Selasa, 10 Mei 2011

Istiqosah menjelang ujian

Biasanya menjelang ujian nasional yang akan diadakan sebelum hari H ujian . Di banyak sekolah selalu dan pasti diadakan kegiatan doa bersama atau istiqosha. Pada saat itu beramai-ramailah satu sekolah “menghadirkan” Tuhan . Meminta diberi kemudahan saat ujian nantinya. Tidak terkecuali siswa yang memang harus bertempur memperjuangkan nasibnya di selembar kertas lembar jawaban computer,orang tua yang mengkhawatirkan akan nasib masa depan anaknya ataupun guru dan pimpinan di suatu sekolah yang juga turut khawatir apabila banyak siswa yang mengalami kegagalan . Si guru akan dianggap tidak becus dalam mengajar. Sementara untuk tingkat pimpinan akan dianggap gagal memimpin bawahannya yaitu guru dan siswa. Saling berkaitan . Yang diatas menekan guru, guru menekan siswa. Agar semua pihak mendapat keuntungan dan nama baik atas kesuksesan yang diraih oleh siswanya.Sebenarnya semua ingin mendapat simbiosis mutualisma.Tetapi sewaktu kbm masih berlangsung siswa selalu dianggap penentu utama kelulusannya , padahal guru, dan pimpinan sekolah turut mendompleng juga atas kesuksesan siswanya.Siswa dikejar-kejar untuk mengikuti pendalaman materi selalu dijejali oleh mata pelajaran yang akan di ujikan . Tak memperdulikan kejenuhan yang dirasakan oleh siswa.Kasihan siswa sebagai objek dan subjek sekaligus. Dan biasanya 2 hari menjelang ujian diadakan istiqosah, memohon ampun, minta diberi kemudahan dll. Semua doa yang baik-baik. Sebenarnya tidak ada yang salah karena kita sebagai ciptaan Allah selalu ingat akan kebesaraNya, akan ke Maha-an. Tetapi mungkin akan lebih bermakna apabila kita selalu mengajak Allah sebagai yang memiliki Maha untuk selalu hadir dalam kehidupan kita. Bukan hanya saat kita butuh untuk kenikmatan.Dan menurut saya , sebagai pendidik dan orang tua yang akan menghantarkan anak-anaknya untuk menghadapi ujian nasional. Sejak dari awal kita persiapkan siswa untuk siap menghadapi ujian sedari awal dan tetap konsisten mengingatkan akan kelemahan kita sebagai mahluk ciptaan Allah bahwa kita membutuhkan yang memiliki Maha untuk di beri bimbingan dan petunjuk.Dan apabila mengalami suatu kegagalan berani pula menerima resiko tersebut untuk menjadi pelajaran berharga, MANUSIA BERENCANA ALLAH MENENTUKAN. Bukan menganggap Allah tak berpihak pada kita namun cara lain yang dilakukan Allah karena begitu sayang dengan hambanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar