Narsis apa geer ya namanya , beberapa
kali terjadi pada diriku . Dicegat oleh siswa yang maaf bukan aku pembimbingnya
.” Ibu kapan ngajar di kelas kami ?” Padahal pembimbing di lembaga ini bukan
hanya aku . Dan kebetulan kami memang memegang tanggung jawab pembimbingan
mengikuti tingkatan siswa . Saat ini aku kebagian membimbing kelas 7 karena di
tahun ajaran sebelumnya aku sudah menuntaskan tugasku menghantarkan siswa kelas
9 lulus dan memilih sekolah lanjutan sesuai dengan keinginan mereka
Walau tetap melalui proses seleksi dan
di tahun ajaran ini aku kembali membimbing siswa kelas 7 . Akan berubah saat
mereka harus naik ke kelas 8 dan berlanjut ke kelas berikutnya. Hingga nanti
pada akhir di tingkat sekolah ini harus rela dan iklas menghantarkan mereka ke
tingkat lanjutan yang lebih tinggi . Begitulah proses yang terjadi . Dan akan
selalu ada hal –hal menarik yang diperoleh ketika berinteraksi dengan calon
pemimpin bangsa masa depan . Belajar tentang kesabaran dan kebijakan dari
siswa/i. Belajar mengingat dan memahami bahwa ketika dulu pun aku di posisi
mereka mengeluh dan tak suka juga ketika diperlakukan tak adil tak dipahami
oleh orang dewasa . yang sulitnya sebagai orang dewasa sering lupa dan
mengabaikan perasaan siswanya . Menganggap hal tersebut hal yang wajar ketika
sudah demikian yang terjadi tak menutup peluang akan terjadi bullying
terselubung . Yang berkuasa menekan yang lemah . Mungkin dengan cara yang
paling halus atau terang-terangan melawan Tak bisa dipungkiri ketika para
siswaku datang dan meminta agar aku mau mengajar mereka . Yang dibutuhkan
mereka adalah dipahami bukan dihakimi . Dan seringkali kita lupa untuk memahami
tapi ingin dipahami .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar