Minggu, 20 Desember 2015

Rekayasa dan Pencitraan

Rekayasa dan pencitraan adalah dua hal yang sangat dekat dalam hidup masyarakat Indonesia .
Budaya ABS begitu menyatu dalam setiap sendi kehidupan .
Mengumpulkan kelompok untuk satu kata menjadi hal yang sangat biasa
" yang bagus-bagus aja ya kasih infonya "
Dan pencitraan kata-kata yang saat ini sangat mudah diucapkan , menghilangkan rasa apresiasi terhadap sesuatu .
Ketika yang melakukan adalah 'pimpinan'semua menjadi 'baik atau setidaknya dianggap baik .Tak perduli dan selalu ingin dipuji oleh atasannya lagi . Merupakan tipe-tipe pencari "pencitraan "
Sejujurnya tak setuju dengan kalimat sudah budayanya begitu . Sepengetahuanku budaya adalah hasil cipta karya manusia yang memiliki daya manfaat untuk lingkungannya.
Tapi ternyata semua berbalik di zaman ini . Sedikit khawatir dan terkontaminasi dengan pemikiran pencitraan.
Semua melakukan hal positif karena ingin dinilai dengan citra baik walau harus dilakukan dengan rekayasa.

Maju Kena Mundur Kena


Maju kena mundur kena seperti judul filmnya warkop DKI .
Menimpaku hingga membuatku geleng-geleng kepala .
Ketika memutuskan maju terbayang adalah penilaian yang bernilai " evaluasi " baik itu berjalan baik ataupun mengandung resiko negatif.
Tak terpikir untuk memberi apresiasi . Mungkin karena kelemahanku memoles laporan yang baik-baik saja ...' asal bapak senang'.
Ketika memutuskan mundur terbayang adalah kekecewaan wajah-wajah polos pemilik masa depan yang keinginannya tak terakomodasi .
Semakin menyadari keterbatasan manusia melalui teori hirarki kebutuhannya Abraham Maslow .
Maslow berpendapat kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan di tingkat lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi .



Merasa yang dilakukan telah sampai pada tingkat kebutuhan yang ke 5 namun ketika tak memperoleh penghargaan dan apresiasi maka yang terjadi adalah maju kena mundur kena

Sabtu, 12 Desember 2015

Kucing dan Matematika

Kucing dan matematika adalah 2 hal yang sama-sama tak begitu berkesan bagi hidupku . Aku tak begitu menyukai binatang yang katanya hewan kesayangan nabi Muhammad SAW.
Bagiku kucing adalah hewan yang teramat biasa tak menarik perhatianku kecuali suaranya yang mengeong meminta perhatian, Yang kuingat dari kucing adalah hewan manja dan ,malas suka mencuri bekal makan siangku . Ketika pintu ruangan tak tertutup rapat dan manakala kembali dari mengajar atau aktifitas lain mencuci tangan untuk menyantap makan siang ...jreng bekal makan siangku telah terkoyak-koyak dengan sempurna ....oh tanggal tua sengaja membawa bekal dari rumah biar hemat (padahal bokek) harus sabar dengan perilaku kucing.
Hal kedua yang kuingat dari kucing adalah penghasil kotoran ter" sopan "di halaman sekolahku. Populasinya yang cukup besar membuat halaman sekolah yang diisi dengan lapangan basket ,voli , bulutangkis menjadi area yang sangat di gemari oleh gerombolan kucing karena dipinggir ketiga lapangan tersebut banyak pasir juga rerumputan dan pohon-pohon . 

Sedangkan matematika adalah hal kedua yang gak berkesan karena setelah aku dewasa sekarang ini ( gak mau ngaku tua )aku menyadari tak cerdas matematika tapi tak lantas membuatku berkecil hati . 
Aku tetap bisa hidup dengan kecerdasan interpersonal , intrapersonal dan linguistikku 
# teori multiple Intelligence.
Ingat kok aku zaman SMP dan SMA pernah belajar matematika dengan beragam kategorinya , aljabar, aritmatika, logaritma, trigonometri ...belajar tapi gak nyantol blas.
Saat ujian bisa jawab dan faktor lucky nilainya bagus. Alhamdulillah lulus dan bekerja yang berhubungan dengan banyak individu . Ilmu matematika dengan beragam kategorinya tak menambah penghasilanku . Kukayakan diriku dengan menanam kebaikan lewat interpersonal , intrapersonal juga lewat linguistik baik lisan maupun tulisanku .Tak berbentuk materi ( uang ) tapi bisa membuatku bahagia dan sangat bahagia . 

Aku ingin bercerita tentang kucing dan matematika , 
Saat mengawasa UAS di salah satu ruangan ujian sebelum memulai mengisi LJK ( lembar jawaban komputer ), siswaku bersiap untuk menjawab soal . Tiba-tiba terdengar meong...meong . Semua terbelalak menyadari seekor kucing ada dalam ruangan ujian. 
Cerita tentang matematika dan kucing belum selesai .45 menit menjelang UAS berakhir tak disangka si kucing kembali mengeong dan nangkring diatas meja salah satu siswaku . Mencoba menarik kertas ujian seakan-akan ingin ikut menjawab soal matematika tersebut. Bersama dengan siswa kucoba mengusir si meong keluar ruangan . Tak sampai 5 menit si meong kembali mencoba mengganggu siswaku , seperti orang gila aku berbicara sendiri kepada si kucing , " udah dong jangan ganggu lagi , nih masih ada soal yang sisa kalo mau ikut ngerjain , kataku . Tak diduga si meong ngeloyor pergi menjauhi kelas ...haha kucingpun phobia matematika

Rupa-rupa Fulffinitas


Anakku 34 beragam dan rupa-rupa wajahnya. Menyenangkan berkenalan dengan mereka .
Adel anak pertamaku sesuia dengan susunan absen di kelas, manis , ceria terkadang iseng.
Adisty lebih kalem dari kakaknya tapi suaranya dahsyat.
Amaranggana mulai terlihat sedikit lebih tinggi walau masih sering diledek
Auralia anak tunggal yang manja dan peduli dengan kegiatan sekolah
Anisa biasa dipanggil mbak Ica sering jadi korban keisengan teman-temannya
Bagus Alfian biasa dipanggil Alpin biasa juga digombalin sama Indira
Brijul si ketua kelas yang gak pernah bisa serius
Chaska juga biasa digombalin Indira, bukan begitu In
Dean mulai terlihat lebih mandiri
Dito wah anakku yang paling hobi teriak dan rame
Farah tipe orang yang cukup bisa diandalkan
Fauzan si ganteng yang cukup jadi rebutan
Gita si ceria yang segala kalimat bisa didangdutin
Karien cukup strong untuk jadi "Sandra Bullock"#Speed 1
Indira si kiting yang gak bisa diam , bahasanya #yaela
Laili administrasi yang bisa diandalkan kalo gak ada dia bisa perang sama wali kelas tetangga deh.
Maharani Zhafira, fira biasa dipanggilnya ceria juga serius ...ehm sama itu tu
Tasya tinggi bongsor tapi manja dan moodian.
Erico sering diisengin tapi selalu tabah untuk beradaptasi .
Hiro paling hobi buat catatan dengan gambar, ro pjnya mana
Adit , konyol rame heboh cocok berperan dalam MIB
Alif sedikit temperamen tapi cukup tabah
Arkan semua langsung teriak ..ngaku-ngaku deh , cool , tenang bikin penasaran
Nabila A satu dari tiga nabila , ceria tapi sering gak pede
Nabila Khaerunisa ...Kubil nama topnya , suaranya kaya anak kecil sedikit sensitif
Na U yang ini seri ketiga dari nabila , cuek , kritis cukup peduli
Novi Julianty , ngetop dengan panggilan pijul pemalu dan cukup tekun belajar
Rasya , cuek dan kritis
Revita sedikit manja dan gaya anak-anak
Risna , na pjnya ya
Salsa anak kesayangannya PBB
Fifi , cuek iseng bertenaga kuli ...info yang akurat
Trio , serius bisa juga kocak
Zahra bungsuku yang paling kalem

Minggu, 06 Desember 2015

The 2ND Independence Day...

The 2ND Independence Day...judul dari pentas drama yang ditampilkan oleh Fulffinitas . 
Ditampilkan di halaman sekolah SMP N 40 Jakarta . Disaksikan oleh lebih 800 pasang mata yang sangat antusias, Hingga melewati batas penonton . 
Dukungan dari orang tua gak mungkin bisa diabaikan  dan ucapan terimakasih bagi team IT yang bekerja sangat luar biasa.Kekompakan kelas yang selalu bisa menenggang hingga tak egois maunya keinginan sendiri yang harus dituruti patut diacungkan jempol . 
Kerja ini kerja team ...kerja kelas ...kerja kita semua.. Dan sukses milik kita semua . Milik orang tua, milik kelas ...
     

Sabtu, 05 Desember 2015

Detik-detik menjelang Coming soon....


Detik-detik menjelang coming soon , mendadak keringat dingin, heboh, panik..kunikmati setiap keluahan yang terlontar dari celotehan abgku.
Detik-detik menjelang coming begitu menguras energi tak hanya bagi pemain.
Bagi pencetus idepun terkena imbasnya , tak nyenyak tidur hingga tiap jam terjaga memastikan semua baik-baik saja. Berpikir mundur...??? Oh tidak itu bukan kami....begitu pesan yang kutangkap dari ekspresi yang nampak. Kekompakan kelas teruji. 
Meski layaknya awal komitmen ada beberapa perbedaan prinsip. 
Mendampingi mereka latihan merupakan energi bagiku.







Patuh dan tunduk dengan arahan sutradara .
Acungan jempol untuk sang sutradara yang rangkap jabatan sebagai penulis skenario juga pemain
Dan terasah kemampuannya dalam mengayomi teman-temannya . Semoga cita-citanya yang ingin jadi 
Polisi yang bertugas mengayomi masyarakat dapat terwujud. Aamiin

Bermacam karakter ada di kelas Fulffinitas 9.2 , minoritas tak jadi halangan untuk bersosialisasi .
Kusampaikan dengan bahasa yang sangat halus , "hargai temanmu , dia bagian dari kita . Kita keluarga nak".
Menenangkan mereka butuh energi ekstra, saat baper menyerang entah karena PMS, kelelahan atau apalah namanya , kutenangkan dengan usapan kasih ibu. 
Ketika kelas yang lain mengibarkan bendera putih tanda menyerah karena tak mampu mengakurkan perbedaan kumaknai itu sebagai kelemahan .
Dan kugunakan otoritasku sebagai wali kelas untuk mendorong semangat Fulffinitas
 " Kalian berbeda dan Pasti bisa "
Ketika abgku yang lain sedang berkutat dengan tantangan tugas akhir membuat otobiografi dan ping bbm berbunyi untuk nego deadline kujawab dengan emoticon tersenyum, karena kelas Fulffinitas juga sedang berjuang untuk mempersiapkan dramanya .Semua dengan tantangan yang berbeda.

Sabtu, 28 November 2015

25 November 2015




25 November 2015 HUT PGRI tahun ini istimewa bagiku.
Bukan hanya di karangan bunga,senyum,ucapan selamat dari anak didikku, permintaan foto yang tak habis-habisnya di setiap kakiku melangkah, serasa jadi seleb hari ini .
Bahagia ,sedih ,emosional bercampur jadi satu .
Bahagia ketika sadar aku mendapat tempat di hati siswa/iku .
Teringat saat menjadi siswa dan ada seorang guru yang hingga kini masih terkenang akan sosoknya , dan itu menjadi harapku ...menanam saat ini untuk memetik hasilnya saat yang tepat .

Menanam versiku adalah menanam kebaikan , menanam kasih sayang, menanam perhatian selain tranfer ilmu tentunya. 
Dan sadar menanam tak selalu mendapat bibit yang baik, lahan yang kondusif.
Ketika bercerita seorang siswa di HUT PGRI tentang keadaan hidupnya problema berat yang dihadapi , hingga berucap tak peduli dengan hidupnya ...
Oh masih bisakah aku menuntut KKM setinggi bintang di langit , menuntut banyak hal kognitif tanpa menyentuh afektifnya . Kebutuhan , perasaan , kegundahan dan kegalauan akan masa depannya . Selalu ditanamkan tentang indahnya kehidupan melalui pendidikan namun sering kali minin proses penguatan yang disertai dengan keteladanan untuk memotivasi .
HARUS BISA...How nya diajarkan dong...?
Tugas pendidik tak hanya sekedar tranfer ilmu dari buku . Tantangan terberat seorang guru saat ini adalah merengkuh hati siswa melalui keteladanan yang lebih berguna untuk bekal masa depan generasi penerus . SELAMAT HARI GURU

Minggu, 22 November 2015

Tak Selalu Sesuai Harapan

Menyatukan beberapa pikiran dan keinginan tak selalu sesuai rencana.
Sedikit kaget dan terperanjat saat membaca keluhan salah satu anak didikku yang merasa kegiatan drama adalah kegiatan yang cuma buang -buang waktu saja.
Menarik nafas panjang dan coba tenang menanggapinya ...tenang...tenang.
Berpikir dan merenung banyak banget ya tantangannya hanya untuk menggali kreatifitas siswa/i ku .
Di mulai dari diobrak-abriknya rencana program yang sudah dijadwal dari tahun ajaran baru mendadak kacau karena tuntutan kognitif sistem pendidikan yang gak jelas .
Ya sudahlah ...jabatan tak menjamin punya kuasa ternyata ...
Harapan besar bisa mengajarkan tentang toleransi , kematangan emosi , keberanian dan kreatifitas melalui kegiatan team work drama butuh kesabaran dan kebesaran hati pula untuk mengambil sikap bijak dan tenang .
Sistem pendidikan yang begitu mengagungkan kognitif menggiring pelakunya untuk selalu berkompetisi . Mengabaikan dunia sudah berubah butuh kerjasama bukan lagi kompetisi.
Bereaksi untuk menyampaikan uneg-uneg dengan cara yang santun dan mendapat arahan untuk mengubah jadwal dan tetap memotivasi agar tetap berkreasi kujawab dengan senyuman
 'kita lihat saja nanti apakah semangatku masih full batere atau butuh doping semangat ' 
Ketika berpikir ngapain repot-repot ...toh semua nyaman maka kreatifitas dan idealismeku yang menyusut dan mungkin akan hilang ,. Walau tantangan untuk menggali kreatifitas dan semangat bukan hal yang mudah untuk terus dipelihara . Dan ketakutan terbesarku ketika kedua hal itu hilang dariku

Promo Diri




Kesibukan menggunting , mencari gambar dan huruf dari majalah atau koran bekas yang kuminta siswaku membawanya . Ternyata menjadi keasyikan tersendiri yang dilakukan oleh siswa/i ku saat layanan klasikal Bimbingan Konseling .
Sesekali menghampiri meja guru untuk meminta arahan karena masih di dera kebingungan . Tekun mencari huruf per huruf dari rangkaian kata / kalimat yang di baca di koran atau majalah bekasnya .
Gambaran atau penilaian diri kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya. Johari Window , Time line kehidupan , dan analisis SWOT membuatku berharap mereka memahami dirinya secara baik tentang kelebihan dan kekurangannya  paham juga akan kesempatan dan ancaman yang mungkin akan dihadapi . 
 Bukan pekerjaan mudah untuk membuat siswa/iku percaya diri .Lingkungan yang kurang kondusif baik itu dilakukan oleh teman sekelasnya yang secara tak sengaja memberi komentar negatif  dengan menyoraki , menatap sinis  atau perilaku dan penilaian orang dewasa ( guru dam orang tua ) yang memberi label negatif merupakan faktor penghambat tumbuhnya rasa percaya diri siswa /i .
Ragu-ragu dan pesimis dalam memutuskan sesuatu adalah perilaku yang tampak dan menjadi tugas berat bagiku . 
Menjadi keprihatinanku ketika diberi kesempatan selalu menunjuk orang lain untuk maju tetapi menyoraki yang maju. Mengapa begitu tak percaya diri batinku . Namun sangat cuek ketika melanggar aturan dan norma masyarakat . 
Pergeseran nilai yang terjadi dalam kehidupan membuat banyak pula  perubahan yang terjadi dalam konsep diri siswa/i ku . 
Mungkin akan menjadi perjalanan panjang untuk bisa dengan badan tegap tatapan lurus dan berkata 
inilah "AKU"

Antusias 9.6...


Semangat dan kekompakan kelas teruji lewat tantangan kegiatan drama . 
Berulang kali merayu untuk bertanya tentang drama membuatku mengacungkan jempol karena antusias yang mereka tunjukkan . 
Saat kelas yang lain masih dengan keluhan karena tak sepakat dengan skenario dan peran para pemainnya berbeda dengan 9.6 . 
Kesiapan skenario dan toleransi saling menghargai sesama temannya membuatku kagum . 
Pelajaran berharga kupetik saat mengamati beberapa siswa yang memiliki kemampuan mengorganisisr teman-teman sekelasnya . Seperti tersihir dengan wibawanya . 
Bakat untuk jadi pemimpin terasah melalui kegiatan organisasi yang diikuti . 
Dengan beragam karakter teman-temannya , si jago menulis berkarya dengan skenario , si gemar mencoret berkreasi dengan posternya , si ceria , si patuh , si kinestetik berkumpul dalam satu kelas menjadi bagian terpenting untuk menunjukkan kekompakan kelas . 

Semangat mereka hanya tinggal semangat , tak usah pedulikan perasaan ...
Tujuan untuk membuat kompak hanya keinginanku saja , 
Biarlah cerita tentang masa remaja hanya menjadi cerita mereka ...

                               Ketika semangat itu masih ada....



Minggu, 08 November 2015

Coming Soon

Coming Soon aku beri judul tulisan itu karena aku memang menantikannya .
Seperti biasa hampir 3 tahun kebersamaan dengan siswa/i ku , kuberi mereka tantangan di akhir semester ganjil untuk penampilan drama di halaman sekolah .
Proses persiapan dilakukan sebulan sebelu penampilan . Meski di awal tahun ajaran seringkali meminta bocoran tema drama yang akan ditampilkan. Jawabanku biasanya hanya tersenyum nanti saatnya pasti saya sampaikan tema besarnya kataku . 
Akhir bulan Oktober kusampaikan tema drama tentang semangat kepahlawanan , mengambil moment hari pahlawan. Negosiasi dan keluhan bergema di ruang kelas , bebas dong bu  jangan tentang pahlawan . Kupahami masa remaja yangs saat ini sedang mereka jalani membuat mereka memiliki imajinasi sendiri tentang dunia mereka.Tak harus kaku menafsirkan tentang semangat kepahlawanan kataku . Mulailah memikirkan skenario , poster, peran , editing dan promosi sahutku lagi . 
November Rain seperti judul lagunya Jon Bon Jovi menantikan penampilan mereka H2C harap-harap cemas. Pertama karena sekian lama musim kemarau dan di bulan November hujan mulai turun membawa keberkahannya dan cemas ketika jadwal tampil nantinya bersamaan dengan turunnya hujan . 
Mendampingi mereka berlatih memberi energi dan mengulik memory 3 tahun yang lalu. 
Teringat 3 tahun yang lalu ketika memulai ide dan mewujudkan dalam drama , riuh dan paniknya tapi menyimpan kenangan terindah yang sulit kuhapus . 
Kesepakatan skenario dan pembagian peran sesuai skenario merupakan proses toleransi saling menghargai diantara mereka . 
Menggali kecerdasan Visual -Spasial untuk dituangkan dalam poster, memanfaatkan kemampuan Linguistik untuk membuat naskah drama juga mengamati kemampuan siswa / iku untk mengorganisir teman-temannya merupakan hal yang masuk dalam pengamatan interpersonal . 
Coming Soon ...tak sabar menantikan penampilan mereka . Kunikmati setiap proses dan keluhan yang disampaikan . Ketika aku berada dalam salah satu kelas untuk melihat latihan  tak jarang kelas yang lain merasa iri  dan berucap "gitu deh kelas kita dcuekin "  


                                         Proses Pembagian peran berlangsung dengan demokratis





                                                 Latihan dialog berlangsung dengan canda tawa yg akrab

Membangun Peradaban

Membangun Peradaban ...Kata-kata yang sangat menggugah . Kubaca di status FB rekanku .
Bergairah dan penuh semangat .
Profesiku sebagai guru menurutku sangat dekat dengan kata-kata itu . Disadari atau tidak melalui kompetensi ilmu , profesionalitas kerja adalah bagian dari membangun peradaban .
Kuyakini segala hal yang dilakukan untuk kebaikan dan bermanfaat adalah kegiatan membangun peradaban.
Bisa dillakukan melalui hal-hal sederhana yang mungkin dianggap tak berarti , namun ketika dilakukan dengan konsisten dan bersungguh -sungguh merupakan bagian dari membangun peradaban.
Melakukan dengan perilaku sederhana tersenyum tulus, menyapa siswa dengan penuh kehangatan , mengangguk penuh arti , menyediakan telinga untuk mendengar keluhan adalah perilaku sederhana yang bertujuan membangun peradaban versiku .
Ketika kompetensi pribadi sebagai konselor dalam bentuk perilaku sabar, peduli , dan perhatian yang menjadi modal untuk bisa menjadi konselor profesional digabung dengan keilmuan dalam bidang konseling mengarah pada tujuan konseling agar klien mandiri dan tangguh dalam kehidupannya .
Membangun peradaban identik "menanam manusia" butuh proses panjang dan berliku .
Ungkapan filsuf China " Apabila ingin memetik hasilnya dalam setahun maka tanamlah sayuran , apabila ingin memetik hasilnya dalam 10 tahun tanamlah buah-buahan . Berbeda ketika ingin memetik hasilnya dalam 100 tahun maka tanamlah manusia .
Membangun peradaban lewat pendidikan. Butuh kesabaran , ketekunan , kebijaksanaan menghadapi perubahan dan proses yang panjang

Senin, 19 Oktober 2015

Semangat Kak..

Mengikuti silaturahmi pertemuan orang tua dan pihak sekolah membahas persiapan tentang UN , UN dan UN lagi . Biasa memberi semangat kepada siswa peserta didikku . Tahun depan aku yang mengalaminya melalui anakku yang akan menjalani UN untuk tingkat SMP .
Pembahasan tentang berbagai aktifitas kognitif yang akan dijadikan bekal persiapan UN membuatku bergidik ...wah anakku akan jadi robot nih .
Dan seperti umumnya orang tua tak akan rela melihat anaknya menderita .
Pertanyaan demi pertanyaan diajukan mulai dari program kegiatan , anggaran , jadwal .
Mirisku tuntutan kepada anak peserta didik mengabaikan sisi kemanuasiannya , bahwa mereka butuh penyegaran . Selesai pertemuan kusampaikan kegelisahanku kepada suamiku , kasihan alya kataku tuntutan menjelang UN begitu berat, jawaban khas pria yang berusaha menenangkan sudah nanti dirumah gak usah terlalu dipaksa. 
Kegiatan berlanjut dengan pengambilan rapot hasil belajar tengah semester . Pembicaraan dan pengarahan wali kelas menjadi ajang curhat para orang tua mengadukan permasalahan yang dilakukan oleh anak-anaknya . Seperti dikuliti anak-anak tersebut tak tampak sedikitpun sisi baiknya . Sebagai pengamat yang baik kupandangi satu persatu orang tua tersebut . Lupakah mereka ketika dahulu menjadi remaja kekangangan yang teramat kencang membuat mereka pun memberontak .
Saat nama anakku disebut seperti biasa yang kutanya adalah bagaimana apakah anak saya bisa bersosialisasi dengan baik di sekolah kepada wali kelasnya . Bertanggung jawabkah dia ? Tak begitu ku pedulikan dengan nilai yang berbentuk angka. Harapanku sebagai orang tua adalah anakku bisa mandiri dan ilmu yang didapat akan bermanfaat bagi kehidupannya kelak

Minggu, 18 Oktober 2015

Usaha namanya...

Nyontek sama dengan korupsi , hal tesebut sering didengungkan pejabat di lembaga pendidikan sebagai antisipasi kegiatan itu berlangsung semakin marak.
Setuju dengan pernyataan tersebut . Namun sepertinya harus menyatukan pemahaman terlebih dahulu. Menurut pendapat siswaku yang dimaksud nyontek adalah ketika mereka melihat jawaban temannya dengan cara memaksa ( kertas ulangan ataupu PR) , kalo sekedar bertanya dengan cara memberi kode saat ulangan itu bukan nyontek , begitu ungkapan pembelaan diri para siswa. Usaha namanya.
Sementara dalam pandangan pengawas ya nanya itu juga nyontek hingga berbondong -bondonglah orang tua datang untuk membuat perjanjian ketika putra /inya tertangkap basah menyontek versi pengawas.
Antara setuju dan menolak untuk setuju . Setuju mengajarkan peserta didik untuk jujur tapi menolak untuk setuju ketika argumen tentang "usaha "mengisi kertas ulangan dengan cara memberi kode dianggap nyontek hingga harus melibatkan orang tua untuk ikut membuat perjanjian .
Bekerjasama dengan orang tua adalah hal yang baik agar program sekolah tercapai .
Tapi diingat keteladanan dan konsistensi untuk tetap dalam aturan yang adil adalah hal utama.
Tak adil rasanya menilai kejujuran dari sekedar mengisi selembar kertas ujian . Hingga mengabaikan argumen yang tersirat. Dan intimidasi tak akan memberi nilai ,begitukah mengajar dan mendidik ???

Ketika Kejujuran diragukan

Berbondong -bondong orang tua mencari seorang rekan pendidik , menatap serius penuh tanda tanya , ada keperluan apa ? Lama kelamaan terbiasa juga . Pasti karena anaknya tertangkap basah menyontek ungkap rekan yang lain . So....kenapa orang tuanya yang dinasehatin , bikin perjanjian lagi . 
Merasa diragukan kejujuran anaknya yang berlinangan air mata justru sang orang tua, saya kenal anak saya dan saya setuju anak saya gak boleh jadi pembohong. Tapi kalo anak saya gak buat pernyataan pengakuan tidak dapat nilai . Dilema . Padahal anak saya siap untuk apabila harus remedial . 
O lala...tak mampu berkata kata . 
Tujuan pendidikan seperti apa yang sedang dilakoni , mengajarkan kejujuran tapi tak percaya dengan kejujuran ???Dipaksa mengaku untuk sesuatu yang tak dilakukan , ,mengapa begitu kaku memaksa kehendak harus mengakui padahal tak melakukan . Proses pembelajaran seperti apa yang sedang dijalani . Belajar tak sekedar mengajak siswa untuk mau belajar, tetapi guru juga mau membuka hati dan pikirannya untuk mendengarkan yang dibutuhkan siswanya . 
Belajar tak sekedar mencari hasil terbaik sesuai standar KKM suatu lembaga , namun yang lebih penting tujuan jangka panjang yang harus dimiliki oleh peserta didik . Memiliki prinsip untuk bertanggung jawab dan jujur, memiliki visi untuk masa depannya dan dapat menjadi pribadi yang bermanfaat untuk diri dan lingkungannya . 
Ketika kejujuran hanya dipandang diatas kertas ulangan mampukah menggali semua aspek potensi peserta didik ???

Rabu, 30 September 2015

Merdeka itu...

Agustus itu moment bersjarah bagi bangsa Indonesia . Mengutip salah satu alinea dalam pembukaan UUD '45 " dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia . Hingga usia kemerdekaan 70 tahun republik ini cita-cita untuk mewujudkan negara yang merdeka , bersatu , berdaulat adil dan makmur selalu menjadi impian yang harus diwujudkan . Bukan hal yang ringan butuh energi dan semangat ekstra. 
Di moment Agustus kutantang siswa/i bimbinganku untuk mewawancarai nara sumber minimal 3 orang tentang "Merdeka" . Siapa aja bu , tanya mereka ketika tantangan itu kusampaikan , siapa aja boleh , direkam dan divideokan agar saya bisa lihat proses wawancaranya , sahutku lagi . 
Terdengar bisik-bisik tetangga diantara mereka , bu Ninik aja yang kita wawancarai . aku menolah dan mengangguk boleh silahkan buat jadwal dengan manajer saya sambil mengedipkan mata. 
Jadwal pengumpulan tugas aku longgarin lewat 1 minggu , seperti biasa ungkapku " " saya tunggu hari Jum'at sampe jam 3 " 
Cerita lucu saat beberapa kelompok menagih waktuku untuk wawancara , tunggu saya sholat dhuhur dulu . Bergaya seperti repoter handal dengan memakai gadget milik mereka salah satu anggota kelompok yang mendapat tugas menjadi pewawancaranya berulang kali minta supaya adegan diulang 'grogi ' .
Saat wawancara mulai berlangsung dengan beberapa pertanyaan yang diajukan ,terlintas dalam pikiranku untuk sedikit mengecek logika berpikir mereka. 
"Menurut ibu , apakah saat ini bangsa Indonesia sudah merdeka ?" tanya mereka padaku. " saya kembalikan pertanyaan kepada generasi muda, sudah merdekakan kalian " ? tanyaku lagi. yaaaa ibu kenapa nanya lagi sih ....aaaah tuker aja deh .

Rabu, 23 September 2015

Ketika didengar menjadi kebutuhan

Ketika didengar menjadi kebutuhan. Kelihatannya sepele dengan kalimat tersebut . Mendengar,dengarkan , di dengar adalah 3 kata yang berasal dari kata dasar "dengar". Menggunakan organ pendengaran untuk bisa mengaktifkan pemahaman . Ternyata tak semudah itu dalam kenyataannya. Sering terdengar orang tua , guru berucap 'makanya kalau orang tua ngomong itu di'denger'in '. Pasti menyalahkan anak ketika kalimatnya berbunyi seperti itu. 
'Dengarkan perintahnya baik-baik' , itu kalimat yang biasa diucapkan guru ketika memberi tugas . 
'Percuma ngomong, siapa yang mau peduli ' , kalimat putus asa yang biasa diucapkan siswa ketika merasa tak ada yang mau mendengarkan . 
Teringat dengan satu kata bijak yang pernah diucapkan oleh teman dekatku, " Nik , manusia itu punya 2 telinga untuk mendengar dan satu mulut untuk berbicara . Alangkah bijaknya sebagai manusia kita lebih banyak mendengar daripada banyak bicara . Disambung dengan quote yang pernah diucapkan oleh mantan presiden Suharto "Mendengar membuat jiwa lebih bijak ". dan ternyata tak mudah untuk menjadi pendengar yang baik ternyata . 
Menanti giliran untuk di dengar adalah yang dilakukan oleh siswaku di sekolah , sesi konseling yang kulakukan dengan beberapa siswa dari kelas tertentu tak menyurutkan niat siswa yang lain ketika merasa butuh didengar . Atau diakhir waktu menjelang jam kerja usai bergantian bercerita hingga aku berucap " hallo telinga saya cuma 2 dan saya bingung mau mendengarkan cerita yang mana " . Kembali dengan celotehan rame, "saya dulu bu, saya dulu bu...
Ya ternyata didengar adalah kebutuhan yang cukup mendesak .

Minggu, 20 September 2015

Akhir bulan awal minggu

Tanggal 31 Agustus 2015 hari ini tepat di hari Senin . Saat tengah malam menjelang subuh terbangun dari tidur yang terbayang adalah hari Senin ....aaaaah I dont like Monday .
Meski sudah menyetel alarm di otak " Senin is okay " . Rasa dan pengalaman tak bisa dibohongi .
Tersadar saat ketika di comuter mendengar kicauan penyiar radio dari headset yang aku dengar ,
'hari ini akhir bulan dan awal minggu ' .  Wow tak semangat tapi memberi semangat ...bertolak belakang.
Sesampai di sekolah dengan kegiatan rutin awal minggu upacara bendera. 
Belum berubah dari zaman aku belajar hingga saat aku sekarang mengajar di sekolah . 
Rutinitas membaca teks Pancasila , menaikkan bendera merah putih , mendengar arahan pembina upacara . Bagi sebagian siswa yang mulai merasakan kehilangan makna, upacara bukan lagi mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk merebut kemerdekaan tapi lumayanlah daripada berada di kelas terus . Berdiri di bawah sinar mentari pagi bertemu dengan teman-teman dari kelas yang lain merupakan ajang sosialisasi yang menyenangkan . 
Selesai upacara ada waktu persiapan menjelang masuk kelas di jam pelajaran ke 4-5 sebelum istirahat pertama .
Mencoba mengumpulkan semangat  ....
Jawaban yang terlontar dari siswaku ketika aku curhat kenapa ya hari ini saya gak semangat , riuh mereka bertepuk tangan memberi semangat . " Udah semangat belum bu , " tanya mereka lagi . Kujawab dengan gelengan kepala malas-malasan . "Ya, ibu jangan gak semangat dong , hari ini pelajaran yang enak cuma ibu," celetuk salah satu dari mereka  . .......Hmmm serasa gimana gitu

Belajar Itu Proses

Selalu ada ungkapan yang sama setiap tahunnya , kelas 9 sekarang payah nih gak ada semangatnya ucap beberapa rekan seperjuangan . Dan jawabanku sepertinya setiap tahun kita dengan keluhan yang sama ya , dengan tak antusias. Tapi akan berbeda ya ketika di akhir tahun kelulusan , saat rapat kelulusan dan pimpinan sekolah membacakan nilai yang berhasil diperoleh oleh siswa-siswa kita , ternyata kita bisa mengantarkan mereka lulus dan melanjutkan studinya sesuai dengan harapan mereka
Mengapa selalu muncul kalimat bernada keluhan setiap tahunnya . Demikian menurunnyakah kualitas siswa setiap tahunnya . Tak ada lagikah hal positif yang dimiliki siswa ? Atau begitu tak sabarkah kita selalu ingin hasil memuaskan hingga melupakan proses .Menuju hasil yang baik dibutuhkan proses yang panjaaaaaang . 
Lucunya ketika di proses mengeluh panjang seakan berhadapan dengan hal-hal yang tak mungkin diubah namun diakhir bertepuk tangan panjang memberi selamat dan tersenyum bangga tanpa mengevaluasi diri berkaitan dengan hasil yang bagus. Dapat hasil yang bagus dari mana ??? Tanda tanya besar dan renungan yang selalu diabaikan

Selasa, 18 Agustus 2015

Tak Menantang...

Apa serunya cuma disuruh duduk dengerin orang ngomong, bikin lelucon tapi gak lucu ....GARIIIIING !!! Itu adalah gerundelan anak kinestetikku .badannya akan terasa sakit-sakit ketika tak diijinkan bergerak . Otaknya seperti berhenti bekerja apabila teriakanku menyuruhnya duduk diam .
Dalam istilah yang diungkap oleh "Gurunya Manusia Munif Chatib" saat sessi seminar maupun kuliah Guardian Angel dengan sebutan Down Siffting



Tak merasa ada tantangan dengan duduk manis mendengar orang dewasa (guru ) berbicara. 
Anak kinestetikku bukanlah tak mampu secara kognitif , nilai USBN nya yang nyaris sempurna membuatku geleng-geleng kepala belajarnya santai dan hasilnya memuaskan, memiliki energi yang berlebihan butuh disalurkan pada kegiatan positif .



Ingat saat menjelang USBN kekhawatiran eyangnya yang melarang cucunya untuk melakukan aktifitas fisik yang berlebihan membuat putra kinestetikku melakukan hal yang mengagetkanku
sebagai orang tuanya 
" nda, liat tuh anakmu manjat-manjat tralis jendela " Ketika kutanya kenapa kok manjat-manjat gitu , dijawab santai, " abis ade gak boleh main bola sama eyang". Aku dan ibuku hanya saling pandang . Kulanjutkan dengan mengatakan " buntutnya keluar kalo manjatnya makin tinggi loh " ungkapku berusaha mengalihkan perhatiannya . 
Sebagai orang tua dan guru pembimbing aku banyak belajar dari putra/i dan siswa/iku .
Gaya belajar dan kecenderungan kecerdasan majemuk yang berbeda tiap individu . Tak bisa memaksakan pemahaman individu yang gaya belajarnya kinestetik dengan cara duduk tenang dengarkan gurumu bicara.Saat siswa kinestetikku melakukan aktifitas memutari setiap meja teman-teman sekelasnya , aku langsung dilapori oleh guru mapel yang memang sudah senior , anak itu gak bisa diam banget sih bu ninik. Mencoba bijak dan berusaha menjelaskan gaya belajar yang melekat pada siswa tersebut . 
Berbeda yang diungkapkan siswa auditorial dan lingusitik yang memiliki gaya belajar mendengar dan mengungkapkan dengan kalimat tulisan dan lisan yang baik , " saya malas bu kalo belajarnya banyak gerak , malah gak ada yang saya ngerti bu " 
Hmmm ....Allah menciptakan umatnya untuk saling belajar , saling memahami.

Kamis, 13 Agustus 2015

Kemana sih bu....?

Jadwal berubah lagi bu , tanyaku pada bagian kurikulum yang lagi pusing main sudoku.Nyusun jadwal kbm sama seperti main sudoku pikirku , tarik sana tarik sini gimana caranya gak bentrok mengatur 24 kelas rombongan belajar dengan jumlah guru 38 orang memang bukan hal yang mudah .
Akan ada teriakan gimana sih yang bikin jadwal tega banget ...ngajar di lantai 1 pindah lantai 3 jam berikutnya. Pindah lagi lantai 2 setelah jam istirahat dan berakhir dengan terkapar ketika jam pulang sekolah mencari lapak menyusun bangku-bangku untuk merebahkan tubuh yang penat. Gambaran rutin di lemabagaku saat kelelahan mengakhiri KBM . 
Pertanyaan mengenai jadwal yang berubah hanya dijawab dengan anggukan kepala.Dan hanya bisa menarik nafas panjang saat membaca info di papan pengumuman mengenai perubahan tentang perubahan jam dan kelas .
Tak mungkin lah membelah diri seperti amuba ketika bentrokan jam terjadi. Kuputuskan untuk tak memulai kbm  ,sebaiknya sebar angket untuk data assesment masalah dan kebutuhan akan lebih tepat dilakukan . Sekonyong -konyong terdengar protes beberapa siswa yang berpapasan di koridor , " kok ibu gak masuk sih tadi ?" atau menghampiri langsung ke ruangan ku menanyakan keberadaan diriku. Menjelaskan secara perlahan sambil memohon pengertian adalah hal paling bijak yang bisa kulakukan . Menutup penjelasan dengan permohonan di bumbui sedikit ancaman dari siswa-siswaku , 'minggu depan harus masuk ya bu , awas kalo gak ...HIhihi baru kali ini denger guru diancam muridnya ketika guru gak masuk kelas .
Ternyata ancam mengancam tak hanya ditujukan kepadaku . Bagian kurikulum yang mengatur jadwal pun dapat ancaman ketika minggu ini aku tak bertemu dengan kelas tertentu . " iya bu , kami diprotes siswa karena gak belajar sama ibu ". Aku cuma bisa tersenyum mendengar jawaban dari bagian kurikulm.:)

Sabtu, 27 Juni 2015

Belajar Tumbuh Bersama

Dua tahun kebersamaan , bersama dengan siswa/ i istimewa yang hebat . Tak pernah terbayang akan bertemu dan banyak belajar bersama.
Mengikuti setiap moment perubahan yang dilalui . Keunikan dan karakter yang berbeda setiap individu yang mengajarkan banyak hal. tentang kesabaran , kebijaksanaan , optimisme dan mimpi masa depan yang ingin diwujudkan . 
Setiap pertemuan yang terjadi punya ceritanya sendiri. 
Terkadang penuh dengan canda tawa gurauan
Dilain waktu memulai dengan tatapan serius volume suara tinggi .
Terkadang mengisi materi dengan suasana hidup dan antusias pertanyaan
tak jarang pula mengisi dengan teriakan jengkel . 
Menutup kegiatan dengan penasaran dan  pertanyaan minggu depan kita ngapain bu , atau meninggalkan kelas dengan kejengkelan memuncak diiringi dengan tatapan khawatir dan kalimat saling menuduh " gara-gara elu sih "
Dua tahun kebersamaan bukan waktu yang sebentar untuk dilalui . Mengenal dan memahami satu persatu individu , belajar memahami latar belakang dan potensi masa depannya . Mengingatkan untuk saling menghormati dan menjaga sopan santun . Tak akan pernah ada istilah berhenti belajar. Tak akan dibatasi ruang dan waktu untuk belajar hanya dalam ruang persegi empat . Belajar dalam konteks yang luas 

Belajar....belajar ....belajar untuk tumbuh bersama

Minggu, 14 Juni 2015

Amazing 9.4

Masih bisa menggunakan jari tangan untuk menghitung pertemuan dengan siswa-siswi ku ini .
Memulai pertemuan pertama dengan sempat grogi dan deg-degan . Khawatir tak diterima sepenuh hati . Sebagai guru pengganti aku sama sekali tak berniat hanya berperan sebagai pelengkap jadwal BK .
Cerita detektif adalah metode yang kulakukan untuk awal pembuka suasana . Mengajak mereka untuk memecahkan masalah dengan menggunakan logika berpikir. Mengungkapkan rahasia membuka brankas dengan kode rahasia yang kubuat . Menyesuaikan dengan materi "misteri otak ".
Seperti salah satu bait lagunya Ary Lasso " Misteri Hati", kulakukan pula terhadap siswa/i ku yang dibimbing..
Sentuhlah dia tepat dihatinya 
Biarkan jadi milikmu selamanya 
Sentuh dengan setulus cinta

Kaget dan setengah tak percaya ketika beberapa datang dan berbicara tentang keinginannya membuat film dengan alasan sudah beberapa film pernah diproduksi dan tayang di YouTube hingga menarik minat penonton untuk wawancara prosesnya 
Kupikir mereka memang beda , generasi digital ada di depanku . 
Tak bisa lagi tuntutannya hanya menjawab soal-soal UN .Kreatifitas mereka harus di dukung . 
Sekalian saja kutantang untuk membuat trailler film 3 tahun kebersamaan mereka . Tak akan sulit menurutku karena kemampuan dan dokumentasi aktifitas tersimpan rapi . 

Perjalanan 365 hari di kali 3 tahun sudah dilalui ....
Diujung kegalauan meraih masa depan meski jalan masih terhampar . 
Masa-masa sedih , bahagia , ceria akan menjadi rangkaian cerita indah yang akan selalu tersimpan dalam memory jangka panjangku. 

Makasih anak-anakku 
Makasih diberi kesempatan mengenal kalian ...anak-anak Amazing 9.4

Keabisan Paket

Bu, paket saya abis. Itu jawaban khas siswa abg ku ketika kuminta mereka melengkapi cerita tentang Thomas Alfa Edison dalam materi " Baca, Pahami , Ceritakan tokoh dunia.
Bermula dari cerita kisah hidup seorang Thomas Alfa Edison penemu lampu pijar . Dalam ceritanya yang terbalik-balik ketika kutanya tentang kisah hidup sang tokoh dari buku yang dibacanya. Dan ketika kuminta ia untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang kuajukan yang  tak bisa dijawab.
Begitu baik hatinya temannya langsung mengatakan cari di internet aja , jawaban santai meluncur mulus dari bibir mungilnya , "paket saya abis" . grrrr aku hanya bisa menarik nafas panjang.

Minggu, 07 Juni 2015

Terbelalaklah Aku....

Silahkan merenung 2 menit untuk memikirkan gagasan gila yang heboh . Kelas mendadak sepi dan semua siswa mengerutkan alisnya hingga hampir menyatu pertanda proses berpikir sedang dilakukan . Lewat 3 menit kelas mulai bersuara , mulai bisik-bisik antar bangku . Menyatunya beberapa orang yang kesemuannya bisik-bisik membuat keributan juga . Hingga aku berdiri dari kursiku dan mengatakan " oke , siap untuk menumpahkan gagasan gila ? " tanyaku . Ingat tak ada yang berhak menilai gagasan temannya , kita belajar menghargai pendapat orang lain, sahutku lagi . 
Kuambil beberapa spidol kelas dan mulai menantang untuk berani menuliskan gagasannya di white board kelas. satu , dua , tiga ....mulai ada yang berani mengacungkan jari meminta spidol tanda siap untuk menuliskan gagasan gilanya . Kuhargai iniasitif dan keberanianya . Mulai dari apartemen setinggi langit yang bisa menampung seluruh penduduk , game virtual , es krim lada hitam , kota impian , jubah penghilang wujud , mesin pemutih kulit , gigi palsu tanpa mengunyah , kendaraan menggunakan gas buangan kotoran manusia, alat penambal ozone, lift kemana saja , kantong ajaib, mesin pendeteksi mimpi, nasi ramen , robot multi fungsi, obat anti galau , permen karet pengubah suara, GOR Magic, Lift sensasi terbang dan masih banyak lagi , masih banyak lagi .Kulanjutkan dengan bertanya argumen siswa/i ku tentang gagasannya . 
Dan silahkan bergabung dengan teman-teman yang bisa mewujudkan gagasan tersebut menjadi satu kreasi baru kataku lagi . Mimggu depan presentasi beserta produknya , ungkapku menutup kbm hari ini . Dan tanpa harus memberi aba-aba, serempak keluar ungkapan bernada negosiasi dengan alasan untuk menolak mewujudkan gagasannya , " ya jangan mingu depan bu , bu buat robot gimana caranya bu ( bernada putus asa  sambil menggaruk kepala) . Bu...bu...bu...banyak sekali alasan disertai kata bu ,dengan nada memelas dan memohon agar tak harus ada projek yang dibuat . Ku kakukan wajahku seakan -akan tak mendengar suara apapun . Hingga akhirnya tak sampai hati juga kutanya apa kesulitannya . , gimana saya bikin robotnya bu,untuk buat game virtual apa yang harus kami lakukan bu . 
Satu hal yang sempat kukoreksi ketika salah satu gagasan  dikemukakan oleh salah seorang siswaku  kuliner sop buntut cicak , kutanya seandainya kuliner tersebut memang ada , maukah kamu mencicipinya . Gelengan kepala adalah jawabannya . Karena itu coba pikirkan ketika mengungkapkan jangan sampai menjadi  bumerang bagi pengungkapnya, sahutku lagi. Permintaan maaf segera diucapkan 
Ketika tiba waktu mempresentasikan gagasannya + produk miniatur impiannya , terbelalaklah aku . 
Satu persatu kelompok mulai mempresentasikan kolaborasi gagasannya , " Wahana Tehnologi Masa Depan , hasil kolaborasi kelas 8.2, SOS ' spy operation system 'dari kelas 8.1,'SusiloRaya Sushi telor Rabu ceria 'milik salah satu kelompok dari kelas 8.4 , robot serba guna dan kota impian masa depan dari kelas 8.6 , kacamata virtual dan senter pengecil tubuh dari kelas 8.5 . Dan yang tak kalah heboh ketika satu kelas yaitu kelas 8.3 semua kelompok menampilkan gagasan inovasinya bertema kuliner , " cobain deh bu inovasi kelompok kami , kripik kulit pisang menjelaskan dengan penuh semangat , ide, cara membuat , manfaat , ongkos produksi , dan harga jual apabila produk tersebut di jual . Menariknya ketika presentasi ada kalimat tidak disarankan untuk yang menggunakan gigi palsu . Karena kripik kulit pisang tersebut sangat keras . Dan aku hanya tersenyum mendengar himbauan tersebut
                                          Miniatur Kota Impian 

                                         GOR Magic dan Lift Sensasi Terbang

                                          Wahana Tehnologi Masa Depan

                                           Susilo Raya " Sushi telor Rabu ceria"



Minggu, 31 Mei 2015

Peluk Ibu

Ketika malam membaca pesan di inbox FB , " Ibu aku besok pengen peluk ibu sebelum berangkat kerja , boleh gak ?" tanya siswaku yang saat ini sudah kuliah di Perguruan Tinggi Negeri terkenal di Jakarta . Jawabku melalui pesan di inbox FB juga , datanglah nak , besok ibu tunggu ya .
Rasanya tak sabar menunggu pagi dan ingin mendengar cerita bahagianya .
Terbayang beratnya perjuangan hidup yang harus dijalani oleh siswaku ini , tak kenal sosok ayahnya,besar dengan sang nenek yang cukup manula untuk menjadi tulang punggung keluarga . Ingat saat dia berteriak dengan kesedihannya yang hampir putus asa karena tak mampu melanjutkan sekolah dan kuliahnya . Jeritan pilu nya yang harus ditinggal oleh sang nenek menghadap Yang Kuasa . Bertanya kiri -kanan untuk mencarikan orang tua asuh baginya ketika di penghujung SMA hampir putus sekolah karena tak mampu dengan biaya. 
Beratnya perjuangan yang harus dijalani siswaku ini membuatku juga ingin mendengar cerita bahagianya. Dan ketika tadi bertemu yang diucapkan adalah ibu terimakasih ya tak selalu memberi saya ikan , tapi memberi saya pancingan dan membuka pemikiran saya untuk berusaha . Hampir tak ada kata yang bisa kuucapkan , sambil menahan haru " Jaga kesehatan , Jaga amanah orang yang sudah percaya memberi pekerjaan padamu ", kupeluk erat sambil mengantarkan kepergiaannya menuju masa depan barunya.

Sabtu, 30 Mei 2015

Ketika Kompetisi tak menjadi jawaban

Abad milenium sudah dimasuki mendekatkan jarak dan kebutuhan . Ketika dahulu berpikir tak mungkin , saat ini berpikir tak ada yang tak mungkin . Meski harus sedikit geleng-geleng kepala dengan kemajuan zaman dan tehnologi yang sering tak diimbangi dengan kebijaksanaan dalam menggunakannya . Kemajuan tehnologi yang disalah gunakan membuat miris dan berpikir mundur untuk tak menggunakannya adalah hal yang dilakukan . Hingga akhirnya memaksa generasi tehnologi digital untuk mengikuti pola pikir membuat api dengan cara menggosok -gosokkan benda agar menimbulkan panas sehingga timbullah percikan api . Aiiih balik ke zaman batu lagi dong...
Sering  kukemukan pada siswaku kehidupan masa depan tak mungkin bisa sendiri , semua butuh kerjasama . Era kompetisi tak lagi menjadi jawaban . Bersinergi dan kolaborasi adalah jawaban atas tantangan era milenium ini . 
Dan ketika aku menyampaikan tantangan kepada siswaku untuk jadi penemu dalam materi " Temuanku " . Dari tiap kelas aku mendapat 30 lebih gagasan gila . Yang selanjutnya ku giring mereka untuk bersinergi dan kolaborasi dengan teman-teman yang se ide dan dapat mewujudkan gagasan tersebut . 
Mengamati mereka menyampaikan gagasan tanpa ragu karena tak disalahkan dan dinilai gagasannya aneh. Dengan kata-kata yang selalu kudengungkan " Tak ada yang tak mungkin ". 


                                          Ketika siswa antusias menuangkan gagasannya

Mengajak siswaku untuk bekerjasama dengan teman-teman dan menjadi team yang solid . 
Presentasi generasi digital yang luar biasa gabungan tehnologi dan daya imajinasi . 



Ketika dunia pendidikan masih mendengungkan kompetisi pribadi atau lembaga kenyataan di dunia nyata     ( dunia kerja ) tak lagi semua bisa dilakukan sendirian .
Ingat dengan ungkapan Gurunya Manusia di Seminar Tips memilih SMA abad 21 , tak perlulah sekolah membuat kolam renang apabila bisa menjalin kerjasama dengan klub yang akan lebih mudah mengarahkan bakat dan kemampuan siswanya . 
Ya sinergi dan kolaborasi jawabannya.

Rabu, 13 Mei 2015

Hari ini dan 17 tahun yang lalu ( Mei 98-Mei 2015)

Umumnya masyarakat mengatakan 'gak terasa ya...' atas beberapa kejadian yang telah dilalui .
Hari ini tanggal 13 Mei ingatan ku ke masa 17 tahun yang lalu . Peristiwa Mei 98 . Masa mencekam dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia .
Ketika sisi idealis seorang mahasiswi dalam posisi puncak . Tak rela ketika hanya sebagai penonton dari kejadian yang terjadi di masyarakat . Berada dalam kondisi mencekam dan punya cerita tentang perjuangan bangsa sebagai salah satu saksi sejarah adalah pilihan yang menantang .
Rangkaian Dies Natalis perguruan tinggi disertai dengan beberapa demo yang berlangsung dalam lingkungan kampus . Penuh perjuangan untuk bisa mencapai lokasi kampus karena selalu dikepung oleh demo-demo di beberapa kampus yang kulalui . 
Berbekal niat , antusias dan penasaran ingin menjadi bagian dari sejarah . Nekat berangkat ke kampus agar bisa bergabung bersama rekan-rekan yang lain . 
Petuah dan nasehat di malam hari dari om yang militer tak diindahkan " besok tak boleh ada yang keluar rumah , kata om ku yang petinggi AU . " Negara dalam keadaan darurat , " sahutnya lagi . 
Aku dan putri om ku hanya pandang-pandangan saja . Di benakku mulai menyusun rencana , gimana caranya tetap bisa sampai di kampus karena memang ada janjian juga dengan dosen bimbingan skripsi . 
Berjingkat-jingkat menuju halaman saat om ku yang sedang duduk di teras membaca koran ....sssssst menghilang mencegat angkot . Perjuangan belum berakhir keluar komplek disambut dengan kelenggangan jalan raya . Lama menunggu bis yang kearah kampus . Sampai di kampus langsung mengejar dosen pembimbing , konsultasi tetap dilakukan . 
Acara selanjutnya seru dan berwarna . Dies Natalis kemeriahan suasana kampus menjelang sore berubah menjadi ketegangan saat stasiun TV mulai menyiarkan tentang kerusuhan yang terjadi di ibukota . Mulai panik dan mikir ' gimana pulangnya ya ' . Setiap jam disi dengan informasi yang semakin mencekam . 
Hingga sang mentari masuk ke peraduannya . Tak boleh ada mahasiswa yang meninggalkan kampus. Suasana di luar kampus begitu mencekam terdengar bunyi tembakan , teriakan orang-orang di jalan , bunyi sirena ambulan dan sirene mobil pemadam kebakaran silih berganti . Diisolasi oleh kampus demi menjaga keamanan mahasiswa/inya yang masih ada di lingkungan kampus . Sebagai gantinya kampus membuka layanan dapur umum dan komunikasi gratis ...:) 
Dan ketika hari ini membaca status rekan-rekan tentang memory '98 ada kebanggan yang terbersit pernah menjadi bagian sejarah bangsa Indonesia ..#menolaklupauntukperistiwaMei'98

Selasa, 12 Mei 2015

Ada apa anak-anakku?

Kegelisahan  menjelang UN dan setelah UN rasanya sama-sama mengkhawatirkan .
Menjelang UN siswa ,orang tua ,guru dan pihak sekolah menggenjot aktifitas belajar dengan kapasitas yang melebihi biasanya .
Siswa dikejar -kejar untuk menguasai banyak materi yang mungkin akan diujikan saat UN .
Orang tua panik mencari bimbel sebagai bekal putra\inya menghadapi UN.
Sekolah dan guru mengeluh ketika siswa yang akan UN sangat santai bahkan mulai tak antusias dan jenuh ketika harus menghadapi jam tambahan belajar .
Dan saat UN hari terakhir semua kembali harus gelisah . Khawatir yang akan dilkukan adalah perilku negatif oleh para siswa peserta UN . 
Bentuk pelampiadan rasa tertekan yang dirasakan selama ini.
Pihak sekolah gelisah  berusaha mengantisipasi dengan menjaga keamanan lingkungan sekolah dengan menghadirkan aparat kepolisian seakan-akan peserta didik generasi penerus bangsa ini layaknya penjahat yang amat berbahaya . Walau tak bisa dipungkiri pula perilaku menyimpang yang dilakukan remaja teramat mengkhawatirkan . 
Tetapi pernahkah bersama-sama memikirkan apa yang diinginkan generasi penerus ini? Mengapa mereka begitu gelisah ? Begitu khawatir akan kegagalan tak berani menanggung resiko dari perbuatan mereka .Mungkin kah itu bentuk peniruan atas perilaku orang dewasa di lingkungan mereka.
Tak adil rasanya meminta remaja untuk berperilaku positif ketika sebagai orang dewasa tak belajar mendengar dan memahami kebutuhan remaja.
Sama-sama belajar untuk menjadi bijak saat dewasa dengan memberi contoh teladan perilaku yang baik sehingga remaja generasi penerus dapat menjadi remaja yang bijak saat dewasa kelak.

Sabtu, 02 Mei 2015

Temuanku

Sampai juga di materi  akhir layanan klasikal . Walau sempat terseok-seok mengejar dan sedikit memarahi siswaku/iku yang kebawa santai karena terganggu beberapa KBM yang tak efektif .
Dengan kalimat ampuhnya " belum hafal bu ...hih menjengkelkan .
Maksud hati memantik rasa penasaran dengan memberi tugas membaca ternyata tak selalu tepat sasaran . Yang menakutkan bagi mereka ketika tak ada nilai , padahal tujuan jangka panjang dari belajar tak sekedar hasil di selembar kertas . Atau caraku yang tak menyentuh kebutuhan mereka ???
Merenung dan tersadar dengan tweet @anakjuga manusia : awalnya anak suka sekali belajar karena bisa pilih ingin belajar apa dengan cara bermain, lalu semua berubah ketika orang tua , guru memutuskan anak harus belajar apa dengan cara orang dewasa .
Iya benar juga pikirku , dari banyak referensi buku yang kubaca masa anak adalah masa eksplorasi berbagai hal yang ingin  diketahuinya .
Namun apa yang dilakukan orang dewasa ( guru dan orang tua ) dengan dalih untuk kepentingan masa depan sang anak membunuh kreatifitas dan memacu kognitif untuk mendapatkan kebanggaan di selembar kertas .
Dan jadilah aku sebagai guru pembimbing di jenjang sekolah lanjutan pertama sering mati gaya ketika siswa/iku tak ada gregetnya untuk aktifitas belajar .
Memutar otak dan belajar kembali membuka referensi berbagai bacaan agar tak tertinggal dengan kemajuan dan kebutuhan siswa terus kulakukan . 
Hingga menemukan satu buku inspratif karya Prof Rhenal Kasali Self Driving , terinspirasi dari satu bab yang membahas tentang latihan cara berpikir kreatif.



Ku kondisi kan kelas ku adalah kelas penemu , ku sampaikan tentang berbagai hal yang saat ini dinikmati berawal dari keanehan di masa lalu . Keanehan itu dulunya masih berupa gagasan. Gagasan -gagasan gila kataku....memancing keluarnya gagasan gila dari pikiran siswa yang terbiasa disuapin bukan hal mudah . Hingga di pertemuan pertama untuk membahas materi temuanku ini ada 36 gagasan dari tiap kelas yang kubimbing , woooo bayangkan gagasan gila siswaku yang suatu saat akan terwujud nyata.
Penasaran menantikan minggu-minggu selanjutnya ketika mereka mempresentasikan gagasan-gagasan tersebut .
Coming soon kataku menutup materi hari itu 

Ki Hajar Dewantara dan Pendidikan

Awal bulan Mei adalah hari bersejarah bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Hari lahir Ki Hajar Dewantara di tanggal 2 Mei dijadikan sebagai hari Pendidikan Nasional . 
Ki Hajar Dewantara yang bernama asli Raden Mas Soewardi Soeryaningrat lahir dan besar dalam lingkungan kraton Yogyakarta tak membuatnya menjadi sombong , ia sangat sederhana dan peduli dengan rakyatnya . Kepeduliannya di buktikan dengan mengganti namanya saat ia berusia 40 tahun menjadi Ki Hajar Dewantara dengan tujuan agar ia bebas dekat dengan rakyatnya . 


Ki Hajar Dewantara yang aktif dalam organisasi sosial politik pernah bergabung dalam organisasi Boedi Oetomo bersama dengan Douwes Dekker dan Dr. Cipto Mangoenkoesoemo yang menggugah persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara . 
Semangat Ki Hajar Dewantara yang terus bergelora membuatnya mendirikan perguruan yang bercorak nasional yaitu Perguruan Nasional  Taman Siswa . Melalui Perguruan Taman Siswa dan tulisannya yang berbau propaganda Ki Hajar Dewantara berhasil meletakkan dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia . 
Pendidikan Indonesia tak akan pernah lepas dari perjuangan Ki Hajar Dewantara . Semboyannya yang kemudian dijadikan semboyan Kementrian Pendidikan begitu dalam maknanya .

 " Ing Ngarso Sung Tuladha ,Di depan menjadi Teladan
  Ing Madyo Mangunkarso , Di tengah membangun semangat
 Tut Wuri Handayani " ,  Dari belakang memberi dorongan 





Masih teramat panjang jalan untuk mewujudkan cita-cita perjuangan Ki Hajar Dewantara . 
Mewujudkan generasi bangsa yang kuat , mandiri dan berkarakter Pancasila

Minggu, 26 April 2015

Kepoo deee

"Bu, tadi kelas 8.1 belajar apa ?tanya seorang siswa setelah jam pulang sekolah .
" Kenapa?" tanyaku
" Itu mereka nulis-nulis ke papan tulis gantian ngapain mereka bu ? "
" ih kepo deh kamu , " jawabku santai
" ih ibu beneran ," sambil menarik tanganku.
" Belajar apa mereka bu ?" mulai ngotot pengen tau

" Belajar BK sama bu Ninik ", jawab siswa dari kelas 8.1
" Iya , trus ngapain nulis-nulis di papan tulis gantian gitu ".
" ih kepo bangeeet deh kamu , sahutku lagi
" sabar , ntar kelas lu juga kebagian kok belajar gitu ." jawab siswa dari kelas 8.1
" Materinya apa bu " . Mulai jengkel karena rasa penasarannya tak terjawab .

Aku menikmati saat -saat kepo siswaku . Sering terjadi dialog diantara mereka yang membahas materi BK . Tantangan yang kuberi untuk memancing imajinasi dan  kreativitas disambut dengan rasa antusias .
Berulang kali bertanya kapan bisa mengumpulkan tugas akhir dalam bentuk buku , walau materi belum selesai . Atau bertanya via BBM , besok materi kita apa bu . Dan mengintip kelas yang sudah ganti materi adalah hal-hal yang dilakukan oleh siswa/iku .
Teringat beberapa tahun yang lalu , sambil berlari sekencang-kencangnya hingga aku pun hampir tertabrak , karena kukatakan batas akhir pengumpulan tugas adalah hari Jumat sebelum jam 15. 00 WIB .
Kuhargai usaha mereka adalah bentuk tanggung jawab dan menghargai aku dan pelajaran yang kuampu .
Saat KBM berlangsung aku suka tatapan antusias , celetukan menggelitik untuk digali lebih dalam .
Hingga terlontar ucapan dari salah seorang siswa yang berucap , udah bu jangan pancing teman-teman saya untuk bikin pertanyaan lagi , saya udah kewalahan menjawab pertanyaan mereka saat terjadi diskusi di kelas pada kegiatan layanan klasikal .
Dan ketika aku meminta siswaku untuk membaca kehidupan tokoh dunia makna tersirat yang ingin kusampaikan adalah memancing siswaku untuk berani mengungkapkan gagasan -gagasan briliannya .
Semua berawal dari ketidak mungkinan . Tapi tak ada yang tak mungkin ketika ada keinginan mewujudkan mimpi dan hayalan ,"ucapku membakar semangat siswaku

Masih tentang BPC

Bercerita tentang perjalanan tokoh dunia masih berlangsung , 2 bulan lebih untuk membahas materi ini . Bukan karena tak tuntas atau tak menarik . 
Tapi memang selalu ada kalimat yang terdengar dari beberapa siswa di setiap kelas " belum hafal bu " . 
Dan semangat mengajarku langsung gubrak ke titik nadir , kuungkapkan dengan intonasi volume suara tinggi , " yang saya minta baca cerita tentang kehidupan tokoh dunia , pahami cerita hidupnya dan ceritakan lagi kepada teman-teman seakan -akan kalian sangat dekat dengan tokoh tersebut . Tidak ada perintah untuk menghafalkan tahun, tempat dengan susunan ejaan yang tepat , sahutku dengan jengkel .
 Hening kelas ketika aku berbicara .
Dan memang benar ternyata KBM itu bukan hanya ditujukan untuk siswa semata . 
Gurunya pun harus belajar . 
Belajar memahami tugas perkembangan siswa, belajar menggali kepercayaan diri siswa , belajar fleksibel dengan penerapan metode yang tak selalu bisa diterapkan di semua kelas paralel , belajar memantik siswa dengan kalimat motivasi yang menggugah yang berbeda kepada setiap siswa , belajar memahami keunikan karakter setiap siswa ....uuuuh berat juga ketika tersadar .
Tapi akan sangat puas dan bahagia ketika tertanam dalam hati dan memory mereka , " ibu motivator bagi saya , ibu paling mengerti kami . Hmmm serasa melayang ketika melalui tatapan antusias wajah optimis mereka menyampaikan terima kasih bu , diakhir materi KBM

Jumat, 03 April 2015

LIDAN

Lidan itu nama panggilannya . Aku lebih familiar dengan nama itu dibanding nama lengkapnya . Sosoknya yang tinggi menjulang sopan dalam berprilaku membuat lingkungan cepat menyayanginya . Perkenalan ku yang lebih  dekat juga juga terbilang singkat . Baru sekitar 2 bulan . Karena aku diminta untuk menggantikan jam mengajar rekanku sebagai pembimbing di kelasnya. 


Hari ini dia mengintip-intip ruanganku . Memastikan aku sibuk atau tidak . Kulambaikan tangan dan tersenyum memanggilnya . Bergegas dia masuk menyalamiku . Kupersilahkan duduk.
"Gimana pertandingannya nak , " tanyaku . 
" Alhamdulillah bu saya menang "Jawabnya . 
" Alhamdulillah" kataku turut mensyukuri prestasinya." Dapat medali apa " tanyaku lagi 
" Emas bu " Jawabnya dengan mata berbinar .Kuberi selamat sambil kukecup keningnya 
" Masih sebagai atlet DKI kah kamu sekarang nak ?" tanyaku
" Gak bu , saya sekarang atlet nasional . Saya dulu pengen banget memakai logo DKI sudah tercapai . Dan sekarang saya sudah boleh memakai logo atlet nasional di seragam karate saya bu , " ungkapnya dengan mata berbinar mengenang perjuangannya . 
"Dari sejak kapan kamu latihan karate nak ", tanyaku
" Dari kelas 3 SD bu , awal latihan ketika itu ada pertandingan dan saya mengikutinya langsung bisa juara . Orang tua saya bangga sekali bu . Namun setelah juara di saat itu selama 3 tahun tak pernah ada prestasi yang bisa saya persembahkan untuk membuat orang tua saya bangga . Saya sedikit frustasi ketika orang tua mulai tak mendukung , percuma latihan gak pernah juara ngabisin duit aja , begitu ungkapan penyesalan yang diucapkan orang tua saya . Ungkapan tersebut membekas dalam diri Lidan kecil 
Ketika suatu kali dia mengikuti pertandingan tanpa mengantongi ijin dari orang tuanya dan membuat orang tuanya kaget saat melihat dalam tasnya ada medali yang disembunyikannya . 




Konsistensi Lidan untuk tetap menekuni hobinya berbuah hasil . Dengan pengorbanannya yang mendapat cibiran untuk melupakan pertandingan karena jadwal pertandingan berbarengan dengan jadwal ujian praktek di sekolah . Medali emas dan predikat sebagai atlet nasional ada dalam genggamannya . 
Menjadi tanggung jawab untuk tetap latihan tekun menjaga perilaku yang terpuji dan prestasi akan mengiringi langkahmu nak .

Pengen Terkenal

Bu , tulis saya dong , ungkap salah satu siswaku ketika aku mendampingi mereka melakukan pemeriksaan mata di ruang multi media . Aku kurang paham dengan pernyataannya. Persepsiku ia ingin aku mengunjungi blognya . Kirim link blogmu nak sahutku , nanti ibu akan baca. Lantas dia melanjutkan , bukan bu ...maksud saya ibu cerita tentang saya di blog ibu. Saya kan juga pengen terkenal bu...ucapnya malu-malu . Ternganga mulutku mendengar alasannya "biar terkenal". Lucu dan geli dengan alasan remaja agar dikenal dan menjadi terkenal . 
Remaja yang kubimbing adalah abg yang butuh aktualisasi diri. Secara psikologis usia remaja yang saat ini mereka masuki adalah masa mereka menunjukkan dirinya. Bisa berbagai cara dilakukan remaja untuk memperkenalkan siapa dirinya . Yang positif bisa dilakukakan dengan menunjukkan bakat . Ketika bakat tersebut diasah dapat menghasilkan prestasi . Dan prestasi yang didapat bisa membuat remaja menjadi percaya diri .
Namun ada pula proses mencari jati diri dilakukan dengan cara negatif , tetap dikenal kok pikir mereka . Tak sepenuhnya salah remaja . Hidup di era kini batas abu-abu antara baik dan buruk begitu absurdnya .Remaja melihat hal itu di dalam kehidupan nyata . Ketika para pejabat yang terlibat korupsi dengan bangganya para pejabat keluar dari ruang penyelidikan di KPK sambil melambaikan tangan padahal telah ditetapkan statusnya sebagai tersangka. Contoh keteladanan yang mulai terkikis membuat remaja berpikir pendek . "yang penting dikenal "
Dan pernyataan siswiku untuk terkenal dengan cara aku menulis tentangnya di blogku adalah hal yang wajar. Aku apresiasi keberaniannya untuk menyampaikan keinginannya padaku .

Minggu, 22 Maret 2015

Old Trafford stadion




Old Trafford adalah stadion kebanggaan Manchester United. Bagi para fans setan merah ketika bisa menjadi salah satu bagian saksi sejarah menikmati pertandingan yang dilakukan oleh team kesayangan secara langsung adalah suatu kebanggaan tersendiri.
Stadion yang berdiri tahun 1910 ini menjadi kebanggan klub Inggris . Berawal dari terbentuknya klub sepak bola pada tahun 1878 dengan nama Newton Heat untuk kemudian berganti nama menjadi Manchester United di tahun 1902. Klub yang dijuluki setan merah ini memiliki pelatih yang cukup fenomenal Sir Alex Ferguson . Mendapat gelar sir dari kerajaan Inggris adalah kehormatan besar bagi seorang Ferguson . Pengabdian yang dilakukan untuk membesarkan MU adalah prestasi khusus yang hebat . 
Pria lanjut usia yang sangat berdedikasi ini menarik minat siswaku untuk membaca kisah hidupnya dan menceritakan tentang Ferguson . Dalam materi B.P.C tokoh dunia dia bercerita tentang karier sepak bola seorang Ferguson dengan gaya berceritanya . Terkadang begitu lancar . Beberapa saat kemudian sambil menggaruk -garuk kepala berusaha mengingat kisah hidup Ferguson . Tersenyum lucu melihar gayanya . Kuhargai keberaniannya untuk tampil bercerita . 


Mendadak terlintas tentang mimpiku dimalam hari . Saat bangun di pagi hari sambil menyiapkan urusan aku sedikit bingung karena bermimpi nonton bola di stadion Old Trafford . Dan seperti dejavu rangkaian mimpiku dilanjutkan dengan cerita siswaku tentang Ferguson berikut stadion Old Traffor.

Sulitnya Mengapresiasi

Lebih kurang 15 tahun tak punya kesempatan tampil di podium . Untuk sebagian individu mungkin menjadi hal yang sepele dan teramat biasa berdiri di hadapan beratus-ratus pasang mata . Meski terkadang isi pesannya gak nyambung....yang penting tampil . Pesan tak sampai bukan urusanku...

Pengalaman tampil berdiri di podium upacara ditatap lebih 800 pasang mata adalah pengalaman pertamaku , campur aduk rasanya , grogi gemetaran khawatir dan deg-degan . Walau persiapan untuk tampil sudah dipersiapkan matang . Tapi ketika harinya tiba ...wow tetap berkeringat . Ditambah sang surya pun telah memancarkan sinar terangnya . 
Memulai sambutan dengan mengutip bahasa meme polwan , " Di situ kadang saya merasa sedih " mengajak siswa untuk flasback ke masa SD sebelum memasuki jenjang sekolah lanjutan pertama . 
Harapan dan keinginan yang ingin diwujudkan untuk menjadi kenyataan dilakukan dengan cara berusaha belajar tekun dan berdoa dan  mendadak lupa bahkan terlena ketika keinginan telah tercapai . 
Berlanjut dengan petuah layaknya motivator yang memotivasi untuk tetap menjadi siswa hebat yang menjunjung tinggi kejujuran . 
Sebagai calon pemimpin masa depan belajar dan mempersiapkan diri untuk menuju cita-cita adalah tanggung jawab yang harus di miliki dari sejak dini . Tak bisa seperti sulap yang bisa langsung terkabul , kusampaikan kepada anak-anak hebatku tentang perjuangan yang harus mereka lakukan . 
Ketika sambutan kuakhiri dengan salam doa dan pembubaran barisan . Perlahan aku turun dari podium . Langsung diserbu oleh serombongan siswa menyambutku memeluk dan berebut bicara . Ibu keren ....Pidatonya memotivasi banget . Aku melongo dan mataku melotot . Bagus tanyaku bengong....???
Tak percaya dengan spontanitas mereka kepadaku . Iya bu sambil dilanjutkan siswa yang lainnya lagi ....wah aku serasa terbang nih batinku . Masih penasaran kutanyakan lagi bagus apanya .Isi nya bu memotivasi banget . Masih tetap tak percaya kuucapkan terima kasih atas apresiasi mereka kepadaku . Ketika bertemu lagi dengan siswa yang lain sambil bersalaman masih dilanjutkan dengan kalimat ibu juara deh ngasih sambutannya , keren bu ...yang lain mengangguk setuju . 
Sementara saat kubuka gadget yang kutinggalkan di tas dalam lemari ada beberapa BBM yang masuk yang isinya berbunyi . suka banget dengan sambutannya bu tulis mereka . Besok ibu lagi aja bu yang jadi pembina upacara . MAsih tak percaya , kutanya sukanya karena apa ? Karena upacaranya gak lama ? Gak bu , isi sambutanyanya itu bu ...kereeeeen katanya . Dan ketika kubuka medsos , kubaca ada satu tweet yang dikirim oleh siswaku " Anak2 hebat " juga  karena ada "guru hebat" dan ini dia Guru hebat @Ni2kFeby terbaiklah bu ....wow terperanjat aku membacanya 
Begitu membahagiakan apresiasi yang diberikan oleh siswaku . Berbeda dengan apresiasi yang dilakukan oleh orang dewasa . baru sekali nik jadi pembina upacara dengan ucapan yang sedikit mencibir . Atau melihat dari sisi negatif yang lain , ngerasa gak waktu lagi ngasih sambutan , siswa/i berisik gak mau mendengar ...kujawab enteng oh begitu ya ...maklum deh masih demam panggung baru sekali naik podium .
Biarlah cerita tentang apresiasi siswa/iku hanya jadi ceritaku dan siswaku . Bukan ceritaku dengan orang dewasa.....:(