Minggu, 18 April 2021

Reward and punishment dalam dunia pendidikan.

Reward and punishment adalah 2 kata yang sangat lekat dilakukan dalam dunia pendidikan. Salah satu tehnik yang biasa dilakukan dalam budaya persekolahan.

Meski dalam perjalanannya  sudah banyak pula modifikasi yang dilakukan pendidik dan orang tua dalam mendidik siswa atau pun putra /putri nya. Tak lagi sebatas hanya memberi reward atau hadiah dan punishment atau hukuman ketika siswa atau putra/putri melakukan hal yang baik atau pun buruk.

Reward and punishment merupakan salah satu tehnik yang ada dalam teori behavioral. Satu teori yang mendasari lahirnya beberapa teori lain sebagai penyempurnaan dari teori ini.

Satu tontonan film I'm not Stupid2 menggambarkan dengan jelas reward dan punishment yang terjadi dalam lingkup keluarga dan sekolah. Seringkali posisi yang teramat rentan adalah anak / siswa.       Anak /siswa dalam lingkup budaya manapun sering dianggap sebagai objek yang hanya punya hak untuk mendengar tanpa bisa mengungkapkan pendapatnya. Ketika anak/ siswa berpendapat pengabaian oleh orang dewasa sering kali dilakukan dan tanpa disadari perilaku pengabaian tersebut menjadi perilaku yang dijadikan contoh oleh anak2.

Namun apakah yang dilakukan oleh orang dewasa saat anak atau siswa berperilaku mengabaikan atau tak menuruti aturan. Sanksi punishment langsung diberikan tanpa bertanya alasan si anak/siswa melakukan pengabaian. 

Dan terkadang reward pun tak segampang itu diberikan, reward diberikan ketika perilaku yang ditunjukkan oleh siswa/anak adalah hal yang bersifat prestasi yang membawa nama baik dan gengsi orang tua,guru ataupun lembaga pendidikan. Reward untuk hal - hal yang biasa dilakukan oleh anak /siswa entah itu dalam bentuk pujian, senyum tulus, anggukan kepala, tepukan di pundak tak selalu bisa dilakukan oleh orang dewasa guru dan orangtua. Karena beranggapan hal tersebut yang seharusnya memang dilakukan oleh anak padahal reward yang seperti itu memberi kesan mendalam dan dapat meningkatkan kepercayaan diri anak /siswa.Anak atau siswa tak merasa dianggap sebagai objek yang hanya akan diberi reward apabila melakukan perilaku yang berprestasi dan membanggakan. 

Sementara untuk punishment atau hukuman merupakan hal yang dengan mudah diberikan. Seperti diskon di pusat perbelanjaan. Ketika anak/ siswa sedikit melakukan hal yang berbeda dari yg biasa dilakukan secara umum hukuman/ punishment dengan mudahnya diberikan walaupun mungkin dalam bentuk lisan seperti, teguran, ancaman, makian. 

Reward and punishment yang selalu dilakukan oleh orang dewasa menjadi terlihat tak seimbang karena dalam keseharian yang banyak dijalankan adalah punishment nya. Salah dikit ngomong sudah dimarahin, salah jalan dikit udah dibentak  begitu ungkapan yang terucap dari lisan anak/siswa. 

Dan untuk mendapatkan reward butuh usaha keras karena peletakan standar yang teramat tinggi melibatkan gengsi, harapan, nama baik dan kehormatan orang dewasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar