Sabtu, 14 Mei 2011

UU Sisdiknas dan Nilai Pancasila

Kaget saat membaca berita di Kompas 12 Mei yang berjudul UU Sisdiknas berpaham pasar bebas Nilai-nilai Pancasila tidak menjadi landasan . Sebenarnya aku tidak begitu mengerti tentang UU tetapi akhirnya membuat aku mencari informasi secara pasti apa saja sih isi dari UU Sisdiknas itu. Karena dalam berita Kompas disebutkan paham kapitalisme dan privatisasi sangat terlihat jelas dalam pasal-pasal.Seperti adanya Rintisan Sekolah Bertaraf internasional dan Badan Hukum Pendidikan yang akhirnya dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi.Sebagai pengajar di sekolah , aku sendiri tidak begitu meyakini kualitas yang ada pada siswa yang aku ajar untuk kelas yang katanya “ RSBI “ Sering perilaku mereka tidak lebih baik , sopan , dan santun saat KBM .Sementara untuk kemampuan akademik juga tidak lebih baik dalam motivasi untuk berprestasi . Sering siswa dari kelas “ RSBI “ melakukan tawar menawar akan tugas yang harus mereka kerjakan, tidak mau capek dan mencari gampangnya saja . Contoh apabila aku meminta mencari suatu ayat dalam Al Quran di perpustakaan , siswa dari kelas “ RSBI “ langsung menjawab cari di internet ya bu. ( Dasar generasi instans) Beberapa kali saat itu aku mengajar di kelas “RSBI” aku masih cukup toleran dengan kelakuan mereka yang makan dan minum seenaknya dalam kelas , tetapi kadangkala siswa harus berhadapan dengan guru yang sangat disiplin saat belajar dan terjadilah konflik-konflik dengan beberapa guru yang mengajar.Dan akhirnya beberapa guru mengambil kesimpulan awal tentang perilaku yang tak sopan yang sering dilakukan oleh peserta didik dari kelas “ RSBI”tersebut. Dan mencoba menghubungkan dengan kebijakan dari Depdiknas yang ingin membangun karakter ( Caracter Buiding) dalam perilaku siswa , aku berprikir ini merupakan satu kesalahan awal dengan membuat suatu kelas tertentu yang menjadikan siswa di kelas tersebut merasa berbeda dan sedikit exclusive dari teman-teman yang lain kelas. Karena mereka merasa “ saya di sekolah ini membayar” Sehingga guru sering disepelekan dan diabaikan. Aku pun pernah mengalami suatu kejadian yang tidak menyenangkan saat harus mengajar di kelas “RSBI” tersebut, Saat aku sudah ada di dalam kelas dan siap untuk mengajar, masih ada beberapa siswa yang keluar masuk untuk makan, aku merasa salah juga dengan sikapku yang tidak melarang mereka berprilaku seenaknya tersebut karena merasa cukup dekat. Tetapi akhirnya emosiku memuncak juga manakala waktu sudah berlalu hampir 10 menit mereka tak kunjung masuk ke kelas , malah yang berada dalam kelas berlari keluar karena mendengar teriakan ada yang berantem, ada yang berantem . Dan saat itu emosiku meledak langsung aku marah karena sangat tersinggung karena diabaikan oleh siswa dari kelas “ RSBI” . Baik kalau tidak mau belajar dengan saya,bagitu kataku langsung meninggalkan kelas “ RSBI “ itu. Nah untuk karakter buiding dari kelas RSBI ini, apakah sudah merupakan cerminan perilaku internasional yang tidak memperdulikan rasa empati, dan toleransi antar manusia. Sebagai guru , aku miris saja karakter bangsa Indonesia seperti yang ada dalam nilai-nilai di Pancasila sebagai dasar negara begitu luhur dan agungnya adalah sebagai bangsa yang santun, menjaga toleransi dll. Sementara tidak begitu dalam kenyataannya.Semakin banyak nilai-nilai yang bergeser dan seakan – akan hal itu malah menjadi trend perilaku. Ingin Internasional tetapi belum memiliki akar yang kuat sebagai pribadi dari suatu bangsa. Tugas berat sebagai guru, orangtua, masyarakat dan pemerintah untuk membenahi agar “Caracter Building”yang menjadi slogan tidak hanya sebatas slogan tanpa makna.Dan akan berganti dengan slogan lain atau UU lain manakala Mentrinya juga berganti. Dan yang lebih mengkhawatirkan perilaku siswa sekarang akan kita petik hasilnya 20 – 30 tahun dari sekarang , karena merekalah yang nantinya akan menjadi pemimpin-pemimpin masa depan . Sementara kita yang menjadi pengamat dan mungkin juga korban dari perilaku dan kebijakan yang akan mereka buat untuk masyarakat Indonesia . Semua berawal dari UU Sisdiknas yang tidak berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar