Minggu, 26 April 2015

Kepoo deee

"Bu, tadi kelas 8.1 belajar apa ?tanya seorang siswa setelah jam pulang sekolah .
" Kenapa?" tanyaku
" Itu mereka nulis-nulis ke papan tulis gantian ngapain mereka bu ? "
" ih kepo deh kamu , " jawabku santai
" ih ibu beneran ," sambil menarik tanganku.
" Belajar apa mereka bu ?" mulai ngotot pengen tau

" Belajar BK sama bu Ninik ", jawab siswa dari kelas 8.1
" Iya , trus ngapain nulis-nulis di papan tulis gantian gitu ".
" ih kepo bangeeet deh kamu , sahutku lagi
" sabar , ntar kelas lu juga kebagian kok belajar gitu ." jawab siswa dari kelas 8.1
" Materinya apa bu " . Mulai jengkel karena rasa penasarannya tak terjawab .

Aku menikmati saat -saat kepo siswaku . Sering terjadi dialog diantara mereka yang membahas materi BK . Tantangan yang kuberi untuk memancing imajinasi dan  kreativitas disambut dengan rasa antusias .
Berulang kali bertanya kapan bisa mengumpulkan tugas akhir dalam bentuk buku , walau materi belum selesai . Atau bertanya via BBM , besok materi kita apa bu . Dan mengintip kelas yang sudah ganti materi adalah hal-hal yang dilakukan oleh siswa/iku .
Teringat beberapa tahun yang lalu , sambil berlari sekencang-kencangnya hingga aku pun hampir tertabrak , karena kukatakan batas akhir pengumpulan tugas adalah hari Jumat sebelum jam 15. 00 WIB .
Kuhargai usaha mereka adalah bentuk tanggung jawab dan menghargai aku dan pelajaran yang kuampu .
Saat KBM berlangsung aku suka tatapan antusias , celetukan menggelitik untuk digali lebih dalam .
Hingga terlontar ucapan dari salah seorang siswa yang berucap , udah bu jangan pancing teman-teman saya untuk bikin pertanyaan lagi , saya udah kewalahan menjawab pertanyaan mereka saat terjadi diskusi di kelas pada kegiatan layanan klasikal .
Dan ketika aku meminta siswaku untuk membaca kehidupan tokoh dunia makna tersirat yang ingin kusampaikan adalah memancing siswaku untuk berani mengungkapkan gagasan -gagasan briliannya .
Semua berawal dari ketidak mungkinan . Tapi tak ada yang tak mungkin ketika ada keinginan mewujudkan mimpi dan hayalan ,"ucapku membakar semangat siswaku

Masih tentang BPC

Bercerita tentang perjalanan tokoh dunia masih berlangsung , 2 bulan lebih untuk membahas materi ini . Bukan karena tak tuntas atau tak menarik . 
Tapi memang selalu ada kalimat yang terdengar dari beberapa siswa di setiap kelas " belum hafal bu " . 
Dan semangat mengajarku langsung gubrak ke titik nadir , kuungkapkan dengan intonasi volume suara tinggi , " yang saya minta baca cerita tentang kehidupan tokoh dunia , pahami cerita hidupnya dan ceritakan lagi kepada teman-teman seakan -akan kalian sangat dekat dengan tokoh tersebut . Tidak ada perintah untuk menghafalkan tahun, tempat dengan susunan ejaan yang tepat , sahutku dengan jengkel .
 Hening kelas ketika aku berbicara .
Dan memang benar ternyata KBM itu bukan hanya ditujukan untuk siswa semata . 
Gurunya pun harus belajar . 
Belajar memahami tugas perkembangan siswa, belajar menggali kepercayaan diri siswa , belajar fleksibel dengan penerapan metode yang tak selalu bisa diterapkan di semua kelas paralel , belajar memantik siswa dengan kalimat motivasi yang menggugah yang berbeda kepada setiap siswa , belajar memahami keunikan karakter setiap siswa ....uuuuh berat juga ketika tersadar .
Tapi akan sangat puas dan bahagia ketika tertanam dalam hati dan memory mereka , " ibu motivator bagi saya , ibu paling mengerti kami . Hmmm serasa melayang ketika melalui tatapan antusias wajah optimis mereka menyampaikan terima kasih bu , diakhir materi KBM

Jumat, 03 April 2015

LIDAN

Lidan itu nama panggilannya . Aku lebih familiar dengan nama itu dibanding nama lengkapnya . Sosoknya yang tinggi menjulang sopan dalam berprilaku membuat lingkungan cepat menyayanginya . Perkenalan ku yang lebih  dekat juga juga terbilang singkat . Baru sekitar 2 bulan . Karena aku diminta untuk menggantikan jam mengajar rekanku sebagai pembimbing di kelasnya. 


Hari ini dia mengintip-intip ruanganku . Memastikan aku sibuk atau tidak . Kulambaikan tangan dan tersenyum memanggilnya . Bergegas dia masuk menyalamiku . Kupersilahkan duduk.
"Gimana pertandingannya nak , " tanyaku . 
" Alhamdulillah bu saya menang "Jawabnya . 
" Alhamdulillah" kataku turut mensyukuri prestasinya." Dapat medali apa " tanyaku lagi 
" Emas bu " Jawabnya dengan mata berbinar .Kuberi selamat sambil kukecup keningnya 
" Masih sebagai atlet DKI kah kamu sekarang nak ?" tanyaku
" Gak bu , saya sekarang atlet nasional . Saya dulu pengen banget memakai logo DKI sudah tercapai . Dan sekarang saya sudah boleh memakai logo atlet nasional di seragam karate saya bu , " ungkapnya dengan mata berbinar mengenang perjuangannya . 
"Dari sejak kapan kamu latihan karate nak ", tanyaku
" Dari kelas 3 SD bu , awal latihan ketika itu ada pertandingan dan saya mengikutinya langsung bisa juara . Orang tua saya bangga sekali bu . Namun setelah juara di saat itu selama 3 tahun tak pernah ada prestasi yang bisa saya persembahkan untuk membuat orang tua saya bangga . Saya sedikit frustasi ketika orang tua mulai tak mendukung , percuma latihan gak pernah juara ngabisin duit aja , begitu ungkapan penyesalan yang diucapkan orang tua saya . Ungkapan tersebut membekas dalam diri Lidan kecil 
Ketika suatu kali dia mengikuti pertandingan tanpa mengantongi ijin dari orang tuanya dan membuat orang tuanya kaget saat melihat dalam tasnya ada medali yang disembunyikannya . 




Konsistensi Lidan untuk tetap menekuni hobinya berbuah hasil . Dengan pengorbanannya yang mendapat cibiran untuk melupakan pertandingan karena jadwal pertandingan berbarengan dengan jadwal ujian praktek di sekolah . Medali emas dan predikat sebagai atlet nasional ada dalam genggamannya . 
Menjadi tanggung jawab untuk tetap latihan tekun menjaga perilaku yang terpuji dan prestasi akan mengiringi langkahmu nak .

Pengen Terkenal

Bu , tulis saya dong , ungkap salah satu siswaku ketika aku mendampingi mereka melakukan pemeriksaan mata di ruang multi media . Aku kurang paham dengan pernyataannya. Persepsiku ia ingin aku mengunjungi blognya . Kirim link blogmu nak sahutku , nanti ibu akan baca. Lantas dia melanjutkan , bukan bu ...maksud saya ibu cerita tentang saya di blog ibu. Saya kan juga pengen terkenal bu...ucapnya malu-malu . Ternganga mulutku mendengar alasannya "biar terkenal". Lucu dan geli dengan alasan remaja agar dikenal dan menjadi terkenal . 
Remaja yang kubimbing adalah abg yang butuh aktualisasi diri. Secara psikologis usia remaja yang saat ini mereka masuki adalah masa mereka menunjukkan dirinya. Bisa berbagai cara dilakukan remaja untuk memperkenalkan siapa dirinya . Yang positif bisa dilakukakan dengan menunjukkan bakat . Ketika bakat tersebut diasah dapat menghasilkan prestasi . Dan prestasi yang didapat bisa membuat remaja menjadi percaya diri .
Namun ada pula proses mencari jati diri dilakukan dengan cara negatif , tetap dikenal kok pikir mereka . Tak sepenuhnya salah remaja . Hidup di era kini batas abu-abu antara baik dan buruk begitu absurdnya .Remaja melihat hal itu di dalam kehidupan nyata . Ketika para pejabat yang terlibat korupsi dengan bangganya para pejabat keluar dari ruang penyelidikan di KPK sambil melambaikan tangan padahal telah ditetapkan statusnya sebagai tersangka. Contoh keteladanan yang mulai terkikis membuat remaja berpikir pendek . "yang penting dikenal "
Dan pernyataan siswiku untuk terkenal dengan cara aku menulis tentangnya di blogku adalah hal yang wajar. Aku apresiasi keberaniannya untuk menyampaikan keinginannya padaku .