Rabu, 23 September 2015

Ketika didengar menjadi kebutuhan

Ketika didengar menjadi kebutuhan. Kelihatannya sepele dengan kalimat tersebut . Mendengar,dengarkan , di dengar adalah 3 kata yang berasal dari kata dasar "dengar". Menggunakan organ pendengaran untuk bisa mengaktifkan pemahaman . Ternyata tak semudah itu dalam kenyataannya. Sering terdengar orang tua , guru berucap 'makanya kalau orang tua ngomong itu di'denger'in '. Pasti menyalahkan anak ketika kalimatnya berbunyi seperti itu. 
'Dengarkan perintahnya baik-baik' , itu kalimat yang biasa diucapkan guru ketika memberi tugas . 
'Percuma ngomong, siapa yang mau peduli ' , kalimat putus asa yang biasa diucapkan siswa ketika merasa tak ada yang mau mendengarkan . 
Teringat dengan satu kata bijak yang pernah diucapkan oleh teman dekatku, " Nik , manusia itu punya 2 telinga untuk mendengar dan satu mulut untuk berbicara . Alangkah bijaknya sebagai manusia kita lebih banyak mendengar daripada banyak bicara . Disambung dengan quote yang pernah diucapkan oleh mantan presiden Suharto "Mendengar membuat jiwa lebih bijak ". dan ternyata tak mudah untuk menjadi pendengar yang baik ternyata . 
Menanti giliran untuk di dengar adalah yang dilakukan oleh siswaku di sekolah , sesi konseling yang kulakukan dengan beberapa siswa dari kelas tertentu tak menyurutkan niat siswa yang lain ketika merasa butuh didengar . Atau diakhir waktu menjelang jam kerja usai bergantian bercerita hingga aku berucap " hallo telinga saya cuma 2 dan saya bingung mau mendengarkan cerita yang mana " . Kembali dengan celotehan rame, "saya dulu bu, saya dulu bu...
Ya ternyata didengar adalah kebutuhan yang cukup mendesak .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar