Selasa, 28 Juni 2011

Beri kesempatan

Bu tolong beri kesempatan pada anak saya , Sekolah kan mempunyai tugas untuk membimbing siswa yang berprilaku kurang baik menjadi lebih santun. Apabila sekolah hanya menerima siswa yang baik-baik saja . Sama saja dong tidak ada tantangannya. Itu dialog yang diucapkan oleh orang tua siswa tentang putranya yang dengan berat hati harus disarankan pindah. Saya pribadi setuju dengan pendapat orang tua tersebut. Lembaga pendidikan memang mempunyai tugas membuat siswa menjadi lebih mandiri. Dan diharapkan sebagai pendidik pun siap menerima siswa dalam bentuk yang beraneka ragam. Aku mengatakan pada dasarnya saya siap untuk membimbing putra bapak hingga mereka lulus tetapi aku tak mungkin menjadi agen perubahan seorang diri .Dan putra bapak bukan diajar oleh seorang guru saja. Sambil berurai airmata orang tua tersebut mengatakan apabila putra saya tak di beri kesempatan belajar di lembaga ini , lebih baik tidak usah sekolah saja . Aku dihempas dalam kebimbangan lantas berkata ya tetapi lembaga ini pun mempunyai standar dan aturan yang harus di patuhi. Tidak mudah mengambil keputusan untuk permasalahan yang dihadapi oleh siswa ku ini. Sampai akhirnya aku mengatakan pada pengambil kebijakan saat mereka bertanya apa pendapatku apabila kita ingin menerapkan peraturan sesuai dengan aturan yang ada , abaikan saja sisi kemanusiaan . Namun apabila lembaga ini masih berbicara kemanusiaan beri kesempatan pada siswa itu pak. Proses mendidik tidak akan terlihat hasilnya dalam kurun waktu hari ini diajar besok sudah mengalami perubahan . Kata orang bijak filsuf China mengatakan jika ingin memetik hasilnya dalam setahun tanamlah sayuran.Jika ingin memetik hasilnya dalam 100 tahun tanamlah manusia. Mungkin saya pun tak akan dapat menikmati hasilnya jangka waktu sekarang ini tetapi paling tidak kita telah menanam kebaikan yang bisa diharapkan akan membuat anak didik menjadi manusia yang diterima dengan baik apa adanya dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar