![]() |
Penyematan pin Gerakan Kebaikan di SMP Negeri 40 Jakarta |
Gerakan
Kebaikan adalah tagline yang aku angkat dalam kegiatan di sekolah .
Berawal dari keprihatinan akan perilaku yang dilakukan oleh siswa-siswi
di sekolah yang sangat terbiasa mengucapkan kata-kata negatif dalam
pergaulan nya. Mulai luntur sikap peduli dan bertanggung jawab. Daripada
hanya sekedar mengeluhkan perilaku siswa remaja yg mulai luntur dgn
hal-hal baik dalam pergaulan nya ( menurut pandangan orang dewasa) .
Belajar lagi untuk mengecharge diri tentang psikologi remaja. Masa ingin
tau,kepo, coba-coba, gampang terpengaruh hal- hal negatif,masa penuh
gejolak , masa mencari identitas diri. Ok baik lah yang disebut dalam
teori psikologi adalah segala hal yang dihadapi oleh para remaja
siswa-siswi di sekolah. Menjadi tantangan bagi ku untuk membuat suatu
hal yang bisa mengubah kekhawatiran menjadi tantangan yang harus
ditaklukkan oleh siswa-siswi ku.
Tetap berdasarkan
teori yang sudah dilakukan oleh para ilmuwan sehingga ada dasar yang
meyakinkan para remaja ku untuk menaklukkan tantangan yang kuberikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Prof Masaru Emoto seorang profesor dari
Jepang yang melakukan penelitian kekuatan kata-kata terhadap perubahan
komposisi air. Mencoba melakukan nya terhadap nasi. Dan eureka...
percobaan ku berhasil. Kubawa ke kelas. Dengan informasi bahwa
percobaan sudah dilakukan selama lebih kurang 2 mingguan.2 bejana
berisi sejumput nasi yang diberi kata-kata positif dan kata-kata
negatif. Ada perubahan terlihat nyata di bejana yg diberi kata-kata
negatif nasi mulai berjamur dan tercium bau tak sedap. Berbeda dengan
bejana yang diberi kata-kata positif tak ada perubahan yang mencolok.
Prolog dilanjutkan dengan menyampaikan dahsyatnya kata-kata terhadap
benda mati. Bagaimana dengan pikiran dan hati yang selalu mendengar
kata-kata negatif. Mau jadi apa kita?? Kataku dengan mimik wajah sedih.
Tantangan selanjutnya adalah meminta siswa-siswi melakukan pengamatan
dengan mengoptimalkan indera pendengaran seberapa sering mendengar
kata-kata positif dan negatif . Lokasi mendengar nya juga perasaan yang
dirasakan oleh pengamat kala mendengar kata-kata tersebut. Pengamatan
dilakukan selama 3 minggu. Saat hasil laporan dikumpulkan. Bersama
dengan siswa mengidentifikasi dan menganalisa hasil pengamatan.
Hasil
pengamatan yang memprihatinkan adalah jumlah kata-kata negatif lebih
sering terdengar dibanding kata-kata positif. Dilanjutkan dengan
pembahasan himbauan untuk selalu menggunakan 4 kata sakti "Maaf,
Permisi,Tolong, Terimakasih" 4 Kata yang mulai jarang digunakan padahal
sangat sakti .
Pengembangan kegiatan literasi
yang tak hanya sekedar membaca 15 menit namun dapat dikembangkan kepada
hal2 yang lebih dinamis. Sekali mendayung 2 tiga hal dapat terlaksana.
#semuamuridsemuaguru
#gerakankebaikan
#4katasakti
![]() ![]() | |
Gerakan Kebaikan dilakukan dalam kegiatan MGMP B. Indonesia “Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa” |