Sabtu, 22 Oktober 2016

Krisis...

Minggu yang berat ketika harus menangani permasalahan siswa berkaitan dengan perselisihan . 
Semua pihak merasa yang dilakukan adalah yang paling benar. 
Masa remaja yang menurut istilah pakar merupakan masa penuh gejolak, pencarian identitas diri, ingin tampil beda,ingin jadi pusat perhatian dll. 
Mirisnya yang dilakukan agar diperhatikan terkadang melakukan perilaku negatif. 
Mulai lunturnya tentang etika dan kesopanan menambah panjang gelengan kepala orang dewasa ( guru dan orang tua ) karena perilaku yang mengejutkan yang dilakukan oleh remaja. 
Krisis identitas yang terjadi mungkin juga disebabkan oleh menipisnya keteladanan yang bisa ditunjukkan oleh orang dewasa.
Remaja era digital mengalami banyak loncatan dalam kehidupannya. 
Perubahan gaya hidup , status sosial ekonomi , pola komunikasi turut mempengaruhi pola asuh dalam keluarga. Sebelum era digital hubungan dalam keluarga biasa dilakukan dengan komunikasi tatap muka.
Dan di era digital sangat sulit mencari waktu yang pas untuk bertatap muka.
Jadilah remaja edisi kekinian yang selalu galau dan gusar dalam menghadapi masalah .
Ketika berhadapan dengan lingkungan yang tak nyaman perilaku yang ditampilkan adalah menyalahkan pihak lain , lari dari masalah dan tak bertanggung jawab . 
Terkadang faktor kecil pun dapat menggugah emosi menjadi perilaku agresif yang merusak . 
Dari saling lirik saat berpapasan , obrolan yang teramat berisik di transportasi umum, status di medsos yang memancing pemikiran tertentu dan banyak hal yang lain lagi . 
Untuk kemudian beralasan harga dirinya diinjak-injak . Oh remaja sudah demikian menipiskah rasa kasih sayangmu 
Solidaritas tak ditempatkan pada situasi yang tepat. 
Saat terjadi perselisihan dengan pihak lain yang bukan dari golongannya teramat mudah bersuara demi solidaritas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar