Minggu, 28 Februari 2016

Teriakan bahagia ...

Kebahagian anak adalah kebahagiaan orang tua . 
Kuungkapkan pada rekanku yang punya jabatan sebagai wakil kurikulum. 
Ketika yang bersangkutan ingin mengumumkan tentang pembatalan pendalaman materi (PM) selama uji coba ujian nasional berlangsung. 
Nanti ajalah ngasih pengumumannya katanya lagi. Sekarang aja paksaku , kan seru denger teriakan siswa yang bahagia karena pm ditiadakan . Ah nanti jadi rame kelas kata wakil memberi alasan . Kujawab lagi gak suka apa liat anak bahagia . Ketika anak tertawa bahagia ada energi yang disalurkan pada kita orang dewasa sehingga orang dewasa pun turut merasakan kebahagiaan . 
Kenapa begitu mudah melupakan saat-saat bahagia ketika melihat senyum , canda tawa dan gurauan anak-anak . 
Padahal dalam diri setiap individu ada sisi anak-anak, sisi dewasa juga sisi orang tua . Seperti teori yang dikemukakan oleh Erick Berne dengan pendekatan analisis transaksionalnya .
Sesekali melupakan perilaku yang menjaga jarak dan wibawa saat berada dalam dunia anak-anak agar terjadi kedekatan emosi yang baik

Kacang lupa kulitnya

Pepatah kacang lupa pada kulitnya adalah pepatah yang biasa terdengar untuk menyebutkan seseorang yang melupakan asal usulnya . Mungkin akan berbeda ketika seseorang memang tak pernah tahu asal usulnya dan biasanya orang itu akan berusaha untuk mencari tahu asal usulnya .Siapa dan darimana dia berasal .
Ironis dan miris sekali saat seseorang tau dari mana dia berasal dan paham keberhasilannya yang saat ini dinikmati juga dari asal tersebut tapi masih menjelek-jelekkan asalnya. Lupa keberhasilannya karena asalnya. Memberi label negatif pada asalnya .Mungkin berasal dari situ awal mula pepatah tersebut.

Kegelisahan menjelang UN

Persiapan siswa/i diakhir masa studi dalam setiap jenjang selalu dibarengi dengan doktrin yang berbau nasehat . "ingat tinggal 2 bulan lagi , ingat UN sudah bisa bisa dihitung dengan jari ..dan banyak kalimat yang bernada seperti itu.Mengingatkan kah atau menakuti ?
Kejadian tak mengenakkan terjadi pada putriku juga siswa/i ku . Stres menghadapi stres menjelang UN. Saat Try out berlangsung di malam harinya mengigau dan berteriak tak bisa tidur , memandangi tembok kamar yang dilihat soal-soal rumit yang bikin pusing , memandangi langit-langit kamar bayangan soal menari-nari dengan riangnya.Memejamkan mata bayangan soal tersebut menjulurkan lidah seakan mengejek hingga akhirnya menjerit panik.
Tak berbeda dengan yang dialami oleh siswa/i bimbingan ku . Dengan mengganti istilah try out menjadi UCUN (uji coba ujian nasional ) bayangan menakutkan tentang UN disingkapi dengan cara yang berbeda. Menghadapi argumen mereka ketika kedapatan membawa kunci jawaban adalah kami ingin mendapat nilai baik bu pengen bisa bikin bangga orang tua . Oh dengan cara instan nak , kataku . Yang penting bisa bikin orang tua bangga bu . ups ...pr besar ku ini batinku dalam hati . 
Menanamkan tentang kejujuran , kepercayaan diri dan menghargai hasil usaha sendiri. 
Renunganku saat terjadi hal-hal seperti ini , selalu berulang kegelisahan menjelang UN . Begitu mengerikan pendidikan ketika yang didapat di akhir masa studi harus melewati tahap stres terlebih dahulu . Memberi berbagai kemudahan di awal namun doktrin yang menakutkan di akhir masa . 
Mengapa tak dibuat lebih humanis dengan mempersiapkan mental dan emosi untuk kesuksesan  maupun kegagalan .Mengajarkan tentang kejujuran, kepercayaan diri dan menghargai usaha sendiri . Karena ketika sukses pun akan ada konsekuensi yang harus dialami . Yang terjadi selama ini hanya menggiring pada kesuksesan sehingga ketika mengalami kegagalan merasa kiamatlah dunianya

Sabtu, 20 Februari 2016

Debat aktif tentang "Nyontek "

Mengawali bulan Februari dengan membahas materi yang sangat dekat dengan kehidupan siswaku. Keuntungan dan bahaya menyontek.
Beberapa penolakan dan pengingkaran ketika ada dalam kelompok yang langsung kubagi menjadi 2 kelompok besar berdasarkan posisi tempat duduk mereka. " bu , saya pindah ke kelompok yang pro nyontek ya " kuangkat alis mataku , menjawab sambil nyengir , "ah ibu kaya gak tau saya aja . "
Begitulah dialog singkat yang terjadi sebelum kegiatan debat dimulai .
Menolak berada di kelompok yang kontra nyontek karena merasa selama proses kbm tak selalu jujur dalam menjawab soal-soal tertulis saat ujian .
Jadi ingat meme tentang nyontek



ya benar sekali ,memang seperti itulah yang terjadi .
Ketika debat dimulai kelompok kontra (menolak) nyontek berargumen nyontek itu gak baik dan dosa juga merugikan diri sendiri dan beragam argumen yang idealnya memang tak dilakukan .
Tak kalah sengit argumen balasan dari kelompok pro nyontek , merugikan bagaimana justru kita dapat nilai bagus dan itu kan bisa bikin orang tua bangga . wow argumen yang menamparku sebagai orang tua juga guru.
Ketika nilai dan peringkat lebih dihargai dibanding proses kbm yang jujur maka akan terus berulang kebiasaan buruk menyontek .
Dilema ketika berusaha memberi nasehat untuk mengharamkan menyontek argumen kritis diungkapkan oleh siswa/iku " Kalo kita jujur dan dapat nilai jelek jangan dong kami dimarahin , hargai hasil usaha jujur kami . Ups tak mampu berkata apa lagi menyanggah

Mawar Merah dan Pink

Sering memberi kode ketika melihat penjual kembang mawar berdiri menantikan pembeli di malam Minggu ketika sedang menyusuri jalan margonda. Sambil mata melirik kiri dan kanan.
Beberapa kali melihat penjual kembang tersebut dan selalu memberi kode hingga berpikir tak peka , saat malah berucap " emang sekarang tanggal berapa , ada moment apa ? "
Sambil jengkel kujawab asal .." Holoween "
Cekikikan geli terdengar dari bangku belakang disertai celetukan , " ih ayah , bunda udah ngode juga "
Berlalu dan tak berharap lagi dengan mawar merah atau pink.
Hingga tak diduga saat menunggu berdoa bersama untuk memperingati pertambahan usia , tunggu ayah juga punya kado untuk bunda ...bergegas mengambil mawar merah dan pink yang sudah disiapkan .
HEhe... makasih ayah . lop U