Dulu aku pernah menyampaikan keberatanku tentang laporan yang harusnya berisi tanda tangannya
Dia jawab saya percaya padanya
Dulu aku juga pernah berkata jangan gampang membubuhi setiap kertas dengan tanda tangan atas namanya
Dia hanya tersenyum dengan sombongnya
Sebagai mahluk ciptaan Tuhan aku sudah mengingatkan......
Sekarang dia panik dengan tanda tangannya yang dibubuhi di kertas yang memuji-muji karya sastra
Harus bagaimana aku?
Mengkasihani atau mentertawakan kecerobohannya....
HA...HA...HA...telanlah kecerobohan dan kesombonganmu
Benar kata pepatah terkadang orang dapat jatuh karena kesombongannya....
Jumat, 18 Juni 2010
Selasa, 08 Juni 2010
Benarkah sekolah bisa membuat orang jadi pandai atau patuh
Saat ini penulis telah berprofesi sebagai guru,yang katanya guru adalah profesi yang mulia ,calon ahli surga.Karena apabila gurunya mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada murid-muridnya insya Allah pahalanya akan mengalir terus.
Tetapi tidak pernah disinggung bahwa guru juga bisa masuk neraka pinjam istilah teman "satu kaki di surga dan satu kaki di neraka apabila yang diajarkan tidak bermanfaat.
Pengamatan penulis selama menjadi guru dan memiliki anak yang saat ini sedang menimba ilmu di tempat yang namanya sekolah.
Sekolah yang ada dewasa ini " mungkin bisa " membuat anak jadi pandai atau pengamatan penulis,penulis memakai istilah patuh.
Karena sekolah membekali siswanya dengan pengetahuan,melakukan proses perubahan dari tidak bisa menjadi bisa,dari tidak tahu menjadi tahu dari yang perilakunya negatif menjadi positif.
Dan untuk membuat jadi pandai gurulah yang bertugas untuk mentrasfer ilmunya kepada anak didiknya.
Tetapi sayangnya banyak juga guru yang seperti kata teman saya satu kakinya di surga dan satu lagi di neraka karena menyampaikan informasi yang salah.
Penulis sering mendengar keluhan dari anak didik di sekolah tempat penulis bekerja."kenapa sih bu point kita dikurangi karena kelas kita kotor...gak tanggung-tanggung lagi 50 point bu.
Dan penulis balik menanyakan siswa kok kalian diam saja point dikurangi sampai begitu banyak ada aturannya gak di buku penghubungnya.serentak mereka menggeleng.kami gak berani bu.ya kami patuh saja lah bu daripada point kami dikurangi ,lebih banyak lagi karena kami membantah. Hal itu terjadi pada anak didik penulis,dan sebagai guru mereka saya pun ternyata tak berdaya dengan aturan yang luarbiasa dibuat-buat tanpa pertimbangan saat penulis meneruskan keluhan siswanya kepada pembuat kebijakan Berikan jawaban kepada anak-anak bahwa sekolah mengajarkan siswa untuk disiplin.waduh.....bagaimana ya apakah itu termasuk proses belajar juga.Mungkin iya belajar untuk patuh dengan aturan
Penulis juga pernah dibuat bingung dengan aturan yang katanya untuk meningkatkan kinerja dengan membuat laporan tatap muka dikelas setiap harinya.Saat ini penulis tidak memiliki kegiatan tatap muka lagi dengan siswanya karena mereka sudah lulus sementara siswa kelas dibawahnya penulis tidak mengajar mereka.Pembuat kebijakan di sekolah pernah bertanya kenapa tidak pernah lagi mengumpulkan laporan? Penulis menjawab saya kan tidak ada jam tatap muka lagi dengan siswa kalau laporan kegiatan yang lain ada. Pokoknya buat saja laporannya tadi datang jam berapa setelah itu apa saja yang dilakukan dst,dll.Dengan maksud apa supaya tunjangan penulis tidak berkurang karena tidak membuat laporan.Apakah memang harus demikian mengada-ada.
Di lembaga yang sama juga yang namanya sekolah lagi-lagi penulis berpikir,untuk gurunya saja diajarkan untuk patuh dengan pembuat kebijakan di sekolah ini,bagaimana penulis sebagai guru harus mengajarkan kepada siswa tentang tidak tahu menjadi tahu dll
Tetapi tidak pernah disinggung bahwa guru juga bisa masuk neraka pinjam istilah teman "satu kaki di surga dan satu kaki di neraka apabila yang diajarkan tidak bermanfaat.
Pengamatan penulis selama menjadi guru dan memiliki anak yang saat ini sedang menimba ilmu di tempat yang namanya sekolah.
Sekolah yang ada dewasa ini " mungkin bisa " membuat anak jadi pandai atau pengamatan penulis,penulis memakai istilah patuh.
Karena sekolah membekali siswanya dengan pengetahuan,melakukan proses perubahan dari tidak bisa menjadi bisa,dari tidak tahu menjadi tahu dari yang perilakunya negatif menjadi positif.
Dan untuk membuat jadi pandai gurulah yang bertugas untuk mentrasfer ilmunya kepada anak didiknya.
Tetapi sayangnya banyak juga guru yang seperti kata teman saya satu kakinya di surga dan satu lagi di neraka karena menyampaikan informasi yang salah.
Penulis sering mendengar keluhan dari anak didik di sekolah tempat penulis bekerja."kenapa sih bu point kita dikurangi karena kelas kita kotor...gak tanggung-tanggung lagi 50 point bu.
Dan penulis balik menanyakan siswa kok kalian diam saja point dikurangi sampai begitu banyak ada aturannya gak di buku penghubungnya.serentak mereka menggeleng.kami gak berani bu.ya kami patuh saja lah bu daripada point kami dikurangi ,lebih banyak lagi karena kami membantah. Hal itu terjadi pada anak didik penulis,dan sebagai guru mereka saya pun ternyata tak berdaya dengan aturan yang luarbiasa dibuat-buat tanpa pertimbangan saat penulis meneruskan keluhan siswanya kepada pembuat kebijakan Berikan jawaban kepada anak-anak bahwa sekolah mengajarkan siswa untuk disiplin.waduh.....bagaimana ya apakah itu termasuk proses belajar juga.Mungkin iya belajar untuk patuh dengan aturan
Penulis juga pernah dibuat bingung dengan aturan yang katanya untuk meningkatkan kinerja dengan membuat laporan tatap muka dikelas setiap harinya.Saat ini penulis tidak memiliki kegiatan tatap muka lagi dengan siswanya karena mereka sudah lulus sementara siswa kelas dibawahnya penulis tidak mengajar mereka.Pembuat kebijakan di sekolah pernah bertanya kenapa tidak pernah lagi mengumpulkan laporan? Penulis menjawab saya kan tidak ada jam tatap muka lagi dengan siswa kalau laporan kegiatan yang lain ada. Pokoknya buat saja laporannya tadi datang jam berapa setelah itu apa saja yang dilakukan dst,dll.Dengan maksud apa supaya tunjangan penulis tidak berkurang karena tidak membuat laporan.Apakah memang harus demikian mengada-ada.
Di lembaga yang sama juga yang namanya sekolah lagi-lagi penulis berpikir,untuk gurunya saja diajarkan untuk patuh dengan pembuat kebijakan di sekolah ini,bagaimana penulis sebagai guru harus mengajarkan kepada siswa tentang tidak tahu menjadi tahu dll
Rabu, 28 April 2010
Alangkah lucunya negeri ini
Seperti judul film karya Dedy Mizwar yang sekaligus juga bertindak sebagai pemainnya. sebenarnya ini film kalo di amati dari jalan cerita yang biasa-biasa aja tapi tergelitik dengan judulnya yang mengangkat tema" KELUCUAN DI NEGERI INI"
Dan saya jadi ingin menuangkan sedikit pemikiran saya tentang kelucuan yang tejadi di negeri ini dalam bentuk tulisan singkat saya
Alangkah lucunya negeri ini.....?
Memang dalam semua aspek kehidupan
lucu dan lucu sekali
Ingin tertawa juga mentertawakan diri sendiri
Karena tejebak dalam situasi yang penuh dengan lelucon dan kepura-puraan
Yang tampil di depan seakan-akan menjelma menjadi pahlawan ....(kesiangan)
karena bisa bersuara
Yang duduk sebagai pendengar hanya bisa manggut-manggut terkantuk-kantuk
dan saat tersadar mengerutkan kening
karena hanya disuguhi "NATO "
Dan saya jadi ingin menuangkan sedikit pemikiran saya tentang kelucuan yang tejadi di negeri ini dalam bentuk tulisan singkat saya
Alangkah lucunya negeri ini.....?
Memang dalam semua aspek kehidupan
lucu dan lucu sekali
Ingin tertawa juga mentertawakan diri sendiri
Karena tejebak dalam situasi yang penuh dengan lelucon dan kepura-puraan
Yang tampil di depan seakan-akan menjelma menjadi pahlawan ....(kesiangan)
karena bisa bersuara
Yang duduk sebagai pendengar hanya bisa manggut-manggut terkantuk-kantuk
dan saat tersadar mengerutkan kening
karena hanya disuguhi "NATO "
Rabu, 07 April 2010
Mendengarkan memperkaya hati
Banyak hal dapat dipahami dari mendengarkan
Mendengarkan membuat jiwa lebih bijak
sehingga menjadi tau tentang latar belakang berbagai hal
Mendengarkan dibutuhkan perhatian untuk menjadi pendengar
dan melepaskan pendangan dan pendapat pribadi
Karena setiap orang ingin dimengerti ....
dan salah satu cara untuk dapat mengerti adalah rela dan bersedia mendengarkan
Inspirasi: in memoriam " Pak Anton"
Mendengarkan membuat jiwa lebih bijak
sehingga menjadi tau tentang latar belakang berbagai hal
Mendengarkan dibutuhkan perhatian untuk menjadi pendengar
dan melepaskan pendangan dan pendapat pribadi
Karena setiap orang ingin dimengerti ....
dan salah satu cara untuk dapat mengerti adalah rela dan bersedia mendengarkan
Inspirasi: in memoriam " Pak Anton"
Minggu, 04 April 2010
Hearing but not Listening
Manusia diberi Allah 2 telinga dan 1 mulut dengan perbandingan 2:1.
Dengan maksud telinga diberi Allah 2 adalah untuk mendengar ...
Mendengar membuat jiwa lebih bijak menghadapi keadaan
dan 1 mulut yang menginformasikan hal-hal yang baik setelah melalui proses pemahaman dan analisa yang tepat
Meluangkan waktu untuk mendengarkan berarti bersedia memberikan perhatian kepada orang lain,rela mendengarkannya dan membicarakan apa saja yang bermakna....
Setiap orang ingin dimengerti dan salah satu cara untuk dapat mengerti adalah rela dan bersedia mendengarkan......
Dengan maksud telinga diberi Allah 2 adalah untuk mendengar ...
Mendengar membuat jiwa lebih bijak menghadapi keadaan
dan 1 mulut yang menginformasikan hal-hal yang baik setelah melalui proses pemahaman dan analisa yang tepat
Meluangkan waktu untuk mendengarkan berarti bersedia memberikan perhatian kepada orang lain,rela mendengarkannya dan membicarakan apa saja yang bermakna....
Setiap orang ingin dimengerti dan salah satu cara untuk dapat mengerti adalah rela dan bersedia mendengarkan......
Warna-warni kehidupan
Ternyata benar hidup itu berwarna
Tidak hanya ada warna putih dan
warna hitam saja
Ada warna yang lain,seperti
warna hijau
warna merah
warna jingga
Bahkan warna " Abu-abu"
Belajarlah tentang warna
Dan juga tentang warna-warni kehidupan
Inspirate : Ngawas UN 2010
31 Maret 2010
Tidak hanya ada warna putih dan
warna hitam saja
Ada warna yang lain,seperti
warna hijau
warna merah
warna jingga
Bahkan warna " Abu-abu"
Belajarlah tentang warna
Dan juga tentang warna-warni kehidupan
Inspirate : Ngawas UN 2010
31 Maret 2010
Rabu, 17 Maret 2010
Katanya bekerja adalah ibadah
Katanya ibadah butuh keiklasan
Katanya keiklasan ada dalam hati yang tenang
Lalu bagaimana caranya membuat hati tenang sehingga iklas dalam bekerja?
Pagi buta sebelum jamaah sholat shubuh kembali ke rumah,
aku sudah berangkat menuju tempat tugas setelah melakukan ibadah sholat shubuh dengan terburu-buru
Sampai di tempat kerja dengan waktu yang sangat sempit untuk langsung melakukan aktifitas
Dengan kegundahan-kegundahan karena aktifitas yang disertai dengan tekenan dan intimidasi
Khawatir dipotong tunjangannya
Apa yang kucari sebenarnya?
Mengejar dunia aku belum bisa jadi milyuner,tunjanganku sering dipotong karena tidak tepat sampai di tempat tugas
Mencari akhirat aku sering beribadah dengan terburu-buru dan kurang iklas bekerja karena berada dibawah tekanan
Katanya ibadah butuh keiklasan
Katanya keiklasan ada dalam hati yang tenang
Lalu bagaimana caranya membuat hati tenang sehingga iklas dalam bekerja?
Pagi buta sebelum jamaah sholat shubuh kembali ke rumah,
aku sudah berangkat menuju tempat tugas setelah melakukan ibadah sholat shubuh dengan terburu-buru
Sampai di tempat kerja dengan waktu yang sangat sempit untuk langsung melakukan aktifitas
Dengan kegundahan-kegundahan karena aktifitas yang disertai dengan tekenan dan intimidasi
Khawatir dipotong tunjangannya
Apa yang kucari sebenarnya?
Mengejar dunia aku belum bisa jadi milyuner,tunjanganku sering dipotong karena tidak tepat sampai di tempat tugas
Mencari akhirat aku sering beribadah dengan terburu-buru dan kurang iklas bekerja karena berada dibawah tekanan
Langganan:
Postingan (Atom)