Senin, 19 Oktober 2015

Semangat Kak..

Mengikuti silaturahmi pertemuan orang tua dan pihak sekolah membahas persiapan tentang UN , UN dan UN lagi . Biasa memberi semangat kepada siswa peserta didikku . Tahun depan aku yang mengalaminya melalui anakku yang akan menjalani UN untuk tingkat SMP .
Pembahasan tentang berbagai aktifitas kognitif yang akan dijadikan bekal persiapan UN membuatku bergidik ...wah anakku akan jadi robot nih .
Dan seperti umumnya orang tua tak akan rela melihat anaknya menderita .
Pertanyaan demi pertanyaan diajukan mulai dari program kegiatan , anggaran , jadwal .
Mirisku tuntutan kepada anak peserta didik mengabaikan sisi kemanuasiannya , bahwa mereka butuh penyegaran . Selesai pertemuan kusampaikan kegelisahanku kepada suamiku , kasihan alya kataku tuntutan menjelang UN begitu berat, jawaban khas pria yang berusaha menenangkan sudah nanti dirumah gak usah terlalu dipaksa. 
Kegiatan berlanjut dengan pengambilan rapot hasil belajar tengah semester . Pembicaraan dan pengarahan wali kelas menjadi ajang curhat para orang tua mengadukan permasalahan yang dilakukan oleh anak-anaknya . Seperti dikuliti anak-anak tersebut tak tampak sedikitpun sisi baiknya . Sebagai pengamat yang baik kupandangi satu persatu orang tua tersebut . Lupakah mereka ketika dahulu menjadi remaja kekangangan yang teramat kencang membuat mereka pun memberontak .
Saat nama anakku disebut seperti biasa yang kutanya adalah bagaimana apakah anak saya bisa bersosialisasi dengan baik di sekolah kepada wali kelasnya . Bertanggung jawabkah dia ? Tak begitu ku pedulikan dengan nilai yang berbentuk angka. Harapanku sebagai orang tua adalah anakku bisa mandiri dan ilmu yang didapat akan bermanfaat bagi kehidupannya kelak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar