uts duduk sebangku"."Kakak kelas itu bilang kalo gitu kita putus aja".Aku dan ibunya sempat heran dan bertanya kamu pacaran ? Menggeleng kencang sambil menangis ," enggak tapi aku gak suka dia ganggu aku."Agar tak berlarut kutanya , " kita selesaikan ya , boleh ibu panggil dia kesini tanyaku . Menjawab dengan mengangguk.
Tak lama berselang hadir dihadapan ku remaja putra terbilang rupawan , " ibu manggil saya ,'tanyanya. Kusebutkan nama dan kelas dan dia mengangguk . Dari tampilan tak terlihat sebagai siswa yang dalam "bermasalah " . Sebelum masuk keruang konseling kupelototin dia dan bertanya , kamu apain anak saya ," dengan wajah digalak-galakin . Dan siswa ku hanya tersenyum . 
Masuk keruang konseling kutanya pada siswi ku , " ini orangnya ?" Siswiku hanya mengangguk dan cemberut. " Kamu apain dia tadi , " kutanya pada siswaku . Dijawab lugas , saya tadi main ke kelasnya bu, terus saya duduk disebelahnya , saya sapa dia , udah lama gak ketemu ya , dia malah nagis bu. Aku melirik ibunya dan kami berdua hanya bisa menahan tawa . 
Kuberi isyarat untuk berbicara dengan siswaku di ruangan yang berbeda. 
Kutanya, " ada maksud apa kamu mengganggu dia" . "Gak bu , saya suka liat dia kayak anak kecil , saya gak punya adek perempuan bu." " oh begitu sambungku . " Kamu tau nak , dia anak yatim . Ketika kita dengan sengaja membuat anak yatim bersedih kita berdosa loh." Termenung dan berkata , " saya gak mau buat dia bersedih bu cuma mo temenan." " Ya tapi ternyata gak semua orang bisa paham dengan becandamu nak.Lalu menurutmu apa yang mo kamu lakukan , tanyaku." " saya mo minta maaf bu " . " Berani , tanyaku . " iya bu saya salah udah bikin dia sedih " Ok mari ajakku . 
Saat kembali bertemu siswiku masih dengan wajah cemberut melihat siswaku masuk dan duduk disampingnya . "Kusampaikan maukah siswiku menerima maaf temannya dan adakah prasyaratnya".  Kembali siswiku menangis dan terlihat masih  jengkel . Kuminta siswaku untuk meminta maaf kepada siswiku dan berjanji tak akan mengulanginya .Dijawab hanya dengan anggukan kepala masih terdengar isak tangisnya . Lalu kuminta siswaku untuk bersalaman , jawaban sangat diplomatis ," belum muhrim bu." 
Kuanggap sudah selesai kutanya pada ibunya apakah ada bekal makan yang dibawa karena kutau siswiku sukar makan apabila tak disuapin , dan coba menawarkan diri ," mau ibu suapin makan?" hanya menggeleng
Terdengar suara dari siswaku bertanya kalo aku yang suapin mau gak ?" Aku dan ibu siswiku langsung melotot dan berkata " Ih jangan mulai lagi deh dan siswaku hanya tersenyum menggoda .
Hmm jadi ingat zaman remaja ...special moment yang menyenangkan .

Minggu, 02 Oktober 2016

Ketika Belajar Hanya Sekedar Hafalan .

Diam saja tanpa melakukan aktifitas memang pekerjaan yang membosankan. Menguap goyang -goyang kaki, kipas-kipas , baca buku semua sudah dilakukan. Dan kebosanan tak juga beranjak pergi . 
Naluri untuk observasi dan mengamati perilaku satu persatu peserta ujian adalah tindakan yang cukup menghibur.Sebagai konselor perilaku gerak-gerik ucapan siswa adalah data tak tertulis namun informasi yang akurat . 
Saat siswa begitu gelisah menghadapi soal ujian merupakan alasan tepat untuk melakukan pengamatan lebih mendalam , ada apakah dengan peserta ujian ini , mengapa begitu gelisah . 
Tak siap atau sedang punya masalah . Saat ketenangan yang tampak oleh pengawas mulai terlihat usaha gelisah mencoba menarik perhatian temannya ketika pengawas berkeliling mendekati bangkunya.gusar dan terburu-buru memasukkan contekan agar tak terlihat. 
Mencoba memecah suasana dengan bertanya " susah ya soalnya ?" Dijawab serempak " banget bu. " 
" sudah dijelaskan kan ? , sudah bu tapi beda dengan yang dijelaskan. 
" Bedanya apa , tanyaku penasaran . Ini bu , yang ditanya tentang pendapat kita. 
Oooo....terdiam dan bengong.

Belajar Itu....

Ibu saya gak bisa," ucap siswaku.
Sudah di coba belum ? tanyaku
Diam sesaat kembali mengulang kalimat yang sama

Ibu saya gak bisa
Sudah dicoba ?
Hanya gelengan kepala yang menjawab

Hening beberapa saat . Dan mengulangi kalimat yang sama
Ibu saya gak bisa , dengan wajah memelas
Dan kesabaranku seperti diuji
Menarik nafas dalam , Ok silahkan duduk kesempatan mu hilang nak
Melangkah lemas menuju bangkunya.

Sepertinya aku menjelma menjadi raja tega . Kegiatan untuk menyampaikan opini tentang kebanggaan menjadi anak Indonesia berlangsung sudah hampir 2 bulan.
Kusadari pasti mulai jenuh dengan materi yang sama.
Tapi kusampaikan aku harus adil menilai dan memberi kesempatan pada semua siswaku . 
Dengan waktu 1 jam tatap muka setara 40 menit dan jumlah siswa tiap kelasnya 36 orang membutuhkan waktu berbulan-bulan agar semua siswa dapat menunjukkan keberanian, kreatifitas,dan inisiatif sesuai potensi yang dimiliki.
Opini dapat disampaikan melalui pidato,stand-up comedy,berpuisi,bernyanyi atau bercerita. 
Generasi Z yang hidup di era teknologi digital sangat dimudahkan untuk mencari informasi melalui internet. Memindahkan pemikiran penulis dari blog yang dibaca.
Sering tanpa merasa bersalah menjawab pertanyaan tulisan siapa yang kamu ungkapkan
, "apakah hasil pemikiranmu, "Bukan bu" hmm anak digital sambil menarik nafas.
Kekecewaan terhadap siswaku terlihat jelas oleh siswa yang lain. 
Kusampaikan cobalah belajar dengan cara memahami bukan menghafal .
Ketika yang dilakukan dengan menghafal kalimat per kalimat .
Satu kata lupa bubar semua yang diingat .
Tapi coba belajar memahami isi tulisan yang dibaca sebagai bahan referensi setelah itu ungkapkan pemikiranmu sendiri , sahutku .

Selasa, 23 Agustus 2016

Wacana Full Day Yang Bikin Resah

Ada pendapat yang beredar di masyarakat ganti mentri ganti kebijakan ...ternyata itu benar adanya .
Sebagai pendidik yang juga orang tua kaget juga dengan rencana kebijakan yang diterapkan oleh Mendikbud baru. 
Wacana full day school menghasilkan beragam reaksi baik dikalangan orang tua , guru dan juga siswa sebagai pelaksana kegiatan belajar mengajar. 
Berbicara sebagai orang tua yang pernah merasakan putra/i nya bersekolah di sekolah full day berbasis agama melihat dan merasakan langsung.
Ketika pulang sekolah dengan wajah cemberut dan kelelahan tetap harus belajar menyelesaikan tugas sekolahnya yang menumpuk .
Boro-boro menjawab dengan cerita yang panjang tentang kegiatan di sekolahnya . Bisa tersenyum dan menjawab dengan kalimat "ya gitu deh " itu adalah rekor.
Putra/i ku tidak tergolong anak bermasalah .
Punya prinsip dan bertanggung jawab terhadap diri dan masa depannya .
Namun beban tuntutan dari sekolah full day menghilangkan senyum dan tawa cerianya.
Kreatifitas dan imajinasi akan masa depannya menghilang berbarengan dengan beban dan tuntutan tersebut . Walau tak kuingikari muatan agama yang diberikan membuat banyak hafalan surat dalam Al Quran yang dikuasai. 
Ketika profesi sebagai guru yang berbicara menyingkapi wacana full day maka yang bisa dilakukan adalah...
hah.... full day sambil mengkerutkan alis .
Kapan mengurus anak-anakku kalo yang dituntut adalah bertanggung jawab mengurus siswa.
Kondisi ibukota yang luar biasa macet membuat banyak waktu terbuang untuk hal-hal yang tidak produktif. Berangkat untuk memulai aktifitas ketika kumandang subuh baru terdengar dan anak di rumah biasanya kembali melanjutkan tidur sejenak sebelum mandi dan berangkat sekolah .
Dan mengakhiri aktifitas sebagai pendidik jam 15.00 wib .
Bergelut dengan kemacetan ibukota hingga baru tiba di rumah ketika azan maghrib berkumandang .
Bijakkah ketika seorang ibu rumah tangga yang juga berprofesi sebagai pendidik tak memiliki waktu untuk anak-anaknya di rumah .
Tanggung jawab mendidik di rumah adalah tetap milik orang tua.
Namun ketika waktu tersita banyak di luar rumah bentuk tanggung jawab seperti apa yang bisa kuberikan kepada anak-anakku .
Bukankah setiap anak punya hak untuk mendapat perhatian dan kasih sayang orang tuanya.
Dan tanggapan yang cukup menambah jumlah yang kurang setuju dengan wacana full day adalah siswa.
Sebaiknya memang dengarkan apa yang menjadi kebutuhan para siswa.
Ketika orang dewasa miris dan prihatin dengan perilaku anak remaja yang negatif .
Sudahkah kita sebagai orang dewasa mendengar keluhan mereka?
Sudahkah kita memahami kebutuhan mereka .
Benarkah full day school adalah jawaban untuk membangun pembentukan karakter anak Indonesia?

Rabu, 10 Agustus 2016

My Trip My Adventure

Salah satu acara travelling di salah satu stasiun TV membuatku tertarik juga untuk mengutip namanya menjadi satu kegiatan di sekolah untuk melakukan layanan Bimbingan Konseling .
Bermula dari keprihatinan karena kegiatan MPLS tak dibarengi dengan perkenalan lingkungan sekolah dengan makna sesungguhnya. 
Miris dan prihatin ketika kutanya dimana letak ruang   BK , jawaban spontan langsung dilakukan oleh peserta didik yang baru " gak tau bu sambil menggelengan kepala ,
 'ups ,kaget dan langsung kusambung dengan pertanyaan lanjutan , " kalo kantin tau dimana , tanyaku ? semua menjawab  serempak, " ada di lantai dasar bu ". 
Menarik nafas dan berusaha tersenyum . 
Baiklah petualangan dimulai pikirku . 
Kuberi tantangan kepada siswa peserta didik baru untuk melakukan 'my trip my adventure . 
" silahkan bertualang ketika jam istirahat  cari ruang BK dan temuin saya disana , kataku ke 'pede'an . 
singkat cerita ketika jam istirahat penuhlah ruanganku oleh oleh peserta didik baru. 
Namun adakalanya petuangan merka kurang beruntung karena tak berhasil menjumpaiku di ruang  BK.
Dan mereka berucap, "Ibu kemana aja kami tadi ke ruangan ke ibu, ibunya gak ada.
Kujawab santai berarti adventuremu kurang kurang seru nak 
Lakukan lagi ya dan jangan cepat menyerah. 
Amati apa saja yang kalian lihat di ruang BK. 
Ada jejak -jejak sejarah yang sudah dibuat oleh kakak kelasmu. 
Sedikit promosi dalam rangka memasyarakatkan BK sebagai teman remaja

Selasa, 09 Agustus 2016

Satu Jam Yang Menantang

Tidak hanya ke siswa ku berikan tantangan (sebenarnya tugas).
Selalu memulai dengan kalimat " berani menerima tantangan saya "
Dan biasanya dijawab dengan " apa bu? " dengan wajah penasaran .
Dan di tahun ajaran ini aku sebagai gurunya yang ditantang untuk mampu memaksimalkan waktu.
Jadwal layanan tatap muka yang hanya diberikan 1 jam perminggu , cukup menguras energi , kesabaran juga kreatifitas agar layanan tatap muka tetap dapat terlaksana.
Berpikir bijak dari pada hanya menyalahkan tanpa berbuat adalah perilaku yang paling tepat menurutku .
Meski dahulu pernah juga merasakan tak diberi jam tatap muka layanan dalam struktur jam wajib .
Toh layanan bimbingan konseling tetap berjalan sesuai rencana program .
Antusias siswa pun tetap ada menantikan untuk tetap bisa belajar BK .
Dan ketika PERMEN  yang menegaskan tentang aturan tatap  muka 2 jam perminggu mulai berlaku justru keadaan berbalik . Dengan alasan sangat sepele.
Belajar bijak untuk memaklumi. Memaklumi bukan berarti menikmati pemakluman dan tak melakukan hal apapun .
Tetap berusaha untuk memperjuangkan nasib profesi .
Mempelajari juknis dan aturan hukum dari aturan hukum dari peraturan mentri berkaitan dengan penetapan teknis layanan tatap muka yang diterapkan di lembagaku.
Hingga akhirnya berpikir inilah tantanganku .
Mengasah otak untuk memaksimalkan 1 jam layanan tatap muka dengan optimal .
Mengawali dengan kesepakatan terlebih dahulu.
Bahwa ketika saya minta serius himbauannya serius namun adakalanya sambil gamespun kami belajar ..
Ya satu jam yang menantang

Senin, 25 Juli 2016

Kenali aku, pahami aku...

Berkecimpung dalam dunia pendidikan khususon bidang Bimbingan Konseling .
Pastinya akan berhubungan dengan tugas perkembangan.
Ketika membahas tentang fase kehidupan manusia dalam layanan tatap muka klasikal dalam kelas tak mungkin melupakan tentang kesehatan reproduksi remaja.
Menyadari betul pengaruh tehnologi di era globalisasi akan berdampak besar pada diri remaja-remaja generasi peneruus bangsa.
Tak sekedar hanya menginformasikan tentang perubahan fisik dan psikis yang terjadi .
Namun harus mengemas pula materi perubahan fisik dan psikis pada diri remaja harus diimbangi dengan perubahan tanggung jawab menuju dewasa yang bertanggung jawab akan masa depannya.
Pengalaman membimbing sebagai konselor di suatu lembaga pendidikan menengah pertama tak lepas dari kegalauan para remaja menghadapi perubahan yang terjadi pada dirinya.
Ditambah lagi keluhan akan tuntutan orang tua , sekolah dan masyarakat yang mengharapkan para remaja menjadi remaja yang berprestasi dan berperilaku terpuji.
Sering kali kekosongan kebutuhan akan berbagai informasi dipenuhi oleh pihak-pihak yang tak memberi panduan dan keteladanan.
Secara fisik remaja-remaja kita menghadapi satu tahapan kehidupan yang luar biasa , tinggi dan berat badan mungkin jauh melampaui orang tuanya.
Namun yang sering membuat miris orang dewasa adalah ketika perilaku remaja yang tak bertanggung jawab tak sesuai dengan fisiknya yang menjulang.
Sehingga pr besar yang harus diajarkan adalah tentang tanggung jawabnya untuk menghadapi perubahan fisik dan psikis.
Sementara tak dipungkiri orang tua pun sering kali tak sejalan dalam memberi tanggung jawab kepada remaja sebagai putra/inya.
Segala informasi kognitif yang berkaitan dengan akademik di fasilitasi namun tak diimbangi dengan penugasan tanggung jawab psikis misalnya menjaga kebersihan diri sendiri. Atau mengajarkan konsekuensi hukuman ketika remaja lupa membawa buku pr nya misal.
Pengalaman sebagai konselor biasanya , orang tua tak sedikit pula yang berusaha mengambil alih tanggung jawab si remaja dengan alasan kasian apabila sampai dihukum karena lupa membawa tugas sekolah. Padahal dari hal-hal seperti itu biasanya anak belajar untuk bertanggung jawsab . Ya ...pesan dan pembelajaran untuk remaja dan orang dewasa , selalu sabar menjalani proses dan ajarkan untuk bertanggung jawab dalam setiap fase tugas perkembangan .

Kamis, 30 Juni 2016

Satu jenjang lagi dilalui...

Perpisahan dan wisuda adalah kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan untuk mengakhiri masa belajar yang telah dijalani.
Perpisahan dan wisuda putriku Alya Rachmadianty . 
Satu jenjang tahapan pendidikan formal sudah dilalui. 
Bukan tanpa hambatan dan konflik yang menerpa dirimu . 
Mengelola emosi , ambisi dan mimpi dalam merajut masa depan .  
Anakku Alya , ingat masa kecil yang kita lalui bersama saat menjalani masa pendidikan di jenjang dasar . 
Bergelantungan di kereta melakoni " Sandra Bullock " karena tak semua penumpang comuter mau berbagi kursi . 
Mengajarkan padamu bahwa dunia itu kejam dan kita harus kuat . 
Belajar memahami kebutuhan setiap orang. 
Permintaan untuk selalu makan fasst food sepulang sekolah , mengajarkan bunda untuk sabar menjelaskan padamu bahwa uang di dompet hanya cukup untuk ongkos pulang. 
Terkantuk-kantuk di kereta dan seedikit bersitegang untuk membangunkan karena tujuan perjalanan pulang segera tiba. 

Hari ini bunda dan ayah menghadiri acara perpisahan dan wisuda. 
Tak terasa nak usia yang memasuki tahapan remaja , fase kehidupan dasar yang akan menentukan cita-cita dan masa depanmu . 
Entah mengapa saat mengikuti prosesi wisuda bukan hanya kebanggaan yang bunda rasakan . Terharu dan bahagia bercampur aduk . 
Teringat pula masa memasuki jenjang pendidikan menengah pertama . 
Kekahawatiran bunda akan kemampuanmu untuk bersosialisasi . 
Selalu yang bunda tanya ketika mengambil hassil belajar tiap semester kepada wali kelas mu 
" bagaimana sosialisasi anak saya bu /pak . Bisakah anak saya beradaftasi ?  
Jawaban melegakan ketika yang diungkapkan  adalah perilaku terpujimu yang bertanggung jawab dan peduli dengan teman dan lingkungan . 
Alhamdulillah rasa syukur bunda ucapkan karena dari informasi tersebut bunda banyak belajar untuk menjadi orang tua yang bertanggung jawab dan peduli dengan kebutuhanmu 


Jumat, 10 Juni 2016

Memory 40'16

Mengulang kisah lalu . Hidup harus tetap dilalui waktupun terus berjalan .
 Beragam cerita sedih, bahagia, tertawa, menangis, gurauan , celoteh terngiang di gendang telingaku terekam dalam memory.
Indah saat menjadi kenangan namun membuat sport jantung saat mengalaminya.
Memahami jiwa remaja yang meledak-ledak tak terkontrol dan kadang tanpa perhitungan menguras energi dan kesabaran .
Dan waktu tak mungkin berjalan mundur . Melangkah dan harus tetap menatap ke depan .
Walau gambaran memory seperti film hitam putih yang menari dalam pikiran
Melewati hari selama hampir 1000 hari bersama dengan berbagai kejadian .
Saat melewati lorong kelas yang semula begitu riuh dengan teriakan dan celoteh yang saling bersahutan mulai terasa sepi ketika tak lagi bisa menyapa di kala jam istirahat sedang menyantap bekalnya sambil berucap
 "selamat makan Indonesia "atau mengintip jajanan yang menjadi kegemarannyasambil berkata
" mana sayurnya?"
Di lain waktu prilaku remaja yang tak terkontrol cukup menguras energi untuk tetap sabar dan berpikir bijak.
Terkenang saat awal pertemuan mengajak mereka untuk menuangkan ide sebagai anak Indonesia moment yang berdekatan dengan hari kemerdekaan Indonesia .
Ide menarik dan membuat kagum walau diakhir materi terungkap bahwa materi tersebut sangat menjemukan Karena kuminta mereka menuliskan dalam bentuk opini sebanyak 2 halaman , " tega deh ibu," ungkap mereka di akhir.
Kesan bahagia terucap seperti ungkapan mereka diakun medsosnya " serasa jadi seleb deh gw jalan diantara lorong bangku sambil melambaikan tangan abis itu disuruh tanda tangan " kegiatan di materi awal yang kukemas dalam rangka membangkitkan percaya diri diantara mereka bahwa mereka semua berharga.
Hampir 365 hari bersama dilalui dengan banyak cerita .
Beranjak naik ke jenjang yang lebih tinggi .
Memulai cerita baru mengajak untuk menjadi pribadi-pribadi yang memiliki prinsip dengan meminta membaca kisah hidup tokoh dunia .
Membuatku juga belajar dan menikmati ketika mereka kembali menceritakan kisah hidup tokoh-tokoh tersebut .
Mengulas beberapa quote dari tokoh dunia membuat kami ( aku dan siswaku ) termotivasi . 
Diungkapkan oleh mereka ketika harus menampilkan drama adalah materi yang cukup berkesan .
Membuat semakin kompak atau malah menjadi semakin ada jarak karena merasa tak sepaham dengan ide untuk skenario. 
Di jenjang pertengahan sekolah kuakhiri dengan tugas akhir membuat buku yang terdiri dari beberapa kelompok di setiap kelasnya.
Membahas kebermaknaan setiap materi yang telah dipelajari selama satu tahun ajaran .
Setiap kelompok menampilkan kreasinya , Menarik dan menghemat jatahku untuk membeli buku ...
Komentar yang diungkap ketika tugas dikumpulkan , " ibu kalo ngasih tugas memang luar biasa , memacu adrenalin" dan aku menerima dengan tersenyum senang sambil berucap " makasih ya koleksi buku saya bertambah ".
Tak akan terlupa bagi ku saat memberi materi dengan tema 'temuanku ' , saat mereka berucap dengan penuh semangat untuk menuliskan ide-idenya secara bergantian .
Tersebutlah beberapa ide menarik , 'krim pemutih kulit, pulpen penjawab soal , mesin scaner pembetul jawaban dll banyak sekali .ide yang diungkapkan.
Dan kutantang untuk mewujudkan dalam bentuk modifikasi beberapa ide teman-temannya.
Ketika mereka selesai mempresentasikan ide tersebut , kutanya bagaimana perasaan saat menjadi " penemu", jawabannya adalah " ibu bener-bener membuat adrenalin kami terpacu .
Ya bagaimana tak terpacu karena selain tantangan untuk menyelesaikan tugas dengan menggabungkan beberapa ide mereka juga harus belajar untuk mengelola emosi, mengembangkan sikap toleransi saat bekerja dalam team .
Kenangan indah tak terlupa saat menaiki jenjang akhir, kuberikan tantangan untuk pementasan drama . Ternyata tak semua kelas mampu menjawab tantangan tersebut . Tetap harus sedikit melakukan perilaku otoriter untuk membuat membuat mereka mau menaklukkan tantanganku.
Kegelisahan merambati hati dan pikiran peserta didik .
Bulan-bulan menjelang ujian nasional adalah masa genting untuk memotivasi semangat dan kejujuran .
Bukan pekerjaan mudah saat berusaha meyakinkan mereka tentang percaya pada diri sendiri dan jangan tergoda untuk membeli kunci jawaban .
Jawaban miris dan seakan menamparku untuk merenung , 'orang tua, sekolah dan masyarakat lebih menghargai nilai dari pada kejujuran kami bu ,apakah salah kalo kami ingin buat orang tua bangga dengan "nilai" kami bu ."Terdiam dan tak mampu menjawab . 
Benar-benar seribu hari bersama dengan banyak kesan .
Ketika harus menangis karena tak mampu berkata dengan umpatan mereka yang tak memahami kronologis permasalahan walau diakhiri dengan pernyataan maaf dan penyesalan yang dalam .
Kukatakan dalam tangis dan doaku , aku punya segudang maaf untuk kekhilafan mereka . Tapi hatiku terluka sangat terluka.
Tak akan mudah melupakan berbagai hal tentang 4016 ...
Dari lubuk hati yang terdalam kupanjatkan doa untuk kesuksesan mereka semua . Semoga mereka akan menjadi orang-orang hebat yang bermanfaat pada masa depannya. Aamiin

Sabtu, 28 Mei 2016

Fullfinitas


Telah tiba saat berpisah ...
pisah hanya dilahirkan
di hati kita tetaplah satu ...
Syair lagu perpisahan terngiang di telingaku .
Ya perpisahan hanya bentuk lahiriah
Dan di hatiku tak mungkin mudah menghapus memory indah dalam kebersamaan selama hampir seribu hari . 
Fulfinitas yang banyak mengajarkan makna kebijakan , netralitas dan kesabaran.
Memacu untuk menggugah ide-ide kreatif walau terkadang harus dibalut dengan sikap otoriter .
Kompak dan saing mendukung itu yang selalu dilakukan ,sesuai dengan harapanku sebagai walikelas mereka.
Tak jarang mengalami hambatan belajar terus untuk membuka komunikasi agar saling memahami .
Fullfinitas tak hanya berdiri sendiri ada beragam pemikiran dan latar belakang yang membuat mereka ada dan menjadi anakku di sekolah.
Dan ketika 365 hari di kali 3 tahun mencapai waktunya . Belajar untuk iklas melepas mereka terbang tinggi meraih cita-citanya. Belajar bersunyi sepi dalam ruangan yang biasanya ramai dengan celotehan , harum parfum beraneka aroma selesai aktifitas olahraga , saling mencicipi bekal atau tak jarang menyuapi beberapa diantara mereka. ngobrolin lagu-lagu jadul sambil menemanin aktifitas ku merapikan administrasi bk .
Mengenang memory aktifitas di kelas yang riuh dengan
celetukan dan obrolan saat kbm berlangsung .
Terharu ketika hujan dan aktifitas tadarus dilakukan di kelas bersama seluruh fullfinitas hingga kusampaikan pada pihak sekolah semoga tiap Jumat hujan jadi selalu bisa tadarusan dengan anak-anakku.
Semua tentang Fullfinitas tersimpan apik dalam memoryku , semoga tercapai semua yang dicita-citakan oleh anak-anakku . Big hug and kiss untuk fullfinitas doa ibu menyertai kalian semua . 

Perjalanan Panjang Comuter Line....

 Hasil gambar untuk kereta commuter line
Tergelitik untuk menulis moda transportasi murah meriah, Tebak apa hayo....???
Sebagai seorang roker aku sangat menikmati perjalanan aktifitas menuju tempat bekerja dengan menggunakan comuter line rute Depok-Karet-Tanah Abang.
Banyak hal bisa menjadi cerita dan bahan perenungan.
Bahkan seringkali beberapa tulisan tertuang ketika sedang berperan sebagai 'Sandra Bullock'satu tangan memegang handle pegangan dan satu tangan lagi memencet huruf-huruf di gadget karena tiba terlintas ide untuk menuangkan gagasan . 
Meski tak selalu nyaman namun kehadirannya begitu dinanti oleh para roker. 
Proses evolusi transportasi ini sangatlah dinamis. Usaha untuk membenahi sarana dan prasana juga managemen terbilang keren.
Pernah merasakan menggunakan kereta sambil berkeringat dan hanya menatapi para penumpang yang mendapat keberuntungan mendapat posisi penting yang sangat diharapkan berbagai kalangan " kursi " . 
Ketika itu masih kereta ekonomi yang mengajarkan banyak kesabaran dengan berbagai tingkah polah penumpangnya yang berebutan masuk dalam rangkaian atau berusaha naik ke atap kereta agar lebih merasa nyaman karena tak akan diganggu petugas yang akan mengecek karcis.
Saat harus bersabar menunggu kereta dipersilahkan jalan kembali apabila beberapa rangkaian kereta ekspres sudah melaju .
Mulai terlihat perubahan saat rangkaian ekonomi yang dianggap kurang memenuhi standar pelayanan minimal diganti . kereta mulai tertutup pintunya...hahaha saat masih kereta ekonomi pintu hanya sebagai hiasan . 
Mulai dilengkapi fasilitas pendingin AC , mulai diajarin untuk disiplin menjaga antrian saat ingin masuk ke peron atau keluar dari stasiun.Walau terkadang mengalami beberapa kendala . Human error lah namanya. 
Semakin baiknya pelayanan transportasi ini karena dinilai murah ,cepat dan nyaman membuat semakin banyak penggemarnya . 
Beberapa rute ditambah bahkan jadwal perjalannya pun semakin banyak. Dan lagi-lagi harus banyak sabar apabila kereta mengalami kendala dalam perjalanannya. Kalo mengutip ungkapan yang pernah diungkapkan oleh mantan dirut KCJnya." murah kok mau enak " setelah berucap langsung dipelototin oleh mentrinya hehe...becandaan sindiran ternyata membuat pak mentri senang ( mentri kala itu) . 
Dan hari-hari menjelang bulan Ramadhan semakin diserbulah rangkaian ini , dengan membawa komunitasnya untuk berbelanja . Selesai berbelanja dengan belajaan yang sambil diseret-seret memilih jadwal kereta yang sama dengan jadwal penumpang yang pulang beraktifitas di kantor . 
Kenyamanan dan kesabaran kembali diuji saat berperan menjadi Sandra Bullock
Untuk hal ini mohon dong pihak managemen KCJ bisa menindaklanjuti keluhan penumpang yang merasa kenyamanannya terganggu dengan penumpang yang membawa belanjaan melebihi kapasitas hingga untuk berdiri pun butuh tenaga ekstra ( ini uneg-uneg ku)
Hal menarik lain dari moda transportasi ini adalah beberapa rangkaian dari rute tertentu yang dilengkapi fasilitas media iklan visual seperti televisi .Memuat banyak informasi tentang perkembangan kereta hingga kalimat himbauan yang sangat bijak seperti 'dahulukan manula akan tiba saatnya anda seperti mereka ' 
Perjalanan panjang rangkaian comuter akan selalu diharapkan para penumpang setianya . Bravo comuter.

Sabtu, 21 Mei 2016

Merumuskan Tata Tertib

Kegiatan belajar mengajar (KBM) di bulan April ku awali dengan merumuskan tata tertib .
Mengemasnya dengan mengajak siswa/i ku menjadi wartawan yang bertugas mewawancarai beberapa teman di kelas untuk menggali informasi tentang pemahaman tata tertib versi mereka.
Sebelum beraktifitas menjadi wartawan kuarahkan untuk membuat daftar pertanyaan bersama dengan kelompoknya.
Mengembangkan aktifitas linguistik , interpersonal dan logika berpikir untuk berlatih menyampaikan pendapat , menghargai sesama dan merangkai kalimat dalam pertanyaan serta menyusun argumen menjadi pertanyaan lisan dan tertulis.
Aktifitas dilanjutkan dengan menjadi " wartawan " bertanya pada teman di kelasnya tentang segala hal yang berkaitan dengan peraturan .
Beragam jawaban yang diajukan berdasarkan pertanyaan , setelah dirasa cukup kuminta kembali berdiskusi dengan kelompoknya untuk membuat laporan hasil wawancara.
Waktu tatap muka 2 jam pelajaran tak cukup untuk membahas dengan seluruh siswa di kelas agar tercapai kesepakatan tentang peraturan di kelas.
Melanjutkan di pertemuan minggu berikutnya dengan memodifikasi beberapa metode agar tujuan pembelajaran terlakasana dengan baik .
Mengkondisikan kelas layaknya gedung parlemen yang para anggotanya sedang membahas rancangan undang-undang.
Dan meminta 2 orang dari tiap kelompok untuk memaparkan hasil wawancaranya .
Sessi paparan berlangsung dengan baik dilanjutkan sessi tanya jawab semua mengacungkan tangan untuk bertanya dan beragumen . 
Riuh suara , bu saya bu ,saya bu , seakan akan Allah hanya menciptakan mulut untuk berbicara dan tak punya telinga untuk mendengar .
Kutenangkan mereka dengan tak menanggapi satu pun juga yang ingin beragumen , saat keadaan lebih tenang, kembali mengingatkan tata tertib diskusi dan menyampaikan pendapat .
Beberapa pertanyaan dapat dijawab melalui proses diskusi panjang dan cukup alot . 
Mungkin sedikit menyerupai yang dilakukan di lembaga legistatif ketika para wakil rakyat tersebut sidang membahas satu RUU semua ingin didengar mengabaikan toleransi dan kepatutan untuk berbicara dan menyampaikan pendapat , tak salah mungkin ketika remaja melihat contoh para dewasanya juga tak menghargai pihak lain . 
Kesimpulan di dapat beberapa kesepakatan untuk mematuhi aturan . Menjaga perilaku dan ketertiban . Tak langsung percaya dengan anggapan bahwa anggota di kelasnya adalah siswa yang tak bisa diatur ( ketika membahas kesepakatan ini sedang menghipnotis pemikiran negatif )
Tak mencela temannya dan melakukan introspeksi diri.  Dan kesepakatan terakhir adalah tak melanggar aturan .

Minggu, 08 Mei 2016

Kartini Kekinian

Bulan April adalah bulannya Kartini  karena di tanggal 21April selalu diperingati sebagai hari Kartini.
Dengan tujuan mengenang perjuangan seorang wanita muda yang berjuang mengangkat derajat kaum hawa melalui jalur pendidikan .
Melalui kegelisahan yang panjang melihat kaumnya di era tersebut tak diberi kesempatan untuk mengenyam pendidikan . 
Tak hanya Kartini yang berjuang untuk kaumnya , banyak nama pahlawan wanita yang berjasa besar untuk perjuangan bangsa dengan cara perjuangannya masing-masing . 
Kartini era dulu identik dengan kebaya yang mencerminkan budaya bangsa, namun bukan hanya sekedar budaya yang menggunakan kebaya saja yang merupakan kehebatan Kartini .
Kartini era itu memiliki visi jangka panjang untuk kemajuan kaumnya.
Mendirikan sekolah bagi anak wanita pribumi (rakyat miskin) yang kala itu tak diberi kesempatan untuk mengenyam pendidikan , sangat peduli dengan berbagai kejadian yang terjadi di lingkungannya .
Kartini menyampaikan kegelisahannya pada sahabatnya tentang mimpi-mimpi masa depannya tak sekedar curahan tanpa makna seperti yang dilakukan Kartini era kini .
Yang tak akan pernah lupa untuk Up date status disertai dengan berbagai postingan foto .
Tulisan-tulisan Kartini yang berisi mimpi merupakan harapan jangka panjangnya dalam bingkai  pikirannya.
Dan bagaimana dengan Kartini era kini ? Siapkah memiliki pandangan yang berbeda tak sekedar bergaya dengan kebaya

Minggu, 03 April 2016

Sekolah Manusia dan Sekolah Robot

Konsep tentang sekolahnya manusia yang digagas oleh penulis buku trilogi " Sekolahnya manusia, gurunya manusia dan orang tuanya manusia " sedikit banyak sudah mulai dipahami oleh putra bungsuku.
Ajang kumpul saat makan malam biasanya terjadi komunikasi yang menyenangkan .
Ketika cerita -cerita kritis yang terjadi dalam suasana di sekolah .
Percakapan ringan yang dilakukan dengan guru bahasa Indonesia membuatku tersenyum . Saat guru nya bertanya kenapa disebut dengan sekolahnya manusia lugas putraku menjawab sekolahnya manusia adalah sekolah yang menghargai apapun hasil  karya siswanya sesuai pemahamannya bukan sesuai pemahaman gurunya.
Tersadar sang guru langsung menimpali , oh seperti waktu kamu membuat puisi tentang empang ya ' sahut gurunya ketika memberi tugas untuk membuat puisi tentang pemandangan alam .
Sekolah manusia dan sekolah robot sesuai dengan pemahaman putraku , sekolahnya manusia menghargai semua karya siswa sesuai dengan pemahaman siswanya , ketika jawaban yang diberikan tak sesuai dengan arahan gurunya manusia bisa menggalinya.
Sementara sekolah robot , guru akan langsung menyalahkan ketika siswa memberi jawaban  yang tak sesuai arahan gurunya dan tak mencari tau sejauh mana alasan siswa dengan jawaban tersebut

Ketika Keramahan Semakin Memudar

Ibu, aku kangen pengen curhat , begitu ungkapan chat di sosmed.
Kenapa nak tanyaku melalui jaringan pribadi .
Mengalirlah ceritanya yang sedikit tertekan dengan sikap guru pembimbingnya yang tidak memahami keadaannya . Jangankan memahami mengenal pun belum tentu ...mungkin.
Dia gak kayak ibu dilanjutkan lagi ceritanya . ups kujawab cepat . Setiap orang berbeda nak dan tidak ada orang yang suka dibanding-bandingkan . iya sih .
Terus ada keluhanmu nak lanjut pertanyaanku.
Diungkapkan tentang ketertekanannya karena sang pembimbing yang diharapkan bisa memberi ketenangan malah berperilaku menekan bahkan menyindir. Mematikan semangat dan motivasinya .
Aku cukup mengenal anak didikku ini meski saat ini tak lagi belajar di lembagaku .
Semangatnya sangat luar biasa . Si mungil yang dulu sering digotong teman-temannya karena memiliki riwayat maag yang kronis.
Semangatnya ditunjukkan dalam aktifitas fisik dan dengan membuat kesepakatan silahkan ikut kegiatan dan harus ingat makan .
Dijawab dengan anggukan kepala tanda setuju .
Tak mungkin dilarang ketika minatnya mengarah ke arah aktifitas fisik.
Hanya dibutuhkan dialog untuk memahami kemauannya.
Proses memahami tak selalu berjalan mulus berbagai faktor dan tuntutan membuat jarak dan keramahan semakin terbentang .
Si pembimbing menuntut dan tak belajar memahami hingga mengabaikan keramahan
si pelajar tertekan berharap dipahami .

Minggu, 27 Maret 2016

Ada Apa dengan mu nak ?

Ada apa dengan mu nak ?
Ketika dahulu begitu semangat bercerita tentang beberapa informasi saat pulang sekolah .
Semua diceritakan dengan ekspresi antusias dan mata berbinar-binar .
Berbeda ketika sejak memasuki masa abg ,
Rasa antusias mulai terkikis
Ungkapan tak tertarik dan bingung dengan yang dipelajari saat ini.
Tak terpikir olehku mengatakan anakku tak bisa menjawab soal-soal ujiannya .
Apabila meminjam kebiasaan para ibu-ibu yang aktif untuk pamer dengan prestasi anaknya. 
Anakku pun pernah mengalami masa gemilang dan membanggakanku sebagai orang tuanya.
Dengan nilai ujian akhirnya yang memperoleh nilai sempurna . 
Mencoba menggali informasi dengan dialog yang tak menggurui , terkuaklah misteri mengapa anak kebanggaan ku mengalami kemunduran dalam akademiknya saat memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi . Pengajar di kelas nya mengajar seperti seorang dirigen yang memukul-mukul meja dan berteriak nyaring. Terkadang bertindak seperti hakim yang suka memberi hukuman pada siswanya yang menjawab pertanyaan tak sesuai dengan buku paket yang digunakan. Amboi...mati gaya si pengajar menghadapi siswa/i yang kritis.



Rabu, 09 Maret 2016

Menguji Netralitas

Nasi telah menjadi bubur begitu bunyi pepatah yang bernada penyesalan , namun bukan berarti buburnya tidak bisa dibuat menjadi sedap kan ? 
Pepatah itu aku rasa cocok untuk menggambarkan kejadian yang dialami bersama dengan siswa/i ku. Rentetan kejadian yang berakhir dengan perselisihan.
Berawal dari foto angkatan kegiatan yang biasa digagas oleh siswa yang tergabung dalam angkatan tersebut. Semua ingin menunjukkan kebenarannya . 
Harapanku mereka akan punya cerita dengan teman sesama remajanya tak disambut baik dengan alasan sepele , "tak diajak, panas bu "
oh anakku dengan sedih tak berucap kututup koment dengan menarik nafas dalam dalam. Mencoba untuk menghormati keputusan mereka . 
Dan tak berselang lama rentetan pertanyaan ditujukan kepadaku kenapa anaknya gak ikut bu ,
gak mau bergabung dengan kami , kami gak sederajat ya bu ...
Tak mampu memberi jawaban yang memuaskan kusampaikan pernyataan maafku mewakili siswa bimbinganku yang aku sebagai wali kelasnya.
Jiwa remaja yang bergejolak masih tak puas dengan permohonan maafku dan berlanjut saling serang di sosial media.
Prihatin dan membuat migrenku kumat .
Menguji kesabaran dan netralitas profesi. Yang menolak bergabung adalah anak-anakku .
Sementara harapan besar sebagai pembimbing adalah memberi cerita indah di masa remaja dengan teman-teman seangkatannya .
Ujian besar bagiku untuk netral dan tak berpihak.
Benar katakan benar dan ketika melakukan kekeliruan beri arahan yang baik.
Ungkapan manja bernada kedekatan, walikelas kami gak nyuruh kok hmm anak bimbinganku yang luar biasa semua harus berdasarkan perintah dan arahan wali kelasnya .
Di satu sisi berperan sebagai wali kelas yang secara tak tertulis punya tugas membela siswa bimbingannya namun di sisi lain diriku miliksemua siswa yang punya hak juga mendapat pelayanan dan perhatian yang sama
Di awal Maret anak-anak hebat ku benar-benar mengajarkan kepadaku  tentang netralitas dalam bersikap, kebesaran hati untuk mengakui kekeliruan tetap berpikir positif menghadapi setiap masalah dan mengajarkan cara mengambil hikmah dari setiap kejadian . Terima kasih

Saat komunikasi terhambat

Komunikasi adalah bagian penting dalam kehidupan manusia .
Merujuk definisi komunikasi adalah saat mana seseorang atau beberapa orang menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan  atau orang lain. 
Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
Tak jarang kesalah pahaman terjadi sebagaimana persepsi yang dirasa oleh penerima dan penyampai pesan.
Berawal dari harapan menunjukkan identitas angkatan melalui foto bersama tak disambut baik karena hambatan komunikasi yang terjadi berdampak panjang dan melelahkan.
Harapan bisa menjadi bagian dalam cerita masa remaja ternyata tak semua remajaku berpikiran sama . Dengan argumen tak diajak tak diberi informasi sementara dari pihak yang mengajak mempunyai argumen berbeda .
Sedih dan kecewa karena berdampak perselisihan yang konyol . Semua anakku semua bimbinganku , namun ketika keegoisan yang berbicara semua merasa paling benar .
Niat awal untuk bikin kompak atau solid sesuai bahasa abg , mau gak mau harus direnungkan .
Berpikir keras untuk menyelesaikan dan mencari solusi terbaik agar semua belajar untuk saling memahami .
Bukan tugas mudah ketika persepsi masih berbeda tapi tetap harus dilakukan agar komunikasi berjalan efektif .
Proses pembelajaran yang amat mahal ketika komunikasi terhambat menyebabkan banyak efek negatif yang terjadi . 

Loyalitas dan Profesional ...???

Selalu terpikir dalam benak pikiran saat menanda tangani DP3 bagaimana sih kategori loyalitas dalam pekerjaan . 
Loyal ditujukan pada siapa ya ? 
Pada pejabat pemberi kebijakan atau kepada pekerjaan itu . 
Karena hampir setiap tahun ketika waktunya menanda tangani DP3 pertanyaan tersebut selalu berulang . Kejadian yang sama mempertanyakan penilaian pada aspek loyalitas , yang sekarang diganti menjadi aspek orientasi pelayanan . 
Dan saat bertahan untuk mempertanyakan tentang penilaiannya . 
Jawaban subjektif yang diperoleh . 
Oh ...ketika loyalitas dan profesional masih dinilai sebatas like and dislike.

Minggu, 28 Februari 2016

Teriakan bahagia ...

Kebahagian anak adalah kebahagiaan orang tua . 
Kuungkapkan pada rekanku yang punya jabatan sebagai wakil kurikulum. 
Ketika yang bersangkutan ingin mengumumkan tentang pembatalan pendalaman materi (PM) selama uji coba ujian nasional berlangsung. 
Nanti ajalah ngasih pengumumannya katanya lagi. Sekarang aja paksaku , kan seru denger teriakan siswa yang bahagia karena pm ditiadakan . Ah nanti jadi rame kelas kata wakil memberi alasan . Kujawab lagi gak suka apa liat anak bahagia . Ketika anak tertawa bahagia ada energi yang disalurkan pada kita orang dewasa sehingga orang dewasa pun turut merasakan kebahagiaan . 
Kenapa begitu mudah melupakan saat-saat bahagia ketika melihat senyum , canda tawa dan gurauan anak-anak . 
Padahal dalam diri setiap individu ada sisi anak-anak, sisi dewasa juga sisi orang tua . Seperti teori yang dikemukakan oleh Erick Berne dengan pendekatan analisis transaksionalnya .
Sesekali melupakan perilaku yang menjaga jarak dan wibawa saat berada dalam dunia anak-anak agar terjadi kedekatan emosi yang baik

Kacang lupa kulitnya

Pepatah kacang lupa pada kulitnya adalah pepatah yang biasa terdengar untuk menyebutkan seseorang yang melupakan asal usulnya . Mungkin akan berbeda ketika seseorang memang tak pernah tahu asal usulnya dan biasanya orang itu akan berusaha untuk mencari tahu asal usulnya .Siapa dan darimana dia berasal .
Ironis dan miris sekali saat seseorang tau dari mana dia berasal dan paham keberhasilannya yang saat ini dinikmati juga dari asal tersebut tapi masih menjelek-jelekkan asalnya. Lupa keberhasilannya karena asalnya. Memberi label negatif pada asalnya .Mungkin berasal dari situ awal mula pepatah tersebut.

Kegelisahan menjelang UN

Persiapan siswa/i diakhir masa studi dalam setiap jenjang selalu dibarengi dengan doktrin yang berbau nasehat . "ingat tinggal 2 bulan lagi , ingat UN sudah bisa bisa dihitung dengan jari ..dan banyak kalimat yang bernada seperti itu.Mengingatkan kah atau menakuti ?
Kejadian tak mengenakkan terjadi pada putriku juga siswa/i ku . Stres menghadapi stres menjelang UN. Saat Try out berlangsung di malam harinya mengigau dan berteriak tak bisa tidur , memandangi tembok kamar yang dilihat soal-soal rumit yang bikin pusing , memandangi langit-langit kamar bayangan soal menari-nari dengan riangnya.Memejamkan mata bayangan soal tersebut menjulurkan lidah seakan mengejek hingga akhirnya menjerit panik.
Tak berbeda dengan yang dialami oleh siswa/i bimbingan ku . Dengan mengganti istilah try out menjadi UCUN (uji coba ujian nasional ) bayangan menakutkan tentang UN disingkapi dengan cara yang berbeda. Menghadapi argumen mereka ketika kedapatan membawa kunci jawaban adalah kami ingin mendapat nilai baik bu pengen bisa bikin bangga orang tua . Oh dengan cara instan nak , kataku . Yang penting bisa bikin orang tua bangga bu . ups ...pr besar ku ini batinku dalam hati . 
Menanamkan tentang kejujuran , kepercayaan diri dan menghargai hasil usaha sendiri. 
Renunganku saat terjadi hal-hal seperti ini , selalu berulang kegelisahan menjelang UN . Begitu mengerikan pendidikan ketika yang didapat di akhir masa studi harus melewati tahap stres terlebih dahulu . Memberi berbagai kemudahan di awal namun doktrin yang menakutkan di akhir masa . 
Mengapa tak dibuat lebih humanis dengan mempersiapkan mental dan emosi untuk kesuksesan  maupun kegagalan .Mengajarkan tentang kejujuran, kepercayaan diri dan menghargai usaha sendiri . Karena ketika sukses pun akan ada konsekuensi yang harus dialami . Yang terjadi selama ini hanya menggiring pada kesuksesan sehingga ketika mengalami kegagalan merasa kiamatlah dunianya

Sabtu, 20 Februari 2016

Debat aktif tentang "Nyontek "

Mengawali bulan Februari dengan membahas materi yang sangat dekat dengan kehidupan siswaku. Keuntungan dan bahaya menyontek.
Beberapa penolakan dan pengingkaran ketika ada dalam kelompok yang langsung kubagi menjadi 2 kelompok besar berdasarkan posisi tempat duduk mereka. " bu , saya pindah ke kelompok yang pro nyontek ya " kuangkat alis mataku , menjawab sambil nyengir , "ah ibu kaya gak tau saya aja . "
Begitulah dialog singkat yang terjadi sebelum kegiatan debat dimulai .
Menolak berada di kelompok yang kontra nyontek karena merasa selama proses kbm tak selalu jujur dalam menjawab soal-soal tertulis saat ujian .
Jadi ingat meme tentang nyontek



ya benar sekali ,memang seperti itulah yang terjadi .
Ketika debat dimulai kelompok kontra (menolak) nyontek berargumen nyontek itu gak baik dan dosa juga merugikan diri sendiri dan beragam argumen yang idealnya memang tak dilakukan .
Tak kalah sengit argumen balasan dari kelompok pro nyontek , merugikan bagaimana justru kita dapat nilai bagus dan itu kan bisa bikin orang tua bangga . wow argumen yang menamparku sebagai orang tua juga guru.
Ketika nilai dan peringkat lebih dihargai dibanding proses kbm yang jujur maka akan terus berulang kebiasaan buruk menyontek .
Dilema ketika berusaha memberi nasehat untuk mengharamkan menyontek argumen kritis diungkapkan oleh siswa/iku " Kalo kita jujur dan dapat nilai jelek jangan dong kami dimarahin , hargai hasil usaha jujur kami . Ups tak mampu berkata apa lagi menyanggah

Mawar Merah dan Pink

Sering memberi kode ketika melihat penjual kembang mawar berdiri menantikan pembeli di malam Minggu ketika sedang menyusuri jalan margonda. Sambil mata melirik kiri dan kanan.
Beberapa kali melihat penjual kembang tersebut dan selalu memberi kode hingga berpikir tak peka , saat malah berucap " emang sekarang tanggal berapa , ada moment apa ? "
Sambil jengkel kujawab asal .." Holoween "
Cekikikan geli terdengar dari bangku belakang disertai celetukan , " ih ayah , bunda udah ngode juga "
Berlalu dan tak berharap lagi dengan mawar merah atau pink.
Hingga tak diduga saat menunggu berdoa bersama untuk memperingati pertambahan usia , tunggu ayah juga punya kado untuk bunda ...bergegas mengambil mawar merah dan pink yang sudah disiapkan .
HEhe... makasih ayah . lop U

Minggu, 31 Januari 2016

Memaknai rezki

Pertambahan usia selalu dibarengi dengan berbagai peristiwa .
Terkadang menyenangkan adakalanya mengharu biru perjalanan hidup .
Hingga mempertanyakan pada sang pencipta , 'kenapa aku , apa salahku '.
Aku lakukan semua perintah tetapi kenapa aku ...???
Jawaban tak serta merta langsung diterima , layaknya seperti kuis .
Coba lagi anda belum beruntung saat mendapat cobaan yang dianggap gak adil berdasarkan kacamata manusia .
Layaknya kodrat manusia semua yang didapat inginnya yang terbaik , terhebat , terenak , terbagus, terindah dan semua serba ter....
Walau minim rasa syukur ..menuntut dan menuntut saja yang bisa dilakukan .
Terbersit pemikiran negatif tentang adil versi manusia .
Ketika kesadaran akan rasa syukur menghampiri .
Tuhan bekerja dengan banyak cara agar hambanya mampu memaknai rezki anugrah dan keberkahan hidup . Fa bi ayyi aalaa-i Rabbikuma tukadziban .
Nikmat Tuhan tak selalu dalam bentuk kesenangan dan kelapangan .
Tapi Tuhan memberi anugrah akal dan rasa untuk bisa mensyukuri dan mengambil hikmah atas setiap kejadian yang menimpa manusia.

17 tahun bu...???

5 hari menjelang hari jadiku siswaku bertanya . " ibu mau ulang tahun ya ?".
Aku tak menjawab dan hanya tersenyum .
Dilanjutkan dengan pertanyaan dari siswa yang lain , " yang keberapa bu " .
Kujawab spontan seperti yang sudah -sudah ketika ada pertanyaan yang menanyakan usiaku
17 tahun kataku sambil berlalu di kerumunan tangan-tangan yang menyalamiku.
Ditahan oleh seorang siswa yang cukup kritis menanggapi jawabanku yang asal-asalan .
"17 tahun kok udah punya anak 2 bu "
ups...salah jawab nih ....

Iklan bahaya rokok

Mengakhiri KBM di bulan Januari 2016 dengan materi membuat iklan bahaya rokok .
Minggu awal melakukan debat aktif tentang rokok dan bahaya nya , seru rame dengan argumen-argumen khas remaja yg sering kali memaksa pendengar untuk memahami argumennya dengan kalimat "ya gituu deh "
Setelah itu menjelaskan tentang bahaya rokok dengan tayangan power point dan video dampak rokok terhadap kesehatan . 
Dan masih melanjutkan materi rokok dengan memberi tantangan membuat iklan tentang bahaya rokok . 
Memberi kebebasan tiap kelompok untuk memilih anggotanya , mendiskusikan materi iklan yang akan ditampilkan .
Beragam pernyataan yang keluar dari lisan mereka ,mau bikin drama , gambar karikatur , video , nyanyi, puisi dll. kuanggukkan kepala menyetujui ide gagasan yang disampaikan . 
Dan hari ini ...tak sabar ingin menyaksikan mereka berkreasi . Ketika pagi hari bertemu sebelum KBM di mulai ternyata sama antusiasnya aku dan mereka 
" Bu , nanti ibu masuknya jangan terlambat ya ," " siap , laksanakan , jawabku sambil tersenyum


 Presentasi iklan bahaya rokok 








 

Rabu, 27 Januari 2016

Galeri Belajar

Mengajak belajar kepada peserta didik bukan pekerjaan mudah. Malas-malasan wajah cemberut keluhan capek ,bosan gak ngerti gak bisa adalah hal yang biasa diungkapkan oleh siswa/iku. Generasi digital aku biasa menyebut mereka . Metode catat buku sampe abis tak lagi bisa digunakan.
Ajak mereka browsing tentang sesuatu pasti matanya langsung berbinar , teriakan halus terdengar " hore ...boleh buka HP"
Saat menyusun rencana pembelajaran untuk KBM tahun ajaran ini , mengumpulkan berbagai data informasi tentang karakteristik kelas , kebutuhan dan moment yang akan dihadapi oleh siswa/i bimbingan ku.
Memodifikasi antara kebutuhan siswa , tujuan memberi materi dan metode mengajar yang akan digunakan . Membaca banyak buku rujukan adalah kegiatan rutin menjelang pengerjaan RPP satuan layanan .
Hingga keputusan ku bulat menggabungkan dua metode mengajar membuat mind map mata pelajaran yang dilakukan dengan kelompok yang beranggaotakan 4 orang untuk membahas satu pokok bahasan materi . Tiap kelompok kuberi tantangan membuat 2 materi yang berbeda dengan kelompok yang lain.
Kegiatan pertama selesai . Semua harus dapat memahami pesan yang ingin disampaikan tentang materi yang di buat dalam bentuk mind map .
Dan mulai menggabungkan metode yang lain..." Galeri Belajar "aku menyebutnya . Kutempelkan hasil karya anak bangsa berupa mind map mapel yang berbeda dari tiap kelompok .
Selanjutnya kukondisikan kelas sedang mengunjungi galeri . Galeri belajar judulnya .
Menariknya ketika sessi tanya jawab di mulai setiap kelompok bertanya kepada kelompok lain berkaitan dengan mind map nya. Dimulailah terjadi diskusi menjelaskan dan saling melengkapi . Menarik dan menyenangkan ketika belajar ketika peserta didik dilibatkan sebagai subjek pembelajar.