Jumat, 24 Maret 2017

Mencari Pembuktian

Materi True story of word yang kuambil dari teorinya prof Masaru Emoto dan kucoba bereksperimen dalam kegiatan layanan klasikal untuk dimodifikasi dgn materi layanan . 
Ternyata menarik perhatian salah satu dari 200 lebih siswa bimbingan ku . 
Tak sekedar hanya langsung percaya dgn ucapan ku sebagai gurunya ataupun pengamatan di salah satu media sosial you tube. 
Satu dari 200 yang lain yang berbeda yang mulai memperlihatkan antusiasnya akan ilmu pengetahuan yg butuh pembuktian bukan sekedar dari ucapan katanya katanya. 
Apresiasi dan bangga kusampaikan dalam bentuk pujian dan undangan untuk memberi testimoni ke kelas teman2 nya yg lain . Berawal masih ragu2 dan malu . Dan butuh kuyakinkan kebanggaanku akan dirinya. Tersirat aku ingin menyampaikan kamu hebat nak karena kamu mau mencoba. 
Tidak hanya langsung percaya yg disampaikan guru. 
Sambil mengajarkan keberanian berbicara di depan teman2 nya yang tidak sekelas dengannya. 
Calon pemimpin masa depan yg dipersiapkan untuk pandai menganalisa situasi di lingkungannya bukan hanya pandai teori tapi berani membuktikan. 
Selamat nak tahapan pertama untuk menjadi ilmuwan seperti judul tantangan di materi ini telah dilakukan . Tetap jadi pribadi yang kritis dalam mencari kebenaran ya

True Story of word

True story of word Ketika rekan di salah satu grup medsos mengirimkan broadcast tentang kekuatan kata2.Mengambil dari teori prof  Masaru Emoto dari Jepang yg meneliti tentang kekuatan kata-kata terhadap air. Mulai tertarik untuk mencoba bereksperimen terhadap bahan lain selain air. 
Mencoba bereksperimen terhadap beras yg telah diberi kata-kata negatif dan positif setiap harinya. Tetap melibatkan siswa dalam eksperimen tersebut dgn memodifikasi pengamatan .
Selalu dengan tantangan yang berbeda dan prolog yg memotivasi. Antusias mengamati terlihat dari tatapan mata yg berbinar. Semua memiliki pertanyaan yang tak terucap tapi terpancar dari pandangan matanya. Melalui eksperimen teorinya prof Masaru Emoto kusampaikan tahapan yang harus dilakukan oleh siswaku. Membuat jurnal dan memberdayakan indera pendengaran akan kata-kata / kalimat positif dan negatif setiap waktunya. Walau terucap setiap hari bu, " iya dong, ilmuwan kan pengamatannya setiap hari dan berbulan2. Cepet abis dong bu bukunya. Cukup kujawab dengan senyuman.
Mulai mengajarkan untuk mengamati dan belajar membuat laporan waktu pengamatannya. 
Tersirat yg kulakukan adalah mengajarkan siswa untuk selalu berkata positif . 
Walaupun butuh proses waktu dan energi.... 
Berselang seminggu dari tantangan. Ternyata ada yg tertarik untuk bereksperimen juga. 
Kuminta bercerita di depan kelas tentang proses pengamatan selama seminggu lebih yang telah dilakukan. "Amazing" ( ngikutin bahasa abg) terlihat perubahan pada beras yg diberi kata2 negatif yg berubah warna menjadi buluk, bau dan berlendir.sementara beras yg selalu diberi dgn kata2 kalimat positif tetap putih Selamat tinggal kata2 dan kalimat negatif. 
Mengajarkan tentang true story of word tak sekedar memberi nasehat tentang pentingnya berkata2 baik. Butuh proses yg lama untuk memperbaiki kebiasaan negatif. 
Pertanyaan yg terlontar yg mempertanyakan antara hubungan kata2 dgn perubahan warna,bau pada eksperimen yg dilakukan . Atau menyampaikan perasaan biasa saja saat mendengar kata negatif menjadi pekerjaan utama untuk mengubah mind set di pikiran siswaku



Diapain Bu

Gerungan tangis yg kencang membuat heboh ruangan yg awalnya sepi. 
Bel pergantian jam baru berbunyi. 
Ngobrol pelan dengan volume suara sangat minim ternyata mampu menyentuh hatinya.
Menangis terisak- isak dan tak terbendung air mata yg mengalir. 
Hingga harus keluar dari bilik konseling untuk mengambil tissue . 
Dan tatapan bingung siswa dan rekanku yg sedang duduk di ruang tamu , " diapain " . menjawab dengan senyuman saja. Menyerahkan tisue dan segera menghapus air matanya walau tetap dengan isak tangis tersengal-sengal disertai ucapan penyesalan dalam karena tak bisa mengontrol emosi. 
Kulanjutkan dengan pernyataan mau dibantu untuk masalah kontrol emosi. 
Mengangguk cepat ," mau bu" 
Sip...awal penyadaran klien terhadap permasalahan yg dihadapi terucap dari klien. 
Proses konseling dan bayangan pendekatan menari- nari dalam pikiran . Siap untuk membantu anak2 hebat calon pemimpin masa depan

Senin, 13 Maret 2017

Menjawab Tantangan



Presentasi iklan bahaya rokok yg dilakukan oleh siswa dari setiap kelas selalu berbeda.                                Kreatifitas dan kesungguhan mereka dalam membuat iklan menjadi bahan pertimbangan pengamatan ku. Berawal dari ide muluk yg luar biasa . Dan tak selalu berakhir dengan kesepakatan konsep awal.  Terkendala waktu , komitmen dan kesungguhan menunjukkan gambaran daya juang mereka.          Semangat awal tetap bisa diapresiasi sebagai bentuk antusias dan diakhiri dengan tampilan iklan dan presentasi yg biasa saja.                                                                                                                     Apalagi konsep yang tertanam takut salah bu . o o belajar memang harus salah ketika tak pernah salah tak akan pernah tau kekuatan diri yg dimiliki dalam menyelesaikan masalah, menangani konflik individu dan berbagai hal yg berkaitan pengelolaan emosi remaja.                                                                         
Kerentanan remaja masa kini yg begitu mudah menyerah dan kurang daya juang menjadi keprihatinanku. Untuk itu tersirat dalam setiap materi yg menantang kusisipkan pesan moral melatih semangat dan daya juang mereka untuk menghadapi tantangan masa depan 

Sabtu, 25 Februari 2017

Ikuti Saja

Ikuti saja
Kalimat itu yang biasanya diucapkan orangtua saya ketika saya mengeluh tentang tuntutan sekolah yang begitu menekan
Dan ucapan ini terdengar lagi dari bibir siswaku yg telah menyelesaikan pendidikannya di lembagaku .
Sedikit mengulang memory lalu saat siswaku ini menjadi bimbinganku di jenjang akhir pendidikannya di tempatku mengajar. Berawal dari keresahanku ketika di setiap rapat guru namanya selalu tersebut.      Hingga harus menyelidiki dan bertanya yang mana sih anaknya kok " ngetop banget" ungkapku dalam hati . Di kls 7 dan 8 hanya bisa menjadi pengamat hingga ketika diberi kepercayaan untuk mengatur rotasi perpindahan kelas bagi siswa, uji nyali langsung kulakukan . Kutarik dia menjadi siswa bimbinganku walau dengan beberapa pertanyaan dari beberapa rekan, anak bimbingannya siapa sekarang dengan tatapan sedikit meledek . kujawab singkat dengan senyum simpul.
Tipe anak kinestetik yang belajar lebih suka mengeksplore lingkungan . Kesulitan demi kesulitan selalu dihadapi manakala tuntutan lembaga dan orang tua  adalah prestasi akademik dalam bentuk angka. Kejenuhan, putus asa , merasa tak dipahami menjadi beban tersendiri yang menggelayut pikirannya.
Perasaan tak ada yang memahami dirinya membuatnya tak memutus silaturahmi dengan ku.      Mengorbankan waktu sepulang sekolah dari jenjang pendidikan lanjutnya hanya sekedar untuk berbicara kepada pihak yang dirasa memahaminya. Tak selalu pun aku memberi solusi setidaknya hanya ingin didengar dan dipahami.

Team Kreatif

Teriakan riuh saling menyampaikan ide dan argumen untuk menjual gagasan dalam team kecil terbentuk .                                Sebelumnya memulai dengan mengkondisikan situasi sebagai team kreatif. Ketika minggu sebelumnya sudah melakukan kegiatan dengan metode debat aktif pro kontra rokok.                                                      Bahkan beberapa menagih untuk melakukan kegiatan seperti itu lagi. Tantangan hari ini adalah untuk membuat iklan " bahaya rokok"                                                                   

Dan kalian adalah orang2 kreatif yg terpilih untuk membuat iklan tersebut " ungkapku dalam kelas.                                                    Ibaratnya saya adalah pemilik modal yg butuh agen iklan untuk bisa membuat iklan ttg bahaya rokok.                                           Lakukan dan buat iklan semenarik mungkin sehingga sy terkesan " lanjutku lagi. Apabila sy suka iklan yg kalian buat sy pasti akan memakai team yg sama lagi.                                                          Begitu prolog yg kusampaikan kepada siswa/i ku.                 Mengkondisikan situasi sekaligus memantik kreatifitas mereka. Dengan team kecil yg terbentuk mulai terlihat diskusi seru yg terkadang disertai dgn perdebatan kecil

                                                         Eksperimen "iklan bahaya rokok"

Tersirat dan Nyata

Cuaca ekstrem di ibukota mempengaruhi banyak hal.                   Tak dapat ditolak ketika kesehatan juga menjadi terganggu.       Hujan panas hujan lagi mempengaruhi kehadiran siswaku di sekolah. Tak jarang dalam satu hari dalam satu kelas kehadiran siswa tak bisa lengkap. Terjadi di suatu kelas yg kubimbing ketika kehadiran hanya sekitar 80% pada hari itu.                                  Dan yang tak hadir dengan alasan sakit.                               Memaklumi ketika sudah terjadi namun tetap menghimbau untuk tetap menjaga kesehatan tentunya.                                                 Memberi apresiasi kepada rekan wali kelas yg memotivasi siswa di kelasnya untuk menjadi generasi yg tangguh tak mudah putus asa dan memutuskan tak hadir di sekolah hanya karena situasi hujan . Jangan kalah dong sama kakek2 yg tetap semangat mencerdaskan generasi penerus walau hujan petir menggelegar.                        Harus mengacungkan 2 jempol untuk rekan sepuhku ini.         Walau sambil bercanda dan berbisik kusampaikan benarkah kita memang begitu tangguhnya atau karena kehadiran kita berkaitan dgn tunjangan yg akan didapat?                                                Hanya individu dan Allah yang tau niatnya .