Senin, 16 Desember 2013

ABKIN dan diriku



Mengenal Abkin pertama kali saat kuliah S1 Bimbingan Konseling . Tak tahu banyak , hanya sekedar tahu Abkin wadah berkumpulnya sarjana Bimbingan Konseling .
Berlalu beberapa tahun dan kembali berhubungan dan memakai jasa Abkin ketika idealisme profesi berbenturan dengan birokrasi pekerjaan . Patuhi aturan , loyalitas terhadap pimpinan adalah suatu yang harus dijunjung tinggi . Bahkan terkadang mengalahkan sisi kemanusiaan . Menyampaikan kepada organisasi profesi Abkin menurutku kala itu adalah suatu prosedur yang paling tepat karena merasa hak sebagai pembimbing dan konselor di lembaga pendidikan terzolimi ( bahasa infotainmentnya ) . Dilakukan proses mediasi untuk menjembatani 2 pemikiran yang berbeda . Mencapai titik temu ??? Semua butuh proses . Proses belajar untuk sabar menjalani sesuai prosedur . Proses belajar untuk mencapai kesepakatan dengan saling menghargai banyak kepentingan .
Kembali beberapa tahun berlalu , secara tak sengaja menghadiri konferda Abkin DKI . Seperti diingatkan akan perjuangan masa lalu . Ketika diberi amanah untuk bergabung berjuang bersama Abkin terbayang banyak rekan –rekan sesama pembimbing dan konselor yang bisa disinergikan kemampuannya untuk kemajuan organisasi dan kesejahteraan anggota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar