Minggu, 30 Juli 2023

Memaknai Pembelajaran berdiferensiasi

Kata-kata pembelajaran berdiferensiasi akhir - akhir ini sangat sering terdengar dan selalu didengungkan dalam setiap kegiatan webinar ataupun IHT untuk para guru. Seakan-akan pembelajaran berdiferensiasi hanya sekedar membuat kelompok murid dalam kelas sesuai dengan gaya belajar nya mereka. Kok jadi sesempit itu ya. Ini menjadi pengalaman menarik saat mendampingi CGP dalam sesi supervisi akademik . Proses KBM dilakukan dengan membagi murid dalam kelas sesuai dengan gaya belajar. Nah tentang pembagian gaya belajar ini ternyata pihak sekolah sudah melakukan asesmen . Dan hasil asesmen ini kemudian menjadi data oleh guru dan dimaknai sebagai panduan untuk melakukan pembelajaran berdiferensiasi sesuai gaya belajar murid. Murid dibagi menjadi beberapa kelompok. Kelompok gaya belajar auditorial,kelompok gaya belajar visual dan kelompok dengan gaya belajar kinestetik Dan dalam pelaksanaan ternyata menemukan beberapa hal yang akhirnya bisa menjadi bahan refleksi bagi guru . Ketika ada ungkapan yang terucap dari beberapa murid dari kelompok gaya belajar auditorial "loh Bu , kok mereka boleh keluar kelas , sementara kami disuruh baca terus. Ungkapan spontan yang diucapkan murid dalam pembelajaran diharapkan bukan jadi momok bahwa proses pembelajaran berdiferensiasi yang sedang dilakukan sudah gagal . Tetapi menjadi masukan dan refleksi bagi guru untuk selalu mencari cara terbaik yang sesuai dengan keunikan setiap murid di kelasnya. Ketika murid diajak untuk memahami perbedaan ( berdiferensiasi) guru juga harus perlahan mengubah mindset tentang berbeda dan segala hal berproses. 

Menurut Carol Ann Tomlison pembelajaran berdiferensiasi adalah tentang memahami perbedaan individu (murid) serta memberi kesempatan kepada murid untuk belajar dengan cara yg paling sesuai dengan diri setiap individu tersebut. Guru diharapkan tak sekedar memberikan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran tapi guru harus memperhatikan tujuan belajar setiap muridnya. Sebagai pemantik awal guru dapat mengajukan pertanyaan pemantik untuk menggali pemahaman murid akan satu informasi ilmu yg akan dipelajari, mengapa harus belajar tentang hal tertentu dan kebermanfaatan yang akan didapat oleh murid saat mempelajari hal tertentu itu . Pertanyaan pemantik yang bisa disampaikan bisa seperti : " Mengapa saya harus belajar hal ini ?". "Apa manfaatnya saat sudah mengetahui tentang hal tertentu yg dipelajari ?" "Apakah saya bisa berkontribusi setelah saya belajar tentang hal tertentu?", " Apakah saya puas dengan pemahaman yang saya dapat dari mempelajari hal ini?"

Pertanyaan yg diajukan dapat menjadi dasar untuk murid dapat menemukan tujuan belajar nya .

Semua jadi belajar . Guru belajar memahami keunikan setiap muridnya. Murid pun belajar menghargai keunikan dan potensi diri nya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar