Selasa, 03 Mei 2011

Pemahaman Guru tentang Sikap

Ada hal yang mengganggu pemikiranku beberapa hari yang lalu, saat menerima raport bayangan putriku. Nilai akademis yang diperoleh cukup baik karena diatas standar kriteria ketuntasan minimal ( KKM). Tetapi agak kaget manakala melihat pada nilai sikap dan perilaku yang diberi nilai hanya C. Nilai yang membuatku merasa tertampar sebagai orang tua dan sebagai guru pembimbing. Sebagai orang tua aku merasa tidak mampu untuk membimbing putriku sehingga putri kecilku harus mendapat penilaian yang luar biasa menohok hati dan harga diri ku sebagai orang tua . Sementara sebagai guru pembimbing di suatu sekolah aku selalu sangat berhati-hati apabila akan memberi nilai sikap dan perilaku kepada siswa/i ku. Berdasarkan panduan yang ada tentang sikap dan perilaku siswa, ada 7 aspek yang akan saya nilai yaitu :

· Aspek Kerajinan

· Aspek Kedisiplinan

· Aspek Kesantunan

· Aspek Kerapihan

· Aspek Kebersihan

· Aspek Keaktifan

· Aspek Tanggung jawab

Semua aspek yang masuk dalam penilaian tersebut akan diolah berdasarkan pengamatanku dan pengamatan beberapa guru yang mengajar untuk kemudian aku laporkan dalam bentuk penilaian sikap dan perilaku. Tetapi aku selalu berhati-hati saat memberi penilaian pada siswa yang termasuk dalam kategori sering melanggar aturan, tidak pernah aku memberi dalam bentuk nilai C , misalnya aku memberi deskripsi nilai butuh perhatian khusus dalam kesantunan saat berbicara dengan guru dan teman-teman ( B-Pk ) . Disertai dengan titipan pesan kepada walikelasnya apabila nantinya orang tua bertanya mengapa anaknya di beri nilai tidak memuaskan . Walaupun sebelumnya aku selalu menginformasikan kepada siswa/i dan orang tua mengenai perilaku putra/ i nya di sekolah . Tetapi pasti tidak menutup kemungkinan akan ada orang tua yang tidak siap dengan penilaian tersebut. Salah satunya ya aku. Dan untuk penilaian sikap dan perilaku tersebut seringkali kita sebagai guru bertindak sedikit subjektif dan akan menjadi sangat tidak adil bagi siswa manakala gurunya menilai hanya berdasarkan rasa suka dan tidak suka kepada seorang siswa . Yang harus diingat oleh kita sebagai guru adalah kita masih manusia biasa yang belum mampu untuk adil dalam memberi penilaian, like and dislike entah didasari oleh latar belakang tertentu . Tetapi ada yang lucu juga dari kejadian yang dialami oleh putriku , ternyata ada beberapa temannya yang juga mendapat nilai sikap dan perilaku C dengan alasan yang dikemukakan oleh gurunya adalah agar menjadi motivasi bagi siswa/i untuk memperbaiki perilaku….hah…aku masih berprofesi sebagai guru pembimbing dalam pemahamanku untuk siswa SD usia 10 tahun memberi motivasi tidak lah dengan cara seperti itu . Akan lebih baik apabila pemberian motivasi dilakukan dengan cara pendekatan mengingatkan kepada siswa yang dianggap bermasalah untuk merubah perilakunya. Dan siswa / anak usia 10 akan lebih termotivasi untuk memperbaiki diri saat diberi tahu perilaku mana yang harus di ubah bukan dengan memberi nilai C seperti itu . Karena memberi nilai C itu ternyata tidak tepat sasaran malah yang menjadi tersinggung adalah saya sebagai orang tuanya . Dan lucunya lagi dari beberapa siswa yang mendapat nilai C itu adapula orang tua yang malah menyalahkan anaknya karena dianggap sikap dan penilaian itu benar…oh orang tua yang baik dan memahami keputusan guru itu ya. Walau penilaian perilaku tersebut tidak ada standar yang baku. Kasihan juga anak itu yang tidak dibela oleh orang tuanya .Karena menurut pengamatanku anak dari orang tua itu sebenarnya tidaklah ber” masalah” tetapi aktif. Aktif kan berbeda dengan tidak sopan dan nakal. Kemudian lagi untuk penilaian sikap rasanya harus menjadi pertimbangan yang matang saat akan memberi nilai A, B, C karena akan berdampak pada kita sebagai guru apakah telah pantas menjadi panutan dan teladan sehingga kita berhak menilai seperti mau kita . Mungkin saja kan perilaku siswa itu merupakan cerminan dari tingkah laku kita sebagai guru yang tak pantas untuk dijadikan teladan ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar