Rabu, 14 September 2022

Dikotomi Kendali

 Ada hal-hal yang berada dibawah kendali kita dan ada hal-hal yang diluar kendali kita. Prinsip yang dibahas dalam buku karya Henry Manampiring Filosopi Teras. Dalam salah satu bab berjudul Dikotomi Kendali. Belajar menerapkan dalam kehidupan sehari-hari ketika berhadapan dengan berbagai kejadian yang terkadang menjadi tambahan beban pikiran dan perasaan yang menguras energi . 

Menjadi cerita menarik untuk dibagi ketika penerapan dikotomi kendali dilakukan dalam proses konseling bersama dengan siswa. 

Ketika kekecewaan menghampiri siswa yang baru menjalani proses konseling diwaktu berbeda dihadapkan pada satu situasi yang membuatnya berpikir kok gini amat sih , gak ada kesempatan untuk proses memperbaiki diri kah ? semua harus dilakukan dengan tergesa-gesa. Tersedu-sedu menangis dalam pelukan dan bersuara lirih aku tau aku salah bu, tapi jangan perlakukan aku seperti ini . aku gak kuat bu. Ya …memang kaget ketika proses yang dijalankan dalam sesi konseling menjadi tak sejalan dengan aturan lembaga. Dengan satu pemikiran simsalabim saat sudah bekerja sama dengan guru BK siswa dengan permasalahan nya akan langsung berubah menjadi lebih baik seperti membalikkan telapak tangan. Abaikan saja proses yang harus dijalani siswa untuk menganalisis hal-hal apa yang harus diperbaiki , beradaptasi dengan situasi baru dalam rangka memperbaiki diri, semua seperti sat set harus langsung berubah menjadi lebih baik tidak membuat nama baik tercemar dan beragam titipan pesan tersirat .

Dan dimulailah tahapan konseling dengan menggunakan beberapa dialog dengan memanfaatkan pemahaman Dikotomi kendali . Ketika kekecewaan , kesedihan menghampiri oleh suatu sebab yang diluar kendali seperti opini orang lain, tindakan orang lain maka yang bisa kita kendalikan adalah pemikiran dan perasaan diri sendiri. Mencoba untuk belajar mengatasi keresahan kegelisahan kekhawatiran yang kita pikirkan dengan langkah S-T-A-R. 

S = Stop ( Berhenti ) ketika merasakan emosi  negatif , kecewa, sedih , marah , takut dll. Jangan biarkan emosi negatif tersebut terus menerus menjajah pemikiran dan perasaan kita.

T = Think & Asses ( pikirkan dan nilai) . Setelah berhenti dan menghindari terjajah dari emosi negatif . Mulai berpikir rasional untuk menelaah apakah kegelisahan ku bermanfaat ? Apakah emosi negatif dalam bentuk gelisah dan kecewa yang dirasakan adalah hal yang bisa dikendalikan atau diluar kendali kita?

R = Respond . Sesudah menggunakan nalar , berupaya untuk rasional dalam mengamati situasi dan berpikir untuk memberi respon dengan berbagai pertimbangan tidak tergesa-gesa yang bisa berakibat penyesalan .

Langkah STAR yang dilakukan dalam proses konseling ternyata berdampak baik .

Ketika di sore hari kembali menyapa dan bertanya tentang pikiran  dan perasaan . Direspon dengan jawaban “ Aku sudah baik-baik saja bu , Benar kata ibu ada hal-hal yang gak bisa kukendalikan tapi aku bisa mengendalikan apa yang akan kupikirkan dan kurasakan . Terimakasih ya bu “  Jawaban yang melegakan yang bisa menguatkanku untuk memahami langkah STAR dari pendekatan STOA. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar