Jumat, 07 Oktober 2016

Special Moment..

Special moment hari ini tidak terjadi di kelas namun di ruang konseling . 
Bilik kecil berukuran 1,5m x 1,5 m dalam ruangan besar berukuran 6x4 m terletak di pojok bersebelahan dengan tempat sholat. Banyak cerita yang terjadi di ruangan ini. Dari tangisan histeris, terisak-isak. 
Tawa ngakak atau tersenyum malu-malu. Diam seribu bahasa hingga celoteh yang saling bersahutan. 
Tak pernah bisa diduga dari waktu ke waktu , menit ke menit. 
Ada yang datang dengan sukarela dan langsung bercerita . 
Ada pula yang datang dengan langkah ragu-ragu masih dibayangi paradigma lalu 'masuk ruang BK berarti bermasalah'
Hari ini diawali dengan aktifitas rutin melanjutkan penyelesaian masalah episode kemarin yang belum tuntas. Memanggil beberapa nama yang sebelumnya meminta ijin dari guru yang mengajar di kelas tersebut.
Ruangan menjadi saksi bisu dari pembahasan masalah yang dihadapi . 
Dari nada suara lembut hingga harus sedikit mengencangkan volume lebih keras berharap paham dengan penjelasan panjang dan lebar. 
Ada proses tarik ulur untuk tak melanjutkan penyelesaian masalah dengan melibatkan orang tua . 
Seperti terkunci dalam ruangan satu selesai lanjut dengan tamu yang lain hingga waktu pun terus bergulir. 
Di waktu tugas hampir berakhir hari ini dengan sisa energi yang terkuras dan berharap cepat diisi asupan gizi. Masih harus menerima tamu orang tua yang bercerita dapat telepon dari putrinya yang menangis terisak-isak. Khawatir ..pasti dong. Putri tunggal yang terbilang belia dan sudah tak berbapak . Sang ibu cukup protektif tapi tak memanjakan. Ketika putrinya kutanya sambil terisak menjawab "saya diganggu kakak kelas dari pas uts duduk sebangku"."Kakak kelas itu bilang kalo gitu kita putus aja".Aku dan ibunya sempat heran dan bertanya kamu pacaran ? Menggeleng kencang sambil menangis ," enggak tapi aku gak suka dia ganggu aku."Agar tak berlarut kutanya , " kita selesaikan ya , boleh ibu panggil dia kesini tanyaku . Menjawab dengan mengangguk.
Tak lama berselang hadir dihadapan ku remaja putra terbilang rupawan , " ibu manggil saya ,'tanyanya. Kusebutkan nama dan kelas dan dia mengangguk . Dari tampilan tak terlihat sebagai siswa yang dalam "bermasalah " . Sebelum masuk keruang konseling kupelototin dia dan bertanya , kamu apain anak saya ," dengan wajah digalak-galakin . Dan siswa ku hanya tersenyum . 
Masuk keruang konseling kutanya pada siswi ku , " ini orangnya ?" Siswiku hanya mengangguk dan cemberut. " Kamu apain dia tadi , " kutanya pada siswaku . Dijawab lugas , saya tadi main ke kelasnya bu, terus saya duduk disebelahnya , saya sapa dia , udah lama gak ketemu ya , dia malah nagis bu. Aku melirik ibunya dan kami berdua hanya bisa menahan tawa . 
Kuberi isyarat untuk berbicara dengan siswaku di ruangan yang berbeda. 
Kutanya, " ada maksud apa kamu mengganggu dia" . "Gak bu , saya suka liat dia kayak anak kecil , saya gak punya adek perempuan bu." " oh begitu sambungku . " Kamu tau nak , dia anak yatim . Ketika kita dengan sengaja membuat anak yatim bersedih kita berdosa loh." Termenung dan berkata , " saya gak mau buat dia bersedih bu cuma mo temenan." " Ya tapi ternyata gak semua orang bisa paham dengan becandamu nak.Lalu menurutmu apa yang mo kamu lakukan , tanyaku." " saya mo minta maaf bu " . " Berani , tanyaku . " iya bu saya salah udah bikin dia sedih " Ok mari ajakku . 
Saat kembali bertemu siswiku masih dengan wajah cemberut melihat siswaku masuk dan duduk disampingnya . "Kusampaikan maukah siswiku menerima maaf temannya dan adakah prasyaratnya".  Kembali siswiku menangis dan terlihat masih  jengkel . Kuminta siswaku untuk meminta maaf kepada siswiku dan berjanji tak akan mengulanginya .Dijawab hanya dengan anggukan kepala masih terdengar isak tangisnya . Lalu kuminta siswaku untuk bersalaman , jawaban sangat diplomatis ," belum muhrim bu." 
Kuanggap sudah selesai kutanya pada ibunya apakah ada bekal makan yang dibawa karena kutau siswiku sukar makan apabila tak disuapin , dan coba menawarkan diri ," mau ibu suapin makan?" hanya menggeleng
Terdengar suara dari siswaku bertanya kalo aku yang suapin mau gak ?" Aku dan ibu siswiku langsung melotot dan berkata " Ih jangan mulai lagi deh dan siswaku hanya tersenyum menggoda .
Hmm jadi ingat zaman remaja ...special moment yang menyenangkan .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar