Selasa, 27 Desember 2011

Motivasi atau intimidasi...???

Hari terakhir di penghujung semester ganjil di lalui dengan kegiatan yang menyenangkan karena ada penghargaan bagi siswa-siswa yang memperoleh prestasi baik . Suatu kemajuan yang sangat berarti yang dahulunya tak pernah dilakukan hal demikian . Meskipun tak selalu sempurna karena dengan ketidak sempurnaan itulah akan selalu di lakukan perbaikan -perbaikan. Sebagai bahan untuk evaluasi. Tetapi cukup kaget juga ketika mendengar amanat dari pembina upacara yang memberi informasi tentang ( KKM) di sekolah ku yang akan naik terus dari tahun ke tahun. Terbayangkan olehku bagaimana panik dan galaunya siswa/i ku untuk dapat mencapai standar kkm dan juga beban dari orang tua untuk memacu semangat belajar putra-putrinya. Jadi ingat beberapa waktu yang lalu sebelum ujian akhir semester dimulai , ada suatu kejadian yang dapat dijadikan perenungan. Manakala ada sms masuk ke hp rekanku yang isinya agak menyayangkan sikap rekanku yang merangkap wali kelas anaknya . Orang tua siswa tersebut melihat begitu tertekannya anaknya yang harus menghadapi ujian akhir. Sehingga sering hal-hal yang harusnya dilakukan oleh remaja seusianya jadi dilewati demi bisa meraih nilai terbaik, hingga akhirnya orang tua tersebut menjadi panik karena mengamati buah hatinya tak lagi seperti umumnya remaja normal malah terlihat tertekan dengan "motivasi atau intimidasi " dari walikelasnya untuk belajar dan terus belajar. Aku pun tak tau sebenarnya harus memberi motivasi atau mengintimidasi agar siswa/i mau belajar dengan tekun . Hanya pencerahan yang terjadi manakala selesai membaca satu buku yang sangat inspiratif " Sekolahnya Manusia" buah karya Munif Chatib seperti terbangun dari tidur panjang yang melelahkan karena ternyata selama ini tak mengajar dengan benar justru berlaku seakan-akan mengajar paling merasa benar . Tak mengindahkan kebutuhan yang diajar, bahwa merekalah yang harusnya paling dipahami kebutuhannya malah diperlakukan hanya sebagai objek untuk sebuah citra nama baik sekolah, guru dan gengsi kepala sekolahnya. Lantas dimana sebenarnya meletakkan kata-kata motivasi yang tepat agar siswa tak merasa dianggap hanya sebagai objek dari suatu gengsi para pengajarnya . Kembali pada semboyan Tut Wuri Handayani yang pernah diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara lebih lengkapnya adalah ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani sehingga menjadi sangat indah manakala pendidik dapat memberi teladan ketika ada di depan, memberi motivasi dan sumber inspirasi saat di tengah dan selalu memberi motivasi dan dorongan sesuai potensi siswanya saat siswanya berada di depan...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar