Selasa, 12 November 2019

Literasi dalam Gerakan Kebaikan


Penyematan pin Gerakan Kebaikan di SMP Negeri 40 Jakarta
Gerakan Kebaikan adalah tagline yang aku angkat dalam kegiatan di sekolah . Berawal dari keprihatinan akan perilaku yang dilakukan oleh siswa-siswi di sekolah yang sangat terbiasa mengucapkan kata-kata negatif dalam pergaulan nya. Mulai luntur sikap peduli dan bertanggung jawab. Daripada hanya sekedar mengeluhkan perilaku siswa remaja yg mulai luntur dgn hal-hal baik dalam pergaulan nya ( menurut pandangan orang dewasa) . Belajar lagi untuk mengecharge diri tentang psikologi remaja. Masa ingin tau,kepo, coba-coba, gampang terpengaruh hal- hal negatif,masa penuh gejolak , masa mencari identitas diri. Ok baik lah yang disebut dalam teori psikologi adalah segala hal yang dihadapi oleh para remaja siswa-siswi di sekolah. Menjadi tantangan bagi ku untuk membuat suatu hal yang bisa mengubah kekhawatiran menjadi tantangan yang harus ditaklukkan oleh siswa-siswi ku. 
Tetap berdasarkan teori yang sudah dilakukan oleh para ilmuwan sehingga ada dasar yang meyakinkan para remaja ku untuk menaklukkan tantangan yang kuberikan. Penelitian yang dilakukan oleh Prof Masaru Emoto seorang profesor dari Jepang yang melakukan penelitian kekuatan kata-kata terhadap perubahan komposisi air. Mencoba melakukan nya terhadap nasi. Dan eureka... percobaan ku berhasil. Kubawa ke kelas. Dengan informasi bahwa percobaan  sudah dilakukan selama lebih kurang 2 mingguan.2 bejana berisi sejumput nasi yang diberi kata-kata positif dan kata-kata negatif. Ada perubahan terlihat nyata di bejana yg diberi kata-kata negatif nasi mulai berjamur dan tercium bau tak sedap. Berbeda dengan bejana yang diberi kata-kata positif tak ada perubahan yang mencolok. Prolog dilanjutkan dengan menyampaikan dahsyatnya kata-kata terhadap benda mati. Bagaimana dengan pikiran dan hati yang selalu mendengar kata-kata negatif. Mau jadi apa kita?? Kataku dengan mimik wajah sedih. Tantangan selanjutnya adalah meminta siswa-siswi melakukan pengamatan dengan mengoptimalkan indera pendengaran seberapa sering mendengar kata-kata positif dan negatif . Lokasi mendengar nya juga perasaan yang dirasakan oleh pengamat kala mendengar kata-kata tersebut. Pengamatan dilakukan selama 3 minggu. Saat hasil laporan dikumpulkan. Bersama dengan siswa mengidentifikasi dan menganalisa hasil pengamatan. 
Hasil pengamatan yang memprihatinkan adalah jumlah kata-kata negatif lebih sering terdengar dibanding kata-kata positif. Dilanjutkan dengan pembahasan himbauan untuk selalu  menggunakan 4 kata sakti "Maaf, Permisi,Tolong, Terimakasih"  4 Kata yang mulai jarang digunakan padahal sangat sakti . 
Pengembangan kegiatan literasi yang tak hanya sekedar membaca 15 menit namun dapat dikembangkan kepada hal2 yang lebih dinamis. Sekali mendayung 2 tiga hal dapat terlaksana. 

#semuamuridsemuaguru
#gerakankebaikan
#4katasakti

Gerakan Kebaikan dilakukan dalam kegiatan MGMP B. Indonesia

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”

Minggu, 10 November 2019

Gerakan kebaikan mempertemukan ku di TPN

 

Cerita tentang TPN masih menjadi euforia hingga hari ini. Banyak hal menarik yang bisa menjadi inspirasi ketika bertemu dgn rekan guru hebat Nusantara ini. Dan TPN 2019 ini setelah melalui tahapan yg panjang dari tim panitia TPN aku dapat berbagi cerita dgn rekan guru di kelas Kemerdekaan dengan tema "Memanusiakan hubungan dengan literasi " judul yg aku angkat di kelas ini adalah Gerakan Kebaikan. 
Berawal dari kegelisahan ku sebagai guru  karena siswa2 remajaku yang sering berkata-kata kasar dan negatif. 
Menjadi sesuatu kebahagian  ketika di suatu pagi saat membuka email mendapatkan kesempatan untuk menjadi pembicara di salah satu kelas di TPN 2019. Wah ini sih kesempatan yg tak boleh dilewatkan pikirku. Membaca dengan jeli panduan penulisan yang harus dipatuhi. Dari mulai mengirimkan abstrak tulisan,kajian teori yang melatarbelakangi hingga berbagai hal dari praktik baik yang sudah kulakukan. Menariknya di acara TPN adalah berbagi banyak hal dengan guru-guru hebat se Nusantara. 
Pada TPN 2019 ini kesempatan untuk berbagi cerita praktik baik mendapat apresiasi dan dukungan dari rekan seperjuangan. Tak bisa merasa menjadi yang paling jumawa ketika memiliki kesempatan menjadi pembicara di kelas kemerdekaan dengan tema memanusiakan hubungan dengan literasi. Berawal dari kegelisahan sebagai guru yang selalu mendengar kata lisan diucapkan oleh siswa remajaku. Kegelisahan itu lah yg kuangkat menjadi materi dengan judul Gerakan Kebaikan . Berbagi cerita kegelisahan yang ternyata juga menjadi kegelisahan yang sama dirasakan pula oleh saudara seperjuangan di Nusantara. 
Bertemu dengan rekan sesama pembicara yang sepertinya lebih BK dari guru BK . Rekan sesama pembicara di kelas kemerdekaan Pak Iwan yang keren berbagi materi Buku Impian .Dan disadarkan banyak banget hal-hal kecil yang bisa dibagi di kelas TPN ini dan akan berdampak besar. Ih pokoknya TPN itu keren dan bermanfaat banget. Tak ada sekat yg membuat peserta dan pembicara menjadi berbeda. Semua murid semua guru .

Dan pagi ini pak Iwan ingin menyampaikan Gerakan Kebaikan di MGMP daerahnya. 
" Gerakan Kebaikan adalah gerakan nyata pendidikan karakter ..." katanya . 
Terimakasih pak Iwan untuk apresiasinya 🙏🙏