Sabtu, 19 Februari 2011

Ambisi samakah dengan aktualisasi diri?

Ada perbincangan menarik yang aku dengar saat aku menunggu kereta pagi di stasiun Depok. Saat itu seorang ibu sedang berbincang dengan temannya yang juga sepertinya berprofesi sebagai guru.Kita sebut saja guru A dan guru B. Kata guru A aku kemarin dipanggil sama kepala sekolah dan mau dipromosikan menjadi wakil kepala , tapi syaratnya aku harus mau datang lebih awal dan pulang paling akhir, dan paling tidak aku juga harus stand by di sekolah. Guru B mendengarkan dengan penuh perhatian. Kata guru A lagi oh maaf deh pak yang lebih menarik perhatian saya kereta balik yang menunggu penumpangnya di stasiun Manggarai dan saya gak berambisi jadi wakil. Guru B manggut-manggut dan tersenyum simpul.
Ambisi untuk sebagian orang mungkin mutlak harus dimiliki. Karena dengan individu memiliki ambisi ia dapat dengan mudah mencapai posisi tertentu dalam karir nya. Tetapi di lain hal bertemu dengan orang yang ambisius sangatlah tidak meyenangkan bahkan sering berkesan negatif.
Saya pribadi bukan termasuk orang yang antipati terhadap pribadi yang ambisius tapi mungkin saya lebih seperti ibu guru A yang tertarik pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarga.
Kalau menelaah konsep teori kebutuhannya Abraham Maslow, setiap individu memang memiliki kebutuhan untuk mengungkapkan siapa dirinya , bahasa ilmunya Aktualisasi diri.
Apakah aktualisasi harus diungkapkan dalam bentuk ambisi yang berlebihan sehingga tidak lagi memikirkan etika dan norma yang berlaku di masyarakat?
Sementara aku....apakah baru mencapai tingkat hirarki kebutuhan sampai tahap kebutuhan akan harga diri? Belum ada keinginan ku untuk menjadi seperti orang-orang untuk menjadi sesuatu seperti pandangan masyarakat. Karena masyarakat kita masih selalu menilai berdasarkan " kekuasaan "yang dimiliki seseorang.
Sementara aku memiliki pandangan aktualisasi diri tidak lantas sebanding dengan " kekuasaan".
Untuk mewujudkan aktualisasi diri aku menikmati pekerjaanku sebagai guru pembimbing yang juga merangkap sebagai konselor. Saat berada di kelas dan menjelaskan tentang materi aku suka dengan pandangan siswa -siswiku yang penuh antusias mendengarkan.Di lain kesempatan siswa-siswiku yang datang kepadaku membutuhkan bantuanku untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya . Itu bentuk dari aku dapat mengaktualisasikan diriku karena lingkunganku mengakui kemampuanku .
Dan masihkah ambisi harus ada untuk mencapai tahap aktualisasi diri?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar