Sabtu, 12 Desember 2015

Kucing dan Matematika

Kucing dan matematika adalah 2 hal yang sama-sama tak begitu berkesan bagi hidupku . Aku tak begitu menyukai binatang yang katanya hewan kesayangan nabi Muhammad SAW.
Bagiku kucing adalah hewan yang teramat biasa tak menarik perhatianku kecuali suaranya yang mengeong meminta perhatian, Yang kuingat dari kucing adalah hewan manja dan ,malas suka mencuri bekal makan siangku . Ketika pintu ruangan tak tertutup rapat dan manakala kembali dari mengajar atau aktifitas lain mencuci tangan untuk menyantap makan siang ...jreng bekal makan siangku telah terkoyak-koyak dengan sempurna ....oh tanggal tua sengaja membawa bekal dari rumah biar hemat (padahal bokek) harus sabar dengan perilaku kucing.
Hal kedua yang kuingat dari kucing adalah penghasil kotoran ter" sopan "di halaman sekolahku. Populasinya yang cukup besar membuat halaman sekolah yang diisi dengan lapangan basket ,voli , bulutangkis menjadi area yang sangat di gemari oleh gerombolan kucing karena dipinggir ketiga lapangan tersebut banyak pasir juga rerumputan dan pohon-pohon . 

Sedangkan matematika adalah hal kedua yang gak berkesan karena setelah aku dewasa sekarang ini ( gak mau ngaku tua )aku menyadari tak cerdas matematika tapi tak lantas membuatku berkecil hati . 
Aku tetap bisa hidup dengan kecerdasan interpersonal , intrapersonal dan linguistikku 
# teori multiple Intelligence.
Ingat kok aku zaman SMP dan SMA pernah belajar matematika dengan beragam kategorinya , aljabar, aritmatika, logaritma, trigonometri ...belajar tapi gak nyantol blas.
Saat ujian bisa jawab dan faktor lucky nilainya bagus. Alhamdulillah lulus dan bekerja yang berhubungan dengan banyak individu . Ilmu matematika dengan beragam kategorinya tak menambah penghasilanku . Kukayakan diriku dengan menanam kebaikan lewat interpersonal , intrapersonal juga lewat linguistik baik lisan maupun tulisanku .Tak berbentuk materi ( uang ) tapi bisa membuatku bahagia dan sangat bahagia . 

Aku ingin bercerita tentang kucing dan matematika , 
Saat mengawasa UAS di salah satu ruangan ujian sebelum memulai mengisi LJK ( lembar jawaban komputer ), siswaku bersiap untuk menjawab soal . Tiba-tiba terdengar meong...meong . Semua terbelalak menyadari seekor kucing ada dalam ruangan ujian. 
Cerita tentang matematika dan kucing belum selesai .45 menit menjelang UAS berakhir tak disangka si kucing kembali mengeong dan nangkring diatas meja salah satu siswaku . Mencoba menarik kertas ujian seakan-akan ingin ikut menjawab soal matematika tersebut. Bersama dengan siswa kucoba mengusir si meong keluar ruangan . Tak sampai 5 menit si meong kembali mencoba mengganggu siswaku , seperti orang gila aku berbicara sendiri kepada si kucing , " udah dong jangan ganggu lagi , nih masih ada soal yang sisa kalo mau ikut ngerjain , kataku . Tak diduga si meong ngeloyor pergi menjauhi kelas ...haha kucingpun phobia matematika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar