Keriuhan dan gegap gempita pilpres tak hanya selesai
dalam bilik kotak suara. Masih berlanjut hingga hari ini dan mungkin
juga hingga 5 tahun ke depan. Tak ingin mengulas hal-hal yang mengarah
keberpihakan. Hanya ingin mengungkapkan kegalauan orang dewasa dari
sudut pandang pendidik.
Hari-hari setelah proses
pencoblosan usai ternyata tak membuat timeline media sosial menjadi
sepi. Malah ajakan people power semakin menjadi-jadi seakan-akan proses
demokrasi yang dilakukan dengan berbagai tahapan panjang dan rumit tak
memiliki dampak pada berbagai sektor kehidupan. Dari sisi ekonomi
pilpres dan pileg membutuhkan biaya yang tak sedikit.
Dari
sisi psikologi perang status diantara para pendukung menguras energi
baik positif maupun negatif. Positif ketika tampilan timeline bernada
positif tak dalam bentuk hujatan dan menjelek-jelekkan. Negatif ketika
ujaran kebencian , hasutan dan hoax yang terbaca. Bacaan dan segala yang
didenger itu tersimpan dalam memory otak manusia. Seperti doktrin yang
selalu diucapkan dan akhirnya dapat menjadi watak dan kebiasaan
seseorang .
Dari sisi kemanusiaan jumlah korban dari petugas kpps yang
demikian banyak usai pilpres berlangsung menjadi keprihatinan tentang
pelaksaanaan pesta demokrasi yang tak seharusnya merenggut korban
rakyatnya sendiri yang sedang berpesta demokrasi dan juga berdampak
semakin maraknya berita hoax tentang asal muasal penyebab kematian para
pahlawan demokrasi tersebut. Seakan-akan mengabaikan unsur medis bahwa
salah satu penyebab kematian bisa karena faktor tekanan psikologis dan
kelelahan.
Hal lain lagi yang menjadi kegelisahan
sebagai pendidik adalah ketika lembaga negara di negara hukum ini yang
proses pembentukan dan perekrutan para personilnya menggunakan beberapa
tahapan demokrasi . Tak lagi dianggap dan dihormati menjadi suatu
lembaga yang bisa mewadahi permasalahan yang terjadi untuk penyelesaian
nya.
Sikap arogansi dan merasa paling benar yang
ditampilkan dalam tayangan di stasiun televisi tanpa ada sensor semakin
mengajarkan kepada generasi penerus banyak nilai yang bisa dilanggar
asal itu melibatkan banyak orang.
Edukasi apa yang ingin disampaikan untuk generasi penerus tentang etika menghargai musyawarah dan kesepakatan.
Menghargai perbedaaan . Dan memberi keteladanan dalam bersikap.
Pertanyaan besar dan nikmati hasilnya beberapa tahun yang akan datang.
Ketika generasi old tak mampu memberi panutan kepada generasi now.
#mirisprihatin
#dewasausiatakdewasamental.
![]() |