Rabu, 09 Maret 2016

Menguji Netralitas

Nasi telah menjadi bubur begitu bunyi pepatah yang bernada penyesalan , namun bukan berarti buburnya tidak bisa dibuat menjadi sedap kan ? 
Pepatah itu aku rasa cocok untuk menggambarkan kejadian yang dialami bersama dengan siswa/i ku. Rentetan kejadian yang berakhir dengan perselisihan.
Berawal dari foto angkatan kegiatan yang biasa digagas oleh siswa yang tergabung dalam angkatan tersebut. Semua ingin menunjukkan kebenarannya . 
Harapanku mereka akan punya cerita dengan teman sesama remajanya tak disambut baik dengan alasan sepele , "tak diajak, panas bu "
oh anakku dengan sedih tak berucap kututup koment dengan menarik nafas dalam dalam. Mencoba untuk menghormati keputusan mereka . 
Dan tak berselang lama rentetan pertanyaan ditujukan kepadaku kenapa anaknya gak ikut bu ,
gak mau bergabung dengan kami , kami gak sederajat ya bu ...
Tak mampu memberi jawaban yang memuaskan kusampaikan pernyataan maafku mewakili siswa bimbinganku yang aku sebagai wali kelasnya.
Jiwa remaja yang bergejolak masih tak puas dengan permohonan maafku dan berlanjut saling serang di sosial media.
Prihatin dan membuat migrenku kumat .
Menguji kesabaran dan netralitas profesi. Yang menolak bergabung adalah anak-anakku .
Sementara harapan besar sebagai pembimbing adalah memberi cerita indah di masa remaja dengan teman-teman seangkatannya .
Ujian besar bagiku untuk netral dan tak berpihak.
Benar katakan benar dan ketika melakukan kekeliruan beri arahan yang baik.
Ungkapan manja bernada kedekatan, walikelas kami gak nyuruh kok hmm anak bimbinganku yang luar biasa semua harus berdasarkan perintah dan arahan wali kelasnya .
Di satu sisi berperan sebagai wali kelas yang secara tak tertulis punya tugas membela siswa bimbingannya namun di sisi lain diriku miliksemua siswa yang punya hak juga mendapat pelayanan dan perhatian yang sama
Di awal Maret anak-anak hebat ku benar-benar mengajarkan kepadaku  tentang netralitas dalam bersikap, kebesaran hati untuk mengakui kekeliruan tetap berpikir positif menghadapi setiap masalah dan mengajarkan cara mengambil hikmah dari setiap kejadian . Terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar