Minggu, 28 Juli 2013

Bahasa Birokrasi

Sebelumnya maaf kalo judul dan isinya agak menyentil . Ini kaitannya dengan bahasa birokrasi yang kujadikan judul . Pemahaman awam ku tentang para birokrat yang masih berpandangan lawas bahwa gemar menggunakan istilah menjulang tinggi namun nol besar pada pelaksanaannya . Program sih bagus banget tapi karena sering tak di dukung dengan mental dan paradigma berpikir SDM nya yang masih senang dilayani . Yang terjadi dalam kenyataannya cuma menghasilkan kalimat maklumlah kan masih manusia , gudangnya khilaf. Dan apa mau dikata ketika harus melakukan evaluasi . Program yang belum terlaksana dengan baik di waktu lalu hanya sekedar ucapan , maklumin yang ini belum terlaksana . Banyakin maklum aja deh untuk program yang dicanangkan ketika tak terlaksana . Dan biasanya sih ke tak tuntasan program akan berlanjut pada masa-masa selanjutnya . Mungkin kalo pinjam istilahnya pedagang gini bunyinya , ketika menjual produk tak ada yang mengungkapkan tentang kelemahan dari produknya , begitu ada keluhan ya maklumin deh . Bahasa birokrasi selalu menjual yang menarik dan membuat telinga berdiri ketika mendengar istilah baru yang masih asing di dengar . Akhirnya sebagian rakyat jadi keranjingan juga dengan istilah baru . Ingat dengan pejabat di lembagaku yang gemar menggunakan istilah SOP ( standar operasional prosedur ) UN . Wah keren dengernya , kenyataannya ???

???

Ibu , guru bahasa Indonesia ? , dialog dibuka dengan pertanyaan itu ketika aku menutup buku " Guru Gokil Murid Unyu " karangan J Sumardianta . Mataku mulai mengantuk dan ingin tidur sebentar sebelum sampai stasiun tujuan ku . Urung aku tidur malah akhirnya ngobrol dengan rekan baruku itu . Aku yakin rekan baruku itu juga pasukan pencerdas generasi bangsa dapat dikenali dari seragam yang berwarna biru dongker . Aku menjawab bukan , saya guru BK . Agak heran rekan baruku tadi dan kembali bertanya , kok bacaannya seperti guru bahasa Indonesia? Sekarang gantian aku yang bingung dan berpikir . Emang kalo baca buku harus guru bahasa Indonesia ya ???
Pertanyaan itu terus menerus terngiang -ngiang di pikiranku . 
Bagaimana mo jadi guru yang gokil ya kalo pinjam istilahnya pak Sumar urusan membaca saja harus terkotak -kotak . Mungkin yang paling dianggap aneh nantinya hanya guru Penjaskes ketika suka membaca . Harusnya kan mereka melakukan aktifitas fisik , seperti berlari , berenang . 
Ampuuuuuun gimana mau membimbing generasi masa depan yang tangguh kalo untuk membuka jendela dunia saja selalu dikaitkan dengan mapel yang diampu . Bukankah masing-masing ilmu selalu ada keterkaitan dengan ilmu yang lain ? Dan urusan membaca , belajar tak selalu harus ada kaitanya dengan menyambut ujian nasional kan ? 
Semakin sempit semakin terkotak .....Tantangan generasi penerus adalah dunia digital tanpa batas dan juga mungkin tanpa sensor . Apa yang akan terjadi ketika guidancenya masih paradigma lama , belajar hanya dibatasi ruang segi empat ? Dan membaca hanya untuk urusan ujian seperti panduan di buku paket yang dibagikan dari sekolah .........?????

Jumat, 12 Juli 2013

Beda Pemikiran beda pemahaman

Iklan pulsa prabayar dari salah satu penyedia seluler bisa menjadi renungan bagi para orang dewasa . " Jadi orang dewasa menyenangkan tapi susah dijalani .
Ingat yang terjadi beberapa hari yang lalu , saat bocah balita berusia kurang dari 3 tahun tetanggaku yang sedang lucu , bandel dan pintar ngomong . Menunjukkan maha karya tertingginya kepada orang tuanya ( papanya ) . Hasil karyanya adalah bekas goretan batu apung yang ditemuinya di jalanan dan digoreskan ke mobil orang tuanya . Sebelumnya abang sang adik sudah melarang perbuatan adiknya . Ya dimaklumi anak balita belum paham maksud larangan itu . Bahkan ketika sang abang mengadukan hasil perbuatan adiknya . Masih dengan kesabaran si ayah bertanya , kamu ngapain dengan mobil papa . Dengan bangga si bocah kecil menarik tangan papanya menagmbil batu yang ditemui di jalan dan menunjukkan hasil karyanya . Tak dinyana oleh si bocah reaksi papanya yang langsung marah meledak amarahnya . Berlarilah bocah kecil tersebut ke rumah tetangga yang lain yang pintunya terbuka . Lucunya si bocah bersembunyi di balik badan si pemilik rumah .....hahhaha kalo liat kejadian geli dan kasian si bocah. 
Dalam pikiran si bocah apa yang salah dengan yang kulakukan aku kan pintar , tapi kenapa papa begitu marah . Jadi orang dewasa menyenangkan tapi susah dijalani begitu tagline iklannya . Bener banget ...
Dalam pemikiran simpel anak-anak aku pintar , aku kreatif . Dan dalam pemikiran orang dewasa waduh ....berapa rupiah yang harus kukeluarkan untuk dana tak terduga mendempul mobilku . 
Terjadilah yang namanya beda pemikiran beda pemahaman 

Rabu, 10 Juli 2013

Guardian Angel

Terinspirasi dari beberapa cerita di buku Guardian Angel "Romantika membangun Sekolahnya Manusia". Ada yang bisa dijadikan bahan materi nih , sambil sedikit di modifikasi pada beberapa bagiannya. 
Memang benar moment spesial bagi seorang guru adalah ketika kehadirannya sangat diharapkan oleh siswanya . Dengan ungkapan yang diucapkan saat berpapasan dan salam . Atau ketika chat di media sosial  " Bu kapan ngajar di kelas saya lagi " . Bagi kelas yang kubimbimg mungkin memang tak terlalu berpengaruh karena tersedia jam tatap muka setiap minggu . Saat mereka kangen pun tak jarang langsung mengetuk pintu ijin masuk sambil mengucap salam dan duduk disebelahku . Sambil aku bertanya ada apa , ada yang bisa ibu bantu . dan hanya gelengan kepala dengan ucapan pelan , 'gak apa-apa kangen aja sama ibu ' . Hehehe bisa aja .Walau terkadang kikuk juga diamati oleh siswa.
Atau menyapa di media sosial bercerita tentang kegalauannya , 'abg-abg'. Tak jarang terjadi bisik-bisik tetangga diantara jenjang yang tak kubimbing . Tahun depan kami diajar sama ibu kan ? Aku hanya bisa tersenyum . Kebetulan sekolahku menganut sistem mengikuti  tahap perkembangan siswa.Siswa yang dari kelas 7 menjadi bimbinganku akan terus kubimbing hingga mereka lulus . Itulah alasannya mengapa begitu dalam ikatan emosional yang terjadi antara aku dan siswa yang kubimbing . Galaunya mereka menjadi galauku juga . Prestasi mereka menjadi kebahagian bagiku .
Merupakan tantangan bagiku ketika membimbing kelas yang pasif , mati gaya deh aku. Memutar otak untuk mencari metode yang jitu agar bisa mengungkap potensi terbaik kelas. 
Kuingat ada satu moment kejadian ketika harus menginfal kelas rekanku yang sedang sakit dan dirawat . Aku memulai bercerita . Kukondisikan suasana kelas yang dramatis . Hingga mereka hanyut dalam ceritaku . Ketika sudah kucuri perhatian mereka , barulah aku masuk kepada materi yang cukup membuat mereka antusias mengerjakan tugas mind mapnya.

Senin, 08 Juli 2013

Memory tentang rokok

Saat acara arisan keluarga di rumah salah satu adik iparku . Ada cerita lucu dan menggelikan . Ketika kakak iparku berkata suaminya yang susah disuruh makan bahkan ketika terserang sakitpun. Begitu sembuh dari sakit kembali dengan kebiasaan lamanya merokok dan ngopi. Nikmatnya hidup menurut mereka . Pinjem taglinenya ya pak alex 'ngopi pahit dan ngejinggo .
Dan aku jadi ingat dengan siswa-siswaku . Ketika aku memberi materi tentang rokok . Saat itu kubagi mereka  menjadi 2 kelompok besar . Pro rokok dan kontra rokok . Metode debat aktif yang kupakai membuat suasana ramai karena hampir semua siswa ingin menyampaikan argumennya . 
Kelompok pro'rokok menyuarakan devisa negara dari cukai rokok dapat memberi keuntungan besar . Dibantah oleh kelompok yang kontra yang menyoroti dari aspek kesehatan bahwa rokok dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan , diantaranya kanker, impotensi dan gangguan kehamilan ,memangnya mau jadi impoten gara-gara merokok, kata si kelompok kontra .
oh debat tak berhenti sampai disitu ketika kelompok kontra mengangguk -anggukan kepala menyetujui pendapat temannya . Kelompok pro menyanggahnya , apa buktinya rokok menyebabkan impotensi ? Bapak gue dari muda merokok ketika nikah punya anak lahir juga gue......Hahahha aku hanya bisa tersenyum geli dengan contoh kasus yang diungkapkan oleh siswaku.

Jumat, 05 Juli 2013

Galau Jilid 2

Tulisan ini kubuat karena mengamati yang terjadi saat pengumuman kelulusan SD, SMP. Ada rasa syukur, bangga dan bahagia atas prestasi yag sudah di peroleh sang buah hati barupa " angka " . Beranggapan pasti dan yakin bisa memilih sekolah lanjut sesuai dengan harapan orangtuanya . Dan sebagai pengamat akupun meyakini prestasi berupa " angka" tersebut memang merupakan angka yang baik dan masuk dalam kategori memuaskan . 
Namun ternyata galaunya orangtua masih berlanjut manakala proses pendaftaran online dilakukan . Dag dig dug dan was-wasdengan pergeseran urutan terus terjadi . Hingga akhir penutupan proses online berakhir menjadi mimpi buruk bagi orang tua dan anak yang H2C ( harap-harap cemas ) mencari informasi apakah tetap bisa bertahan disekolah yang dituju atau harus rela terlempar dan mencari sekolah lain . 
Tak tahu harus berkata adilkah penyaringan siswa dengan menggunakan sistem online seperti ini ? 
Karena ketika proses kbm mulai berjalan , berdasarkan pengalamanku sebagai pengajar .Akan muncul keluhan 'kok bisa nilainya tinggi tapi ternyata tak bisa baca?, atau kok bisa nilainya tinggi tapi ternyata belum mampu membagi , tak hafal perkalian dll. Dan kita pun jadi terbiasa melihat keanehan demi keanehan selama kbm berlangsung. Ironi namun begitulah kenyataannya.